Yes, you can hold my hand | J...

LiterallyAyi tarafından

112K 5.8K 78

[REVISI] [COMPLETE]✓ "Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku" Jungkook mengerang di tengah-tengah ciuman mereka... Daha Fazla

N O T E
T R A I L E R
1. How It Started
2. Those Black Eyes
3. I Like Your Voice
4. You are Invited
5. Marking You as Mine
6. How Was I To Know
7. Just Me
8. Hwaiting!
9. You Look Beautiful
10. I Want You Still
11. Loving You Girl
12. We Fucked Up, Are We ?
13. Im Sorry Manager Sun
14. Sleepover
15. The In-between
16. I Miss Your Touch
17. Dont You Want Me ?
18. Yes, I am Yours - I
19. Yes, I am Yours - II
20. Layla First Single Album
22. Reckless
23. Wait For Me
24. Suga and Ari
25. When l Was Wrong
26. Flashback Elio
27. f*** All Night
28. F*** All Night II
29. The Word dont Mean a Thing
30. Rival ?
31. Hate Everything
32. You Are Mine I
33. You Are Mine II
34. Everlasting Ego
35. I Dont Feel Euphoria Now
36. After Break Up
37. Important lesson
38. She's Mine !
39. Sober or Drunk I
40. Sober or Drunk II
41. Pretty Little Thing
42. Under Promise
43. Jiyoon Side
44. Strawberry Lips & Wine Sips I
45. Strawberry Lips & Wine Sips II
46. The Deepest Pit of Hell.
47. He Gets Me
48. Whenever They Fight
49. Jiyoon's Unexpected Request
50. Leaving a Kiss Mark
51. Solitude
52. You are the Star [S]
53. Taking My World
55. Tell Your Side of The Story
56. Someone Has Died
57. Get This Close
58. Those Sweet Lips
59. I Need Vitamin
60. The Best Gift
61. I Love You More [End]

54. A Wish Come True

847 64 3
LiterallyAyi tarafından

Layla merunduk serendah mungkin untuk berdoa pada kecemasannya terhadap Jungkook. Dia duduk di ruang tunggu bandara, mengatup rahangnya dengan keras sambil menunggu jadwal keberangkatannya. Setelah dia kembali dan berdebat dengan manajer Sun mengenai niatnya untuk menyusul Jungkook, Layla akhirnya mendapatkan izin dari perusahaan untuk menunda seluruh jadwal syutingnya dan pergi secara diam-diam.

Terlintas dalam pikirannya bahwa dia akan berangkat setelah konser bangtan selesai. Namun, sekarang tidak bisa, dia tidak bisa menunggu terlalu lama.

"Nona Kim, pesawat anda sudah tiba, mari saya antarkan ke gate"

Seorang staff bandara datang dan mengantarkannya sampai ke dalam pesawat. Manajer Sun tidak ikut saat itu, di karenakan penundaan jadwal yang di undur secara tiba-tiba, dia harus mengurus beberapa urusan dulu di perusahaan, sebagai gantinya beberapa staff Big Hit menemani Layla. 

Layla duduk di dalam pesawat dan melihat keluar jendela, mengamati pesawat itu lepas landas sampai mereka tiba di Amerika. Saat dia turun, Layla bisa melihat kota masa kecilnya dahulu. Sudah berapa tahun dia tidak menginjakkan kakinya kembali ke sini. Tidak ada yang berubah, cuaca panas yang menyengat kulitnya sama panasnya seperti terakhir kali dia merasakannya. Salah satu staff menunjuk mobil perusahaan yang sudah menjemputnya, mereka masuk dan bergegas pergi menuju hotel.

Staff membukakan pintu mobil untuk Layla dengan lembut seolah-olah dia adalah seorang bintang. Dia tiba di hotel yang sama dengan Jungkook tinggal dan para member bangtan lainnya. 

Hari ini adalah hari ketiga konser bangtan, Layla sampai di Amerika sekitar pukul 4 sore, jadi bisa di bilang para member sudah berangkat ke Allegiant Stadium untuk bersiap-siap. Gadis itu memasuki kamarnya dan langsung membuka laptopnya. Dia membuka streaming online konser PTD untuk memastikan, lalu memandang setiap member dengan jari yang menghitung. Sepertinya mereka melaksanakan konser dengan lancar, semua terlihat baik-baik saja. Jungkook juga terlihat baik-baik saja. 

Layla lalu merebahkan tubuhnya, dia ingin sekali pergi ke konser itu sesegera mungkin, tapi pihak staff akan mengantarkannya setelah bangtan menyanyikan lagu penutupan, itu untuk meminimalisir kesadaran penonton mengenai dirinya yang juga datang ke konser bangtan. Layla kesal tetapi tidak ada cara lain selain menunggu.

"Layla-ssi kau selesai ?"

