PLAYING WITH KTH [REVISI]

Bởi noonakimsheila

106K 8.1K 6.1K

[Follow sebelum membaca] Seorang gadis berusia 17 tahun bernama Lim Chayoung, hidup mandiri sejak ditinggalka... Xem Thêm

Welcome and Attention!
EPISODE 01
EPISODE 02
EPISODE 03
EPISODE 04
EPISODE 05
EPISODE 06
EPISODE 07
EPISODE 08
EPISODE 09
EPISODE 10
EPISODE 11
EPISODE 12🔞🔞
EPISODE 13🔞🔞
EPISODE 14
EPISODE 15🔞🔞
EPISODE 16
EPISODE 17
EPISODE 18
EPISODE 19🔞🔞
EPISODE 20
EPISODE 21🔞🔞
EPISODE 22
EPISODE 23
EPISODE 24🔞🔞
EPISODE 25
EPISODE 26
EPISODE 27🔞🔞
EPISODE 28
EPISODE 29🔞🔞
EPISODE 30
EPISODE 31
EPISODE 32
EPISODE 33
EPISODE 34🔞🔞
EPISODE 35🔞🔞
EPISODE 36
EPISODE 37
EPISODE 38
EPISODE 39
EPISODE 40
EPISODE 41
EPISODE 42
INFO MAZEEH
EPISODE 43
EPISODE 44
EPISODE 45
EPISODE 46
EPISODE 48🔞🔞
EPISODE 49
EPISODE 50
EPISODE 51
EPISODE 52🔞🔞
EPISODE 53
EPISODE 54
FYI
EPISODE 55
EPISODE 56
EPISODE 57
EPISODE 58
EPISODE 59🔞
EPISODE 60
EPISODE 61
EPISODE 62
EPISODE 63
EPISODE 64
EPISODE 65
EPISODE 66
announcement
EPISODE 67
Episode 68
Episode 69
Episode 70
Episode 71
Episode 72
Episode 73
Episode 74
Episode 75

EPISODE 47

962 141 114
Bởi noonakimsheila


Sesampainya di basement hotel, Taehyung memeriksa keadaan Chayoung. Ia menaruh satu jari telunjuknya didepan lubang hidungnya. Fyuh, syukurlah ternyata ia masih bernafas.

Taehyung merasa bersalah karna harus membuatnya pingsan, hanya dengan cara seperti itu agar sang gadis mau diam. Ya, Taehyung membekap mulut Chayoung dengan kain.
Bagaimana tidak dibuat pingsan, selama perjalanan ia terus berontak bahkan Chayoung hampir saja membunuh keduanya. Saking tidak bisa diam nya, hampir saja mobil Taehyung masuk kedalam sungai.

"Maaf sayang.." Sesal Taehyung mengusap surai Chayoung.

Cup

Satu kecupan mendarat di bibir sang gadis yang masih pingsan itu, Taehyung begitu heran dengan sikap sang gadis yang jauh berbeda. Benarkah dia gadis yang selama ini menjadi incaran Taehyung? Mengapa banyak sekali perubahan pada dirinya padahal mereka baru seminggu tidak bertemu. Sungguh kali ini membuat perasaan Taehyung menjadi gundah.

Keduanya masih di dalam mobil, Taehyung membuka borgol yang ada ditangan Chayoung kemudian ia keluar dari mobil.
Kali ini ia membawa Chayoung ke hotel yang cukup jauh, karena jika ia membawa Chayoung ke hotel tempat penginapan Taehyung yang di sediakan tuan Ok sudah pasti tuan Ok bisa menemukan jejak Chayoung begitu mudah. Taehyung sungguh tidak mau Chayoung pergi lagi meninggalkan nya untuk yang kedua kalinya.

Perlahan tapi pasti, Taehyung memapah tubuh Chayoung yang masih pingsan itu. Dengan mudah ia menggendong ala bridal style kemudian berjalan kedalam hotel.

Sesampainya didalam hotel, semua mata tertuju pada keduanya. Taehyung pergi ke resepsionis untuk menyewa satu kamar, dengan tatapan bingung pegawai hotelnya menatap Taehyung sedikit takut saat melihat ia menggendong Chayoung.

