Kaisar mulai terbangun setelah sempat tak sadarkan diri. Kaisar memegangi kepalanya yang sedikit pusing, kemudian Kaisar mulai menoleh ke kanan dan ke kiri setelah pusingnya hilang. Yang pertama kali terlihat adalah daun dan ranting-ranting. Saat menoleh lagi, Kaisar melihat pepohonan dan semak belukar. Kini Kaisar tahu bahwa dirinya sedang berada di hutan.
Kaisar bangkit dan melihat kesekitar. "Ini di hutan, akan tetapi mengapa auranya begitu mencekam?"
"Hahahahahaha."
Kaisar langsung mengedarkan pandangan. Suara tawa itu sangat menggelegar akan tetapi wujudnya tidak terlihat. "Tunjukkan dirimu, Pengecut!"
"Hahahahahaha. Selamat datang di hutan hitam, di dunia iblis." Suara itu terdengar lagi akan tetapi tak ada tanda-tanda seseorang.
Sring. Sebuah serangan tiba-tiba menyerang Kaisar dari belakang. Kaisar pun langsung jatuh ke depan. "Sial!"
"Terima kasih sudah datang mencariku, Kaisar Ariga."
Kaisar bangkit lagi dengan amarah yang semakin meningkat. Sepertinya ia telah diseret masuk ke dalam dunia iblis. Dunia iblis ini pernah dijelaskan oleh buku Phoenix Putih. Dunia iblis adalah alam lain yang tak bisa ditembus oleh manusia biasa. Menurut cerita dibuku itu, yang seharusnya masuk ke dalam dunia iblis ini hanya Amora, karena hanya Amora lah yang bisa menembusnya. Dan dalam buku itu, Amora datang ke dunia iblis untuk menghancurkan suku iblis. Setelah itu buku tersebut tak menyelesaikan ceritanya. Lalu mengapa ia ada di dalam dunia iblis ini?
"Aku tahu kau adalah Raja Iblis. Tunjukkan rupamu." Kali ini Kaisar Ariga sudah memasang kewaspadaan tingkat tinggi.
Tak lama setelah Kaisar berucap seperti itu. Muncul asap hitam bersamaan dengan munculny sosok pria berjubah hitam. "Selamat datang, Phoenix putih."
Kaisar mengepalkan tangan. Ternyata benar, Haikal adalah Raja Iblis yang bernama asli Viath. "Ternyata benar kau."
Haikal tertawa terbahak-bahak. "Benar. Aku sengaja menukar jiwaku dengan manusia biasa agar keberadaan ku tak tercium oleh orang-orang spesial seperti dirimu. Dan aku berhasil, kau tertipu." Kemudian Haikal membungkuk memberi hormat. "Hormat hamba Yang Mulia Kaisar Negeri Alrancus. Maaf atas kelancangan hamba yang telah membawa Anda secara paksa masuk ke dalam alam ini. Dan maaf karena waktu itu hamba telah masuk ke istana tanpa menghadap pada Yang Mulia. Apakah Yang Mulia masih marah atas kejadian terakhir kali?"
Setelah itu Haikal tertawa terbahak-bahak. "Bagaimana? Sandiwaraku bagus sekali, bukan?"
Kaisar menatap tajam pada Haikal. "Kau cocok sekali dengan akting itu. Iblis bertopeng malaikat."
Haikal tertawa. "Aku memang malaikat. Malaikat kematianmu."
Dari tangan Haikal keluar asap hitam bercampur cahaya merah. Kaisar mulai waspada. Ia tidak memiliki pedang bayangan sekarang. Ia hanya bisa mengandalkan kekuatannya saja.
"Bersiaplah. Kau akan mati, setelah itu aku akan memiliki Sharma," ucap Haikal yang kini tak ada lagi senyum di wajahnya.
