Meraki - Wee!! - OM!

By Spacyzi

5.1K 597 109

βπ‘Ήπ’‚π’ˆπ’‚π’Œπ’– π’•π’‚π’Œ 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒂𝒅𝒂 π’…π’Š π’…π’‚π’π’‚π’Žπ’Œπ’–. ❞ γ€ŒβΈ™ΝŽγ€ π˜Ώπ™„π™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ό gadis Masa lalu,berusaha... More

Pr ol og
Introduction
wee!! - Introduction
Lesson 1 /1-1
1 - 2
1-3
1-3,2
1-3,3
1-4
PROFILE!
1-5 <<Special>>
1-6

1-1,2

415 61 2
By Spacyzi

—————
“Hingga ragaku menghilang,aku kan tetap mencintaimu.”

    MATANYA sayu,menatap sang puan, kala matanya terkatup sejak 12 menit lalu.

Tangannya terus menggenggam erat sang puan,maniknya menatap lamat tubuhnya yang kini terbaring lemas.

Sejak kejadian ia tersengat,raganya sedari tadi menolak tuk bangun saat ini.

Matanya menatap sayu nan sendu,labiumnya sejak tadi tak menampakkan kegembiraan sama sekali.

“(Name),kamu tidak pulang ke rumah?” Toro bertanya,mereka kini sedang singgah di ruma sang puan yang kini telah terbaring di kamarnya.

(Name) terdiam,lidahnya kelu tuk sekedar menjawab 'tidak' maupun 'iya'.

Toro hanya bisa terdiam pula melihat (Name) yang kini di ambang kesedihan.

Entah mengapa,ia sedikit  Déjà vu
kala maniknya melihat sosok (Name). Biar begitu,ingatannya samar-samar akan dirinya.

Upi menghela nafas gusar,ia terduduk lalu memegang bahu (Name) lembut.

“(Name), sejujurnya aku sedikit heran denganmu. Kita baru saja bertemu,tapi kamu menganggap kami  Seperti keluarga sendiri. Saat seseorang dalam keadaan begini,kamu begitu khawatir.” Upi berucap dengan nada sendu.

(Name) menggigit bibir bawahnya dengan sedikit kesal,merutuki sendiri keinginannya.

Walau ia juga senang,kala orang yang ia benci kini tak lagi mengenalnya. Kakak Amu datang dengan membawa 6 minuman.

“Kalian lama disini tidak apa-apa,toh juga biar nggak sepi-sepi banget. Amu juga bakalan senang walau ia sekarang tidur.” Sang kakak berucap seraya meletakkan nampan dengan minuman tersebut.

24 menit berlalu,kini jam menunjukkan pukul 16:27, laki-laki dengan rambut biru nan mata kucing tersebut menghilangkan rasa bosannya dengan memainkan alat musik.

Ribet amat nenteng gitar bang.

Gitar yang dimainkannya ialah gitar classic,dimana gitar tersebut ialah gitar yang paling dasar tuk dipelajari.

Jika kau dapat memainkan gitar classic,maka memainkan gitar electric dan acoustic bukan sesuatu yang tak mungkin.

“Jay suara lu enak juga awokawoakwoak.” Komentar Upi.

“Iya lah,lu pikir sapa?” Kiki berucap dengan sombong.

Upi yang kesal menarik - narik rambut Kiki,Kiki yang sedang memegang gitar tentu risih.

Kerusuhan mereka terdengar hingga telinga Amu,ia mengubah posisinya menjadi ke arah kanan seraya mengucapkan “B'risik..”.

Seluruh ruangan menjadi hening,tapi tidak dengan jantung (Name).

Jantungnya berdegup kencang,kala sang kendati membuka suara setelah sekitar setengah jam membisu.

Amu lalu tersadar,lalu segera bangun. Ia bingung melihat wajah terkejut teman-temannya.

“K-kok kalian disini..?” Tanya Amu kebingungan.

