EPHEMERAL

بواسطة its_cheon

3.7K 2.2K 5K

Hompimpa alaium gambreng! Setiap sekolah punya cerita, tak terkecuali Sekolah Are Woah. Sekolah yang berisi a... المزيد

1
2
3
4
5
REINKARNASI
SEKOLAH ARE WOAH
Jatuh
Hantu menjadi hantu
Lembar jawaban
Kekuatan Super
Menjadi Lebih Hebat
Kecebur
Berbagi
Lora(i)
Pink Sun
Hompimpa
Menawarkan Ancaman
Perayaan Festival
Salah korban
Ternyata Bukan
Pencarian Malam Hari
Ruang CCTV
Sandiwara
Hilang atau Dicuri
Gelang
Botol ramuan
Rendang beracun
Bulan
Kira-kira
Serius
Hyesun & Win
Masa lalu
Terjadi Lagi
Arwah mati
Truth or Dare
Affa iyach?
Komedi arwah
Study tour
Keajaiban
Kepercayaan
Lawan
Detik detik terakhir
Malam kenangan
6
7
8
9
10

Masih Study Tour

43 29 186
بواسطة its_cheon

Setelah seminggu, akhirnya arwah-arwah berasal dari dimensi sebelah tiba di depan rumah Zeyu yang sebenarnya 😀

Rumah dengan susunan seperti istana. Terlihat begitu megah dan menjulang tinggi. Warna putih yang didominasi emas asli 10 ton begitu memanjakan mata. Melihatnya saja sudah buat bahagia.

"Ini baru namanya rumahku istanaku," kata Mingrui takjub dengan mata yang berbinar-binar menatap rumah Zeyu.

Bu Shin menghapus air matanya. "Aku tidak menyangka punya anak wali se-rich ini."

Lora melirik Zihao yang sedang menghitung jarinya. "Kau hitung apaan?"

"Ah ... aku sedang memikirkan apa saja yang harus aku curi dari rumah Zeyu." Dasar Zihao. Dia lupa mengecilkan volume suaranya.

Lora refleks menabok congor Zihao. "Kalau mau ngerampok jangan bilang-bilang dong!"

Lora berbisik ke Zihao tanpa mengecilkan suaranya. "Sebenarnya kita punya rencana yang sama. Mendingan gini, kita langsung ke brankasnya saja, mumpung kita arwah jadi bisa mempermudah ambil isi brankas tanpa capek mikirin sandi," saran Lora.

"Tapi gimana cara kita tau lokasi brankasnya? Rumahnya sebesar ini apalagi waktu kita tidak akan lama di dimensi ini." Kini mereka berdua berdiskusi.

Lora tampak berpikir. "Hmm ... aku akan coba bicarakan ini baik-baik dengan Xiaona. Semoga dia mengerti perasaan makhluk miskin seperti kita."

"Tidak perlu, aku mendengar pembicaraan kalian sejak tadi😀🖕🏿" sahut Xiaona di sebelah mereka.

"Eh eh cepat masuk! Ini Zeyu juga kok gak masuk-masuk daritadi." Bu Shin jalan lebih dulu menembus rumah Zeyu disusul yang lainnya.

Tiba di dalam, mereka masih saja dibuat terkejut dengan isi rumah Zeyu.

Isinya tentu jauh lebih mewah, barang-barangnya terlihat sangat mahal melebihi harga diriku, canda.

Begitu banyak barang berlapiskan emas menyilaukan mata tapi yang membuat mata Zeyu sakit adalah saat melihat mamanya mengadakan arisan di ruang tamu.

Di sana, terdapat sekumpulan ibu-ibu sosialita yang diketuai mamanya Zeyu. Mereka asik mengobrol dan tertawa slayy dengan mengelilingi kue elit di atas meja.

Lalu jauh dari sana terlihat ayah Zeyu yang sedang sibuk menatap layar tab bersama seorang pria yang tengah menjelaskan rencana bisnis kedepannya.

Zeyu berdecak, "Ck ... Xiaona dimana ibumu? Aku tidak betah di rumah ini."

Sedangkan yang ditanya tidak ada di sebelahnya. Jangankan Xiaona, yang lainnya pun bahkan Bu Shin tidak ada disekitar Zeyu. Mereka berpencar menikmati isi rumah mewah ini.

