SEPTIHAN

By PoppiPertiwi

54.3M 4.2M 4.2M

Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaks... More

SEPTIAN AIDAN NUGROHO
1. RAVISPA!
2. SELAMAT BERJUANG, JIHAN
3. AVEGAR! PENGKHIANAT SMA GANESHA
4. ONE BY ONE
5. SEPTIAN JELEKKKK
6. KEJUTAN PAGI
7. RASA YANG BERBEDA
8. KARENA TERPAKSA
9. DIA PERNAH SINGGAH LALU MENJAUH BEGITU SAJA
10. DIA TIDAK CINTA KAMU
11. TERNYATA TIDAK UNTUKKU
12. DIA YANG SEDERHANA
13. SEBASTIAN: SEBATAS TEMAN TANPA KEPASTIAN
14. EUFORIA
15. PERASAAN BARU
16. KEPINGAN
17. CEMBURU
18. UNTUK YANG PERTAMA
19. KITA
20. FEELING + MNG
21. PERGI
22. AWAL BARU
23. KEMAJUAN PESAT
24. ISI KAMERA SEPTIAN? (1)
24. ISI KAMERA SEPTIAN (2)
25. KAMU MAU JADI PACAR SAYA?
26. DAY 1
27. KEJUTAN
28. MEMAAFKAN
29. PESTA
30. PROBLEM
31. TITIK AWAL
32. PERTANDINGAN BASKET GANESHA
33. HIS CHARACTER
INTERMEZZO: WARJOK, QNA & Trailer Story
34. RUANG FOTOGRAFI: Jihan?
35. AWAN
36. 9X - 7i > 3 (3x - 7u)
37. EVERYTHING I DIDN'T SAY
VOTE COVER NOVEL SEPTIHAN + VISUAL
38. FILOSOFI MAWAR, BUNNY & RASA SAKIT (1)
38. SEPTIAN, THALITA & JIHAN + INFO NOVEL SEPTIHAN(2)
38. EXCLUSIVE: BERJUANG (3)
39. EXLUSIVE: 520 & PERAHU KERTAS : NOVEL SEPTIHAN
40. EXLUSIVE: PERINGKAT PERTAMA | JIHAN HALANA (SELESAI)
1. EXTRA PART SEPTIHAN: DISTRO SEPTIAN AIDAN NUGROHO
2. EXTRA PART SEPTIHAN: PERAYAAN UNTUK SEPTIAN AIDAN NUGROHO
3. EXTRA PART SEPTIHAN: LANTAI 80 || A SKY FULL OF STARS
4.1 EXTRA PART SEPTIHAN: PARADE KUMPUL RAVISPA [RULES OPEN RPPI]
4.2 EXTRA PART SEPTIHAN: SUIT & LUXURY
4.3 EXTRA PART SEPTIHAN: PODIUM
4.4 EXTRA PART SEPTIHAN: RESTU
4.6 MENENANGKANNYA
4.7 EXTRA PART SEPTIHAN: TENTANG WAKTU
4.8 EXTRA PART SEPTIHAN: BETTER BELIEVE ME
4.9 EXTRA PART SEPTIHAN: DITERIMA

4.5 EXTRA PART SEPTIHAN: MENGERTI?

259K 24.2K 29.1K
By PoppiPertiwi

Hai Semuanyaa! Absen dulu di sini siapa aja yang baca Septihan part ini?❤️❤️

Spam "SEPTIAN" dulu di sini sebelum membaca

Kalian udah follow & baca THE ONE [Nova Aldebaran & Aika Diratama] di aplikasi KaryaKarsa?

Siapa yang ngikutin AU Forever [Bams Adnyana & Fifi Raveya] di twitter @PoppiPertiwi_ ?

Guntur Gutama: Malem semuanya

Jordan Aditama: YANG LAGI BACA ANGKAT TANGAN

Bams & Nova: Setelah baca ini baca AU Forever & The One KaryaKarsa cerita kita okay?

Pukul/jam berapa di tempatmu saat ini

Selamat membaca ceritanya tolong isi komentarmu pada tiap paragraf & dialognya yaa

Siapppp membacanya?

4.5 MENGERTI?

"Aku butuh teman cerita. Mau kah kamu menjadi salah satunya?" — Jihan Halana

Jihan menghela napas gusar. Ia langsung masuk kelas setelah ditelpon Septian sementara Septian mencoba memberi waktu Jihan. Baru pertama kali menjalin hubungan. Septian memang belum begitu pandai membujuk hati perempuan. Apa Septian perlu membawakan banyak makanan atau beberapa tablet Ipad untuk Jihan?

