The Unwanted Queen || COMPLET...

By aristaptr

981K 76.4K 2K

[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjad... More

Hello!
The Unwanted Queen || 1
The Unwanted Queen || 2
The Unwanted Queen || 3
The Unwanted Queen || 4
The Unwanted Queen || 5
The Unwanted Queen || 6
The Unwanted Queen || 7
The Unwanted Queen || 8
The Unwanted Queen || 9
The Unwanted Queen || 10
The Unwanted Queen || 11
The Unwanted Queen || 12
The Unwanted Queen || 13
The Unwanted Queen || 14
The Unwanted Queen || 15
The Unwanted Queen || 16
The Unwanted Queen || 17
The Unwanted Queen || 18
The Unwanted Queen || 19
The Unwanted Queen || 20
The Unwanted Queen || 21
The Unwanted Queen || 22
The Unwanted Queen || 23
The Unwanted Queen || 24
The Unwanted Queen || 25
The Unwanted Queen || 26
The Unwanted Queen || 27
The Unwanted Queen || 28
The Unwanted Queen || 29
The Unwanted Queen || 30
The Unwanted Queen || 31
The Unwanted Queen || 32
The Unwanted Queen || 33
The Unwanted Queen || 34
The Unwanted Queen || 35
The Unwanted Queen || 36
The Unwanted Queen || 37
The Unwanted Queen || 38
The Unwanted Queen || 39
The Unwanted Queen || 40
The Unwanted Queen || 41
The Unwanted Queen || 42
The Unwanted Queen || 43
The Unwanted Queen || 44
The Unwanted Queen || 45
The Unwanted Queen || 46
The Unwanted Queen || 47
The Unwanted Queen || 49
The Unwanted Queen || 50
The Unwanted Queen || 51
The Unwanted Queen || 52
The Unwanted Queen || End
The Unwanted Queen || Extra Part I
The Unwanted Queen || Extra Part II
New Story!
Warning!

The Unwanted Queen || 48

10.1K 792 9
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

Sudah dua hari berlalu sejak menghilangnya Evan dari istana kerajaan Demon. Seluruh rakyat kerajaan dibuat gempar dengan berita tersebut. Namun tidak hanya itu, mereka tidak percaya jika saat ini posisi raja telah direbut paksa oleh Dalton. Bahkan Xavier sendiri tidak bisa menghentikan Dalton karena pria itu berhasil memaksa semua orang untuk menandatangani sebuah perjanjian. Di mana, jika Evan tidak juga kembali dalam waktu dua puluh empat jam maka tahta kerajaan akan jatuh ke tangan Dalton.

Kini keadaan di istana terlihat begitu kacau setelah istana diambil alih oleh Dalton. Pria itu mulai memerintahkan prajuritnya untuk mengurung Xavier, Crystal dan Lord Geordan di penjara bawah tanah. Sedangkan Alissya di kurung dalam kamar miliknya dengan penjagaan yang sangat ketat. Tidak ada seorang pun yang bisa memasuki istana kerajaan demon dengan leluasa termasuk para pemimpin klan lainnya.

Para prajurit dan pelayan diperintah dengan sangat kasar. Mereka tidak akan segan memberikan hukuman pada orang-orang yang tidak bisa mengerjakan tugas mereka dengan benar. Dahulu, mereka akan mengerjakan tugas mereka dengan senyuman indah. Tetapi sekarang, hanya ada kesedihan dan ketakutan yang menghiasi wajah mereka.

Kabar mengenai kekejaman Dalton kini menyebar luas ke seluruh belahan dunia immortal. Para pemimpin klan bahkan tidak berani bertindak untuk melawan kekejaman Dalton. Bahkan Caroline tidak dapat melakukan apapun saat mengetahui suami dan putranya dikurung di penjara bawah tanah tempat kelahirannya.

"Sampai sekarang kita belum mendengar kabar mengenai putraku." Jackson yang duduk di hadapan Caroline dapat melihat kesedihan yang sangat mendalam pada wanita itu. Bahkan lingkaran hitam di matanya mulai terlihat dengan jelas.

"Aku yakin dia masih hidup. Tidak semudah itu untuk mengalahkannya."

"Aku harap kau benar."

"Apa penjagaan di istana sangat ketat?" Tanya Nora sambil memberikan secangkir teh hangat pada Caroline.

Jackson yang mendengar itu menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari istrinya. "Istana telah dikuasai Dalton, tentu pria itu telah mengerahkan anak buahnya untuk menjaga istana."

