PLAYING WITH KTH [REVISI]

Por noonakimsheila

106K 8.1K 6.2K

[Follow sebelum membaca] Seorang gadis berusia 17 tahun bernama Lim Chayoung, hidup mandiri sejak ditinggalka... MΓ‘s

Welcome and Attention!
EPISODE 01
EPISODE 02
EPISODE 03
EPISODE 04
EPISODE 05
EPISODE 06
EPISODE 07
EPISODE 08
EPISODE 09
EPISODE 10
EPISODE 11
EPISODE 12πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 13πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 14
EPISODE 15πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 16
EPISODE 17
EPISODE 18
EPISODE 19πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 20
EPISODE 21πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 22
EPISODE 23
EPISODE 24πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 25
EPISODE 26
EPISODE 27πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 28
EPISODE 29πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 30
EPISODE 31
EPISODE 32
EPISODE 33
EPISODE 34πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 35πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 36
EPISODE 37
EPISODE 38
EPISODE 39
EPISODE 40
EPISODE 42
INFO MAZEEH
EPISODE 43
EPISODE 44
EPISODE 45
EPISODE 46
EPISODE 47
EPISODE 48πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 49
EPISODE 50
EPISODE 51
EPISODE 52πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 53
EPISODE 54
FYI
EPISODE 55
EPISODE 56
EPISODE 57
EPISODE 58
EPISODE 59πŸ”ž
EPISODE 60
EPISODE 61
EPISODE 62
EPISODE 63
EPISODE 64
EPISODE 65
EPISODE 66
announcement
EPISODE 67
Episode 68
Episode 69
Episode 70
Episode 71
Episode 72
Episode 73
Episode 74
Episode 75
Episode 76

EPISODE 41

697 113 115
Por noonakimsheila

Masuk di chapter baru, yang artinya alur akan sedikit ada perubahan karna Chayoung akan proses mendewasakan diri, begitu juga Taehyung dan Jungkook. Untuk Jimin, kalian jangan tanya ya, sudah pasti dia masih gitu-gitu aja karna dia super duper terobsesi dengan Chayoung.

Kira-kira ada yang bisa tebak Chayoung pergi kemana?

Happy reading.



*Author POV*


Pagi hari telah datang, Taehyung begitu bersemangat karena gadis kecil nya sudah berjanji akan datang ke perusahaan pagi ini.

Dengan perasaan gembira, ia tak henti-hentinya bersenandung.

"Aah aku jadi membayangkan tubuh mungilnya memakai baju formal ke kantor ku, dia pasti sangat cantik hari ini." Gumam Taehyung menunjukkan ekspresi tata mic nya.

Taehyung berpakaian sangat formal, tubuhnya yang tinggi dan tegap dibalut kemeja putih serta jas hitam, ia tampak kebingungan memilih dasi yang akan ia pakai.

"Banyak sekali dasi ini, kira-kira gadis kecil ku sukanya aku pakai dasi yang mana ya?" Cukup lama Taehyung mencoba seluruh dasinya, hingga satu dasi berwarna hitam garis-garis putih bercorak hijau itu ia pilih.

"Selesai, apa aku tampan hari ini?" Gumam nya didepan cermin seraya menyisir rambutnya menggunakan tangannya.

Taehyung berjalan dengan penuh kharisma dan berwibawa, ia sungguh terlihat seperti boss besar yang mempunyai perusahaan besar dimana-mana, padahal kenyataan nya memang benar, dia orang terkaya nomer dua di Korea Selatan.

Sepanjang perjalanan, Taehyung begitu gugup bahkan berkali-kali dahi nya mengeluarkan banyak keringat, hanya ingin bertemu Chayoung tapi kenapa hatinya sangat tak tenang, bahkan sikapnya hari ini berubah, biasanya Taehyung begitu galak dan seram namun kali ini ia begitu ramah pada semua bawahannya. Bahkan ia senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"Aku tak sabar bertemu dengan gadis kecil ku."

Sesampainya Taehyung di kantornya, semua karyawan menyapa nya, biasanya ia hanya menunduk namun kali ini setiap karyawan yang menyapa di sapa balik olehnya.