Setelah berjam-jam menunggu salah satu staff mengetuk pintu kamarnya, Layla yang telah selesai berpakaiannya segera keluar dan mengikuti mereka. Dia menuju stadium malam itu. Melihat betapa luas dan besar tempat menakjubkan itu, jantung berdebar kencang. Banyak lampu-lampu menyoroti langit-langit, bergerak bersamaan ritme musik yang terdengar keras.

Dia melangkah keluar setelah mobil berhenti, Layla membuka maskernya dan mengikuti staff untuk menelusuri lorong yang panjang. Setelah dia mulai merasakan suara musik-musik itu semakin besar di gendang telinganya, dia sampai di sebuah ruangan.

Member bangtan sedang menyanyikan lagu penutupan jadi mereka belum kembali. Beberapa staff bangtan terkejut saat menemui Layla, mereka kaget tapi juga senang melihat dia datang jauh-jauh untuk mendukung bangtan.

Setelah Layla duduk di atas sofa dalam waktu yang lama, dia mendengar teriakan nyaring dari balik terpal. Dia membuka matanya lebar-lebar, para member masuk ke dalam ruangan satu persatu dalam kesenangan. Segera setelah Taehyung masuk dengan wajah yang basah Jungkook muncul di balik punggungnya. Layla bangkit dengan mata yang begitu cemas. Seorang staff menyentil bahu Jungkook sambil berbisik, setelah dia sadar Jungkook meluruskan pandangannya.

Layla berlari lalu melompat ke arahnya. Jungkook terkejut bukan main, tengkuknya sedikit menurun karena gadis itu memeluknya dengan begitu erat. Layla menangis tak berdaya menyadari betapa khawatir dirinya kepada Jungkook selama beberapa waktu lalu. Dengan dorongan tangan yang memundurkan bahunya, gadis itu terlepas.

"Ley bagaimana kau bisa disini ?"

"..A-aku menyusulmu"

"Menyusul ? Ada apa ?" Jungkook menyelanya dengan raut kebingungan. "Mengapa kau menangis ?"

Layla hanya menggelengkan kepalanya dan kembali masuk kedalam dekapannya. Rasa legah dan khawatir masih menyatu di dalam dirinya. Dia pikir, dia tidak akan bisa berjumpa dengan Jungkook lagi, tapi sekarang dia berhasil menggapainya bahkan pergi ke tempat yang jauh untuk mengejarnya. Jungkook membalas pelukannya setelah mendengar Layla mengerang seperti seorang bayi yang menangis.

*

Dalam perjalan kembali menuju hotel. Jungkook menyeka air mata dari pipi Layla saat dia dengan bingung mendengarkan perjelasannya. Sudah pasti Layla tidak mengatakan hal yang sebenarnya, meskipun Layla dan Elio kini telah selesai berkolaborasi dan berpisah seperti yang dia harapkan, dia tetap akan mengubur dalam-dalam masa lalunya atau hal mengenai dirinya dengan Elio. 

"Jadi kau kesini karena ingin kembali ke kampung halamanmu ?"

"Y-yah.. Aku berencana kembali setelah menyelesaikan laguku"

Jungkook dengan cepat melepas rangkulannya lalu berpaling ke arah lain. Layla terkejut tapi juga tersenyum saat melihat pria itu sedang cemberut.

"Aku bercanda" Ucap Layla menggoda.

"Tidak, aku tau kau kesini memang untuk pulang, bukan bertemu denganku"

Jungkook masih memalingkan wajahnya dan berjuang mengabaikan Layla yang sekarang memeluk tangannya. 

"Jika aku kembali karena ingin pulang, untuk apa aku buru-buru datang ke konser dan memelukmu secara tiba-tiba ?"

Jungkook menaikkan satu alisnya. "Mungkin kau cuma mampir"

"Oh tidak. Aku tidak mungkin hanya sekedar mampir" Layla melihat ke arah staff yang sedang mengemudikan mobil di depan lalu mencium pipi Jungkook secara diam-diam "Aku datang karena tidak ingin jauh darimu"

Jungkook kembali melihat ke arahnya. Dia tersenyum dengan wajah yang terejek. Dengan gerakan tangan yang cepat pria itu menarik dagu lancipnya.

"Ju-Jungkook ada staff di depan" Bisik Layla yang melepas ciumannya.

"Aku tidak bisa menahannya. Sebentar saja.."

Jungkook kembali menempelkan bibirnya di atas bibir Layla dan mencumbuinya dengan hasrat yang membara. Layla kehabisan kata dan hanya mengusap rahang tegas milik pria itu.

"Makanlah.."

Jungkook mengeluarkan satu persatu makanan yang di belikan staff untuknya. Layla memandangi setiap menu-menu makanan itu setelah dia turun dari atas ranjang. Dia berada di kamar Jungkook saat ini, menghabiskan waktunya untuk terus bersama kekasihnya. Mungkin lebih tepatnya Layla takut, untuk memalingkan sedikit pandangannya ke arah lain selain Jungkook.