"Hah! Aku sangat mengkhawatirkan Alissya." Erang Nora sedih.

"Aku yakin dia bisa menjaga dirinya dengan baik." Sahut Jackson membuat semua orang terdiam dengan pikiran masing-masing.

Tok tok...

Suara ketukan pada pintu ruangan membuyarkan lamunan mereka semua. Saat itu juga Jackson memerintahkan orang tersebut untuk memasuki ruangan. Terlihat kaki tangan Jackson memasuki ruangan dengan langkah tergesa.

"Gawat Yang Mulia! Saya mendengar kabar jika Queen Alissya akan dinobatkan menjadi pasangan Dalton." Seketika mereka semua beranjak dari tempat duduk mereka dengan raut wajah terkejut.

"Bagaimana mungkin?! Ini tidak boleh terjadi!" Ujar Caroline tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Sudahku duga, ini pasti akan terjadi. Dalton mengetahui kekuatan yang dimiliki Alissya. Satu-satunya cara hanya dengan menikahi Alissya." Jelas Jackson. "Kapan itu akan dilakukan?" Lanjutnya.

"Tepat di bulan purnama, dua minggu lagi."

Jackson mengangguk lalu berjalan menuju arah jendela. "Kita harus menghentikannya."

"Tapi bagaimana? Kita tidak bisa masuk ke dalam istana. Ditambah lagi dengan adanya portal yang memperkuat tempat itu. Hanya Evan yang mampu menembusnya."

"Kita bisa," Saat itu juga semua mata tertuju pada Jackson. "Kita semua pasti akan masuk ke dalam istana. Saat itulah waktu yang telat."

Caroline dan Nora mengangguk setuju. "Kau benar, kita pasti bisa melakukannya."

*****

Di sisi lain, Alissya menatap langit dengan tatapan sedih. Air mata tak henti-hentinya mengalir saat memikirkan masalah yang tengah ia alami. Di tambah ia merasa sangat khawatir kepada suaminya yang tak kunjung datang.

"Kau di mana Lord?" Lirih Alissya.

Kondisi tubuh Alissya mulai melemah. Tak jarang ia jatuh pingsan jika terlalu larut dalam kesedihannya. Namun ia harus bertahan demi buah hati yang ada di dalam kandungannya.

"Yang Mulia, anda harus makan."

Alissya menatap Grace dan makanan yang ada dihadapannya secara bergantian. Sudut bibir wanita itu sedikit terangkat. Alissya masih sedikit bersyukur karena Dalton masih berbaik hati untuk membiarkan Grace berada di sisinya.

"Biarkan di sana, aku akan memakannya nanti."

"Tapi Yang Mulia," belum selesai Grace berbicara, tiba-tiba pintu kamar terbuka membuat kedua wanita itu terdiam.

Di sana mereka dapat melibat Dalton masuk dengan seorang pria di belakangnya. Saat itu juga raut wajah Alissya berubah dingin. Kebencian terlihat dengan jelas di wajah wanita itu.

"Sepertinya kau belum makan." Ujar Dalton sambil menempati salah satu kursi yang ada di sana.

"Untuk apa kau kemari?!" Ketus Alissya.

"Jaga nada bicara anda dengan Yang Mulia!" Dalton dengan cepat mengangkat tangannya untuk menghentikan kaki tangannya. Sedangkan Alissya yang melihat itu merasa sangat marah dan mengepalkan tangannya kuat.

'Siapa yang kau sebut Yang Mulia?! Rajaku tetap suamiku seorang!' Batin Alissya kesal.

"Aku tidak akan berlama-lama. Aku hanya ingin mengatakan tentang pernikahan kita."

"Cih! Aku tidak sudi untuk menikah denganmu!"

Dalton yang mendengar ucapan Alissya menggeram marah. Mereka berdua bahkan telah melempar tatapan membunuh satu sama lain. Grace yang melihat situasi mulai tidak terkendali segera menghampiri Alissya dan menenangkan wanita itu.

Saat itu juga Dalton beranjak dari tempat duduknya dan berbalik ingin meninggalkan ruangan itu. Namun sebelum tubuh pria itu menghilang, ia kembali berbalik dan menatap tajam pada Alissya.

"Seberapa keras kau menolak, kau tetap akan menjadi milikku." Ujar Dalton lalu menghilang dari balik pintu.