Taehyung berjalan begitu berwibawa, hingga akhirnya ia sampai di depan pintu ruangannya.

"Sajangnim..." panggil sang sekertaris pribadinya yang berdiri di depan pintu ruangannya.

"Ada apa Hyejin?"

"Saya ada sesuatu untuk Sajangnim, ini sebuah titipan."

"Titipan? Dari siapa?"

"Lim Chayoung, tuan Kim."

"Chayoung?"

"Iya Sajangnim." Hyejin memberikan satu berkas itu pada Taehyung.

"Apa kau tau apa ini?" Tanya Taehyung yang penasaran, ia terus membulak balikan berkas itu.

"Maaf Sajangnim soal isinya saya tidak tahu sama sekali."

"Kapan dia memberikan ini padamu?"

"Tadi pagi ada tukang pos yang memberikannya."

"Kenapa perasaan ku tidak enak." Gumam Taehyung pelan.

"Terimakasih Hyejin, kau boleh pergi."

"Arasseo Sajangnim."

Taehyung masuk kedalam ruangannya, dengan rasa penasaran nya ia berjalan secepat kilat agar cepat duduk di kursi kerjanya.

Perlahan Taehyung membuka selembaran kertas pemberian Chayoung, matanya melalak kala melihat setiap kata demi kata yang di tulis sang gadis.
Seketika itu juga ekspresi wajah Taehyung berubah, sangat dingin, kelopak matanya bergetar, ia benar-benar tak menyangka akan begini akhirnya.

"SURAT PENGUNDURAN DIRI"

DENGAN INI SAYA YANG BERNAMA LIM CHAYOUNG
INGIN MENGUNDURKAN DIRI DARI PERUSAHAAN KIM GROUP

DIKARENAKAN SAYA AKAN BERPINDAH DOMISILI

TERIMAKASIH TELAH MENGIZINKAN SAYA BEKERJA PARUH WAKTU DI PERUSAHAAN ANDA TUAN KIM.

SAYA PAMIT UNDUR DIRI.

"Apa maksudnya ini?!" Suara Taehyung bergetar, ia tak percaya sang gadis yang sudah berjanji akan datang ke kantor nya pagi ini resign dari kerjanya.

Sontak dengan perasaan yang kesal, Taehyung melempar kertas itu dengan amarahnya. "ARRHH apa maksud mu Lim Chayoung!!!" Taehyung begitu marah, ia tak bisa mengontrol emosinya.

"Kemana kau sayang!" Buru-buru Taehyung menelepon sang gadis, menekan nomer nya namun hanya ada suara operator yang mengucapkan nomer tidak aktif.

Taehyung mengamuk, semua benda yang ada di atas meja kerjanya diacak-acak bahkan laptop pentingnya pun ikut terbanting kebawah lantai.

Saat Taehyung sedang mengamuk, tiba-tiba atensi nya tertuju pada satu surat kecil sepertinya surat tulisan tangan.

Segeralah Taehyung membukanya lalu membaca isi surat tersebut.

✉; Dear Ahjussi..

Maaf.. aku tau pasti Ahjussi marah besar karna surat pengunduran diriku, aku tau Ahjussi pasti kesal karna aku pergi begitu saja tanpa pamit.
Namun, sepertinya ini sudah saat nya aku menjalani hidup tanpamu, tanpa kalian semua.
Aku juga memberikan surat pada Jungkook. Ya, aku juga meninggalkannya Ahjussi.

Ahjussi... jaga kesehatan ya, jangan kebanyakan minum, jangan marah-marah terus nanti semakin tua..
Aku pasti akan sangat merindukanmu.
Kau tak perlu mengkhawatirkan ku Ahjussi, aku kini tinggal bersama paman ku disuatu tempat yang jauh dari Korea.

Teruslah hidup walau tanpa ku, aku ingin kau selalu bahagia Ahjussi.. tolong jangan bertengkar terus dengan Jimin Oppa dan jangan mengusik Jungkook, kau orang baik jadi jangan berbuat jahat ya Ahjussi.

Aku menyayangi mu, terimakasih untuk segalanya❤

"Kaauu!" Ucap Taehyung geram ia meremas kuat surat itu.

