One Night Change It

By coo-de

297K 9.4K 474

Nasib Inara bisa berubah hanya dengan satu malam. Semua ini gara gara dia bertemu Davin laki laki berusia emp... More

#01
#02
#03
#04
#05
#06
#08
#09
#10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

#07

14.2K 469 14
By coo-de

"Lo terima tawarannya Friska?" Inara mengangguk.

"Gue bingung harus gimana lagi, di tolak juga nggak enak"

Thea masih tidak percaya dengan sahabatnya ini bisa bisa nya dia menerima tawaran Friska calon istri dari Arka sedangkan dia sendiri sudah menyukai Arka bertahun-tahun.

"Lo udah gila ra"

"Ya kan gue bingung nolaknya gimana"

"Tapi lo bukan designer Inara.." Ucap Thea penuh tekanan.

"Gue udah jelasin itu tapi tetep aja Mbak Friska masih ngarep, makanya gue minta bantuan lo"

"Nggak gue nggak mau" Tolak keras Thea tanpa pikir pikir dulu.

"Lo jahat banget sih, nggak mau bantu temen sendiri"

"Ck.yang jahat itu kalo gue terima tawaran lo"

"Ra lo lupa Friska itu siapa? Dia tuh calonnya Arka. Masa iya sih loh mau bantuin dia buat bikin baju pengantin mereka"

"Terserah lo mau bilang gue jahat juga, disini tuh gue posisinya mau jaga perasaan temen gue yang bertahun tahun suka sama Arka, bohong kalo lo bilang nggak sakit hati sama Arka dan Friska" Inara tertegun jujur dia berasa agak sesak saat Friska mengutarakan keinginannya kemarin malam. Friska dan Arka memang sengaja berkunjung ke tempat Inara, Friska masih bingung dengan konsep pernikahannya dengan Arka. Bukannya membantu Arka malah melemparkan segala kebingungan Friska lewat Inara dengan alih alih Inara punya selera bagus. Salah satunya adalah baju pengantin mereka.

Friska yang dasarnya memang suka dengan produk The Nona ini semakin excited saat di beri tahu oleh Arka kalau Inara bekerja di sana. Inara tahu Friska ingin yang terbaik untuk pernikahannya nanti sampai dia ingin memakai baju hasil designer The Nona. Situasi Inara kemarin itu cukup canggung untuk menolak keinginan Friska meski Inara sudah mengatakan kalau dia itu hanya salah satu bagian team development product The Nona bukan designer, tapi Friska tetap memaksa sehingga mau tidak mau Inara mengangguk.

"Bener kata lo bohong kalo gue bilang gue nggak sakit hati. Tapi gue harus gimana lagi?"

"Lo tuh kepalang bego"

"Ck. Si davin juga bilang kaya gituh ke gue dia malah marah marah ke gue sampe cuekin gue"

"Iya emang bener inara"

"Gini ya inara.. Gue sama davin tuh sayang sama lo makanya kita tuh nggak mau lo sakit hati. Dari lo yang nge iyain permintaan Arka dan Friska udah di pastiin lagi kalo lo pasti sakit hati lagi" Kali ini Inara tidak bisa berdebat lagi semua ucapan Thea memang benar dirinya itu terlalu bodoh dan jangan tunggu sampai nanti sekarang pun inara sudah sakit hati melihat Arka dan Friska mengurus pernikahan mereka.

"Gosip aja!!" Sindir seseorang pada Inara dan Thea yang sedari tadi mereka memang berada di meja Inara. Mereka menghabiskan sisa istirahatnya duduk cantik sambil  ngobrol ngobrol.

"Bukan gosip tapi kita tuh lagi membicarakan fakta, ya kan ra?" Di angguk cepat oleh Inara.

"Sama aja"

"Ya beda dong io, klo gosip itu belum pasti nah kalo kita bicarain yang pasti pasti" Zio kembalimencibir pembelaan dua orang itu yang terus saja cari alasan.

"Sana balik ke tempat lo, Nona Rose lagi ada tamu kayanya bentar lagi keliling"

"Tumben banget ada tamu? Terakhir ada tamu kapan ya?" Tanya Inara.

"Nggak tau, kayanya tamunya mahasiswa mau magang atau minta sumbangan. Soalnya di liat masih bocil bocil gitu"

"Cowok?" Tanya Thea dengan semangat, zio mengangguk membenarkan.