"Excusez-moi, je veux réserver une pièce VVIP..
(Permisi, saya ingin memesan satu kamar VVIP)" Ujar Taehyung menggunakan bahasa Prancis.

Kemudian Taehyung merogoh saku celananya lalu mengambil dompetnya, kemudian membuka dompetnya mengeluarkan satu Black card nya, hingga pegawai itu sedikit terkejut lalu akhirnya memberikan kunci kamar VVIP pada Taehyung. Bahkan pelayanan nya begitu ramah setelah tau Taehyung mengeluarkan Black card nya.

Dengan dibantu satu pelayan hotel, Taehyung tetap menggendong Chayoung.
Sesampainya didepan pintu kamar, pelayan hotel membuka kan pintunya kemudian memberikan lagi kunci kamarnya pada Taehyung.

"Merci, c'est un conseil pour vous. (Terima kasih, ini tip untuk anda.)" Taehyung memberikan tip sebesar 1000 Franc atau setara dengan 15.517.000 juta rupiah.

"Merci beaucoup jeune maître
(Terimakasih banyak tuan muda)" pelayan itu membungkuk hormat kemudian pergi meninggalkan ruangan.

Perlahan Taehyung menurunkan tubuh Chayoung ke ranjangnya. Sepertinya alam mendukung keduanya bertemu, bagaimana tidak.. sesampainya di hotel tiba-tiba hujan deras mengguyur kota Zürich itu, sudah dipastikan tuan Ok tidak akan mencari sang gadis dan ia akan lebih sibuk dengan pesta nya. Taehyung pun dengan aman bisa melepaskan rasa rindu pada sang gadis.

Taehyung menyelimuti tubuh sang gadis, ia begitu terpana dengan wajah Chayoung yang dibalut makeup tipisnya, sangat teduh terlihat olehnya.

Sembari menunggu Chayoung tersadar. Taehyung memilih untuk mengganti pakaiannya, ia hanya ingin menggunakan bathrobe, karena ia tidak bawa baju ganti, begitu juga dengan Chayoung. Ingin beli di Mall hanya saja dia begitu malas, jadi biarkan saja keduanya tanpa baju ganti, untung saja ada Bathrobe hotel. Segera Taehyung menggunakan telepon hotel untuk meminta dibawakan makan siang agar saat Chayoung bangun nanti keduanya bisa makan tanpa menunggu makanan itu datang.

Taehyung pun berjalan ke ruang tamu, sambil menunggu pesanan nya datang, ia lebih memilih menonton televisi.

*Chayoung POV*

"Aakkk...ssshh!" aku hanya bisa mendesis kala merasakan pusing dikepala ku, Ah.. aku ada dimana?

Aku berpikir sejenak seraya memegangi kepala ku yang sedikit pusing.
Dimana aku sekarang? Kenapa tempat ini begitu asing? Bahkan kepala ku sulit untuk mengingat.

"Apa yang terjadi denganku.."

Aku menyibak selimut yang menutupi tubuhku, untung saja pakaian ku masih utuh menempel di tubuhku, cukup lega rasanya.

Dengan berjalan sempoyongan, aku memberanikan diri berjalan keluar dari kamar.
Aku sungguh bingung, sebenarnya aku ada dimana?

Saat aku berjalan kesembarang arah, tiba-tiba manik ku menatap tak percaya pada pria yang ada dihadapan ku.. dan saat itu juga aku mengingat apa yang baru saja terjadi padaku.

Ya, Tuan Kim menculik ku. Aku dibawa kesuatu tempat yang aku yakin ini pasti sangat jauh dari tempat pesta ku.

Tuan Kim langsung terbangun dari duduknya kala melihat ku berjalan menuju ke arah nya, ia memegangi kedua lengan ku.

"Sayang.." aku menepis kedua tangannya yang memegangi lengan ku, dengan perasaan kesal aku menatap tajam wajahnya.

"Ini benar-benar tidak sopan tuan Kim! Anda menculik saya!" Aku berteriak karena saking kesalnya, namun ia hanya mengeluarkan smirk nya.