"Jadi yang kemarin adalah salam perpisahan mu untukku Chayoung?"

"Pintar sekali kau membuat ku senang setelah itu meninggalkan ku begitu saja!"

"Kau jahat sayang.. hati ku sakit sekali.."

"Arrhh kemana pergi nya kau gadis kecil!"

Taehyung menangis, tangisannya kali ini begitu terasa sakitnya bagi yang melihatnya.
Ia fikir hari kemarin adalah awal dari hubungan keduanya, ia fikir Chayoung mulai membuka hatinya untuknya namun ternyata dugaan nya salah.

Hati gadis kecilnya sangat susah ditebak, bahkan saat di Lotte World kemarin tak ada yang berbeda, ia tak menunjukkan hal yang berbeda dalam dirinya hingga membuat Taehyung tak menaruh curiga sama sekali.

"Kau pergi kemana sayang?"

Taehyung tak tinggal diam, ia menyeka air matanya lalu pergi begitu saja mengambil kunci mobilnya yang terlempar di bawah lantai karna tadi Taehyung mengamuk mengacak-acak benda yang ada di atas mejanya.

Didalam mobil dengan perasaan yang berkecamuk, ia tak memperdulikan akan seperti apa dirinya nanti jika ia membawa mobil begitu mengebut.
Yang terpenting ia bisa menemukan gadis kecilnya sebelum semuanya terlambat.

•••

Didalam rumah ibunya, Jungkook hanya berdiam diri didalam kamar nya, kamar yang sedari bayi ia tempati namun sudah dua tahun kebelakang ia tak menempatinya, ia memilih tinggal sendiri membeli rumah mewah yang tak jauh dari klub dan cafe pribadinya, namun semenjak ia mendekatkan dirinya pada cinta pertamanya, ia memilih pindah dan tinggal di apartement yang sama dengan sang gadis tanpa menjual rumah mewahnya.

Tok..tok..tok

"Sayang, buka pintu nya nak. Ayok sarapan" ucap ibunya begitu lembut didepan pintu kamar sang anak.

Jungkook tak menjawab padahal ia sudah bangun, ia hanya memilih meringkuk diatas ranjang, dengan segala pemikirannya Jungkook tak berhenti menangis sejak kemarin, matanya begitu sembab namun ia tampak tak perduli.

"Apa kau puas menyakiti ku Chayoung, apa kau puas?!" Gumam nya kesal dengan air mata yang terus mengalir.

"Terbuat dari apa hatimu itu? Kenapa secepat itu perasaan mu berubah, apa ini sifat asli mu!?"

Celoteh jengkel yang terlontar dari bibir Jungkook membuat nya seketika terkekeh, "Hei Jeon Jungkook, kenapa kau selemah ini? Hanya karna gadis kecil kau bisa menangis sampai seharian penuh, pabo."

Dengan tubuh yang lemas, Jungkook turun dari ranjangnya, ia memilih keluar dari kamar dan ikut bergabung dengan sang ibu yang sudah duduk di meja makan.

"Sayang.." sambut sang ibu begitu menyejukkan nya, Jungkook tersenyum menyembunyikan kesedihannya, begitu tenang ketika melihat senyuman sang ibu.

"Maaf tadi tak menjawab panggilan Eomma, aku sedang di kamar mandi." Ujar Jungkook berbohong.

"Tidak apa-apa sayang, mari makan. Tubuhmu kurusan, kau pasti tak memperhatikan pola makan mu." Nyonya Jeon mengusap-usap lengan Jungkook, suasana menjadi canggung karna sudah begitu lama Jungkook tak merasakan kasih sayang darinya  semenjak sang ibu masuk penjara.

"Kau mau mendaftar kuliah dimana sayang? Mau di Korea atau keluar negeri?" Tawar sang ibu mencoba mencairkan suasana.

"Sepertinya aku sudah tidak mau di Korea Eomma, aku ingin mencoba suasana baru." Jungkook berbicara seraya kedua tangannya sibuk memotong daging steak yang ada dipiring, tanpa melihat kearah sang ibu ia berbicara setelah itu mengunyah makanannya.