Baru juga Thea mau siap siap pergi dari sana ruangan Nona Rose yang jaraknya memang tidak terlalu jauh dari tempat Inara terbuka menampilkan sosok Nona Rose dan dua laki laki yang memang seperti mahasiswa. Mereka berjalan mendekat ke arah team Inara. Thea yang kaget jadi memilih duduk kembali di meja sebelah Inara yang kebetulan kosong karena Kintara sedang tidak masuk.

"Nah ini team development product w32 kami, kalo kita jadi kerjasama kalian akan kerjasamanya dengan mereka" Tubuh Nona Rose bergeser sedikit membiarkan tamunya melihat dengan jelas team marketing kebanggaannya.

"Anjirt---" Inara segera menutup mulutnya kaget saat melihat sosok tamu yang seperti sangat familiar baginya. Ada tiga orang disana. Dua laki laki dan satu perempuan, tapi salah satu dari laki laki tersebut adalah Davin. Sosok yang akhir akhir ini sering Inara temui.

Entah Davin sadar atau tidak dengan keberadaan Inara tapi Davin tidak memberikannya respon apapun. Jangankan memberi respon tersenyum ke arah Inara pun sepertinya enggan. Davin dia ajak berkeliling lagi oleh Nona Rose meninggalkan tempat Inara.

"Ra bukannya itu cowok lo?" Tanya Thea kaget.

"Ko bisa si brondong nggak nyapa lo?" Tanya Thea lagi penasaran.

"Au ah masih marah kali sama gue" Jawab Inara acuh.

"Gara gara Arka sama Friska?" Inara mengangguk.

"Ya wajar sih dia marah"

"Ko lo jadi belain dia sih ya"

"Ya lo pikir aja Inara si Davin pasti sakit hati pas lo terima tawaran Arka dan Friska buat ngurusin pernikahannya, secara otomatis lo itu pasti bakal terus ketemu Arka. Kalo lo tiap hari ketemu Arka gimana lo mau move on yang ada lo malah jadi pelakor diantara Arka dan Friska. Disini lo nggak mikirin hati pacar lo sendiri"

"Dia bukan pacar gue"

"Inara punya pacar?" Tanya Zio tiba tiba.

"Kepo" Balas Thea lalu izin pergi kembali ke tempatnya.

Sepanjang hari Inara terlihat bad mood semuanya di mulai dari pertemuan Inara dengan Davin di kantornya dan sikap laki laki itu yang sok acuh padanya. Inara juga sempat mengirimkan pesan pada Davin menanyakan tujuan laki laki itu berada di sini tapi sampai sekarang belum ada balasan apa pun. Bukan cuman itu ketika makan siang pun Inara bertemu lagi Davin di Cafe sekitar kantor tapi sikap Davin tetap saja sama.

Beberapa menit menjelang jam pulang Inara sudah membereskan barang  barangnya. Dia sangat ingin segera sampai di rumah dan berendam air panas untuk mengembalikan moodnya yang sudah rusak dan begitu jam sudah menunjukannya jam pulang Inara langsung bergegas pulang.

"Ra sorry nggak bisa kasih lo tebengan gue di suruh jemput ade gue dulu" Ucap Thea merasa bersalah masalahnya tadi dia dan Inara sudah berencana akan pulang bersama sambil gosip gosip di rumah Inara.

"It's okay gue pulang naik ojol aja" Merogoh handphone dan segera memesan ojek online.

"Bentar ra.." Jari tangan Inara terdiam mengikuti ucapan Thea

"Lo pulang bareng Zio aja"

"Apa?" Tanya Zio tidak mengerti yang sebenarnya tidak sengaja lewat di depan kedua orang itu

"Si Inara mau nebeng katanya" Ucap Thea

"Ya udah ayo"

"Tuh sana ra lumayan hemat ongkos" Sebenarnya Inara jarang minta tolong laki laki ini walaupun Zio ini teman satu divisinya. Sikap Zion yang ketus lah yang kadang buat Inara malas berurusan dengan laki laki ini.

Benar kata Thea lumayan hemat ongkos apalagi akhir bulan seperti ini makanya Inara lebih memilih ikut pulang bareng Zio. Baru juga Inara akan menaiki motor Zio tangannya tiba tiba ada yang narik dari arah belakang.

