PLAYING WITH KTH [REVISI]

noonakimsheila द्वारा

105K 8.1K 6.1K

[Follow sebelum membaca] Seorang gadis berusia 17 tahun bernama Lim Chayoung, hidup mandiri sejak ditinggalka... अधिक

Welcome and Attention!
EPISODE 01
EPISODE 02
EPISODE 03
EPISODE 04
EPISODE 05
EPISODE 06
EPISODE 07
EPISODE 08
EPISODE 09
EPISODE 10
EPISODE 11
EPISODE 12🔞🔞
EPISODE 13🔞🔞
EPISODE 14
EPISODE 15🔞🔞
EPISODE 16
EPISODE 17
EPISODE 18
EPISODE 19🔞🔞
EPISODE 20
EPISODE 21🔞🔞
EPISODE 22
EPISODE 23
EPISODE 24🔞🔞
EPISODE 25
EPISODE 26
EPISODE 27🔞🔞
EPISODE 28
EPISODE 29🔞🔞
EPISODE 30
EPISODE 31
EPISODE 32
EPISODE 33
EPISODE 34🔞🔞
EPISODE 35🔞🔞
EPISODE 36
EPISODE 37
EPISODE 38
EPISODE 39
EPISODE 40
EPISODE 41
INFO MAZEEH
EPISODE 43
EPISODE 44
EPISODE 45
EPISODE 46
EPISODE 47
EPISODE 48🔞🔞
EPISODE 49
EPISODE 50
EPISODE 51
EPISODE 52🔞🔞
EPISODE 53
EPISODE 54
FYI
EPISODE 55
EPISODE 56
EPISODE 57
EPISODE 58
EPISODE 59🔞
EPISODE 60
EPISODE 61
EPISODE 62
EPISODE 63
EPISODE 64
EPISODE 65
EPISODE 66
announcement
EPISODE 67
Episode 68
Episode 69
Episode 70
Episode 71
Episode 72
Episode 73
Episode 74
Episode 75

EPISODE 42

743 115 147
noonakimsheila द्वारा


Di bandara Incheon...

Pukul 06:00 KST

Jungkook dan Nyonya Jeon sedang menunggu pesawatnya, tanpa sepengetahuan teman-temannya ia pergi begitu saja meninggalkan Korea Selatan untuk beberapa waktu.

"Sayang, kau mau masuk universitas mana? Kau kan murid dengan nilai tertinggi sudah pasti banyak universitas yang ingin kau mau kesana, pasti ada beasiswa juga."

"Eomma, untuk apa pakai beasiswa? Aku masih sanggup kuliah dengan uang ku sendiri. Klub dan Cafe ku selalu ramai, dan sekarang yang mengambil alih keduanya orang kepercayaan ku."

"Kau percaya dengannya?" Tanya sang ibu begitu serius

"Percaya, dia sudah berpuluh-puluh tahun bekerja dengan Appa jadi aku pasti percaya."

"Mwo? Orang kepercayaan mu Pak Han?"

"Ya, hanya dia yang bisa ku percaya, jadi saat aku membuat klub dan cafe secara bersamaan aku menghubunginya lagi, dia menganggur jadi sebelum ada yang memperkerjakan nya lebih baik aku duluan saja yang mengambilnya."

"Pilihan yang tepat sayang, dia memang orang yang sangat bisa di percaya." Nyonya Jeon tersenyum begitu hangat, ia tak nenyangka jika anaknya sudah sangat dewasa bahkan dalam hal memilih ia tak pernah mengecewakan.

Jungkook sibuk memainkan ponsel seraya menunggu pesawat di kursi tunggu dengan empat koper yang mereka bawa.

"Sayang, kau sudah pamitan dengannya?" Tanya sang ibu membuat Jungkook menoleh kearahnya. "Pamitan dengan siapa?" Tanya Jungkook bingung.

"Orang yang sampai kau tangisi itu, apa kau sudah berpamitan dengan nya nak?"

Diam, Jungkook hanya bisa diam tak menjawab pertanyaan ibunya.

"Kenapa tak berpamitan sayang, itu akan semakin membuat rumit hubungan kalian."

"Dia lebih dulu pergi tanpa berpamitan Eomma, bahkan aku tidak tahu dia akan pergi kemana." Ujar Jungkook seraya memainkan kulit jari tangannya.