"Bagaimana kalau kuliah di New York? Kebetulan Eomma akan ada perjalanan bisnis di sana, kira-kira dua tahun Eomma akan menetap di Amerika sayang." Nyonya Jeon menurunkan sendok dan garpu yang sedang ia pegang, kemudian dengan serius berbicara menatap Jungkook.

"Apa kau mau ikut Eomma ke New York?" Tawar Nyonya Jeon penuh harap.

Jungkook terdiam, ia berfikir cukup lama. Kemudian ia mengatakan setuju lalu melanjutkan makannya lagi tanpa melihat ke arah sang ibu.

"Setuju, kapan kita akan berangkat?"

"Seminggu lagi sayang, persiapkan semua barang mu yang akan di bawa."

"Ya, hari ini aku akan kembali ke Apartement mengambil semua barang-barangku."

"Sekalian berpamitan dengan Chayoung.." batin nya.

Selesai keduanya sarapan, sang ibu berpamitan pada Jungkook akan berangkat ke kantornya.

"Anak semata wayangku, Eomma kerja dulu ya. Jangan berlarut-larut dalam kesedihan sayang, jika ada yang mengganjal dihatimu segera selesaikan dengannya.." ucap sang ibu yang seperti nya mengetahui apa isi hati sang anak, begitulah seorang ibu-- tanpa anaknya berbicara pun naluri seorang ibu akan mengetahui apa yang dirasakan sang anak.

"Hah (Jungkook menghela nafas kasar) Eomma hati-hati dijalan."

"Ne, dadahh~

Jungkook melambaikan tangan pada sang ibu yang sudah melajukan mobilnya.

Segera ia merogoh sakunya kemudian memegang ponsel, satu nomer ia tekan lalu mulai menelepon nya.

📞; Halo Jung, ada apa?

"Bisa kita bertemu? Dirumah ibu ku."

📞; Ne, aku berangkat sekarang.

"Gomawo"

Jungkook mematikan ponsel secara sepihak, ia masuk kedalam rumahnya. Memilih duduk diruang tamu, Jungkook menyalakan televisi tanpa menontonnya seraya menunggu seseorang yang ia telepon agar segera datang.

Tak butuh waktu lama, orang itu sudah sampai di rumah Jungkook. Masuk begitu saja tanpa permisi, ia sudah terbiasa seperti itu.
Dikarenakan mereka sudah bersahabat sejak kecil, merupakan hal yang wajar bagi seorang Yugyeom bersikap seperti itu.

"Ada apa Jung, sepagi ini memanggil ku?"

"Aku ingin kau mengembalikan aset penting Kim Taehyung."

"Wae? Mengembalikan begitu saja? Kau jangan gila Jung!"

"Mau seperti bagaimana lagi, aset itu sudah tidak penting untukku!"

"Kau jangan gila Jung, kau menyuruhku mengembalikan begitu saja pada Taehyung, apa kau mau menyerahkan ku padanya begitu saja? Itu sama saja kau akan membunuhku!"

"Kau bisa menaruh kembali berkas itu ke kantornya yang dibusan, sudahlah kau fikirkan saja bagaimana caranya agar berkas itu bisa kembali lagi ketangannya, itu sudah tidak penting lagi bagiku!"

"Jung, apa kau sehat? Ini bukan seperti Jeon Jungkook yang ku kenal!"

Ya, Jungkook seperti pasrah pada apapun, bahkan ia bisa berfikiran akan menyerahkan begitu saja berkas penting Taehyung padanya. Sepertinya ia tak memikirkan dampak nya.

"Aku tidak bisa memberikannya secara cuma-cuma, kalau kau melepas tanggung jawab itu, biar aku saja yang bermain-main dengannya!"

"Mau kau apakan berkas itu!"

"Mau aku jadikan cuan.." Yugyeom menyeringai, dengan seribu akal bulusnya ia sudah punya rencana yang akan ia jalankan untuk memeras uang Taehyung.

"Serahkan semuanya pada ku Jung, kau tau kan aku jagonya."