Kaisar mengepalkan tangan saat nama Sharma disebut. Ciuh, sampai matipun ia tidak akan pernah rela Sharma jatuh ke pelukan Haikal, atau bahkan siapapun. Ia tidak akan membiarkan Sharma menjadi milik siapapun. Sharma hanya miliknya seorang. "Hanya dalam mimpimu."
Pada saat yang sama, mereka saling menyerang. Kaisar kini lebih agresif dari biasanya. Kali ini Kaisar menyerang musuh dari segala sisi. Kaisar sedang berusaha mencari kelemahan Haikal. Meskipun serangan Kaisar sangat cepat, namun Haikal tetap bisa menghindarinya. Tak sia-sia dulu ia meminum darah gadis yang mati karena panah suci Amora.
Wush. Sring. Bugh! Kaisar Ariga terpelanting ke pohon saat serangan balasan Haikal mengenai dadanya. Kaisar terbatuk, tapi anehnya tak sampai batuk darah. Dengan kekuatan Haikal yang begitu kuat, seharusnya sekarang Kaisar sudah terluka parah.
Haikal mundur satu langkah karena terkejut. Ia merasa pukulannya sudah yang paling mematikan, tapi mengapa Kaisar Ariga hanya batuk biasa?
Kaisar bangkit sambil memegangi dadanya. Walaupun tak sampai mengeluarkan darah, akan tetapi tetap saja rasanya sakit dan sedikit sesak.
"Sial. Sepertinya sekarang aku tak bisa melawan dia sendirian." Haikal langsung bersila di tanah. Haikal memejamkan mata dan jemarinya membentuk segitiga kemudian diangkat ke langit. Setelah itu Haikal menyatukan tangannya lagi.
Kaisar kembali bersiaga. Angin mulai bertiup kencang. Ia menajamkan seluruh inderanya, baik mata maupun telinga. "Dasar licik. Kau memanggil kawananmu."
Benar saja, tak lama kemudian muncul beberapa sosok berbaju hitam. Jika dihitung mungkin sekitar 100 sosok hitam. Mereka memiliki tubuh seperti manusia, akan tetapi aura mereka menandakan bahwa mereka adalah iblis.
Masih memejamkan mata, Haikal mengarahkan telapak tangan pada Kaisar disertai oleh cahaya merah yang melesat cepat. Kaisar langsung melompat ke udara untuk menghindari serangan Haikal. Kaisar kembali menapak ke tanah dengan tangan terkepal kuat.
Haikal membuka mata. "Sekarang kau pasti akan kalah," ucap Haikal dengan sangat yakin.
Kaisar berdecih. "Kau terlalu percaya diri, Raja Iblis."
"Serang!" perintah Haikal pada seluruh pasukannya.
Kaisar langsung bertindak. Kaisar mengeluarkan jurus terakhirnya. Untuk melawan 100 suku iblis, Kaisar membutuhkan seluruh tenaganya. Hanya ada dua kemungkinan, seluruh iblis ini mati dan kekuatan Kaisar habis, atau seluruh iblis mati, kekuatan Kaisar habis total, dan Haikal tinggal membunuhnya. Semuanya tidak ada yang bagus untuk Kaisar. Akan tetapi Kaisar yakin akan ada keajaiban. Ia yakin dengan kemampuannya sendiri.
Kaisar memejamkan mata, memusatkan seluruh kekuatannya pada tangan, kemudian ....
"Hyak!!" Kaisar mengeluarkan seluruh kekuatannya lewat setiap pori-pori tubuhnya. Cahaya kekuatan Kaisar memancar kuat hingga para iblis itu terpental jauh. Hanya Haikal yang masih tetap pada posisinya.
Seluruh anak buah Haikal terluka parah. Mereka terbatuk dan muntah darah. Akan tetapi Haikal masih tersenyum lebar. Ia tak peduli tentang anak buahnya yang terluka. Ia yakin Kaisar Ariga telah kehilangan banyak energinya. Kini giliran dirinya yang melawan.