"Kau masih punya kebiasaan seperti itu sampai sebesar ini, kau tidak pernah berubah nak." Ucapan Nyonya Jeon membuat Jungkook heran, "Kebiasaan apa Eomma?" Tanya Jungkook yang bingung

"Itu lihatlah kulit-kulit jari mu seperti itu, apa tidak perih?"

"Hehe sudah terbiasa sejak kecil, aku pun tidak tahu kapan bisa berhentinya."

Kini Jungkook dan Nyonya Jeon sudah ada didalam pesawat first class menuju New York City.
Butuh waktu 14 jam 9 menit untuknya sampai ke New York.

"Chayoung.. kemana kau pergi sayang.." batin Jungkook yang sedang melamun melihat keluar jendela melihat pemandangan langit Korea.

"Sayang, perjalanan masih lama sampainya lebih baik tidur saja." Tawar sang ibu, Jungkook pun mengiyakan.

Jungkook dan sang ibu pun memilih untuk memejamkan mata menjemput mimpinya.

Tak terasa waktu terus berjalan hingga akhirnya pesawat mendarat dengan selamat  sampai di bandara John F. Kennedy, sepanjang perjalan Jungkook menggandeng tangan sang ibu, sedangkan keempat kopernya di bantu petugas porter sampai ke parkiran.

"Kita naik taksi kan Eomma?"

"Ani, nanti akan ada seseorang yang menjemput kita sayang."

Jungkook mengangguk-angguk paham, tak butuh waktu lama seseorang turun dari mobil menggunakan pakaian formal ia fasih berbicara bahasa Korea.

"Annyeonghaseyo Nyonya Jeon dan tuan muda Jeon, silahkan masuk." Sang supir membuka kan pintu mobilnya lalu menaruh koper nya kedalam bagasi mobil.

Pukul 20:00 EST

Selama perjalanan, Jungkook melihat keluar jendela terpukau dengan gemerlapnya kota New York, begitu padat penduduk namun kota nya cukup bagus dan ramai untuk di tinggali.

Sesampainya didepan rumah mewah, mereka pun turun dari mobil.

"Rumah siapa?" Tanya Jungkook seraya celingak celinguk memperhatikan rumah mewah itu.

"Rumah Eomma." Jawab sang ibu sekena nya. Jungkook hanya membulatkan mulutnya seraya bergumam "ohh".

Keduanya pun masuk kedalam rumah sang ibu, isi rumahnya begitu elegan dan besar tak heran untuk seorang Jeon Jungkook pasalnya rumah di Korea tak kalah jauh lebih besar daripada di New York.

"Kamar ku dimana?"

"Terserah, disini ada tiga kamar. Kamar Eomma sudah jelas di ujung sana." Ucap Nyonya Jeon seraya menunjuk ruangan di sebelah kanan nya.

"Diatas ada kamar kan?" Jungkook mendongakkan kepalanya manik nya menyisiri setiap sudut rumah.

"Ada, kamar diatas sangat besar."

"Oke, aku akan kekamar."

"Jangan lupa mandi, setelah itu kita akan dinner di restoran."

"Ne, Eomma."

•••

*Taehyung POV*

Dua hari setelah hilangnya keberadaan gadis kecilku, aku benar-benar terpuruk, bahkan seperti sudah tak bersemangat hidup. Di kepala ku terus terngiang dimana keberadaan nya? Apa dia pergi keluar negeri? Jika iya apakah dia mempunyai cukup banyak uang untuk pergi kesana? Lalu negara mana yang di kunjingi nya? Setahu ku dia hanya anak tunggal yatim piatu, dan setahu ku juga saudara nya di Busan tidak terlalu kaya jadi aku terus berfikir dibawa kabur kemana kau Chayoung, siapa yang berani membawamu pergi jauh? Kau tau detik itu juga dunia ku seperti berhenti berputar, aku terlambat menemukan mu.

"Pergi kemana kau sayang.."

Sejak kabar Chayoung pergi dan resign dari kantorku, aku tak pernah pergi lagi kekantor dan hanya menyendiri di kamar ku.

Tok
Tok
Tok

"Hyung, buka pintu nya. Kenapa kau menyendiri terus didalam."

"Masuklah, tidak dikunci."

Jimin masuk kedalam kamar Taehyung, ia cemas pada keadaan sang kakak.

"Hyung, sudahlah jangan terus seperti ini. Aku yakin Chayoung baik-baik saja." Ucap Jimin mencoba menenangkan ku.

"Ini semua salahku, andai saja aku tak melukainya sudah pasti dia tidak akan pergi meninggalkan ku!" Ucapku seraya meneteskan airmata.