Seketika Alissya terduduk dalam diam. Dadanya terasa sesak karena harus menahan amarah dalam dirinya.

Kesal, itulah yang ia rasakan. Bahkan ia tidak punya keberanian untuk melawan Dalton. Ia harus berpikir dua kali untuk melakukan hal itu, karena keselamatan bayinya yang paling utama.

"Sebaiknya anda beristirahat Yang Mulia. Saya akan meminta healer untuk memeriksa keadaan anda." Ujar Grace sambil membantu Alissya berjalan menuju ranjang.

"Tidak perlu, aku baik-baik saja."

Grace menghela nafas pelan. Ini sudah kesekian kalinya Alissya menolak untuk memeriksakan keadaannya. Grace hanya sedikit khawatir pada kondisi Alissya yang setiap hari semakin memburuk. Bahkan ia yakin jika berat badan wanita itu telah menurun.

"Aku hanya perlu istirahat, kau tidak perlu khawatir." Ujar Alissya saat melihat kekhawatiran Grace.

"Baiklah, saya akan menunggu di luar Yang Mulia." Alissya yang mendengar itu langsung mengangguk. Saat itu juga Grace menundukkan kepalanya sebelum pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah kepergian Grace, Alissya beranjak dari tempat tidurnya menuju balkon kamarnya. Ia menatap ke sekitar untuk memastikan jika tidak ada yang melihat dirinya. Saat itu juga Alissya mengeluarkan bunyi siulan. Tak lama, terlihat seekor burung merpati terbang mendekat ke arahnya.

"Pergilah ke arah utara dan temui seorang pria. Berikan kertas ini padanya." Ujar Alissya sambil mengikat secarik kertas di kakinya. Burung itu pun terbang meninggalkan istana menuju arah utara ke tempat dimana Alissya memerintahkan dirinya.

'Semoga ini berhasil.' Batin Alissya.

*****

Xavier menghela nafas kasar saat melihat Crystal yang terus berjalan tanpa henti dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya. Terlihat jelas jika wanita itu tengah berpikir keras, memikirkan keadaan putra dan juga menantunya. Ditambah lagi kini tak ada satu pun yang menemui mereka selama mereka di masukkan ke dalam penjara.

Lord Geordan yang juga mengetahui kekhawatiran menantunya hanya terdiam duduk di sudut ruangan. Meskipun mereka berada di sel penjara yang terpisah, tetapi mereka masih bisa melihat satu sama lain. Dengan begitu mereka masih bisa berkomunikasi untuk membuat rencana. Meskipun kemungkinan besar rencana yang mereka susun akan sulit tercapai.

"Aku merasa Alissya akan tetap aman di sana, karena Dalton harus memanfaatkan kekuatan wanita itu untuk menguasai kerajaan ini. Tetapi jika Dalton mengetahui rencana kita, dia pasti akan menjauhkan Alissya pada kita." Xavier dan Lord Geordan yang mendengar itu hanya menganggut menyetujui ucapan Crystal.

"Apa kita harus menunggu pergerakan dari yang lainnya?"

"Apa maksudmu?" Tanya Lord Geordan dan menatap penuh tanya pada Xavier.

Xavier menyandarkan tubuhnya pada dinding penjara lalu menatap lurus ke depan. "Aku yakin mereka semua tidak akan tinggal diam saat mengetahui kita berada dalam kesulitan."

"Mereka? Siapa maksudmu Lord?" Tanya Crystal yang masih belum mengerti dengan ucapan suaminya.

"Siapa lagi jika bukan para pemimpin klan dan," Xavier terdiam lalu menatap ke arah ayahnya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan bagi Crystal, tetapi tidak dengan Lord Geordan yang langsung mengerti ucapan putranya.

"Kita lihat saja nanti." Sahut Lord Geordan sebelum akhirnya memutuskan untuk bersandar dan memejamkan kedua matanya.

*****

Dalton berjalan memasuki aula istana dengan raut wajah dingin. Ia mengibaskan jubah panjangnya sebelum menjatuhkan tubuhnya di kursi singgasana.

Brak!

Pria itu mengepalkan tangannya dan menggebrakkan meja dengan sangat keras, membuat semua orang yang ada di tempat itu terdiam dengan tubuh bergetar. Takut jika pria itu akan melampiaskan amarahnya pada mereka semua.

"BERANINYA WANITA ITU MENOLAKKU!" geram Dalton.

Salah satu pria bernama Philip dengan cepat berjalan mendekati Dalton dan menundukkan kepalanya takut.