"Apanya yang tidak sopan? Apa ada larangan untuk ku membawa kekasih ku sendiri ketempat yang lebih nyaman dari pada pesta canggung tadi?!" Ujar Tuan Kim padaku yang sedang melototi nya.

Ada benarnya juga, pesta yang di adakan Ahjussi Taecyeon memang terasa canggung untukku, bahkan aku tidak mengenal seluruh tamu, hanya Tuan Kim saja yang aku kenal selebihnya hanya rekan bisnis Ahjussi semua, tak ada satupun teman ku yang datang, ya karena aku memang tidak punya teman di negara ini.

"Anda itu bukan kekasih saya Tuan Kim, berhenti melabeli saya sebagai kekasih anda! Sekarang antarkan saya kembali ke acara pesta sebelum Ahjussi Taecyeon menyadari jika saya pergi dari sana!" Kata-kata ku kali ini serius, aku sangat takut pada Ahjussi karena aku tidak mau mengecewakan nya.

"Dia tidak akan mencari mu sayang, dia sedang asik berpesta. Mari duduk dulu sayang, aku tau kepala mu masih pusing" tuan Kim menuntun ku ke sofa ruang tamu, aku hanya menurut karena memang kepala ku masih sedikit pusing.

Tak lama pintu di ketuk oleh seseorang, Tuan Kim langsung bangun dan membuka pintu.
Terlihat satu pelayan membawakan makanan yang begitu banyak kemudian ia pergi.

"Sayang, kita makan siang dulu yuk. Setelah itu kita kembali ke kamar" tuan Kim sibuk menyajikan makanan itu ke meja, aku hanya diam saja karena memang aku sangat lemas bahkan pusing. Efek kelelahan karena terus saja berontak padanya.

Tuan Kim mulai menyendoki makanan untukku dan untuknya. Dia bahkan tak segan-segan menyuapi ku.

"Aaa sayang aaaa" tuan Kim ikut-ikutan menganga saat menyuapi ku, mau tak mau aku membuka mulutnya karena memang aku sangat lapar.

"Good girl, makan yang banyak sayang.. lihatlah, aku juga makan." Tuan Kim memakan dengan lahap, aku hanya memilih diam. Namun saat melihat ekspresi wajah tuan Kim saat sedang makan membuat ku membuang muka lalu terkekeh karena merasa gemas. Untung saja ia tak sadar.

Kami memakan semua makanan yang ada di meja. Ya, tuan Kim terus saja menyuapi ku bahkan aku tak bisa menolak nya.

"Sayang, kita ke kamar yuk.." ujar Tuan Kim, ku balas dengan gelengan kepala tanpa berkata apapun.

"Bicaralah sayang, jangan diam saja seperti ini.. kau sungguh menyiksa ku jika begini" terlihat dari raut wajahnya jika Tuan Kim begitu sedih dengan sikap ku.

"Saya ingin pulang!" Hanya kata-kata itu yang terlontar dari mulutku, sebenarnya aku memang merindukan sosok Kim Taehyung didalam hidupku, namun jika aku kembali lagi padanya sudah pasti kehidupan rumit itu akan terulang kembali.

"Sayang.. bisakah hari ini saja kau sedikit menurut padaku, aku ingin melepas rinduku padamu.." mohon nya membuat ku sedikit luluh namun aku tersadar kembali, aku pasti akan membuat Ahjussi Taecyeon kecewa jika ia tau siapa Tuan Kim di kehidupan ku sebelumnya.

Tanpa berkata apapun, aku kembali ke kamar. Dan tuan Kim menyusul masuk kedalam.

Didalam kamarnya, aku hanya terdiam di sofa kamar, tak berbicara sepatah katapun. Aku sedikit kesal pada diriku sendiri, kenapa aku mempunyai ide meninggalkan ponsel di rumah, sekarang jika sudah begini aku kelimpungan sendiri.

Tuan Kim memilih duduk di tepi ranjang, aku pun berdiri dan ingin memarahi nya lagi.

"Saya ingin pulang tuan Kim!" Bentak ku padanya membuatnya mulai membuka suara.