"Teruslah menyalahkan diri sendiri Hyung! Dari pada seperti ini lebih baik kita mencarinya, kau mau ke Busan denganku? Siapa tau dia ada di Busan."

"Aku punya firasat kalau dia sudah tidak di Korea Jim." Ucapku benar-benar murung, lemas tak berdaya.

"Hah (Jimin menghela nafas) aku akan coba membantu mu mencari jejak kemana perginya Chayoung, kau makanlah dengan benar! Pola makan mu tidak teratur semenjak kepergiaannya, tenang saja Hyung dia tidak mati aku yakin wujudnya masih ada."

"Kalau begitu aku pergi Hyung, aku akan mencarinya sekarang."

Jimin pun pergi meninggalkan ku yang masih menangis dalam kesendirian. Gadis kecilku begitu tega meninggal kan ku sendirian disini, rasanya hati ku sakit sekali..

Saat ku sedang termenung tiba-tiba saja ponsel ku berdering, lalu aku melihat siapa nama yang tertera menelepon ku, ternyata partner bisnis ku.

📞; Annyeonghaseyo tuan Kim.

"Ya Tuan Ok, ada perlu apa?"

📞; Aku ingin mengundang mu ke Zurich, Switzerland. Di perusahaan ku yang sekarang, aku akan mengadakan pesta syukuran menyambut kedatangan ponakan ku. Bisa kau datang kemari? Sembari kita membahas bisnis kita kedepannya.

"Kapan acara akan di selenggarakan?"

📞; Minggu depan, aku berharap sekali tuan Kim bisa datang keacara ku, karna banyak sekali  pembisnis terkenal di penjuru dunia yang datang, siapa tau bisa jadi partner bisnis mu juga.

Taehyung terdiam, mencoba berfikir.

"Oke baiklah, aku akan kesana. Hitung-hitung sekalian liburan juga."

📞; Terimakasih tuan Kim, aku sangat menunggu kehadiranmu.

"Ne, tuan Ok, sampai bertemu minggu depan.

Tut

Telepon terputus, kemudian aku mencoba menjernihkan segala pemikiran ku, ini adalah peluang besar untuk perusahaan ku.
Berhubung aku juga ingin sekali mendirikan perusahaan disana, siapa tau tuan Ok mau membantu ku agar bisa menjalankan bisnis di negara orang.

•••

*Jimin POV*

Setelah aku mendengar kabar kalau Chayoung pergi entah kemana, seketika itu juga aku merasa dunia ku hancur.

Kesal, marah, menjadi satu. Aku melampiaskan amarah ku dengan membunuh orang-orang yang tak patuh dengan ku, sekira nya sudah tiga orang mati hari ini ditangan ku karna mereka membuat ku kesal.

Segera aku memeriksa CCTV rumah Chayoung, rumah itu kini diisi oleh keluarga Chayoung yang di Busan.

Dan satu lagi, aku memeriksa rekaman CCTV rumah sakit pada saat Chayoung masih dirawat.

"Yoona? Mau apa dia?"

Dalam rekaman Yoona datang disaat aku dan ketiga pria brengsek itu pergi ke Mall, ia mengelabui kedua bodyguard Jungkook. Dan seperti dugaan ku, pasti Yoona akan melakukan sesuatu hal yang akan mencelakai Chayoung.

"Fuck! Kenapa aku baru memeriksa CCTV nya sekarang. Berani sekali jalang itu ingin membunuh wanita ku! Sepertinya ini waktu yang tepat untukku menghabisinya."

Jimin terus memperhatikan rekaman itu, kemudian bibir nya mengukir senyum kala Chayoung begitu cerdik, ia selamat dari maut berkat kepintaran otaknya.

"Tenang sayang, habis ini aku akan membunuh Yoona. Dan aku akan mencari dirimu sampai ke belahan dunia manapun."

"Tunggu aku Lim Chayoung."

Jimin yang sudah geram mengambil pistol dan pisau, ia masukkan kedalam saku jaket nya. Setelah itu keluar dari rumahnya mengendarai mobil.

*Yoona POV*

Seminggu telah berlalu, aku baru sadar jika Chayoung bisa selamat ia tak mati dengan racun yang aku masukan kedalam botol infus itu, bahkan sekarang Chayoung pergi entah kemana. Tapi syukurlah aku merasa setidaknya saingan ku berkurang, dia pergi dan ku harap tak akan pernah kembali.