(Name) masih tetap membendungkan rasa senangnya,di kala ini,ia ingin memeluk Amu.

Tetapi ira urungkan,kala Upi telah duluan menghampiri sang puan.

(Name) tersenyum sendu,lalu berucap,“Maaf,entah mengapa setelah memegang tanganku kamu terdiam lalu ambruk di lapangan. Aku dan Upi membopong dirimu ke rumah.” Jelas (Name).

Amu menoleh pada sang empu,lalu mengeryitkan alisnya.

“Hah? Masa sih? Perasaan aku tidur deh ..” Amu berucap dengan santai.

(Name) hanya menaikkan bahunya pelan,lalu mulai berdiri.

Sho sedari tadi hanya diam melihat interaksi mereka.

Langkah kakinya mulai berjalan,tetapi di cegah oleh Amu.

“(Name),kamu (Name)?” Amu bertanya.

Secercah cahaya mulai timbul di mata kosong (Name),kiranya sang puan telah mengetahui jati diri aslinya.

Amu lalu mengerjap pelan,begitupun (Name).

“Kam-

“Kamu (Name) yang dimaksud.. Iya,kamu!” Amu mengangkat kurvanya.

Senyum kian merekah kala Amu berhasil menghentikan langkah sang puan.

Pandangan (Name) kembali kosong,tetapi senyum ya terus ia tetapkan terpatri disana.

“Um umm.. Di dalam mimpiku,aku bertemu dengan seorang malaikat? Entahlah,dia mengakuinya begitu.” Amu mulai bercerita.

Teman-temannya yang lain pun hanya memasang telinga mereka tuk mendengar lantunan cerita dari sang empu.

Alam bawah sadar Amu

Amu mengerjakan matanya beberapa saat,kini,di depannya terdapat sesosok malaikat(?) Dengan rupa ayu yang tersenyum.

Senyum yang menghiasi wajah ayu itu tak luntur sejak tadi, kebingungan pun melanda sang puan kini.

“Um.. Kamu Amu,ya?” Ia mulai membuka suara. Amu hanya mengangguk.

Ia terlalu kalut dalam bingung milikinya.

Perempuan dengan surai panjang itu menghela nafas,ia mulai berjalan lebih dekat ke arah Amu. Amu yang tak fokus, hanya bisa termenung disana.

Jika boleh jujur, tempat tersebut memang indah. Begitu indah,hingga matanya tak dapat teralihkan.

“Amu,kamu tidak mengenal (Name)?” Wanita tersebut bertanya,ia memegang pundak Amu dengan lembut.

Amu menggeleng pelan,sebelum ia teringat degan salah seorang temannya.

“Oh! Kenal,(Name) itu murid baru di sekolahku. Gatau juga sih yang kamu maksud siapa,namanya kan bisa aja nggak satu doang.” Amu berucap dengan nada penasaran (?).

Wanita tersebut hanya bisa menyunggingkan senyum ayunya.

Kala kesedihan mulai terpatri pada wajahnya.

“(Name) itu .. Sedikit ceroboh,ia ingin orang-orang yang di bencinya untuk menghilang dan tak mengingatnya.

Tapi,resiko tersebut justru berpengaruh pada orang tersayangnya. Tidakkah kamu bisa mengingat siapa (Name) itu?” Jelasnya sekaligus kembali bertanya.

Ami terdiam,lidahnya kelu tuk sekedar berucap 1 huruf saja.

Jantungnya pun kian berdegup dengan kencang,tak mengerti apa arti sesungguhnya dari sang puan di hadapannya.

“Singkatnya... (Name) itu,ingin menghilangkan ingatan kalian tentangnya. Bohong jika ia menjawab ingin membuktikan kesetiaan kalian.

Nyatanya (Name) itu,ia ingin kalian memang melupakannya. Alasannya? Bukankah dahulu kala kalian membuat banyak kesalahan pada (Name)?