Haikal bangkit dan langsung menerjang Kaisar. Tangannya membawa bola asap hitam untuk dilemparkan pada Kaisar Ariga. Kaisar Ariga yang belum siap mendapat serangan mendadak tak bisa berbuat apa-apa. Kaisar Ariga mendapat pukulan telak itu dan langsung terpental lagi.
"Uhuk!" Kali ini Kaisar batuk darah. Tubuhnya sudah terasa lemas karena aliran kekuatannya belum pulih.
Tak ingin menunggu dan membiarkan kekuatan Kaisar pulih lagi, Haikal langsung menghajar lagi. Kali ini dengan kekuatan penuh. "Rasakan ini!"
Kali Kaisar bisa menahan dengan sisa kekuatannya, akan tetapi sayangnya ia tetap tidak kuat. Akhirnya dadanya terpukul dengan kuat hingga Kaisar muntah darah. "Uhuk!"
Pandangan Kaisar memburam. Ia terbaring di tanah sambil memegang dadanya. "Licik."
Haikal tersenyum, di telapak tangannya sudah terkumpul kembali asap hitam yang lebih gelap. Di dalam gumpalan asap hitam itu ada sebuah cahaya merah yang menyerupai petir. "Tak peduli apapun caraku, asalkan aku menang tidak masalah."
Kaisar membuka mulut lagi walaupun sudah banyak darah yang keluar. "Orang jahat tidak akan pernah bisa menang."
Haikal tertawa kali ini. "Tapi sepertinya sekarang tidak akan seperti itu. Kau tahu, orang baik cepat mati." Tak membuang waktu lagi, Haikal langsung mengarahkan serangannya pada Kaisar.
Mungkin ini adalah yang terakhir, Kaisar Ariga sudah tak memiliki tenaga lagi. Sebenarnya walaupun tak melawan Haikal, berdiam diri di hutan hitam akan menyedot energi positif yang dimiliki. Itulah sebabnya Haikal membawa Kaisar ke hutan hitam yang ada di alam iblis. Untuk yang terakhir kalinya, Kaisar menahan serangan Haikal agar tidak mengenai jantungnya.
Tapi tiba-tiba senyum Haikal luntur saat melihat cahaya gerhana bulan merah telah menerobos pepohonan dan dedaunan hingga menyapa kulit Kaisar Ariga. Kaisar yang masih memfokuskan diri tak menyadari hal itu. Yang Kaisar rasakan hanyalah kekuatan yang dialirkan tak ada habisnya. Tanpa disadari olehnya, tubuhnya melayang di udara. Cahaya putih menguar hebat hingga para iblis yang hendak menyerang lagi terpental jauh, termasuk Haikal yang terdorong ke belakang.
Haikal melebarkan bola matanya. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Dari punggung Kaisar Ariga muncul sayap menyerupai sayap burung Phoenix berwarna putih. Sayap itu melebar dengan gagahnya sedangkan mata Kaisar masih terpejam rapat.
"Tidak mungkin. Apakah ini malam gerhana merah Phoenix yang terjadi 100 tahun sekali? Apakah malam ini malam kebangkitan bangsa Phoenix?" Haikal tak menyangka malam ini adalah malam gerhana merah Phoenix.
Sedangkan di lain tempat. Pria tua yang sudah membungkuk menengadahkan kepala ke langit. "Malam itu datang. Aku merasakan kekuatannya. Sepertinya ada yang berubah dari sejarah sebelumnya. Seharusnya Amora yang melawan Raja Iblis. Tapi mengapa sekarang Phoenix putih? Takdir apa yang sedang terjadi?"
Sedih banget Guys. Malam ini Sely cuma bisa up satu episode. Maaf banget ya. Kayaknya sampai tanggal 17 Agustus, Sely belum bisa update dua episode. Maaf ya Guys. Atas pengertiannya terima kasih banyak🥰.