Kini aku sedang berada di rumah seseorang, menepati janji ku padanya.

"Sekarang aku sudah disini, kau mau apa?"

"Yoona, aku siap menjadi yang kedua kalau kau tidak mau putus dari Jimin. Aku akan melakukan apapun untukmu."

"Kau yakin Eunwoo?"

"Aku yakin Yoona, aku mencintaimu aku sudah membuktikan padamu kalau aku bisa menuruti semua perkataan mu kan, aku sampai mengkhianati sahabat ku sendiri." Eunwoo menatap ku tulus, pria itu begitu mencintaiku padahal sudah jelas aku sangat membenci nya karna kejadian masalalu ku.

_flashback on_

Saat dulu kelulusan junior high school, aku, Haerin, Eunwoo, dan Mingyu merayakan kelulusan dengan mendatangi acara seseorang paling populer disekolah, ia orang terkaya di sekolahan saat itu.

Saat itu aku dan Haerin hanya seorang gadis lugu yang hanya mengikut saja jika diajak oleh temanku, kebetulan pada saat itu yang mengajak kami adalah Eunwoo.

Sesampainya dirumah nya, kami semua disambut hangat oleh semua yang datang.

Tuan rumah itu bernama Mino, dia terkenal sebagai pria yang nakal namun karna kami diajak Eunwoo dan Mingyu kami jadi tak terlalu takut dengan nya.

Semula semuanya tampak baik-baik saja, sangat menikmati pesta kelulusan itu.

Namun tiba-tiba saja Mino memberikan ku dan Haerin segelas minuman, kami tak menaruh curiga sedikit pun karna minuman itu hanyalah orange jus. Kami meneguk habis minuman itu.

Sedangkan Eunwoo dan Mingyu di beri minuman beralkohol oleh nya, hingga keduanya mabuk dan tak memperhatikan kami berdua.

Lalu aku mulai merasakan pusing dikepala ku, hingga akhirnya aku pingsan dan ambruk begitu saja. Tak tahu seperti apa keadaan Haerin seperti nya ia juga mengalami hal yang sama.

Saat aku tersadar, aku sudah berada di dalam kamar dengan Mino dalam keadaan telanjang bulat.
Aku tak mengingat apapun dikarenakan aku pingsan.

"Mino apa yang kau lakukan padaku!!!" Teriak ku menangis histeris, Mino hanya menyeringai karna merasa senang.

Aku semakin menangis kala melihat sprei kasurnya terdapat darah segar dan cairan bening yang aku sendiri tidak tau itu apa.

"Tubuhmu benar-benar senikmat Morphine, Yoona."

"Terimakasih, karna kau masih perawan"

"Hiks hikss kau tega Mino, bajingan dasar brengsek!"

PLAK

Mino menampar pipi ku begitu kencang, ia sangat marah saat aku mengatai dirinya.

"Hei, berani sekali mulut sampah mu bicara seperti itu brengsek!"

"Kau jahat Mino hiks hikss kemana kau bawa sahabat ku Haerin!"

"Dia sedang di jamah kakak ku didalam kamarnya."

"Bajingan kau sangat bajingan!"

"Menangis lah sekeras mungkin, itu tidak akan mengembalikan apa yang sudah ku renggut Yoona."

"Tenang saja, kau tidak akan hamil. Aku tidak mengeluarkannya didalam."

"Dimana Eunwoo dan Mingyu! Kau pasti juga melakukan sesuatu padanya kan!"

"Mereka sedang pesta seks didalam kamar satunya dengan tiga wanita sekaligus."

"Tenang saja sayang, kalau kau mau menjadi pacarku hidupmu akan indah."

"Cih! Aku tidak sudi harus memiliki hubungan dengan pria brengsek seperti mu!"

Aku memakai pakaian ku kembali, berusaha mencari keberadaan Haerin, untung saja Mino tak mengejarku dia mempersilahkan ku pergi begitu saja.

Aku berjalan menahan rasa sakit di selangkangan ku, aku terus mencari keberadaan Haerin. Membuka satu persatu ruangan.

"H-haerin..."

"Lepaskah dia brengsek!"

Aku mendorong pria yang tubuhnya jauh lebih besar daripada ku, ia sedang menyetubuhi Haerin dengan keadaan pingsan.

"Bajingan! Dasar kakak adik bajingan!"

"Haerin bangun!! Kita pergi dari sini Haerin." Aku mengoyak-koyakan tubuh Haerin namun ia tak bangun juga.