Layla makan bersamanya, lututnya menekuk di atas permadani dan dagunya sedikit mencondong ke atas meja teh yang rendah. Jungkook melahap makanannya seperti binatang yang kelaparan, dia bisa menelan makanan lima detik setelah benda itu masuk ke dalam mulutnya. Mungkin semua tenaganya telah habis di terkuras oleh konser.

Jungkook segera bangkit setelah dia menyelesaikan makan malamnya dan pergi membasuh diri di kamar mandi. Layla hanya memperhatikannya pergi dan kembali dengan handuk lembab yang menggosok rambutnya. Layla bertanya-tanya apakah dia terburu-buru oleh sesuatu yang mendesak. Jungkook yang mengenakan pakaian santainya perlahan mendekati Layla dan memberikan satu kecupan di dahinya.

"Aku dan member harus berkumpul untuk siaran live, apakah kau tidak masalah menunggu disini sementara ?"

"Yaa.. aku tidak apa-apa"

Layla mengangguk di atas mangkuk makanannya yang mengepul. Jungkook tersenyum lalu melangkah ke arah pintu keluar.

"Jika aku terlalu lama, tidurlah disini sampai aku kembali"

Jungkook menutup pintu kamarnya dan pergi. Layla masih mematung disana lalu kembali menghabiskan makananya. Setelah dia selesai, Layla membuka bungkusan-bungkusan makanan itu untuk mengumpulkan sampah, menumpuknya menjadi satu dan meletakkannya di sudut ruangan. 

Layla kemudian membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Dia dan Jungkook akhirnya bersatu kembali setelah beberapa saat berpisah, tetapi Jungkook tetap sangat sibuk bahkan setelah sampai di Amerika. Perasaan Layla kembali cemas ketika dia mengingat fakta Elio dan Jiyoon berada di tempat yang sama dengannya. Mereka di luar sana, memperhatikan jungkook dari kejauhan, mungkin merencanakan sesuatu untuk keuntungan keduanya. Membuat Layla kini seolah-olah menanggung sejumlah kesulitan untuk melindungi kekasihnya.

Layla memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya. Mungkin dia harus mengubungi Elio untuk memastikannya, tetapi penjahat mana yang akan mengakui jika benar mereka melakukannya. Bahkan menghubungi Jiyoon sekalipun, itu akan menimbulkan resiko yang tidak terduga. Layla melihat kelangit-langit,menunggu Jungkook untuk kembali. Sesaat, setelah beberapa menit dia tidak bisa melawan rasa kantuknya, dia pun tertidur.

Layla terbangun dengan mata yang mengantuk. Merasakan lengan kokoh sedang melingkari tubuhnya. Dia melabarkan matanya dan melihat tubuh Jungkook yang besar tidur di balik punggungnya pagi itu. Jungkook masih terlelap, bahkan sedikit mendengkur karena kelelahan. Layla terkekeh kecil dan mengingat berapa kali dia mendapati Jungkook mendengkur setiap kali tidur bersamanya. Apa Jungkook kembali terlalu lama semalam, sehingga dia terlihat lelah.

Layla bergerak kembali menghadap dirinya. Dia menyentuh bibir Jungkook yang memerah secara hati-hati. Jungkook tidak terbangun, jadi dia dengan berani menyentuhnya lagi. Layla menelusuri dagu dan leher Jungkook dengan jari telunjuknya, lalu menggores kulit dadanya secara ringan. Anehnya, dada kekar pria ini sedikit membengkak saat di pagi hari, juga mengeras seperti besi baja. Saat Layla terus menyentuh dadanya, Jungkook menahan pergelangan tangannya.

"Apa kau sedang bermain ?"

Layla tersentak kaget dengan suaranya. "Kau sudah bangun ? Maafkan aku..."

"Yaa.. tidak masalah" Jungkook membuka matanya perlahan sambil merenggangkan kakinya. "Aku tidak percaya, bisa memelukmu disini"

"Apa kau marah aku menyusulmu ?"

"Bagaimana aku bisa marah, aku sangat senang"

Layla menaikkan kedua bahunya karena tersipu malu, lalu tenggelam di dalam dada Jungkook yang hangat.

"Rencananya, setelah konser berakhir aku akan pulang lebih cepat. Tapi sepertinya aku sudah betah disini"

"Kau ingin menikmati hari liburmu disini ?" Layla bertanya dengan suara pelan.

"Yaa.. bersamamu"

"Kita akan pergi kemana ?"

Jungkook memutar matanya ke sebarang arah sambil berpikir. Masih banyak waktu sebelum persiapan konser terakhir tiba, sepertinya keluar untuk mengelilingi kota tidak buruk juga.

"Bukankah kau bilang ini kota masa kecilmu ? Bagaimana kalau kau membawaku kesesuatu tempat"

Layla menghela nafas dan menoleh. Sesuatu tempat di Amerika ? Bahkan tempat-tempat yang pernah dia kunjungi selalu di penuhi oleh orang-orang asing, dia takut jika seseorang menyadari atau mengenali mereka berdua di tempat umum. 

