Allo figure [HIATUS]

By Aguswistri

14.9K 1.4K 46

Ini hanya sebuah kisah klise yang menceritakan seorang gadis berusia 18 tahun yang jiwanya harus pindah ke da... More

WARNING!!!
Prolog
01. Mati?
02. Kakak?
03. Aileen Dwi Sadega
04. Who Is the Antagonist?
05. °°°°
06. Aileen & Adelina
Cast
07. They're back home
08. First Day Of School
10. Uks
11.
12. /a(8; -a=3)a#
13. Kantin Sekolah
14. Kantin Sekolah Pt. 2
15.
16.

09. New Friend (?)

676 66 5
By Aguswistri


Selamat membaca^^

Jangan lupa votmen ya! Biar Ebi mangkin semangat nulisnya ~ makasih ^^

°°°°

(Pict by Pinterest)

"Kelas si Aileen dimana sih?!" Aileen menghentak hentakan kakinya karena kesal tak kunjung menemukan kelas Aileen yang asli dimana. Tak ada orang yang bisa Aileen tanya disini, karena mungkin kegiatan belajar mengajar sudah dimulai.

Tadi hampir saja Aileen tidak bisa masuk ke sekolah karena gerbang akan segera ditutup, untungnya security penjaga gerbang mengizinkan Aileen masuk karena bel belum berbunyi. Tapi baru saja Aileen menginjakan kakinya di lobby sekolah, bel masuk langsung berbunyi dan beberapa murid tersisa yang masih diluar kelas segera bergegas pergi ke kelas mereka masing masing, dan Aileen belum sempat bertanya pada salah satu dari mereka dimana letak kelas miliknya.

"Percuma sekolah gede tapi susah buat nyari kelas!" Kata Aileen yang kini malah mengomeli sekolah, padahal sebelumnya dia sangat kagum dan terus memuji bangunan sekolah yang menurutnya sangat keren dan elit seperti bangunan sekolah yang ada di drama yang pernah Aileen tonton.

"Ini lagi, kenapa malah nyasar ke toilet?!"

Cklek!

Aileen terkejut saat tiba tiba pintu toilet terbuka dan menampilkan seorang siswi yang seragamnya sedikit berantakan dengan lengan kemeja yang sedikit basah, Aileen bisa melihat bekas noda disana. Dan jika dilihat lebih teliti lagi, mata siswi itu sedikit sembab.

"Aileen?" Aileen tersentak saat siswi itu memanggil namanya.

"Hah? Eh! LO KENAL GUE?! YAAMPUN AKHIRNYA GUE DAPAT PERTOLONGAN! TERIMAKASIH TUHAN!!! Oh iya, gue mau tanya, lo tau kelas si Aileen dimana nggak? Maksudnya kelas gue!" Siswi itu menatap aneh Aileen sebentar sebelum menjawab pertanyaannya.

"Kita temen sebangku." Jawab siswi bername tag Diva syahira itu ragu.

"Eh? I-iya hehe, Gue tau. Tadi gue cuma basa basi."

"Aneh lo." Sebenarnya Aileen tak terima dikatai aneh, tapi Aileen tidak bisa mengumpati siswi itu sekarang karena dia sedang membutuhkannya untuk mengetahui letak kelas mereka berada.

"EH TUNGGU! Lo mau kemana?"

"Ke kelas lah, kemana lagi? Gue udah telat 10 menit." Jawab Diva lalu melanjutkan langkahnya dengan cepat.

"TUNGGU!" Diva berdecak kesal karena lagi lagi Aileen meneriakinya. Dengan terpaksa dia kembali menghentikan langkahnya dan menatap Aileen malas.

"Apalagi?! Lo buang buang waktu gue tau ga?!" Aileen menipiskan bibirnya saat mendengar nada bicara Diva yang terlihat kesal. Sepertinya calon temanya ini memiliki sifat galak.

"Ehhehehe, bareng ya?" Diva hanya berdecak lalu kembali berjalan. Sementara itu, Aileen yang merasa bahwa Diva mengiyakan pertanyaannya segera mempercepat langkah agar bisa berjalan beriringan dengan Diva.

'Kampret, ternyata dia tinggi juga.' Batin Aileen saat berjalan di samping Diva.

'Coba kalo gue yang dulu, pasti tinggian gue daripada si Diva. Lagian salah si Aileen juga punya badan kok bantet!' - Aileen

"Eh! Lo mau kemana?"

"Hah?" Aileen menoleh ke sampingnya dan tidak menemukan keberadaan Diva.

"Kelasnya kelewatan, bego." Aileen menoleh ke belakangnya dan melihat Diva yang sedang berdiri dihadapan sebuah pintu yang diatasnya terdapat tulisan kelas X-2.

Ah, pasti gara gara Aileen terlalu fokus dengan pikirannya sampai tidak menyadari bahwa mereka telah sampai di kelas.