Tapi Jihan bukan tipikal perempuan seperti itu.

Atau perlu Septian mengajaknya datang ke konser musik korea kesukaan cewek itu?

"Pacar kita lagi apa Sep?" tanya Jordan.

"Pacar kita udah makan belum Sep?" tanya Oji.

"Pacar gue," sahut Septian berat setelah memasukan ponselnya.

"Enak aja lo ngaku-ngakuin Jihan pacar lo Dan, Ji! Pacar gue tuh!" Guntur malah bersuara keras.

Septian hanya memandang Jordan, Oji dan Guntur yang membuat ketiganya cengengesan karena Septian menatapnya tajam—seperti bagaimana Septian menatap lawan karatenya ketika sedang bertanding. Ini namanya cari mati berdua.

"Galak mana?" tanya Bams lalu melihat Galaksi datang dengan muka kesal lalu melempar tasnya membuat Jordan dengan sigap menangkapnya.

"Wuidih santai Bang jangan kaya orang kerasukan reog gitu," ujar Nyong.

"Bu Dayu telat 5 menit doang gue kena hukum. Emang tuh guru gak pernah seneng liat gue seneng dikit!" Galaksi duduk di kursinya yang ada di sebelah Jordan.

"Muka lu muka muka anak nakal sih Gal makanya Bu Dayu selalu ngehukum lu," ujar Bams.

"Mentang-mentang lu ya Bams gak punya muka nakal," ujar Galaksi membuat Bams tertawa.

"Cewek kalau lagi ngambek baiknya dikasi apa?" tanya Septian membuat teman-temannya langsung menoleh padanya. Karena sangat jarang sekali Septian bertanya tentang perempuan selain tentang Jihan.

Dihidup Septian kini mungkin hanya ada Jihan seorang prioritasnya.

"Rumah mewah plus Hotel plus Villa. Nah lu beli tuh trus lu kasi hadiah biar cewek lu seneng," ujar Guntur.

"Sesat lo Tur! Ngawur aja jawabnya. Gak usah dituruin Sep! Buat Jihan kan?" tanya Jordan.

Septian hanya bergumam pendek.

"Lu dateng aja Jihan udah seneng gak usah ngasih apa-apa lagi. Lo kasih dia hoodie lu juga dia mau, Sep. Jihan gak pilih-pilih anaknya. Fleksibel," ujar Jordan.

"Curiga gue lo ada kedekatan batin sama Jihan, Dan. Kenal semua gitu lu tentang Jihan," ujar Oji.

"Gue tuh yang combalngin Septian sama Jihan jelaslah gue tau!" ujar Jordan ngotot.

"Jihan sukanya apa emang?" tanya Galaksi.

"Kelinci?" ujar Septian.

"Nah itu lu beliin. Lu beli satu aja gak usah satu pabrik," ujar Galaksi langsung menegur niat yang ada di hati Septian.

"Satu pabrik gimana Jihan mau ngurusnya Sep lo pikirlah," ujar Guntur.

"Tinggal panggil orang buat ngurus," ujar Nyong.

"Satu aja cukup Sep. Lu kalau beneran beliin Jihan kelinci sepabrik lu awas lu gue pecat jadi temen gue," ujar Galaksi masih sensi tadi dengan Bu Dayu lalu membahas hal ini.

"Gue belum ada ngomong apa-apa," ujar Septian.

"Ohiya lu belum ngomong apa-apa," Galaksi tertawa hingga kedua bahunya bergetar. "Pokoknya gitulah Sep. Beli satu aja. Inget satu. Jangan sepuluh apalagi segudang."

"Lu jangan ngeraguin finansial Septian gitulah Gal. Lu juga begitu kalau sama Kejora. Suka kelepasan beli banyak," ujar Jordan.

"Atau lu beli gambarnya aja atau asesorisnya biar Jihan gak perlu ngurus," ujar Guntur.

"Gue sama dia punya satu yang masih hidup," ucap Septian.

"Enak banget tuh kelinci punya orangtua kaya raya," ujar Guntur.

"Bu Dayu dateng," bisik Oji pada teman-temannya saat Bu Dayu berhasil melangkahkan kakinya ke kelaa XII IPA 5 lalu matanya tertuju pada murid yang tadi ia hukum lalu beralih pada Septian.