"Tempat yang tertutup ya ? " Layla mendecak lidahnya. "Aku kurang yakin, saat ini wisatawan luar sedang berbondong-bondong datang ke Vegas. Aku ragu jika kita keluar ke tempat yang ramai saat ini"

"Apa kau mengkhawatirkan turis-turis itu ?"

"Kau tidak ?"

"Tidak. Lagi pula untuk apa kau takut, jika kau bilang dimana tempatnya aku akan bilang pada staff untuk membookingnya"

"Oh tidak, itu sedikit berlebihan"

Jungkook menyentuh dagunya dengan hati-hati. Itu seperti permohonan yang indah melalui matanya. Tepat ketika Layla sedang merenung, Jungkook bergegas menyampaikan.

"Akhir-akhir ini aku ingin mengunjungi museum"

Layla tersentak. "Museum ? Seperti museum dinosaurus ?"

"Apa saja tidak masalah. Jika kau takut seseorang melihat kita di publik, mungkin tempat tertutup membuatmu lebih nyaman"

"Museum ya" Layla kembali berpikir dengan keras. "Sejujurnya aku belum pernah mengunjungi museum tapi... aku sedikit penasaran dengan aquarium raksasa"

Ketika kecil nenek Layla pernah menceritakan sebuah dongeng mengenai ikan ajaib. Itu adalah ikan emas yang bisa mengabulkan semua keinginan siapa saja yang menemukannya. Ikan itu tinggal di dasar laut dan akan muncul jika kita memanggil namanya tiga kali. Mendengar cerita itu, Layla menjadi sangat terobsesi mengenai binatang laut, tapi tidak mudah pergi ke laut pada umurnya saat itu, bahkan setelah dewasa dia juga sudah melupakannya dan pergi meninggalkan Amerika.

Menyadari hal itu, Jungkook segera bangun dari tidurnya.

"Kalau begitu ayo kita pergi kesana"

"Benarkah ? Tapi bukankah seharusnya aku membawamu ke tempat yang kau inginkan ?"

"Itu sudah jelaskan.." Jungkook tersenyum. "Aku ingin pergi ke tempat mana saja yang kau ingin pergi. Itu keinginanku. Beri tau dimana lokasinya, aku akan memberitau staff"

Gadis itu langsung mengangguk, bibirnya tersenyum karena terlalu gembira. Layla merasa sedikit bersalah karena telah mengganggu waktu istirahat Jungkook sebelum konser, tapi faktanya dia juga tidak bisa menyembunyikan kesenangannya karena bisa pergi bersamanya.

Jungkook menghubungi beberapa staff. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya mereka berangkat menggunakan mobil menuju Shark Reef Aquarium di Mandalay Bay, Las Vegas. Rumah bagi hewan-hewan laut dan air tawar. Lebih dari dua ribu hewan termasuk hiu, ikan kecil, dan penyu besar berada disana. Konsep aquarium ini adalah kuil kuno yang perlahan tenggelam ke dasar lautan. Mereka membuat terowongan bawah laut untuk memperlihatkan lima spesies hiu dan hewan besar di dalamnya, benar-benar di rancang sedemikian rupa agar terihat seperti kapal karam yang tenggelam.

"Kami akan menyusul dari belakang, kalian pergilah lebih dulu" 

Ketika Jungkook dan Layla mulai turun dan memasuki aquarium, staff berkata demikian. 

"Baiklah hyung"

"Bersenang-senanglah"

Jungkook membalas senyuman staff dan berjalan masuk menuju pintu utama. Layla melingkari tangan Jungkook dan mulai memandangi sekitar yang menarik perhatiannya.

Hal pertama yang mereka lihat adalah dinding kuno yang bersemak belukar dan kolam yang berwarna biru berada pada setiap sisinya. Itu adalah hutan para reptil. Layla membesarkan matanyaketika melihat buaya-buaya itu berenang di dasar air dan beberapa komodo sedang tidur di atas bebatuan. Mereka kembali berjalan menelusuri gerbang bebatuan yang tinggi. Disana ada aquarium besar yang memperlihatkan beberapa ikan sedang berenang di dalamnya. Layla tidak tau nama-nama ikan itu, tapi setiap kali dia memandangi hewan itu, hatinya menjadi senang.

"Oh tuhan. Jungkook, lihat ini ikan piranha"

Layla memekik dengan wajar berseri-seri. Dia tidak pernah melihat ikan piranha sebelumnya, dia tau mengenai ikan itu, tapi melihatnya secara langsung lebih menyenangkan dari pada membaca buku-buku itu. Jungkook melempar senyuman ke arahnya, dia terlihat senang saat mendapati Layla begitu bersemangat dengan dunianya.

"Haruskan kita turun untuk melihat dasar laut ?"

"Yaa.. ya!"