Akhirnya Zeyu pun duduk di sofa yang jelas jauh dari keributan perkumpulan mamanya.

*****

"Nah gitu deh sejarah rumah ini punya lift dengan 2 warna! Yang di kiri punya Zeyu dan kanan punyaku!" Xiaona mengakhiri ceritanya. Mulutnya sudah berbusa-busa menceritakan apapun tentang rumah ini.

"Gimana? Udah cukup belum?" tanya Xiaona melihat tangan Lora yang hanya memegang 2 balok emas.

"Sebenarnya kurang sih tapi ga enak bilangnya," jujur Lora.

"Udah cukup, Lord. Kau enak hanya pegang 2 batang lah aku sekarung!" desak Zihao sambil tertatih-tatih menyeret karung berisi emas batangan.

Dikasih emas sekarung senang❎
Dikasih emas sekarung keberatan✅

Mereka pun kembali ke lantai bawah, tempat semula. Mereka bertiga sampai bersamaan dengan teman yang lainnya.

Miya dan Mingrui datang setelah mengisi perut sampai membuncit dengan makanan kelas atas. Shuyang dan Xinlong berkeliling lapangan golf dengan buggy car, sedangkan Hanyu dan Bu Shin ikut mendengar gosip terkini yang diobrolkan perkumpulan sosialita mamanya Zeyu.

Kini Zeyu hanya bisa menghela nafas melihat kelakukan teman-teman dan wali kelasnya.

"Duh jeeng~ kok kuenya tawar sich?" tanya salah satu teman mama Zeyu kemudian mengambil gelasnya yang berisi jus lale.

*Cppffrrttt

"Huweekk! Njeeng~ jus nya tawar juga lho? Gimana sich kok semua gada rasanya? Perasaan tadi enak-enak aja lho??"

Mamanya Zeyu segera mencicipi kue dan jusnya dan benar saja, yang tadinya terasa manis dan nikmat kini benar-benar hambar.

"Eh iya bener ihh rasanya nggak enak! Jangan-jangan rumah kamu berhantu ya njeeng?" kata teman arisan lainnya.

"Ihh tiba-tiba tawar gitu ah sereem!"

Teman-teman mamanya Zeyu ketakutan, mereka segera memakai tas dan berdiri dari duduknya.

Wajah mama Zeyu yang tadinya panik kini menunjukkan kemarahan, ia tak bisa menahan amarahnya begitu temannya sendiri mengejek rumah mewahnya ini berhantu.

"Lidah kalian tuh yang salah! Jangan-jangan kalian datang ke sini dengan kondisi terkena corona? Iihh sereemm. Pergi deh kalian dari rumahku!" usir mama Zeyu sembari mengibaskan tangannya.

Sementara itu para arwah yang menonton pun tertawa puas tak terkecuali Zeyu yang kini menyunggingkan senyumnya. Dia cukup terhibur di rumahnya sendiri.

"PERJALANAN SELANJUTNYA ADALAH MILIK ZIHAAAOOO!" teriak Bu Shin begitu semangat dikarenakan energinya menjadi penuh setelah menikmati makanan dan minuman ringan bersama ibu-ibu sosialita mama Zeyu.

Bus datang menembus rumah Zeyu, mereka pun naik ke bus itu bersama barang-barang rumah Zeyu yang telah dirampok.

Bus kembali melaju kencang mengikuti keinginan Zihao bertemu dengan ibunya.

Tadinya Zihao merasa malu bus ini akan berhenti di rumahnya yang rapuh namun bukan hal ini yang diinginkan Zihao. Diluar dugaannya, bus ini berhenti di sebuah rumah sakit yang dekat dengan rumahnya.

Perasaan Zihao tidak enak. Dia mulai berpikir yang tidak-tidak. Dia segera berlari masuk ke rumah sakit itu dengan dadanya yang sesak, bahkan dia membuang karung emasnya.

Lora segera menangkap karung emas itu. "Kalau gak mau jangan dibuang! Masih banyak orang membutuhkan sepertiku 😭"

Bu Shin dan anak walinya yang lain ikut berlari menyusul Zihao masuk ke rumah sakit itu. Bu Shin sudah menduga ini akan terjadi.

Zihao tersesat, dia tidak tau harus mencari kemana di rumah sakit yang besar ini.