"Pulang sama gue"

"Ck. Jangan pegang pegang" Ucap Inara ketus saat tahu dalang di balik penarikan itu.

"Ra.. "

"Apa? Bukannya lo nggak kenal gue?"

"Inara.."

"Apa lagi Davin?" Kesal Inara ya bagaimana tidak kesal tadi aja laki laki ini so so an tidak mengenalinya pesan Inara pun tidak di balas, sekarang apa apaan datang datang merengek kaya gini  ya Inara mana tahan sih liat berondong merengek kaya gini.

"Lo siapa?" Tanya Zio seperti pernah melihat wajah Davin.

"Ehem kenalin pacarnya Inara" Menjulurkan tangannya.

"Zio" Balas zio menyambut uluran tangan Davin

"Lo bakal pulang bareng Inara?"

"Iya"

"Ya udah kalo gituh gue duluan" Sumpah Inara ingin memberikan Zio berbagai umpatan karena meninggalkannya bersama Davin yang pada akhirnya Inara tidak punya pilihan lain selain pulang bersama Davin.

Di sepanjang jalan Inara dan Davin terus saja perang dingin sampai tiba di rumah Inara. Davin segera ikut masuk sebelum Inara sadar dan mengusirnya.

"Ra ko lo diemin gue sih?" Inara masih mendiaminya, perempuan itu berjalan memasuki kamar melewati Davin yang semula ada di depannya.

"Kan yang harusnya marah itu gue bukan lo"

"Pasti gara gara kejadian di kantor ya? Sorry kan gue lagi marah sama lo masa iya gue langsung haha hihi sama lo" Mulut Inara masih enggan untuk membukanya.

Davin yang kesal dari tadi di cuekin Inara menarik tubuh Inara yang sedari tadi membelakanginya. Davin menarik lalu menjatuhkannya pada kasur. Kini posisinya Inara berada dibawanya. Laki laki itu segera mengungkung tubuh Inara merapatkan tubuhnya agar Inara tidak bisa bergerak sama sekali.

"Apaan sih lo minggir!" Ucap Inara ketus mencoba mendorong Davin tapi siap semakin Inara melawan Davin semakin merapatkan tubuhnya. Jujur Inara mulai gugup apalagi laki laki itu tidak lagi membalas ucapnya melainkan terus menatap Inara dalam.

"Davin.. gue bilang minggir gue mau ganti baju" Ucap Inara memberi alasan siapa tahu kali ini Davin mau mengikuti kemauannya. Davin tersenyum mendengarnya membuat Inara mengangkat alisnya tidak mengerti.

"Lo mau apa!" Ucap Inara setengah berteriak kaget dengan pergerakan Davin yang tiba tiba melepaskan kancing baju inara.

"Katanya lo mau ganti baju, sini gue bantu"

"No Davin! Lep--" Belum juga selesai bicara mulut Inara di bungkam oleh bibir Davin yang menciumnya sangat lembut sehingga mau tidak mau Inara membalasnya tanpa sadar.

Bibir mereka saling bermain cukup lama tangan Davin pun tidak ikut diam, jarinya bergerak melepaskan satu persatu kancing Inara. Setelah selesai di kancing terakhir Davin memutuskan ciuman mereka. Davin melihat ke arah bagian Inara yang sudah terbuka memperlihatkan dua gunung kembarnya yang masih terbalut bra hitam. Wajah Inara merah padam, dia merasa malu di lihat seperti itu oleh Davin. Tangannya ingin sekali bergerak menutupi bagian atasnya tapi balik lagi tubuhnya benar benar tidak bisa bergerak karena Davin.

Davin kembali mencium bibir Inara lagi kali ini ciumannya sedikit menuntut. Lalu bibirnya bergerak ke arah leher mencumbunya dalam hingga meninggalkan jejak keunguan. Tidak sampai disitu Davin kembali menyusuri cumbuannya hingga ke puncak payudara Inara.

"Sshhh ahhh Davinnn"

***

Terimakasih yang sudah membaca dan meninggalkan jejak, love you pokonya buat kalian.

Eh btw aku mau tanya dong kira kira cast yg cocok buat jadi Davin siapa ya? Jujur aku masih belum punya gambaran pasti buat Davin berondongnya Inara yang sedikit mesum ini.

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 127K 87
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...
1.1M 60.8K 54
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
1.4M 6.4K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...
2.4M 29.5K 28
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...