"Septian kamu duduk di depan. Hari ini ada ulangan," ujar Bu Dayu.

"YAHHHHH IBU," sorak bangku belakang terutama Jordan, Galaksi, dan Guntur.

"Katanya nih Bu sama anak murid harus bagi rata. Sama tuh kaya Asep. Harus bagi rata Bu. Kenapa pindah duduk? Kan Asep duduknya di sini," Oji tampak mempertahankan Septian.

"Gak usah ngeles bilang aja kalian mau nyontek," omel Bu Dayu.

"Astagfirullah masih pagi Ibu udah suudzon aja sama kita," ujar Bams.

"Cepat Septian duduk di depan. Bawa semua tas dan buku-buku kamu," ujar Bu Dayu membuat kelima teman Septian baik itu Galaksi, Jordan, Bama, Guntur, Oji dan Nyong memperhatikan Septian yang menurutinya meski mereka tahu bahwa hati Septian masih tetap di kursi yang sudah ia duduki selama ini.

"Bu saya boleh gak ikut duduk di depan juga?" tanya Jordan.

"Duduk di luar mau?" tanya Bu Dayu membuat Jordan cemberut.

****

Ada penyerangan di depan sekolah yang membuat Septian terluka. Penyerangan itu sangat mendadak yang membuat Galaksi naik pitam karenanya. Saat ini Septian sedang diobatin oleh Sherly, murid kelas XII di SMA Ganesha.

"Tahan ya Septian mungkin bakal sakit," Sherly yang mengobatinya. Septian hanya memandangnya gamang.

"Iya sayang," balas Jordan namun Sherly sama sekali tak peduli.

"Inget Lala Dan. Masih aja lo begitu," ucap Bams.

"Bercanda gue biar gak tegang," eles Jordan.

"WOIII SEPTIAN LU KENAPA?" tanya Guntur.

"Udah liat temen lu luka malah nanya lagi. Kurang jelas tuh luka pisau?" sahut Oji.

"Emang temen sejati. Pas temennya sakit bukannya ditolongin malah cengar cengir godain Sherly lagi," Guntur menggoda Jordan.

"Sherly sini sama Abang," ujar Guntur.

"Percuma Tur, Sherly gak demen sama lu. Udah lu sama Mona Jasmine Prasetya aja." Bams ikutan.

"Apalagi Mona. Mana mau diterima," kata Nyong. "Ditendang iya yang ada. Kepala lo bisa dia botakin kalau dia tau lo ngomong dia."

"Kok bisa sampe kena gini Sep? Lo liat siapa mukanya?" tanya Galaksi.

Septian menggeleng. "Gue gak liat yang jelas dia nyari lo Gal."

"Itu Gal makanya lo jadi orang jangan kuat-kuat berantem. Jadi banyak kan yang mau ngajakin lo adu one by one," ujar Jordan.

"SEPTIAN MANA??" Jihan masuk ke dalam UKS lalu melihat Septian yang langsung menoleh karena mendengar suara perempuan itu. Seketika Septian beranjak untuk mencari Jihan, menolak Sherly.

"Kalau ini baru beneran ayangnya Septian," ujar Jordan.

"Alay," ujar Guntur.

"Iri bilang," balas Oji.

"Kenapa?" tanya Jihan meminta penjelasan.

"Gapapa kena gores dikit aja gak begitu dalem," Septian tidak mau Jihan khawatir.

"Ini tuh dalem tau Septian!" ujar Jihan memperhatikan lengan Septian. Cewek itu meringis karena luka darah dan keringat Septian menyatu di samping urat tangan cowok itu. "Sakit?"

Septian bergumam. "Udah gak begitu."

"Jihan perhatian banget sama Septian. Seru banget hubungan lo berdua. Boleh gabung gak?" tanya Guntur.

"Gak usah tebar pesona deh Tur," Lala masuk membuat Guntur cengengesan.

"MINGGIRR!! Emosi aja gue kalau liag Guntur. Keinget parfum mahal gue habis setengah botol gara-gara dia," ujar Febbi.

"Yaelah gue pake dikit padahal," Guntur mengakuinya.

"Dikit, dikit. Enak banget tuh mulut ngomongnya dikit. Setengah botol lo bilang dikit?!" Febbi memutar bola matanya.