Layla menjawabnya dengan cepat lalu sibuk bolak-balik memindai setiap area yang mereka lalui. Mereka turun melalui anak tangga yang panjang dan berakhir pada sebuah terowongan remang yang gelap. Mata Layla menatap lurus pada sebuah titik cahaya, saat dia selangkah lebih dekat pada cahaya itu matanya bersinar. 

Itu adalah terowongan hiu yang dia nanti-nantikan. Gadis itu mendongak, memperhatikan setiap hiu-hiu itu berenang di atasnya. Disana juga ada ikan-ikan besar lainnya, namun sepertinya mereka bukan incaran para hiu-hiu itu, jadi ikan itu hanya berenang melewatinya. 

"Ini indah sekali, rasanya aku benar-benar di dalam laut"

"Apa kau menemukan ikan emasnya ?" Jungkook bertanya seraya tertawa.

"Dia bersembunyi, mungkin dia akan datang jika aku memanggilnya tiga kali"

"Kalau begitu cobalah"

"Hahaha memalukan. Itu hanya dongeng"

Jungkook berdiri tepat dibelakangnya, lengannya yang kuat memeluk perut Layla lalu dagunya bersandar di puncak kepalanya.

"Bagaimana kalau kita memanggilnya di dalam hati, aku juga akan melakukannya"

"Ngh.. benarkah ?"

Layla menaikkan kepalanya untuk melihat wajah Jungkook. Dengan anggukan yang menghangatkan hatinya, gadis itu pun menunduk seperti berdoa. Layla memejam matanya dengan kedua tangan yang saling menggenggam. Dia tau fiksi itu adalah sebuah cerita terdahulu yang dibuat-buat oleh seorang pengarang novel, namun, apa salahnya berhalusinasi dengan sedikit kepercayaannya. Lagi pula ini cukup menyenangkan.

Jungkook memperhatikan gadis itu merenung. Dengan gerakan tangan yang lambat, dia mengambil dagunya dari belakang dan menariknya naik untuk melihat ke atas. Layla merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, setelah matanya terbuka.

"A-apakah ini..."

Layla mengusap kedua matanya. Bulu matanya yang lentik naik lebih tinggi dari biasanya. Dia memperhatikan ikan-ikan hias itu secara gerombolan berenang seperti bermain dengan pusaran air, berpencar untuk beberapa saat lalu berkumpul kembali. 

"Apakah ini ikan emas yang dikatakan dongeng itu ?" 

Layla bergumam dengan nada suara yang sangat pelan. Jungkook yang sempat mendengarnya, tersenyum seperti dia telah tergoda.

"Sepertinya kau memanggilnya terlalu banyak, sehingga mereka datang secara bersama-sama"

"Ta-tapi ini bukan ikan emas seperti yang di dalam buku. Mereka lebih besar dan sisiknya berkilau seperti emas. Ini... seperti anak-anak ikan kecil"

"Bukankah sama saja" Jungkook mengeratkan pelukannya. "Kau memanggilnya, dan mereka datang. Jadi apa bedanya ?"

Layla melihat bayangannya yang samar-samar memantul di depan kaca. Memperhatikan bagaimana pria yang memeluknya saat ini tersenyum dengan lembut di belakangnya. Jungkook benar, meski itu tidak nyata tetapi ikan-ikan itu mendengar panggilannya. Datang untuk mengabulkan sebuah harapan. Layla lalu tersipu malu, kemudian menunduk untuk kembali berdoa. Terlepas dari keheningan yang datang beberapa saat, wajah Jungkook memberikan ekspresi kebingungan. Dia menyandarkan punggung Layla dalam upaya menempelkannya lebih dekat. Setelah Layla selesai meminta harapannya, dia membuka mata.

"Aku sudah meminta harapanku. Semoga mereka mengabulkannya"

"Kau sudah berharap ? Apa harapan yang kau minta kepada mereka ?"

Jungkook bertanya dengan mata yang penasaran. Saat mendengar suaranya yang rendah dan pelan, gadis itu menoleh.

"Itu rahasia" Layla mencium bibirnya dengan lembut. "Jika aku mengatakannya kepadamu, itu tidak lagi terdengar seperti sebuah harapan. Lebih baik kau tidak mengetahuinya"

"Itu kejam sekali.."

"Hihi itu tidak kejam, karena harapanku mengenai dirimu. Jadi, jangan memintaku untuk mengatakannya dengan jelas"

"Hm.. baiklah, kalau begitu kau boleh menyimpannya sampai harapan itu terkabulkan"

Jungkook kembali menarik wajahnya dan membenarkan bibirnya lebih dalam. Mata hitamnya yang terbakar begitu cepat terpejam saat mencium wanita yang sangat dia cintai itu. Panas yang memusingkan menyebar ke seluruh tubuh mereka, menarik keluar semua rasa akal dan ke warasan mereka berdua di tengah aquarium itu.