Hingga ia memiliki trust issue yang berlebih hingga membuatnya stress. Amu,sadarlah akan apa yang ada.” Ia berucap,nadanya makin serius seiring pembicaraan bertambah.

Amu pun hanya bisa terdiam membeku di posisi yang sama.

Gadis di depannya ini,ia menangkup wajah mungil Amu,lalu menatapnya tajam.

Amu sedikit ketakutan dibuatnya. “Jagalah (Name), dirimu tidak tahu betapa berharganya kalian menjadi orang terkasihnya?

Saat masih bersamanya pun,kalian tega mengecewakannya?” Ia berucap,setelahnya melepas cengkraman itu dengan kasar.

Amu sedikit meringis,rahangnya terasa lumayan sakit akibat perempuan di depannya ini.

“Tolong,ya,Amu? (Name) benar benar rindu padamu,perasaannya terus bersedih kala melihatmu.

Jangan sia-siakan teman sebaik (Name). Jagalah dia.” Ia berucap,tak mengubah pandangannya. Melihat daun pohon berguguran,tanpa bersitatap muka dengan lawan bicara.

Lagi-lagi lidah Amu kelu,entah apa yang ia dapat lakukan untuk bisa keluar dari situasi seperti ini. Bingung melanda dirinya.

“B-baik.. Bisa aku keluar dari sini?” Amu bertanya dengan suara gemetar.

Perempuan tadi tersenyum,mulai berbalik dan berjalan kembali. Mengikis jarak antara mereka berdua.

“Tepati janjimu,Amu. Sama seperti (Name) yang menepati janjinya padamu.” Ia berucap,seraya memberikan sepucuk kertas dengan bunga merah yang begitu menawan.

Amu terkagum melihatnya.

“Ini adalah alam bawah sadarmu,kau sedang tidur.” Jelasnya. Amu hanya mengangguk.

“Anu,boleh aku tahu namamu?” Tanya Amu.

Bibir ranum wanita itu mulai terbuka,lalu terkatup kembali.

Ia lalu kembali berjalan ke arah depan,melihat daun-daun pohon kian berguguran.

“Ya,aku akan beritahukan namaku. Perkenalkan,yah,Amu.

























































“Akulah nenek buyut (Name).
Aku Lilith.”




AMU terdiam beberapa saat,sebelum ia pingsan pada alam bawah sadarnya.

—&

    CERITA berakhir, seluruh ruangan terdiam akan cerita Amu.

“Terlepas dari iya atau tidaknya mimpiku,(Name). Ini semua berkaitan denganmu,tidakkah begitu?” Kepala Amu mulai mendongak menatap sang empu.

(Name) tersenyum.

“Mungkin itu hanya mimpi biasa,Amu. Hiraukan saja,jangan dibawa ke hati.” (Name) melepas tautan tangannya dengan Amu,ia mulai berjalan pergi.

Meninggalkan kawan-kawannya, perasaannya kini benar-benar bercampur aduk.

“Kau lagi-lagi ikut campur,Lilith? Perlukah semua ini engkau lakukan?” Labiumnya tak kuasa menahan umpatan.

Dengan begini,memang pendekatan antar Amu dan (Name) menjadi lebih mudah. Tapi pendekatan bahaya pada mereka,juga akan besar.

T B C

1164 kata.

Yaaaa... Idk :/

Ok, chapter ini sgt garing kriuk nyres dan frik. Tp ak ttp publish karena ak syg jempol dan otakku.

Wohohohoo... Yaudah si gt aj,moga suka ya. Babai!!

-Leza.

Continue Reading

You'll Also Like

294K 8.7K 31
[Geminifourth area βœ”οΈπŸ”ž] END!! #geminifourth#gay#bxb BELUM DI REVISI TYPO BERTEBARAN!! Fourth adalah seseorang yang sangat pendiam,tidak banyak berbi...
452K 45.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
119K 8.5K 54
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
1M 83.7K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...