"Mengapa kau terus meminta pulang sedangkan rumahmu ada didepan matamu.." ucapnya dengan menatap ku cukup intens.

"Pourquoi cet oncle est-il si têtu! ( mengapa paman yang satu ini begitu keras kepala!)" Karena aku tak mau Tuan Kim mendengar perkataan ku, jadi aku menggunakan bahasa Prancis agar ia tak tau jika aku sedang memakinya.

"Qui avez-vous dit Stubborn? Je? (Siapa yang kau bilang keras kepala? Aku?)" Ujarnya sambil menunjuk dirinya sendiri.

Aku terkejut kala mendengar tuan Kim berbicara bahasa Prancis, sungguh malu rasanya..

"Kau pikir aku tak bisa bicara bahasa Prancis?" Tanya nya begitu terdengar remeh tak lupa ia mengeluarkan smirk nya.

"Ternyata kau pintar juga berbicara bahasa Prancis.." ia terus memuji ku, aku hanya bisa terdiam.

"Belum ada sebulan, kau banyak berubahnya sayang.." aku hanya menatap nya tajam, kemudian aku menaiki ranjangnya.

"Bisa geser sedikit, kepala saya pusing.." tuan Kim pun menggeser tubuhnya membuat jarak antara aku dan dia, begini lebih baik.

Aku memeluk guling yang ada di sebelah ku, aku hanya terdiam lalu termenung memikirkan Ahjussi Taecyeon yang aku rasa ia sedang mencari-cari ku.








Sedangkan di gedung pesta Tuan Ok, semuanya tampak menikmati suasana pesta meriah. Taecyeon semakin fly karena ia menelan lagi ekstasi yang sempat ia minum di rumah nya, lalu tak hanya itu saja ia juga meneguk alkohol berkali-kali. Bahkan sekarang ia seperti orang gila, semua para tamu juga sama hal nya, memakai narkoba berjenis Heroin yang sudah di sediakan Taecyeon dan semua nampak menikmati acara tersebut.

Taecyeon pun sudah tak memperdulikan keponakan nya lagi, bahkan ia tak mencari sama sekali keberadaan Chayoung. Ia benar-benar hilang kesadaran sibuk dengan dunia nya sendiri.

•••

Didalam kelasnya, Jungkook hanya sibuk membuat sketsa di buku gambarnya. Meski jam istirahat telah tiba, namun Jungkook memilih berdiam diri didalam kelasnya.

"Wah akhirnya sudah selesai.." Jungkook mengukir senyum kala sketsa gambarnya sudah selesai, namun seketika itu juga dia langsung terdiam menatap gambarnya seraya matanya berkaca-kaca.

"Aku merindukan nya.." gumam nya pelan.

Sekira nya sudah dua hari sketsa itu ia buat, setiap kali ada waktu luang ia mencuri kesempatan untuk membuat sketsa tanpa seorang pun yang tahu.

Saat Jungkook sedang fokus memandangi sketsa gambarnya, tiba-tiba perutnya terasa sakit hingga akhirnya ia buru-buru berlari kecil menuju toilet kampus.

"Hei, Jungkook-ssi.." sapa hangat Nayeon pada Jungkook di depan kelas Jungkook.

"Hei Nayeon, maaf aku harus buru-buru.." Jungkook berlari seraya memegangi perutnya membuat Nayeon mengernyitkan dahinya karena heran.

"Ada apa dengannya?" Gumam Nayeon.

Karena merasa bosan, Nayeon pun masuk kedalam kelas Jungkook, kelas yang sudah lama ia tak kunjungi. Meski jurusan mereka sama, namun Nayeon lebih dulu masuk ke jurusan seni, dan Nayeon sudah ada di tahap Seni pahat patung, berbeda dengan Jungkook karena ia anak baru jadi ia masih berada di kelas Seni lukis.

"Wah aku jadi bernostalgia kalau masuk ke kelas ini.. dimana ya bangku Jungkook?" Gumam Nayeon seraya berjalan menyusuri setiap meja.

Saat berada tepat didepan meja yang membuat nya terpana melihat sketsa gambar seseorang, ia pun menghentikan langkah dan mulai mengambil gambar tersebut.