*

Setelah mereka kembali, tepatnya sebelum persiapan menjelang hari akhir konser. Jungkook meminta Layla untuk datang dan menontonnya di bangku VIP yang sudah di persiapkan. Tentu saja Layla menghadirinya. Dia menonton seluruh acara dari awal sampai akhir, butir-butir keringat Jungkook yang mengalir membawa dirinya pada sebuah lambaian ke arah kursi penonton yang jauh disana. Tepat ke arah kursi Layla. Penggemar tidak menyadarinya, tapi Layla menangkap maksud lambaian itu mengarah kepadanya. Dengan kemeriahan dan kegembiraan bangtan bersama army malam itu, konser ptd akhirnya selesai di laksanakan.

Layla menunggunya Jungkook di dalam mobil. Itu adalah mobil sewa yang Jungkook persiapkan agar bisa dia kemudikan berdua saja bersama Layla. Meski mobil itu tidak boleh bergerak sendiri, mobil-mobil perusahan yang membuntuti mereka dari belakang tidak terlalu mengganggu. Kembali kepada Layla, gadis itu tidak sabar bertemu dengan Jungkook dan mengucapkan selamat atas penggelaran konser yang sangat sukses. Dengan kaki yang bergoyang dan tangan yang menggeram gadis itu kegirangan.

Sesuatu mengalihkan pandangannya. Sebuah mobil Jeep hitam datang dari kejauhan, meski banyak mobil-mobil lain yang sedang terparkir atau berlalu lalang di jalan raya, gadis itu entah mengapa terfokus olehnya. Mobil itu berhenti tepat di seberang parkiran tak jauh dari mobil-mobil jemputan bangtan. Layla menunggunya beberapa saat, namun pemilik mobil tidak kunjung keluar dari sana. 

"Apa yang mobil itu lakukan ?" Gadis itu menegak dan menundukan tubuhnya untuk mengintai. "Kenapa belum juga keluar ?"

Namun, segera setelah dia teralihkan oleh mobil jeep itu Jungkook membuka pintu dan masuk ke bangku pengemudi.

"Ah! Kau mengagetkanku"

Layla berseru dengan tangan yang menekan dadanya. Jungkook menutup pintu setelah itu.

"Maafkan aku, aku mengira kau tau aku akan datang"

"Aku tidak melihat ke arahmu saat itu"

"Kau melihat apa ?"

"Disana" Layla menunjuk mobil itu kembali dengan jari telunjuknya. "Tadi aku memperhatikan mobil itu datang, tapi pemiliknya belum juga keluar setelah memakirkan mobilnya. Aku khawatir"

Jungkook sedikit tertawa mendengarnya. "Mungkin mereka sedang berkencan"

"Di dalam mobil ? di tempat seperti ini ?"

"Bukankah itu normal untuk sepasang kekasih, lagi pula banyak mobil-mobil lain yang terparkir disini" 

Layla menatapnya dengan mata tak percaya lalu menurunkan pandangannya setelah merasakan panas di antara wajahnya.

"Apa mereka melakukannya di dalam mobil ? Itu memalukan" Gadis itu meredamkan suaranya.

"Kenapa ? Kau bahkan belum pernah mencobanya"

"A-aku.. juga tidak ada keinginan untuk melakukannya... di dalam mobil" Kegagapannya membuat wajahnya semakin memerah.

Jungkook berbicara dengan suara rendah yang menggoda. "Haruskan aku meminta staff mengantar kita nanti, setelah kita mencobanya ?"

"Tidak! Tidak.. tidak.. itu memalukan!"

"Ouh.. aku akan mengatakannya, hyung! hyung!"

"Ju-jungkok! Hentikan.." Layla menarik Jungkook saat melihatnya berteriak ke luar jendela.

"Hahaha aku hanya bercanda"

"Itu tidak lucu Jungkook, kau membuatku malu di depan mereka"

"Baiklah.. baiklah.. hahaha, kalau begitu mari kita pulang, kita lakukan di hotel"

Untuk beberapa alasan, kalimat Jungkook terasa seperti lelucon baginya. Dan gadis itu mempercayainya. Namun, pada saat yang bersamaan, saat mereka sampai di kamar hotel, itu malah sesuai dengan kalimatnya. Layla digiling habis dibawahnya. 

Nafas Layla menggebu-gebu, Jungkook dengan semangat melahap bibirnya, tengkuknya, tubuhnya dan seluruh kesenangan yang menggodanya. Menjelajahi setiap dinding-dinding gadis itu sambil mengusap pipinya yang memerah. Malam yang panjang dan melelahkan itu seperti telah menelannya hidup-hidup, sampai akhirnya Layla tertidur di akhir jeratannya.

Layla terbangun saat merasakan sesuatu yang menggelitik tenggorokannya. Dia membuka mata, dan menelan ludahnya beberapa kali setelah duduk di atas ranjang. Dia lalu melihat ke arah jam, sekarang masih pukul tiga pagi, tapi entah mengapa tenggorokannya begitu gatal dan kering. Dengan gerakan yang perlahan-lahan Layla bangkit dari ranjang untuk mengambil air. Jungkook sedikit mengerang saat dia bergerak, namun kembali tertidur pulas saat layla berhasil menginjak lantai.