"Wah bocah ini cari mati kau denganku?"

"Mino!!" Teriak kakak Mino hingga Mino datang menghampiri.

"Ada apa?" Tanya Mino santai seraya menghisap ganja.

"Foursome?" Tawar sang kakak dengan wajah mesumnya.

"Ide bagus" Mino memberikan ganja nya pada sang kakak.

Kemudian mereka mulai melancarkan aksinya dengan memperkosa kami berdua, tak lama Haerin terbangun dan menangis melihat kami berdua mulai di gagahi kedua kakak beradik itu.

Saat itu juga aku merasa dunia ku seperti berhenti berputar, aku mengutuk diriku sendiri agar tak perlu jatuh cinta pada pria, dan menganggap semua pria sama saja. Dan saat itu juga aku berjanji pada diriku sendiri akan menginjak-injak para pria yang mencoba takluk denganku.

Saat itu juga aku membenci Eunwoo dan Mingyu, karna mereka mengajak kami ke kandang singa yang siap menerkam kami tanpa kami sadari.

_flashback off_

"Baiklah Eunwoo aku menerima tawaran mu, tapi ingat! Aku tak akan pernah menaruh hati padamu! Sampai kapanpun aku membenci mu dan Mingyu.."

"Aku juga di jebak Yoona, minuman ku juga di taruh obat perangsang oleh Mino, kau terus menyalahkan kami sedangkan kami juga korban!"

"Sudahlah tak usah membahas masalalu, aku ingin muntah jika mengingatnya."

"Kau mau apa sekarang?" Tanya ku seraya tangan bersedekap di dada.

"Tinggal lah disini sehari saja."

"Oke."

Saat kami sedang berbincang tiba-tiba ponsel ku berdering.

"Wahh chagiya menelepon ku, ada apa ya?"

📞; Dimana kau?

"Kenapa Chagiya?"

📞; Bisa kita bertemu?

"Sekarang?"

📞; Ya sekarang, aku ingin ke apartement mu, tapi usir teman-teman mu yang ada disana. Jangan sampai mereka ada disana, aku merindukan mu, aku ingin melakukan seks denganmu

Deg

Aku tertegun dengan perkataan Jimin, baru kali ini semenjak kami berpacaran dia mengajakku, apakah Jimin mulai membuka hatinya padaku?

"Baiklah sayang, aku ke apartement ku sekarang"

Tut

Panggilan dimatikan secara sepihak oleh Jimin.

"Eunwoo mianhae, aku harus pergi sekarang, kita bertemu besok saja."

"Yoona, jangan. Aku punya firasat yang tidak enak."

"Apasih! Siapa kau berani mengaturku brengsek!"

"Lepas!" Yoona menyautkan tasnya kemudian keluar dari rumah Eunwoo.

*Author POV*

Dengan perasaan yang senang, Yoona begitu bersemangat membawa mobilnya menuju Apartement. Sesampainya disana, ia masuk kedalam rumahnya.

"Saebyok, Haerin. Bisakah kalian pergi dari rumah ku hari ini saja."

"Wae? Kau mengusir kami?" Ucap Saebyok tak senang.

"Jimin mau kemari, dia mengajak ku bercinta, aaah senang rasanya setelah sekian lama penantian akhirnya dia mengajakku hihi"

"Kok aku curiga ya." Sahut Haerin.

"Suttt sudahlah kalian berdua pergi cepat, keburu Jimin datang. Datang lah besok siang, aku ingin menghabiskan waktu ku dengan Jimin."

"Baiklah, kami akan pergi."

Saebyok mengajak Haerin ke klub, mereka pun pergi meninggalkan Yoona.

Yoona bersiap-siap memakai lingerie super seksi, tak lupa ia memoles makeup kemudian ia menyiapkan sebotol red wine untuk menyambut Jimin.

Tok
Tok

Ckreek

"Sayaangg" Yoona memeluk Jimin begitu erat, Jimin membalas pelukan itu.

Cup

Jimin mengecup lembut bibir sang gadis, ia tertegun melihat penampilan Yoona yang begitu menggoda.

"Sayang tumben sekali kau kemari." Jimin hanya tersenyum getir.

"I want you, Yoona." Bisik Jimin di telinga Yoona.

Jimin mendorong tubuh Yoona membuat nya terjatuh di sofa ruang tamu, kemudian ia mulai memainkan celana dalam Yoona.

"Sayang, kau tau aku benci dengan orang yang bermain-main denganku." Jimin mengambil dua sarung tangan dari saku jaketnya, kemudian ia memakainya.