"Aaahh kyeopta, siapa yang menggambar ini?" Nayeon mengecek buku tersebut karena ingin mengetahui buku siapa yang ia pegang. Kemudian ia menyatukan alisnya karena melihat nama Jeon Jungkook dihalaman depan buku gambarnya.

"Ohh punya Jungkook, kenapa dia menggambar tubuh wanita.." Nayeon melihat secara detail sketsa gambar tersebut.

"Lim Chayoung.." gumam Nayeon saat membaca tulisan kecil di bawah gambar sketsanya.

"Apakah perempuan di gambar itu bernama Lim Chayoung?" Nayeon bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Saat Nayeon sedang memperhatikan dengan teliti, buku yang masih ia pegang itu tiba-tiba di tarik seseorang.

"Sedang apa kau?" Ucap Jungkook langsung menutup buku gambarnya, Nayeon sedikit terkejut.

"Joseonghamnida Jungkook-ssi, aku lancang karena melihat buku mu" Nayeon menunduk takut.

"Lain kali jangan sembarangan melihat karya orang lain!" Ujar Jungkook benar-benar ketus membuat Nayeon yang semula begitu antusias bertemu Jungkook langsung mempout kan bibirnya karena merasa bersalah.

"Ahh iya maaf, aku mengaku salah.." Nayeon hanya menunduk tak berani menatap wajah Jungkook.

"Tidak apa-apa kok, maaf kalau aku agak ketus." Jungkook berbicara selembut mungkin agar Nayeon tidak takut lagi padanya.

"K-kau sudah tidak marah?" Nayeon mulai memberanikan diri mendongakkan pandangannya, ia menatap wajah Jungkook yang penuh dengan senyuman.

"Untuk apa marah? Kau tidak salah apapun." Jungkook duduk di meja belajarnya, kemudian memasukan seluruh barang-barangnya yang ada di atas meja ke tas nya.

"Terimakasih dan maaf Jungkook-ssi.."

"Kau kenapa tidak ke kantin, ini kan sudah jam istirahat.." Nayeon mendaratkan bokongnya di kursi sebelah meja Jungkook.

"Aku tadi sedang fokus menggambar jadi tak mendengar suara bel istirahat." Jungkook menggaruk belakang lehernya yang tak gatal.

"Jinjjayo? Apa kau tak melihat kalau kelasmu sudah kosong? Wah, yang benar saja.."

"Tidak, tapi pas perut ku sakit dan ingin ke toilet aku baru sadar kalau ternyata sudah jam istirahat hehe"

"Ingin ke kantin bersama? Kebetulan aku belum makan siang, kau juga kan?" Nayeon berbicara dengan hati-hati berharap Jungkook tidak menolak ajakan nya.

"Boleh, aku memang belum makan dari pagi. Mari." Jungkook segera bangun dari duduknya kemudian berjalan lebih dulu keluar dari kelas menuju kantin.

Sesampainya di cafetaria, keduanya terduduk di meja makan yang tak jauh dari kasir, hingga keduanya memesan makanan yang mereka sukai.

"Jungkook-ssi, kau kan sudah seminggu di kampus ini. Apa kau sudah mempunyai teman?" Nayeon membuka percakapan sembari menunggu makanan nya datang.

"Teman? Kurasa belum ada, hanya saja aku baru berkenalan dengan mu dan beberapa mahasiswa yang sekelas denganku, itu juga tidak dekat." Jungkook berbicara tanpa melihat kearah lawan bicaranya, jari jemarinya ia mainkan di atas meja seperti mengetuk-ketuknya.

"Kalau begitu, bolehkah aku menjadi teman dekatmu? Karena kita juga asli orang Korea, siapa tahu kita punya banyak kesamaan.." Nayeon mengucap penuh harap dan ia menatap wajah Jungkook yang dingin.

"Teman dekat? Seperti nya aku akan memikirkan nya terlebih dahulu, dan biarkan semuanya mengalir dengan sendirinya." Ujar Jungkook begitu dingin membuat sesak di dada Nayeon karena merasa seperti di tolak, di tolak dalam artian pertemanan.