Dia meneguk segelas air yang dia tuang dari botol di atas kabin. Menatap pemandangan ranjang yang di tiduri oleh seorang pria kekar yang tampan. Gadis itu bisa melihat otot-otot di punggung Jungkook yang tegas, menunjukkan pesona yang menawan saat tidur dengan posisi telungkup.

Saat Layla kembali ke atas ranjang, matanya teralihkan oleh sebuah cahaya ponsel yang menyinari langit-langit. Itu adalah ponsel Jungkook, yang dia letakkan di atas meja sisi ranjang. Meski dia telah mengubah deringnya menjadi mode senyap, itu tidak menghalangi Layla untuk memeriksa siapa yang menghubungi kekasihnya di tengah malam seperti ini.

Setelah mengambil ponsel Jungkook, Layla membungkus dirinya di dalam selimut dalam-dalam. Pesan singkat itu muncul beberapa kali, sejak dua jam lalu dan waktu saat ini.

__________

JiyoonRB : [Aku sudah jauh-jauh datang]
JiyoonRB : [Sampai kapan kau mengabaikannya ?]
JiyoonRB : [Ayo kita bertemu, disini lebih aman]

__________

Layla segera menutup mulutnya, untuk menahan nafasnya yang tersedak secara tiba-tiba. Ini adalah tujuan mengapa dia datang kemari. Jiyoon masih berusaha menemui Jungkook sampai sejauh ini. Tapi untuk apa ? Ada apa ? Aan apa yang akan terjadi jika Jungkook menemuinya disini? Apa yang sebenarnya dia rencanakan ? Layla buru-buru menebak pikirannya untuk terakhir kalinya. 

Mungkin ini tidak berhubungan dengan Elio, lagi pula Jiyoon sudah menghubungi Jungkook jauh sebelum Elio kembali ke Amerika. Mungkin dia hanya terobsesi sampai jauh-jauh datang kemari untuk melangkahi Layla. 

"Apa aku harus menemuinya ?" Layla bergumam dengan suara yang sangat pelan.

Gadis itu membuka obrolan mereka dengan tangan yang gemetar. Bagaimana jika aku benar ? Bagaimana jika mereka benar berkomplotan ? Dengan cepat Layla menggelengkan kepalanya. Tidak! Tidak! Tidak perlu meragukan apapun untuk saat ini. Bahkan jika Jiyoon tidak ada bersangkut pautnya dengan Elio, Layla bisa memperbaiki hubungannya dan kembali berteman seperti teman-teman grupnya

__________

JiyoonRB : [Aku sudah jauh-jauh datang]
JiyoonRB : [Sampai kapan kau mengabaikannya ?]
JiyoonRB : [Ayo kita bertemu, disini lebih aman]

[Baik, dimana ?]

__________

Tubuh Layla merinding setelah dia berpura-pura menjadi Jungkook. Namun segera setelah itu Jiyoon membalasnya dalam hitungan detik.

__________

JiyoonRB : [Aku sudah jauh-jauh datang]
JiyoonRB : [Sampai kapan kau mengabaikannya ?]
JiyoonRB : [Ayo kita bertemu, disini lebih aman]

[Baik, dimana ?]

JiyoonRB : [Omo.. kau membalas]
JiyoonRB : [Apakah kau serius ?]

[Ya, aku serius]
[Beri tahu dimana lokasinya]
[Aku akan pergi selagi orang-orang masih tidur]

JiyoonRB : [Aku sangat senang!]
JiyoonRB : [Kita bertemu di taman]
JiyoonRB : [Sending location]

[Aku berangkat 5 menit lagi]

JiyoonRB : [Baik sunbaenim >,<]

__________

Layla memandang sekitar dengan tangan yang dingin. Sekarang memikirkan bagaimana cara dia bisa pergi di tengah malam seperti ini. 

__________

JiyoonRB : [Oh maaf, aku baru ingat]
JiyoonRB : [Apa kau pergi menggunakan mobil ?]

__________

Pesan yang tiba-tiba itu mengingatkan Layla pada mobil sewa yang sempat dia naiki bersama Jungkook. Kunci itu di letakkan di meja panjang di dekat pintu, bagaimana bisa dia tidak memikirkannya.

__________

JiyoonRB : [Oh maaf, aku baru ingat]
JiyoonRB : [Apa kau pergi menggunakan mobil ?]

[Aku menggunakan mobil]

JiyoonRB : [Bisa kau memberi tahu platnya ?]
JiyoonRB : [Agar aku tau saat kau tiba]

[Tentu]
[LV A841]

__________

Setelah pesan terakhirnya Layla meletakkan ponsel Jungkook lalu buru-buru berpakaian. Dia mengambil jaket Jungkook yang tergantung sebagai langkah mudah meminimalisir suara kebisingan. Dengan langkah yang menjinjit Layla mengambil kunci mobil dan pergi secara diam-diam.