"Gak usah berantem ini UKS. Lo juga Febbi dateng-dateng bikin ribut." tegur Oji membuat Febbi langsung diam.

Namun bukannya takut. Febbi justru makin suka. Oji adalah sosok yang tegas. Dia juga orang yang tidak mau merugikan dirinya sendiri demi mengerjakan sesuatu atau apa yang orang lain mau untuknya.

"Persoalan yang udah lewat gak usah dibahas di sini bikin keadaan makin sumpek aja," ujar Oji.

"Cemburu Ji?" tanya Kejora membuat Oji menoleh.

"Ngapain gue cemburu Ra. Gue cuman bilang aja soalnya panas banget banyak yang ngobrol di sini ditambah-tambah berantem lagi," ucap Oji.

"Muka lo kalau lagi kesel gak bisa boong Ji," ujar Galaksi merangkul Kejora membuat Oji berdecak.

"Kesel lah jadi rame tempatnya. Tau tempat kalau ngomong makanya," ujar Oji melirik Febbi.

"Gitu banget sama Febbi, Ji. Febbi nya juga udah diem," ujar Fifi.

"Oji udah mulai perhatian nih sama Febbi," cengie Thalita.

"Enggak," sangkal Oji. "Gak usah kaya gitu ini UKS. Asep lagi sakit."

"Beneran enggak?" tanya Febbi ingin tahu.

"Beneranlah," balas Oji. "Udah gak usah kaya gitu."

Febbi hanya tersenyum kecut di sudut ruangan sementara Oji kembali diam menatap Septian yang masih dibantu Jihan untuk diperban tangannya. Ternyata Jihan cukup ahli mengobatinya. Sementara Sherly hanya bisa diam memandang mereka. Yang paling utama adalah kemesraan mereka.

"Lo ngapain bangun Sep mau ke kelas? Udah ngerasa baikan lo Sep?" tanya Bams.

Septian mengangguk. "Ada ulangan ntar yang gak bisa gue tinggal."

"Tuh Han lo liat cowok lo ini. Selalu kaya gitu. Lo marahin aja gue ikhlas kalau lo yang marahin dia," ujar Jordan sudah tidak habis pikir dengan Septian. Bahkan dikeadaan seperti ini Septian tidak mau kelewatan ulangan.

"Padahal nyusul bisa Sep," balas Fifi.

"Nyusul juga nilai lo pasti bakal tetep bagus," ujar Febbi yakin.

"Gue tetep mau ulangan," ujar Septian.

Jihan lalu mengantar Septian keluar. Diikuti teman-temannya. Mereka juga disambut oleh kalangan murid lainnya yang sedang menunggu pintu UKS terbuka lebar untuk mereka. Jangan lupakan kalau Septian juga salah satu selebritas SMA Ganesha. Sudah pasti nama dan keadaannya sangat ditunggu. Apalagi kabarnya. Bahkan sudah dengan cepat menyebar.

"Gue bakal cari tau siapa yang buat lo kaya gini," ujar Galaksi.

"Terserah lo Gal. Gue ngelarang lo pun lo bakal tetep nekat kan buat cari tau?" tanya Septian.

****

Septian Aidan Nugroho: Kamu di mana?

Septian Aidan Nugroho: Kamu marah ya?

Itu pesan tadi siang mereka. Jihan mengetuk meja dengan jarinya sambil menunggu Septian membuat Febbi terus memperhatikannya. Febbi serba salah karena dihadapkan situasi seperti ini. Mungkin Jihan selalu mengerti Septian dan segala kesibukannya namun baru kali Febbi melihat wajah sedih Jihan.

"Septian biasa ya kaya gini?" tanya Febbi.

Jihan menggeleng. "Baru kali ini. Dia itu anaknya one time. Septian itu ngehargain waktu banget."

"Idaman banget cowok orang," ucap Febbi refleks.

"Cowok gue apa kaya gitu," gumam Febbi. "Eh iya lupa cowok gue kan fiksi semua."

"Cowok lo kan kebanyakan Kpop," sahut Jihan.

"NGACA JIHAN NGACAAA! Lo juga sama!" ngegas Febbi. "Pengalihan isu doang aslinya gue mikirin Oji. Mau nyapa cuman bukan siapa-siapanya," kata Febbi lagi.

Namun ternyata Jihan tak mendengarkan Febbi. Ia malah sibuk melamun. Membuat Febbi mengerutkan keningnya. Jihan yang biasanya banyak topik jadi kehilangan selera.