"Engg.. it's okay, tidak masalah. Semuanya memang memerlukan waktu jika kita ingin dekat satu sama lain." Nayeon tersenyum menunjukan gigi kelincinya mencoba menutupi kekecewaannya.

Tak lama makanan mereka datang, dan Jungkook sibuk mengunyah makanan sampai habis tak tersisa sedangkan Nayeon makan hanya sedikit karena merasa kenyang.

Kring

Bel masuk kelas berbunyi, baru saja sepuluh menit Jungkook dan Nayeon ke Cafetaria sudah berbunyi saja bel nya. Karena memang mereka telat makan siang, bukan waktu yang terlalu cepat namun mereka yang terlalu lambat.

"Nayeon-ssi, aku kembali kekelas duluan. Makanan nya sudah aku bayar, terimakasih sudah mengajak ku ke kantin." Jungkook terbangun, ia meninggalkan Nayeon yang belum mengucap sepatah katapun.

"Aish, anak itu membayarkan makanan ku.." Nayeon mengukir senyuman membuatnya merasa senang karena Jungkook begitu baik padanya meski terlihat sangat dingin.

•••

Chayoung mengerjapkan matanya, ia merasakan sesuatu memeluk pinggang nya. Saat membuka mata, ia begitu terkejut mendapati Taehyung yang memeluk pinggangnya dengan erat dengan keadaan tubuh mereka tidak menempel sedikitpun.

Ya, saat Chayoung merasakan pusing dikepalanya, ia memilih berbaring di samping Taehyung. Alih-alih hanya ingin merebahkan tubuh karena merasakan kepala pening, justru ia malah tertidur karena rasa kantuk.

Namun siapa sangka saat terbangun tubuhnya sedang di peluk dengan lengan nya.
Ingin marah namun nyawa Chayoung belum terkumpul.

Tanpa terasa, Chayoung memandangi wajah tampan Taehyung tanpa berkedip bahkan rasanya tangannya begitu gatal ingin menyentuh pucuk hidung mancung Taehyung.

"Schön (Tampan)" gumam Chayoung pelan menggunakan bahasa German.

"Apa artinya? Bahasa apa itu?" Ujar Taehyung tanpa membuka matanya, suara serak nan berat khas bangun tidur terdengar merdu ditelinga Chayoung membuat nya sedikit menjauhkan wajahnya dari hadapan Taehyung.

"Bahasa German, artinya Jelek." Bohong Chayoung membuat Taehyung mengerjapkan matanya.

Hari semakin sore namun hujan deras masih saja mengguyur kota Zürich, bahkan hujan itu semakin deras membuat rasa kantuk keduanya semakin meninggi. Bahkan Chayoung kini mulai kedinginan, padahal AC di ruangan tersebut sudah di matikan oleh nya.

Chayoung menggidikan bahunya kemudian mengusap-usap kedua lengannya. "Dingin, ya?" Tanya Taehyung memandangi Chayoung.

Chayoung hanya diam tak menjawab pertanyaan Taehyung.

"Kalau tak mau kedinginan, sini masuklah kedalam pelukan ku, disini sangat hangat." Taehyung mencuri kesempatan, namun Chayoung tak menggubrisnya, ia memilih turun dari ranjangnya.

"Mau kemana sayang?" Tanya Taehyung yang melihat Chayoung semakin jauh dari pandangannya, Chayoung benar-benar tak menjawab apapun membuat Taehyung hanya bisa mendengus kesal.

Taehyung pun menyusul Chayoung keluar, berjalan dengan hati-hati seraya mengintip apa yang dilakukan Chayoung.

Taehyung mengeluarkan smirk nya kala Chayoung berdiri di depan pintu menarik-narik knop pintu berusaha keluar dari hotel ini. Ia terkekeh karena merasa gemas pada sang gadis yang mencoba ingin kabur dari nya.

"Mau kemana sih sayang, kenapa buru-buru sekali, eoh?" Taehyung duduk di tepi sofa kemudian kedua tangannya bersedekap di dada memperhatikan Chayoung.