Dia dengan cepat turun menggunakan lift. Kemudian menyalakan mobil dan menekan gas meninggalkan basement.

Layla melihat sekeliling, memperhatikkan jalan raya yang sedikit sepi. Ketika dia fokus menuju ke sebuah perempatan, sebuah mobil jeep hitam yang sempat dia lihat sebelumnya tiba-tiba saja berada di belakang mobilnya. Layla mengerutkan dahinya setelah mengintip spion mobil. Kaca mobil mereka gelap, sehingga gadis itu tidak bisa pengemudinya.

Layla mengabaikannya beberapa saat, bukan berarti mobil seperti itu hanya di miliki oleh satu pemilik di sinikan ? Semua kecemasannya luntur saat Layla kembali fokus melihat jalan. Jaraknya cukup jauh sehingga dia sekarang telah menyetir lebih dari dua puluh menit.

"Mengapa dia masih di belakangku ?"

Layla bergumam dengan wajah yang curiga. Dia beberapa kali memberikan mereka akses untuk melewatinya, tetapi mereka tetap saja mengikutinya dari belakang. Dengan sedikit kesal Layla menekan pedalnya lebih dalam, mobilnya kini melaju lebih cepat.

Layla melaju melewati simpang yang tajam, dan dengan mulus berhasil berbelok. Setelah dia melihat mobil Jeep itu tidak lagi mengikutinya, dia pun merasa lega. Ini pertama kalinya dia di ikuti oleh orang asing di Amerika, pengalaman buruk ini cukup membuatnya terkejut bukan main.

Segera setelah Layla menarik nafas, dia melihat mobil Jeep itu muncul kembali dari arah kejauhan. Seperti tidak memiliki rem mobil itu menabrak bagian belakang mobilnya. Bangku Layla terguncang pada benturan itu. Namun, saat dia berhasil menstabilkan stirnya, mobil Jeep itu kembali menabraknya lagi dengan kecepatan penuh. Layla memekik dengan suara melengking, pita suaranya hampir putus saat mobilnya kehilangan kendali. Dia berputar tiga sampai empat kali ke arah berlawanan lalu berguling sekali di ujung jalan raya. Setelah mobilnya menabrak pembatas jalan dan hancur, seluruh penglihatan gadis itu menghitam dalam sekejap. Segelap apapun yang bisa dia ingat di dalam ingatannya yang mati.

*

*Jungkook point of view

Sebuah ketukan kuat dari arah pintu membangun Jungkook dari tidurnya. Dia tersentak kaget, karena suara itu cukup besar di gendang telinganya. Dengan mata yang mengantuk Jungkook melihat ke arah sisinya, namun gadis yang ingin dia lihat tidak ada di tempat tidurnya.

"Jungkook!"

Ketukan pintu itu kembali terdengar dengan intonasi yang sangat pendek. Membuat Jungkook kembali terkejut.

"Jungkook-ssi!..  ini gawat! Bangunlah!"

Jungkook dengan cepat membuang selimutnya dan berlari ke arah pintu. Suara pria itu jauh lebih mengkhawatirkannya di bandingkan Layla yang menghilang. 

"Hyung ?"

"Gawat! Gawat! Kita harus pergi sekarang!"

"Pergi ?"

Dia terkejut melihat staff buru-buru menarik tangannya tanpa menunggu.

"Layla-ssi!"

"Ada apa hyung ?!"

"Layla-ssi mengalami kecelakan mobil, kita harus pergi sekarang!"

Jungkook menegang cepat. Dunianya seolah-olah berhenti dan telinganya seperti tuli. Bahkan ketika staff meneriakinya lagi, Jungkook tidak dapat mendengar mereka kecuali suara dengungan yang panjang dan nyaring. Membuatnya kini seperti patung yang telah mati.

***

[Las Vegas, NV - Car Accident]

Terima kasih telah membaca

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

68.3K 6.1K 40
[COMPLETED] Kejadian yang terjadi 15 tahun lalu membuat Taehyung dan haeri saling terikat dengan janji suci. Pada awalnya memang tidak ada keterta...
18.5K 976 42
(Idol Life )✔️ Lengkap [Sebagian chap diprivate, follow dulu baru bisa baca] Kemampuan ber-acting ku sangat baik, sampai aku sendiri tidak dapat memb...
80.2K 3.5K 31
SUDAH END [COMPLETE] #1 btsfanfic #1 btsarmy #1 andara #1 naeun Penghianatan, luka dan Penyeselan. Season 1 serial Marriage Life dari KTH Maaf, terim...
6.4M 145K 57
Punya alur campuran dan pasti ketagihan jika membaca ini. So Setiap part akan ada misteri. Dan ini akan berlanjut sampai tangan Author Lelah. + "Sorr...