"Kenapa kok lo gak keliatan happy gitu?" tanya Febbi. "Bukannya harusnya lo seneng ketemu Septian pujaan hati lo?"

Jihan menumpukan dagunya di tangan. "Septian tuh cuek banget."

"Iya emang cowok lu begitu Han. Pukul aja kepalanya!!" Febbi berseru.

"Kekerasan banget lo. Mana berani gue," Jihan menjawab.

"Mana sini ntar kalau dia dateng gue pukul kepalanya karena gituin lo mulu!" Febbi memukul gulungan kertas yang ada di tangannya.

"LO KENAPA SIH HAN??" Febbi mengguncang lengan Jihan. "Ih gak asik banget lu begini terus gue gak kenal lo yang kaya gini! Cerita kenapa?? Ada yang lo sembunyiin? You okay?" tanya Febbi.

"Bukannya gue yang harusnya tanya gitu ke lo? Lo okay Oji masih sama Fani?" tanya Jihan.

"EITS LO NGALIHIN PEMBICARAAN! Gak, gak boleh! Jawab dulu lo kenapa?" Febbi ingin tahu.

"Gue sedih karena gue jadi jarang bisa ketemu Septian. Di sekolah pun kita sama. Ngurus urusan masing-masing. Gue berusaha ngerti dia ngapain aja. Ngelakuin apa aja. Kesibukan apa. Tapi kadang gue merasa gue butuh ngobrol sama dia," ucap Jihan.

"Kangen lu ya? Terus lu nge-chat dia?" tanya Febbi.

"Iya enggaklah iya kali gue gangguin dia. Kasian juga kalau gue gangguin. Paling dia yang nyari gue," ujar Jihan.

"NAH BAGUS!! Ini baru temen gue!" Febbi memujinya.

Septian lalu datang membuat Febbi berdiri sementara Jihan masih duduk mengalihkan pandangannya.

"RASAIN LO!! RASAIIINNN!! LO APAIN TEMEN GUE HAH? NGAKU GAK?! LO APAIN??!" Septian langsung terkejut karena Febbi memukulnya. "Tega lo ya gituin Jihan??!"

"Febbi bisa keluar sebentar?" tanya Septian.

Febbi menurunkan gulungan kertasnya. "Gak mau enak aja nyuruh-nyuruh. Lo siapa?"

Septian lalu mengeluarkan sesuatu dari kantongnya lalu memberikan Febbi sebuah kertas yang membuat Febbi langsung mengambilnya—sambil melihat Jihan yang sejak tadi terus memalingkan muka. Itu adalah tanda tangan Oji.

"Sekarang bisa?" pinta Septian.

"OH YA BISA DONG! Silahkan silahkan," Febbi bahkan dengan pura-pura membersihkan kursi tempat ia duduk tadi untuk Septian.

"EH EH FEBBI? KEMANA??" Jihan berteriak memanggilnya namun Febbi sudah lebih dulu keluar.

"Gue dapet tanda tangan Oji Hannnnn!! Lo sama Septian selesaiin dulu nanti gue balik lagi!" Febbi bahkan mencium tanda tangan itu membuat Jihan geleng-geleng kepala karenanya.

"Curang," kata Jihan pada Septian.

"Itu namanya negosiasi," balas Septian.

Jihan lalu melihat Septian duduk kaku di depannya. Mereka tak berbicara apapun. Sebenarnya Jihan ingin namun ia tidak melakukannya. Justru Septian lah yang pertama kali melakukannya.

"Tadi aku ada persiapan buat lomba—"

"Iya," jawab Jihan lebih dulu membuat Septian beranjak untuk di sampingnya.

"Aku selalu one time kalau mau ketemu kamu. Mungkin tadi telat beberapa menit," Septian membuat Jihan menganggukan kepalanya.

"Senyum," bujuk Septian. Septian harus sekuat tenaga membujuknya. Dia bahkan belajar dari Jordan.

Jihan lalu tersenyum paksa namun Septian cukup senang karena Jihan mau. "Rasanya kalau ketemu kamu aku jadi enggak capek lagi," ujar Septian jujur.

Septian yang lebih bisa jujur dengan Jihan daripada orang lain. Apalagi saudaranya.