" Nggak usah bilang gue bego juga kali." Kata Aileen yang kini sudah berdiri di depan Diva.

"Ya lagian, mikirin apasi sampe nggak fokus." Kata Diva lalu mengetuk tiga kali pintu di depannya. Setelah mendapat jawaban dari dalam, Diva lalu membuka pintu kelas dan menghampiri guru perempuan yang sedang mengajar, dan Aileen hanya terus mengekori Difa di belakang.

(Pict by Pinterest)

"Maaf bu kita telat, tadi Aileen tiba tiba sakit perut dan menyuruh saya untuk mengantarnya ke toilet." Aileen menatap tak percaya pada Diva yang malah mengkambing hitamkan dirinya.

"Ya sudah, kalian boleh duduk." Kata guru itu singkat lalu kembali melanjutkan pelajaran.

"Terimakasih, bu." Kata Diva sedikit membungkuk lalu berjalan ke arah bangku yang paling belakang dan lagi lagi Aileen hanya mengikuti Diva.

"Lo kenapa malah numbalin gue?!" Tanya Aileen dengan suara tertahan. Kini mereka telah duduk di bangku mereka berdua. Aileen menghela nafas kesal karena Diva tidak menjawab pertanyaannya dan malah fokus mengeluarkan buku dan alat tulis miliknya.

Aileen memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi tentang Protista. Ternyata materinya tidak berbeda dengan materi yang ada di dunianya dulu saat Aileen masih kelas 10. Aileen akhirnya memilih untuk tertidur karena dia sudah sangat hafal tentang materi ini. Karena posisinya yang paling belakang, membuat Aileen semakin leluasa dan tidak takut akan ketauan oleh guru yang sedang mengajar.

Satu jam kemudian, pelajaran pertama pun berakhir.

"Nah anak anak, sekian materi kali ini. Jangan lupa kerjakan tugas dari halaman 111 sampai 113, besok hari kamis jangan lupa dikumpulkan. Sebelum ibu pergi ada yang perlu ditanyakan?" Salah satu siswa dikelas mengangkat tangannya dan bertanya.

"Bu, minggu depan kan ulangan, kenapa malah ngasih tugas? Mana banyak lagi."

"Ini buat nilai tambahan, jadi untuk pelajaran ibu tidak akan ada remidialan bila kalian mengerjakan tugas ini. Ada yang mau ditanyakan lagi?"

"Tidak bu." Jawab semua murid membuat Aileen terganggu dan bangun dari tidurnya.

"Baik, karena pak Bobi tidak masuk, jadi setelah ini kelas kalian tidak akan ada yang mengajar. Jangan berisik! Ibu tinggal semuanya." Beberapa saat setelah guru pergi, suasana kelas langsung ricuh oleh suara mengobrol dan bernyanyi.

Tidak di dunianya yang dulu atau sekarang, suasana kelas selalu ricuh bila mendapatkan jam kosong.

" Mau kemana?" Kata Aileen saat melihat Diva yang hendak pergi entah kemana.

Aileen memang ingin memiliki teman, tapi dia tidak tau bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain. Aileen takut melakukan kesalahan yang membuat orang lain menjadi tidak menyukainya. Bukannya mendapat teman, Aileen takut malah mendapatkan musuh. Tapi sepertinya Aileen bisa berteman dengan Diva karena perempuan itu adalah orang pertama yang Aileen ajak mengobrol di sekolah ini.

"Perpus." Jawab Diva singkat lalu pergi keluar kelas sambil memasang earphone dikedua telinganya.

"Perpus? Tunggu weh! Ikut!" Walaupun sifat Diva memang sedikit ketus, tapi sepertinya dia bisa menjadi teman yang baik.

°°°°

"Wah~ banyak buku ternyata." Aileen menatap perpustakaan sekolah yang cukup luas, ada banyak rak berjejer yang penuh dengan berbagai jenis buku.

"Norak, namanya juga perpus ya pasti banyak buku." Aileen menoleh pada Diva yang sedang menatap Aileen sekilas.

'Lah? Ni anak bukannya lagi pake *irpon?' Batin Aileen.

[*Earphone]

"Ya gue juga tau ini perpus, maksud gue buku bukunya nggak sebanyak di perpus SMA gue dulu." Jawab Aileen sambil memilih milih buku disalah satu rak di dekatnya. Ternyata ada rak novel juga! Kebetulan Aileen ini adalah seorang gadis pecinta buku novel dan teori saat masih di dunianya dulu.

" Hah? Maksudnya?" Kata Diva merasa aneh dengan ucapan Aileen.

"Hah? Apaandah?" Aileen yang sadar bahwa dia lagi lagi keceplosan hanya berpura pura tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Diva, dan untungnya gadis itu tidak kembali bertanya dan fokus dengan buku yang ada di tangannya. Setelah memilih buku pilihan masing masing, mereka lalu duduk dibangku yang telah disediakan di perpus.