Bu Shin datang tergesa-gesa ke arah Zihao. Ia menunjuk ke atas. "Ibu mu ada di lantai atas."

Mereka pun terbang menembus atap lantai ini lalu Bu Shin mengarahkan mereka ke sebuah ruangan.

Zihao menangis deras begitu melihat ibunya terbaring di ranjang rumah sakit ini.

Zihao tau wanita itu lemah namun tetap memaksakan diri bekerja dan berusaha bertahan demi anaknya, Li Zihao. Walaupun sekarang situasi sudah berbeda, Zihao tidak lagi bersamanya.

"IBUUUUU!!!" Zihao berlari memeluk ibunya. Walaupun tidak kena ia tetap menahan tangannya berada di permukaan tubuh ibunya.

Bu Shin membuka map nya membacakan apa yang terjadi.

"Ibu mu bekerja semakin keras setelah mendengar berita buruk yang terjadi padamu. Dia berusaha mengumpulkan uang untuk pemakaman mu dan akhirnya ia pingsan dan kondisinya terus memburuk di rumah sakit ini.

"Maaf bu! Sampai Zihao mati, Zihao tetap menyusahkan ibu. Ibu bahkan sampai sakit. Gara-gara Zihao, ibu jadi begini."

Zihao menangis tersedu-sedu sampai mengganggu tidur ibunya. Ya, ibunya terbangun.

"BU! IBUK BANGUUN!" seru Zihao senang melihat ibunya membuka mata.

Tak lama, seorang pria dewasa dengan baju putih dan stetoskop di lehernya datang. Dokter ini datang bersama suster yang membawakan makanan.

Dokter itu tersenyum melihat ibu Zihao. "Sudah bangun ya daritadi?" tanya si dokter pada ibu Zihao.

Ibu Zihao membalas senyuman dokter. "Ah baru saja, dok."

Dokter membantu ibu Zihao untuk duduk bersandar sementara suster menaruh makanan di depan ibu Zihao.

Zihao menatap bingung.

Sejak tadi ibunya dan si dokter saling tatap-tatapan dan melempar senyum bahkan suster segera pergi dari ruangan ini seperti tak ingin mengganggu si dokter dan pasiennya.

Zihao panik sendiri. "Eh Eh dok! Ngapain ngeliatin emak saya! Woi dok!" Zihao menutup mata si dokter walaupun tau itu tidak ada gunanya.

Teman-temannya dan Bu Shin tertawa melihat Zihao yang tampak tidak suka dengan sikap dokter itu.

Bu Shin kembali membuka map nya. Sepertinya dia juga harus menjelaskan situasi saat ini pada Zihao.

"Selama di rumah sakit, si dokter inilah yang selalu memeriksa ibumu, Zihao. Dokter ini baik kok, dia menjaga, rutin memeriksa, dan mengajak ibumu mengobrol. Sampai-sampai mereka terlibat perasaan khusus. Sekarang, ibu mu dan si dokter sudah pacaran selama 2 minggu."

Zihao melongo mendengarnya.
"I-ibu ... Semudah ini dokter itu menggantikan posisi ku? Buu!" rajuk Zihao berusaha menggoyang-goyangkan tangan ibunya.

"Kamu tenang aja ya, jangan terlalu memaksakan diri," pesan dokter itu pada ibu Zihao sambil memegang bahu ibu Zihao.

Ibu Zihao sendiri tak menolak, ia merasa senang ada yang memperhatikan dan menjaganya.

Sebenarnya Zihao sangat tidak terima tapi melihat yang terjadi didepannya dia berusaha mengubah pikirannya. Selama dokter itu baik dan ibunya merasa senang, Zihao akan menerima kehadiran dokter itu sebagai calon bapaknya.

"Ibu sehat-sehat yaa. Kalau aku bisa hidup kembali, ibu harus udah sembuh," lirih Zihao dengan kepala tertunduk.

Zihao mengangkat kepalanya, menatap tajam dokter yang bersama ibunya. "Dan kau, Dokter sok ganteng, jaga ibuku baik-baik!"

Teman-teman Zihao diam-diam tersenyum melihat wajah Zihao yang saat ini sangat lucu.

Bu Shin mendekati Zihao, merangkul anak walinya itu untuk keluar dari ruangan ini.