"Mau pulang!" Chayoung terus menarik-narik knop pintu berusaha agar bisa keluar namun hasilnya nihil, pintu itu tetap terkunci.

"Kau mau ini?" Taehyung mengulurkan satu kunci kamar hotel tersebut di jari tengah nya, dengan ekspresi wajah tengilnya ia mencoba menggoda Chayoung.

Buru-buru Chayoung berjalan ke arah Taehyung dan dengan cepat menyautkan kunci yang ada di tangan Taehyung namun ia gagal, secepat kilat Taehyung menarik tangan nya.

"Jangan bermain-main tuan Kim! Saya ingin pulang! Tolong berikan itu pada saya!" Chayoung murka, rahangnya mengeras serta ekspresi wajahnya cukup menakutkan, namun bukan Taehyung namanya jika tak bermain-main.

Taehyung berdiri mensejajarkan posisi nya tepat di hadapan Chayoung. Meski Chayoung terlihat gelisah namun ia berusaha tetap stay cool didepan Taehyung.

Taehyung mencoba mendekatkan wajahnya pada Chayoung, hingga Chayoung hanya bisa menelan kasar saliva nya. Seperti kesulitan bernapas karena jarak diantara keduanya begitu dekat.

"Aku sangat merindukan mu sayang.. bisakah kita memulai semuanya dari awal? Hanya kau dan aku Chayoung.." pinta Taehyung begitu tulus bahkan saat bicara kedua tangan nya menangkup kedua pipi Chayoung.

Chayoung menggeleng tanpa berbicara apapun, ia memilih diam karena tak tahu harus berbuat apa. Ia memang merindukan sosok Taehyung namun baginya jika memulai kembali hubungan dengan Taehyung sudah pasti masalah baru dan masalah yang belum kelar akan datang secara bersamaan.

"Maaf saya harus pulang!" Chayoung mendorong tubuh Taehyung belum ada berapa langkah Taehyung menarik lengan nya hingga Chayoung terjatuh didalam dekapan Taehyung.

Taehyung memeluk erat tubuh Chayoung bahkan terdengar isakan tangis pelan dari mulut Taehyung.

"Jangan pergi lagi, jebal." Mohon Taehyung pada Chayoung membuat Chayoung tanpa sadar ikut menitikkan air matanya juga.

Pelukan Taehyung begitu erat, seperti tidak ingin kehilangan Chayoung untuk yang kedua kalinya. Ia bahkan tak akan rela melepaskan pelukan hangat itu.

"Tolong lepas, ini sesak!" Chayoung memukul lengan Taehyung memohon agar Taehyung melepaskan pelukan nya, namun tak di gubris.

Kesempatan bagus untuknya, Taehyung yang sedang memeluk tubuh Chayoung kini sedikit membungkuk kedua lengannya memeluk kaki Chayoung kemudian menarik tubuh Chayoung ke atas bahu sebelah kiri Taehyung.

"Yaak! Anda mau apa! Turunkan saya!!" Protes Chayoung seraya kedua tangannya memukul punggung Taehyung.

Tak mengindahkan Chayoung, Taehyung menggotong tubuh Chayoung ke kamar hotel, lalu membanting nya begitu saja ke ranjang.

Taehyung langsung menindih tubuh Chayoung, kedua tangan nya menahan kedua pergelangan Chayoung.

"Lepas brengsek! Argh! Tolong.. siapa pun tolong.." Chayoung terus berteriak meminta tolong membuat Taehyung terkekeh gemas.

"Sekeras apapun kau berteriak, tidak akan ada yang mendengar nya sayang.." bisik Taehyung didepan telinga Chayoung.

"Lepaskan Tuan Kim, saya mohon!" Chayoung terus berontak bahkan tubuhnya menggeliat kesana kemari berharap Taehyung mau melepaskan nya.

Taehyung membuka bathrobe yang masih menempel di tubuhnya, kini ia shirtless hanya mengenakan celana boxer saja.

"Voulez-vous jouer avec moi, chérie? (Ingin bermain dengan ku, sayang?)" Taehyung mendekatkan bibirnya kedepan telinga Chayoung, ia membisik seraya meniup telinga Chayoung, sontak bulu-bulu halus di tubuh Chayoung berdiri karena merinding.