"Jadi, biarkan berkas itu berada di tangan ku sekarang. Aku menyimpan nya dengan sangat aman bahkan tak ada seorang pun yang tau, termasuk kau Jung"

"Terserah kau saja Gyeom, aku sudah tidak perduli. Itu sudah tidak penting."

"Baiklah, sudah tidak ada urusan lagi kan? Aku akan pergi."

"Kau kuliah dimana Gyeom?"

"Aku tidak kuliah, sepertinya aku akan menganggur dulu."

"Astaga, dasar madesu."

"Madesu? Apa itu?"

"MASA DEPAN SURAM"

"Hahaha bahasa mu terlalu aneh Jung! Sudahlah aku ingin pulang."

"Yasudah sana."

Kini Jungkook sendirian, ia sudah mandi dan rapih. Segera akan berangkat ke Apartement nya mengambil barang-barang yang akan di bawa ke New York.

Didalam mobil, Jungkook menyanyi walau suasana hatinya sedang murung tapi tak membuatnya tak menyanyi disaat lagu-lagu kesukaan nya terputar.

🎵neoman neoman neoman
salanghaessdeon naui jeonbuyeoss-eossdeon
neol apeuge haeseo
mianhae mianhae dasi dol-agal su eobsjiman
nan neoman nan neoman nan neoman
manh-i salanghaess-eossda🎵

"Aigoo, sudah suasana hati sedang tidak baik-baik saja lagu nya pakai mendukung segala." Gerutu Jungkook yang mendengarkan sepenggal lirik lagu dari Lee Hong-Gi yang berjudul Still Love You itu.

Apartement yang begitu terlihat kumuh itu sudah terlihat, tidak butuh waktu yang lama untuk Jungkook sampai disana.

Jantungnya berdebar kala ia kembali lagi kesana, rasanya sangat tak tenang, ia tak kuasa jika harus bertemu dengan sang gadis, namun ini adalah ucapan perpisahan terakhirnya. Seperti nya ini adalah keputusan terbaik untuk Jungkook sekolah di tempat yang jauh agar bisa mengurangi perasaan sakit hatinya.

Sesampainya didepan pintu unit Apartement Chayoung, ia mengetuknya berkali-kali namun tidak ada respon.

Sekira nya sudah 5 kali Jungkook mengetuk pintu, akhirnya pintu itu terbuka. Namun, bukan sosok Chayoung yang ada dihadapannya, melainkan seorang ibu-ibu sedang menggendong anak bayi sembari menimang-nimang sang anak, terlihat raut wajah kebingungan sang ibu melihat Jungkook hanya menatap diam.

"Siapa ya?" Tanya ibu itu.

"Kau yang siapa?! Kenapa kau ada didalam rumah Chayoung!"

"Bicaralah yang sopan pada orang tua, dasar anak muda!"

"Dimana Chayoung?!"

"Chayoung.." teriak Jungkook seraya ingin masuk kedalam namun di halangi ibu-ibu itu.

"Hei! Kau tidak sopan sekali, pergi! Dasar mengganggu kenyamanan orang!"

"Yeobo, keluarlah.. ada anak muda songong sekali padaku!"

Tak lama pria paruh baya keluar dari rumah Chayoung, ia menatap Jungkook begitu mengintimidasi.

"Siapa kau? Berani sekali mengganggu istri ku!" Kesal pria itu menarik kerah baju Jungkook.

"Lepas brengsek!" Umpat Jungkook seraya menarik tangan pria yang menghadangnya.

"Aku mencari Chayoung, dimana dia? Kenapa ada orang asing dirumahnya!"

"Orang asing? Hah, kau anak muda tau apa kau! Kami ini keluarga nya Chayoung!"

Deg

Jungkook terdiam, ada apa? Kenapa ada keluarga Chayoung dirumahnya, siapa mereka sebenarnya? Apakah mereka benar keluarga Chayoung, paman dan bibinya? Atau justru mereka penjahat yang menyamar?
Fikiran itu melintas begitu saja didalam kepalanya.

"Kau siapa nya keponakan ku?!"

"A-aku kekasihnya Ahjussi Ahjumma, Joseonghamnida.."

"Kau berani sekali pada orang tua! Bahkan kau mengatai ku brengsek, cih!"