"Maaf bro, tadi udah ngatain lu bohong soal rumah," ujar Mingrui tulus sembari menepuk bahu Zihao.

"Aku juga. Sorry ya tadi bercanda bilang aku dan kau makhluk miskin, aku gak tau kalau kau ternyata miskin beneran. Asli Zi, maaf ...." tutur Lora, ia juga benar-benar merasa bersalah.

Zihao tertawa. "Behahahaha santai aja gess, yuk lanjut perjalanan terakhir!" ajak Zihao sambil menaiki bus bersama yang lainnya.

Bus kembali melaju kencang, tujuan terakhir adalah milik Lora. Gadis itu membawa mereka ke sebuah rumah sederhana yang dapat terdengar ada kekacauan di dalam sana.

Alisnya menyatu bingung. Ada masalah apa di rumahnya?

Lora pun turun dari bus dan menebus tembok rumahnya.

Barang-barang yang berantakan, botol soju, dan teriakan pria tua yang menggelegar.

"AAAAARRGHH LORII. KEMARI KAU ANAK NAKAL!"

Lora jelas mengenal teriakan barusan. Itu adalah suara ayahnya.

"Ahahahaha! Ahahahaha!" Sekarang terdengar tawa anak kecil dari sebuah ruangan.

Lora ke sana, ke ruangan yang merupakan kamarnya.

Lora melihat adik laki-lakinya yang tertawa terpingkal-pingkal sambil memukul tembok.

"Ahahaha! Hahh ... hah ...." Anak laki-laki itu tertawa sampai lelah.

Ia duduk di kursi dan merenungkan yang baru saja terjadi. "Hahh ... lucu sekali! Seandainya kak Lora sudah pulang, dia pasti bangga melihatku yang sudah bisa melawan ayah. Hehehehe." Lori tertawa geli.

Lora tersenyum melihat Lori yang ternyata masih menunggu kepulangannya. Tangannya tergerak mengelus rambut Lori yang tak bisa ia sentuh.

Lori menyimpan lolipop merah pemberian seseorang di kantongnya lalu mengambil selembar kertas dan sebuah pensil. "Saat kak Lora kembali bersama ibu, aku akan menceritakan semuanya!"

Teman-teman Lora tampak bingung mendengar yang Lori katakan barusan. Pasalnya yang mereka tau adalah Ibu Lora sudah dibunuh oleh Lora sendiri.

Lori tampak berpikir apa saja yang hendak ia tulis. "Pertama, ayah tampak terkejut melihat mayat ibu tiri. Kedua, ayah memarahiku karena kak Lora yang pergi menjemput ibu. Ketiga, aku mulai bebas karena ibu tiri sudah mati jadi aku tidak dipukul lagi deh!"

Yang lainnya pun terkejut mendengarnya.

"Yang Lora bunuh bukanlah ibunya sendiri?" gumam Mingrui.

"Lora punya ibu tiri? Tapi ibu aslinya masih ada!?"

Lori sibuk menulis sambil bergumam sendiri. "Nanti aku harus kasih tau kak Lora kalau ayah tetap pukul aku, ngusir aku sampai terkadang teriak-teriak sendiri sambil mabuk, trus ayah udah punya pacar baru lagi dan larang aku makan! Huuhh ... Terpaksa aku harus makan diam-diam saat malam."

Bibir mungilnya mengerucut, ia mengomel sampai tangannya bergerak-gerak lucu. "Tapi untung deh, karena kak Lora udah bunuh ibu tiri aku bisa makan diam-diam saat malam, aku bisa sekolah tanpa bolos, udah gak ada yang paksa aku minum air toilet dan leher ku udah gak sakit lagi! Untung deh kak Lora pergi setelah bunuh dia!!"

Teman-teman Lora tercengang mendengarnya. Kaget mengetahui ada manusia yang memperlakukan anak kecil seburuk itu. Walaupun memang bukan anak kandung, tapi setidaknya punya hati dalam memperlakukan manusia.

Lora sendiri kaget karena adiknya tahu bahwa dirinyalah yang membunuh ibu tiri.

"Jadi itu alasan Lora membunuh wanita yang ternyata ibu tirinya? Tak heran ia melakukan itu," ujar Hanyu.