Jihan menghela napas karena tidak bisa lama-lama mengabaikan Septian. Cewek itu lantas memukul lengan Septian membuat Septian terus memperhatikannya. "Sibuk banget kaya presiden. Begitu banget jadi bintang sekolahan. Lomba sana sini. Bagus ikut banyak lomba tapi kamu enggak pusing apa?"

Septian hanya menggeleng.

"KENAPA SIH SUASANANYA JADI KAYA GINI??" Jihan membuat Septian tersenyum lalu cowok itu mengelus rambut perempuan tersebut yang membuat Jihan menatapnya.

"Betah dari tadi di sini?"

"Betah," jawab Jihan cuek dan cepat.

Septian bergumam. "Kalau gitu coba liat sini."

Sial, Septian memang benar-benar mengertinya. Tidak bisakah Septian diam sebentar karena Jihan salting?

"Kamu tuh ya kalau sibuk banget seengaknya inget makan, minum sama tidur! Kalau gitu terus gimana kamu bakal sehat? Kamu kan udah pernah sakit. Emangnya mau sakit lagi? Trus kemarin kenapa sama Sherly?" tanya Jihan membuat Septian hanya terus memandangnya, kagum. Ada tatapan cinta ketika Septian memandang Jihan.

"Satu-satu Jihan," jawab Septian dengan sabar membuat Jihan meringis.

"Iya ini satu-satu."

"Kamu gimana udah makan? Makan bareng yuk kebetulan di samping distro ada restoran baru buka. Lumayan rame karena enak," Septian mengajaknya.

"Terus Febbi??" tanya Jihan.

"Suruh Oji jemput dia. Biar dia seneng," ujar Septian.

****

Jihan Halana: Septian hari ini kamu jam 3 ada waktu enggak buat dateng bareng aku ke pemakaman Tante aku?

Septian Aidan Nugroho: Jihan
Septian Aidan Nugroho: Hari ini aku gak bisa

Jihan hanya memandanginya dengan gamang. Ia harus berusaha mengerti Septian dengan semua kesibukannya. Mereka bisa datang nanti bersama.

Jihan Halana: Okay kalau gitu semangat kegiatannya

Septian Aidan Nugroho: Maaf Jihan besok kita dateng ke sana gimana?

Walaupun mungkin belum terwujud tapi Jihan cukup senang karena Septian membuat pilihan untuk hari lainnya walaupun tidak hari ini Septian bisa menemani Jihan.

****

Jihan sedang menyiram di rumah Septian membuat Septian yang baru pulang kaget melihat perempuan itu di sana bersama Neneknya, Sera. Septian menghela napas. Tidak ingin melihatnya namun Jihan sudah lebih dulu menangkapnya.

"Kamu baru pulang?" tanya Jihan.

Septian hanya bergumam.

Sebenarnya Jihan sudah menunggu Septian sejak tadi. Bukan hanya tadi bahkan hari-hari sebelumnya. Septian tampak sangat aktif dan sibuk dengan dirinya sendiri. Sebenarnya bagi Jihan itu bagus untuk perkembangan diri Septian. Namun apakah ini terlalu berlebihan?

"Kamu mau kemana?" tanya Jihan.

"Masuk," ujar Septian ketus karena saking lelahnya.

Jihan mengerutkan keningnya. "Kamu kok jawabnya gitu? Septian! Kenapa?"

Septian menghela napas dan memejamkan matanya sementara untuk meredamkan emosinya. Saat ini belum bisa diajak mengobrol. "Sama Nenek aja. Aku mau mandi."

Jihan menampilkan wajah aneh dan kening mengerut. "Kamu butuh aku—"

"Enggak Jihan! Aku lagi gak pengen ketemu kamu di keadaan kaya gini!" Septian menyentak membuat Jihan terdiam. Bahkan suara Septian terdengar sampai luar.

Niat hati khawatir jadi mendapat perlakuan seperti ini

"Minggir kamu. Aku bilang minggir," ujar Septian membuat Jihan memingirkan dirinya.

"Lain kali kalau dateng ke sini bilang." pesan Septian sebelum cowok itu naik dan masuk ke kamarnya membuat Jihan masih termangu kaku di tangga rumah mewah tersebut.

Kenapa sih dia?

****

Septian kesal karena selama belajar mengurus perusahaan Kakeknya. Ia diganggu oleh banyak orang bahkan Sherly. Tak hanya itu. Dia juga masih memikirkan Jihan yang kemarin ia perlakukan dengan tidak baik. Hal itu membuat Septian jadi uring-uringan selama seharian ini.