"Ampun Yang Mulia, anda tidak perlu khawatir, bukankah sebentar lagi dia akan menjadi milik anda? Dengan begitu anda akan bisa menguasai dunia ini." Dalton yang mendengar itu mendengus sebal. Suasana hatinya tidak akan bisa berubah begitu saja hanya dengan mendengarkan kalimat itu.

"Aku ingin pernikahanku dengan Alissya dipercepat. Bila perlu kita mengadakan acara itu dua hari lagi."

"Mohon maaf atas kelancangan saya Yang Mulia. Tetapi hari yang tepat untuk melangsungkan pernikahan adalah pada saat bulan purnama nanti." Sahut salah satu petinggi istana yang telah bergabung dengan Dalton.

"Persetan dengan bulan purnama. Aku hanya ingin wanita itu tidak bisa lagi melawan diriku!" Tegas Dalton membuat semua orang yang ada di sana mau tidak mau mengikuti permintaan dari pria itu. Mereka tidak ingin menyerahkan nyawa mereka pada Dalton.

Sekejap keheningan melanda. Hanya suara ketukan jari-jari pada meja yang terdengar. Semua orang terdiam dengan raut wajah tegang menunggu Dalton kembali membuka suara. Namun firasat mereka mengatakan jika mereka akan segera mengalami hal buruk. Dan benar saja, saat itu juga mereka berhenti mendengar suara ketukan jari pria itu.

"Lalu, apa kalian telah mendengar kabar tentang Evan?" Tanya Dalton dengan tatapan tajam. Philip seketika tertunduk takut mendengar pertanyan dari tuannya.

"Ampun Yang Mulia, saya belum mendengar kabar mengenai keberadaan Evan."

Brak!

Suara gebrakan meja kembali terdengar cukup keras membuat lutut Philip bergetar hebat. Saat itu juga Dalton beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Philip dengan rahang mengeras.

"Apa kau tau konsekuensinya jika kau tidak menjalankan tugasmu dengan baik?" Bisik Dalton tepat di telinga Philip membuat pria itu seketika terjatuh berlutut di hadapan Dalton.

"Sa.. saya akan berusaha keras Yang Mulia." Ujar Philip dengan suara bergetar menahan ketakutan.

"Tidak, kau harus mengeluarkan seluruh kemampuanmu meskipun nyawamu menjadi taruhannya." Seketika Philip membulat saat mendengar ucapan Dalton. Tangannya mengepal kuat, tetapi ia tidak mempunyai keberanian untuk melawannya.

"Ba.. baik Yang Mulia."

Saat itu juga Dalton berjalan keluar dari aula istana meninggalkan semua orang yang ketakutan saat melihat kemarahan pria itu. Namun tak lama, suara kegaduhan terdengar memenuhi aula istana.

"Sial! Bagaimana mungkin kita bisa menemukan jasad pria itu? Kita bahkan tidak tahu dia ada di mana."

"Benar! Ini sangat konyol! Bisa saja dia sudah di makan binatang buas di luar sana."

"Arghh! Semua semakin runyam! Ini semua terjadi karena dia. Bagaimana mungkin dia kehilangan pengawasan pria itu? Bagaimana jika sebenarnya dia masih hidup di luar sana?"

"Itu akan menjadi bencana bagi kita!"

Saat itu juga semua pandangan menuju pada Philip yang berdiri dengan raut wajah dingin. Tentu saja Philip menyadari jika semua orang yang berada di ruangan itu tengah membicarakan dirinya. Karena mereka tahu, Philip-lah yang ditugaskan untuk mengawasi Evan yang dikirim Dalton ke sebuah tempat yang sangat mengerikan.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

646K 38.7K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
757K 73.1K 32
Yang aku pikir, aku akan berakhir disurga.. Namun kenyataannya, aku terbangun didunia yang aneh.. Yaitu dunia immortal! Nama ku Nayra Oswald, aku seo...
Mr. Jeon By jieekim

Teen Fiction

334K 23.5K 66
{MAAF! PART ACAK!} Jeon Jungkook namanya, dia CEO Jeon Crop. Dia udah punya anak, tapi belum menikah dan juga dia bukan duda. "nghhh~ shit!" umpat ta...
76.9K 8.9K 52
Fantasy - Romance - thriller • • • • • • • • • • • • • • • • • • • Sebastian Logan Tyler. Cowok misterius yang berhasil mengusik hidup Caroline Loren...