"Chayoung tidak ada disini, dia sudah pergi.. kau jangan datang lagi kemari!"

"Pergi? Pergi kemana? Kenapa dia tidak berbicara apapun.."

"Mana ku tahu dia pergi kemana, sudah pergi sana jangan mengganggu! Rumah ini sekarang kami yang tempati, jadi pergi dari sini!"

"Paman, bibi ku mohon beri tahu aku kemana perginya Chayoung.."

"Aku tidak tahu brengsek! Pergi sana sebelum aku kalap memukul mu, dasar anak muda tak tahu sopan santun!"

"Yeobo, ayok masuk."

*BRAK

Paman itu membanting pintu didepan Jungkook, ia terdiam.

Masih mencerna semua perkataan paman itu, tak lama ia masuk kedalam rumahnya.
Ia terkejut kala mendapati sepucuk surat di bawah pintunya.

"Chayoung?"

Buru-buru Jungkook membuka sepucuk surat itu lalu membacanya.

✉; Dear Jungkook..

Jung, Saranghaeyo.. Gomawoyo.. Mianhae..

Maaf karna tak berpamitan langsung padamu, hanya berani lewat sepucuk surat, maaf karna aku selalu jadi pengecut dan maaf karna berkali-kali aku menyakiti pria sebaik kamu.

Sejujurnya, aku tak ingin pisah darimu. Tapi, demi kebahagiaan mu, kenyamanan dan keamanan mu lebih baik kita akhiri semua ini..

Aku.. akan pergi jauh, ku harap kau baik-baik saja tanpaku.
Ku harap kau tetap hidup walau tanpa ku, jangan berlarut dalam kesedihan Jung..
Kau harus hidup bahagia bagaimana pun caranya.

Jung, aku tak akan pernah bisa melupakan mu, kau yang terindah.. hati ini masih menyimpan dengan rapih segala kenangan dan perasaan ku padamu.

Dengan hati yang tulus, aku mengakui kalau aku masih mencintai mu, tidak ada pria lain..

Semoga selalu bahagia, Jeon Jungkook.

Lagi-lagi Jungkook menangis, belum juga mata sembab nya itu kempes namun ia menangis lagi.
Tak kuasa menahan kesedihannya, sang gadis berhasil mengacak-acak perasaannya.

Kali ini bukan dirinya yang berpamitan pada sang gadis, justru sang gadis lebih dulu pergi meninggalkannya, entahlah pergi kemana yang pasti ia akan sulit melihat cinta pertamanya lagi.

"Brengsek! Arrrhh!!"

"Chayoung! Bastard aarrghh!"

"😭😭😭😭😭"

Tangisannya pecah, Jungkook ambruk begitu saja. Ia begitu lemas karna mendengar kabar yang tak mengenakan ini.

"Tuhan.. kenapa gadis itu begitu jahat padaku.."

Dengan perasaan kesal, Jungkook mengambil dua koper besar di gudang. Ia mulai memasukan seluruh barang-barang nya.

Pasrah, ia tak tahu lagi harus seperti apa, keputusan nya kali ini sepertinya sudah benar. Pergi jauh tanpa diketahui siapapun, termasuk teman-temannya sekalipun, dan Chayoung hanya akan menjadi bagian dari memori kehidupan masalalu nya.

"Brengsek! Niat ku ingin membuatnya menangis malah aku lagi yang menangis.." kesal Jungkook bukan main.






















































"Kamsahamnida Ahjussi, berkatmu aku bisa ada disini.."








































UP kalo vote tembus 50 dan 100 komeng.

Tbc.

Seguir leyendo

TambiΓ©n te gustarΓ‘n

143K 14.8K 38
Tidak pernah terbayangkan oleh dirinya sendiri jika gadis sepertinya yang dikenal sebagai putri dari anak seorang pelayan bisa dicintai oleh putra ma...
118K 9.6K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
59.7K 2.3K 52
Han Hye Ri adalah wanita cantik dengan segala pesonanya. Dia bekerja sebagai model pakaian sexy di majalah-majalah dewasa. Meskipun pekerjaannya ter...
850K 41.2K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...