Meskipun sudah berteman kembali tapi Lora tidak memberitahu apapun kebenaran tentang rekaman yang teman-temannya temukan. Mereka sendiri pun tidak berani mengungkitnya.

Lori mengangkat kertasnya dengan riang. "Selesai! Ini semua yang akan aku kasih tau ke kak Lora nanti! Sekarang aku akan buat untuk ibu juga!"

Bu Shin tersenyum melihat Lora yang menunduk untuk membaca tulisan Lori. Kali ini, Bu Shin tidak membuka map nya lagi untuk membacakan yang terjadi karena Lori yang terus berbicara sendiri menjelaskan yang terjadi selama ini.

Tiba-tiba wajah Lori terlihat murung. "Tapi ... kapan kak Lora kembali bersama ibu? Aku kesepian."

Lora menunduk, muncul rasa bersalah karena ia sudah membuat adiknya terus menunggu bersama harapan. Lora sangat menyesal.

Bu Shin melihat jam tangannya. Sebentar lagi waktu mereka di dimensi ini habis. "Lora, ayo pulang," panggil Bu Shin.

Lora mengangguk pelan, menuruti perkataan wali kelasnya. Lora melirik Lori sekilas, mengelus rambut adiknya pelan lalu pergi ke bus.

Bus pun melaju cepat kembali ke Sekolah Are Woah.

*****

Lora berjalan lagi di lorong penjara yang remang-remang. Ia masih kepikiran tentang adiknya yang terus menunggunya.

Lora jadi takut untuk bertemu adiknya suatu hari nanti.

Bagaimana jika Lora bisa kembali hidup namun ia pulang sendiri tanpa ibunya? Lora harus bilang apa pada adiknya yang sudah lama menunggu kepulangan ibu mereka?

Muncul lagi pikiran buruk Lora untuk kabur dari masalah, untuk sengaja gagal di ujian reinkarnasi agar ia tidak perlu hidup kembali dan menghadapi adiknya.

Sekarang, kaki Lora berhenti melangkah tepat di depan penjara Junhyuk. Hanya sahabatnya itu yang mampu menenangkan pikirannya.

"Aku harus apa, Junhyuk?" tanya Lora tanpa menjelaskan apa yang ia pikirkan.

Junhyuk menoleh, menatap Lora yang berdiri di depan penjaranya. "Sebaiknya kau maafkan saja."

Lora mendudukkan dirinya di tanah mencoba menyimak perkataan Junhyuk. Junhyuk pun ikut duduk berhadapan dengannya.

"Maafkan apa?" tanya Lora bingung.

"Maafkan dirimu yang dipenuhi penyesalan terhadap adikmu."

Lora berpikir sebentar kemudian mengangguk. "Akan ku coba untuk melepas penyesalan itu. Adikku yang malang, waktu yang sudah hilang serta rasa kesepian yang ia rasakan selama aku pergi, aku tidak bisa mengembalikannya."

Junhyuk tersenyum karena Lora mau mendengarkannya. "Kau bisa, kau pasti bisa. Oleh karena itu, berjanjilah padaku untuk lulus ujian reinkarnasi, oke?"

"Hah ... baiklah!" jawab Lora malas.

Dahulu mereka berdua berjanji untuk lulus ujian reinkarnasi bersama. Namun sekarang tersisa Lora yang berjuang untuk janji yang baru.

_________________

Sedikit curcol ....😥

Minggu depan gw PTS😰

Ujiannya di kertas😱

Soalnya essay💀

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

2.6K 179 13
"1234 KAMI 4NEMO" . 4NEMO? Grup yang baru debut itu? . . "Ingatan apa ini?, Mondstat?, Khenriah? Apa itu...Tev...yat???" "Akan ku cipta sebuah dunia...
5.9K 421 22
oneshoot/twoshoot:) sesuai request:) Up rada lama ya Guys:* SU = Slow Update
1.2K 137 24
⚠️ ini adalah VOL. 2 Banana Fish X Detective Conan X OC ⚠️ . . 🔥CERITANYA MASIH LANJUT DI VOLUMENYA SELANJUTNYA 🔥 . . . bercerita tentang Kudo Izuk...
2.8K 342 26
Chelsea Football Club, sebuah klub dari London yang menampung para pemain absurd dengan kewarasan yang harus dipertanyakan. Mereka tergabung membentu...