"Lepas brengsek!" Umpat Chayoung membuat Taehyung sedikit kesal namun malah jadi terangsang.

Taehyung yang sudah tak tahan menahan hasrat nya, ia langsung mencumbui leher serta telinga Chayoung, rasa kesal dan nafsu bercampur menjadi satu. Hal yang paling begitu ia rindukan adalah suara desahan gadis kecilnya, sungguh Taehyung begitu merindukan nya.

"Lepas! Ahh, bajingan kau Kim Taehyung aahh!" Chayoung tak bisa melawan, setelah Taehyung melepas bathrobe nya ia menarik lagi kedua tangan Chayoung hingga tangannya terkunci lagi.

"Chérie, soup.. appelez mon nom Aahh. (Sayang, mendesahlah.. panggil nama ku.)" Bisik Taehyung lagi dengan suara berat nya terdengar seksi karena ia berbisik seraya mendesah

"Hentikan Kim Taehyung hiks hiks" Chayoung terisak, ia menangis karena ia tak ingin kejadian lampau terulang kembali.

Taehyung pun menghentikan aktivitasnya, ia menatap sendu Chayoung.

"Kenapa menangis eoh? Apa kau tak merindukan ku gadis kecil?" Ucap Taehyung begitu lembut.

"Apa harus dengan cara seperti ini melepas rasa rindu, Tuan Kim?" Dengan nafas memburu, Chayoung berbicara dengan rasa sesak di dada pasalnya tubuhnya masih di tindih oleh Taehyung.

"Tidak ada cara lain lagi sayang.."

Taehyung menarik gaun Chayoung dengan mudah, ia tarik gaun itu dari bahunya hingga menurun memperlihatkan dada indah sang gadis. Semula Chayoung berontak, bahkan ciuman Taehyung tak di balasnya.

Lambat laun Chayoung mulai menikmati ciuman Taehyung, wajar saja jika ia mulai terpancing nafsu, sebab Taehyung terus memainkan puting payudara nya sampai mencuat.

Keduanya berciuman, memakan waktu yang cukup lama. Saling menumpahkan rasa rindu, meski baru seminggu lamanya mereka tak bertemu namun bagi Taehyung terasa seperti satu abad. Bukan berlebihan, Taehyung merasa jika dirinya ketergantungan akan sang gadis.

"Hmpph.." hanya terdengar suara lumatan kedua nya menggema didalam kamar hotel.

Chayoung tak lagi memikirkan paman dan acara nya, saat ini ia sudah terperangkap oleh Taehyung. Akan susah untuknya keluar, bahkan menggunakan jalur kabur pun tak akan bisa.
Ia sangat mengetahui sifat Kim Taehyung itu, dia orang yang pemaksa bahkan tak segan-segan melakukan apapun agar bisa mendapatkan yang diinginkan nya.

"Eunghh.. henti..aahh" sangat susah untuk Chayoung protes pada Taehyung, karena ia tak melepaskan lumatan bibirnya, membuat Chayoung kesulitan bernapas.

"Aku merindukan mu sungguh, kau tau aku hampir gila heoh! Emphh slurrp" disela-sela lumatan nya Taehyung masih sempat-sempatnya bicara pada Chayoung.


































































UP kalo vote tembus 60 vote dan 100 komen.

TBC.

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

8.7K 907 30
Ketika takdir kembali mempertemukan Anna dengan seorang pria tampan bernama Hwang Taehyung, yang tak lain adalah mantan kekasihnya. "Peraturannya cu...
67.3K 10.6K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
38.2K 1.6K 49
hanya menceritakan tentang lee eunji yg terkenal dgn sifat kemesumannya dan menyukai kim taehyung seorang laki-laki yg sangat populer di kampusnya da...
171K 8.5K 67
WARNING !! 🔞 Jeon Jungkook merupakan seorang ketua geng berandalan dari geng 97L dan anggota nya yang bernama Jaehyun, Mingyu, BamBam, Yugyeom dan E...