"Kau tau kan aku mencintai seseorang?" Jimin memegang dagu Yoona, "Kenapa kau berusaha mencelakai seseorang yang aku cintai itu? Itu sama saja kau sedang mencari mati denganku kan!"

Yoona mulai takut dengan Jimin, semula yang tadinya ia begitu menggoda kini ia mulai bergerak untuk menjauhi Jimin.

Jimin bersikap santai, mau lari kemanapun Yoona akan tetap mati hari ini ditangannya.

"Kenapa mencoba kabur dari ku? Aku kan kekasihmu, apa kau takut denganku sayang?"

"Jimin-aah tolong jangan berbuat nekatt" Yoona terus berjalan mundur, padahal Jimin hanya berjalan santai tanpa memegang senjata namun ia sudah kalang kabut dibuatnya.

"Yoona, kemarilah, menungging sayang, kau tak lihat penis ku sudah menegang sedari tadi!"

"Tidak, aku tidak mau, kau menakutkan Jimin."

"Apa yang kau takuti sayang? Ini kan yang kau mau? Selama ini kan kau menggoda ku, kau ingin ku sentuh bukan?"

Jimin begitu menakutkan, sorot mata tajam, ia terus memunculkan senyum smirk nya.
Yoona seorang pembully namun tetap saja ia akan takut dengan seorang pembunuh.

Yoona berlari kekamarnya berusaha ingin mengunci pintu namun dengan cepat tangan Jimin mendobrak pintunya hingga ia masuk begitu saja.

Jimin mendorong tubuh Yoona keatas ranjang, kemudian ia menindih tubuhnya lalu mencekik leher sang gadis.

Ia begitu kesal hingga meremas kuat payudara Yoona.

"Aakk saa--kit" pekik Yoona kala ia di cekik begitu kuat.

"Sakit? Bagaimana rasanya jadi gadis ku yang selalu kau siksa! Yang kau coba bunuh itu!"

"Rasa sakit ini tak sebanding dengan penderitaannya selama ini!"

Dengan kelihaian tangannya, Jimin secepat kilat mengeluarkan pistolnya di balik jaket nya.

"Andwae, ku mohon jangan hiks hikss"

"Arrrhh TOLONGGG"

"Teriak lah yang keras Yoona, aku tau apartement ini kedap suara.."

"SIAPAPUN TOLONG AKU!"

"TOLONG AKU TIDAK MAU MATI"

"ARRRHH TOLONG JEBAL"

Jimin tertawa sumbang, ia semakin bersemangat akan membunuh sang gadis yang begitu ketakutan.





























*DOR

*DOR

*DOR

Tiga kali tembakan itu tepat menembus jantung, vagina dan wajah Yoona, ia mati mengenaskan darahnya membanjiri ranjang nya.

Yoona tewas ditempat, diranjang nya tanpa busana. Tanpa rasa kasihan, Jimin mengecup bibir Yoona yang sudah mengeluarkan darah.

"Go to hell, baby!"

Tubuh Jimin berlumuran darah Yoona saat ia menembak darahnya muncrat sampai mengenai tubuh dan bajunya, untung saja dilemari Yoona banyak pakaian lelaki.

Seketika ia masuk kekamar mandi membersihkan tubuhnya, memasukan pistol, sarung tangan dan baju-bajunya kedalam kantung plastik hitam.

Ia pun sudah kembali bersih, penampilan nya segar kembali tak terlihat seperti orang yang habis membunuh seseorang.

Tanpa rasa bersalah ia keluar dari rumah Yoona memakai masker hitam, topi hitam dan pakaian serba hitam.






















































"KAU? SEDANG APA DISINI?"




















































UP kalo vote tembus 50 vote dan 100 komeng.

Tbc.

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

269K 21.2K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
55.6K 3.7K 24
Terdengar suara jeritan di sebuah gedung kosong yang jauh dari jalanan. Jeritan itu keluar dari mulut seorang pria yang sedang di ikat kedua tangan d...
8.4K 1.2K 27
[C O M P L E T E D] °°°° Kata orang, pernikahan itu sekali seumur hidup. Kata orang, kita akan bahagia jika menikah dengan orang yang juga mencintai...
in school Hyo Jihyo द्वारा

लघु कहानी

7.2K 907 35
Menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama park jihyo yang memiliki tingkah kocak yang menyukai teman sekelasnya bernama jeon jungkook. akankah...