Mereka berdua terlarut dengan dunia mereka masing masing hingga tak terasa bel istirahat berbunyi. Aileen merasa perutnya minta diisi sekarang, tapi Aileen tidak tau dimana letak kantin berada. Jadi Aileen memutuskan untuk menunggu Diva supaya bisa pergi ke kantin bersama. Lagipula Diva pasti merasa lapar kan?

Kruyukk

Aileen mengusap perutnya yang baru saja berbunyi karena lapar, lalu menatap Diva yang masih fokus membaca bukunya.

"Diva,"

"Diva," Aileen terus memanggil Diva sambil sesekali menyentuh lengan Diva dengan telunjuknya.

"Div-"

"Apaansih?! Bisa diem nggak? Lo hari ini ganggu banget perasaan."

"Maaf elah, gue cuma mau ngajak lo ke kantin."

"Sendiri aja kenapa sih? Jangan bilang lo juga lupa letak kantin dimana?"

"Siapa bilang? Gue tau kok. Gue kan udah lama sekolah disini! Yaudah kalo gitu, gue sendiri aja." Aileen lalu pergi setelah meletakan kembali buku novel yang tadi ia pinjam. Sebenarnya Aileen tidak tau letak kantin dimana. Tadinya Aileen ingin mengajak Diva. Tapi sepertinya gadis itu benar benar merasa terganggu dengan keberadaan Aileen. Jadi Aileen memutuskan untuk mencari kantin dengan bertanya pada siswa siswi lain.

Tapi bagaimana bila semakin banyak yang mengatainya aneh karena tidak mengetahui letak kantin padahal Aileen sudah hampir satu semester sekolah di sini?

"Kenapa ingatan si Aileen nggak masuk semuanya si! Masa memori tempat kantin nggak dimasukin segala? Padahal itu memori penting!"

Aileen meremas perutnya yang terasa sakit. Aileen hampir lupa bahwa penyebab Aileen demam waktu itu adalah karena telat makan.

" Mana si Aileen punya penyakit lambung lagi kampret! Masa gue harus pingsan cuma gara gara telat makan sih? Lemah banget." Aileen terus mengoceh sendirian dengan suara pelan di koridor sekolah, matanya mulai berkunang kunang dengan perut yang semakin sakit.

" Eh, lo kenapa?" Aileen merasa ada seorang laki laki yang menghampirinya, tapi Aileen tidak bisa melihat wajah pemuda itu dengan jelas karena matanya yang mulai kabur.

"Laper hehe."

Bruk!

'Malu maluin banget lo, lin.' - Batin Aileen sebelum pandangannya menggelap.

Sedangkan laki-laki yang tadi menghampiri Aileen langsung panik saat melihat Aileen jatuh pingsan.

"Heh! Bawa ke uks bangke! Malah diliatin." Laki-laki itu langsung tersadar saat salah satu siswi menegurnya.

Dengan segera ia mengangkat tubuh Aileen dan membawanya ke ruang kesehatan sekolah.

"Emang ya, laki-laki itu nggak peka." Siswi yang tadi berteriak melanjutkan obrolannya dengan kedua temannya.

"Iya, padahal jelas jelas si Aileen udah ambruk, dia malah ngebug dulu." Sahut temannya yang berambut pendek.

"Mungkin kalo lo nggak teriak tadi, itu si Aileen nunggu membusuk dulu baru ditolongin."

°°°°

Gue ngetik apaan yaampun 😭 Cringe banget😭 Tapi Mari kenalan sama tokoh baru~



°°°° Diva syahira

Pas baru buka Pinterest muncul foto kakak cantik ini. Langsung kepikiran buat dijadiin temen Aileen biar nggak sendirian. Cocok gak? Btw ada yang tau siapa dia?

Eh menurut kalian kalo 'Who's the antagonist?' aku bikin ceritanya gimana?

Makasih udah mau mampir hehe^^ tunggu chap berikutnya ya!
Kalo mau next ayo vote dulu! Nggak susah kok!

310725

"@03( :@;-35, ;--@( 3;@( =@&8 :3:@; 5@7&848 57-.

Continue Reading

You'll Also Like

808K 42.2K 47
Ini adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaan hingga berakhir dalam ikatan suci. Iqb...
45.3K 3.4K 19
Hal yang impikan sudah di tangan malah kecelakaan mobil buat Dia koid. Ketika Dia terbangun....... Bukan menjadi tuan putri kerajaan antah berantah...
895 69 9
[Transmigrasi Story with Sistem] [Slow Updet/sesuai mood] ••• Kayaknya ini bakal jadi proyek tulisan mangkrak deh. Tapi, dari pada numpuk di draft, m...
3K 249 23
Visual bayangkan sendiri !