"Kamu gimana sih Septian? Hari ini kan bisa makan barengnya. Kamu mau kan?" tanya Sherly.

"Gue sibuk Sher lagi banyak yang harus gue kerjain." Septian menolaknya.

"Lo kenapa sih pas acara di hotel gak mau pas di sekolah juga gak pernah mau sama gue. Makan doang padahal," ujar Sherly, masih tetap ingin mengajak Septian kini menjurus memaksanya

"Gue sibuk lo gak liat gue sibuk?" tanya Septian.

"Sibuk cuman alasan lo aja. Lo lagi mikirin sesuatu kan makanya segitu pengennya ngerjain sesuatu tanpa istirahat?" tanya Sherly membuat Septian menggebrak meja. Hal tersebut membuat Sherly kaget.

"Dari kemarin lo bikin kerjaan gue jadi terhambat. Lo tau gak kalau bukan karena kelakuan Papa lo itu gue gak bakalan nginjekin kaki di sini?" tanya Septian membuat Sherly terdiam.

"Maksudnya?"

Septian tak mau membalasnya.

Sherly menarik Septian agar menghadapnya membuat Septian langsung meregangkannya. "Maksudnya apa sih Septian?"

"Papa lo itu ditipu orang dan berimbas juga sama Kakek gue. Sampe disitu lo paham kan? Jadi gak usah tanya lagi," ujar Septian.

"Papa kena tipu?"

"Baru tau lo?"

"Serius?"

"Lebih baik lo keluar dari ruangan ini sebelum gue panggil satpam," ujar Septian membuat Sherly mundur.

Septian menutup map di mejanya. Terdiam. Teringat Jihan. Dia harus segera memberitahu Jihan apa yang terjadi.

****

Septian terjebak pada malam di mana dia harus duduk di sofa melingkar tempat di mana Kakeknya, David dan Ayah Sherly berbincang. Seharusnya tadi Septian langsung pulang saja lewat basemen. Namun ia malah terjebak lama di tempat ini. Di sampingnya Sherly duduk senang.

"Liatin foto siapa sih kok sibuk banget?" tanya Sherly saat Septian fokus dengan ponselnya.

Sherly lalu melihat wallpaper ponsel Septian di mana Septian dan Jihan sedang berfoto bersama di hari Jihan membagikan bunga mawar di jalanan.

"Pacar lo cantik," puji Sherly membuat Septian bergumam.

"Cantik banget," ujar Septian membuat Sherly langsung terdiam lama.

Tidak bisakah Septian mengerti sedikit saja perasannnya?

Kalau Sherly juga cemburu?

Kalau Sherly juga ingin?

"Udah lama sama dia?" tanya Sherly.

Septian bergumam. "Setiap hari makin suka," Septian malah menambahkannya yang membuat Sherly makin terpuruk di tempat duduknya. Cewek dengan dress merah itu tampak buruk bahkan suasana hatinya pun sama.

"Padahal kita satu sekolah udah lama ya baru sekarang banget bisa deketnya," gumam Sherly memandang langit-langit.

Septian sama sekali tidak menoleh pada Sherly. "Ini bagian dari pekerjaan gue. Gue cuman bantuin Kakek gue. Enggak ada deket lebih dari itu."

Sherly tertawa miris. "Lo kenapa nolak gue terus?"

Septian rasa sudah waktunya ia kembali pulang. Atau mungkin menemui Jihan. "Kek, Septian pulang dulu." Pemuda tinggi penuh kharisma itu berpamitan lalu menuju ke tangga bawah dan mencari mobilnya yang ada di basemen.

Suara ketukan sepatu heels terdengar sedang mengejarnya. Hingga ia melihat Sherly dari pantulan kaca mobilnya. Membuat Septian menoleh saat Sherly ngos-ngosan di depannya.

"Ada apa?"

"Aku suka kamu," ujar Sherly pada Septian.

"Aku cuman mau kamu tau," ucap Sherly dengan mata ingin.

"Okay," balas Septian.

"Kamu enggak ada hal yang mau disampein ke aku?" tanya Sherly.

"Gue gak bisa bales perasaan lo Sher," ujar Septian.

"Iya gue tau karena lo punya pacar kan?" balas Sherly. "Andai aku bisa lebih dulu bilang sama kamu. Pasti keadaan gak akan kaya gini."

"Maksud lo apa? Walaupun gue gak sama Jihan pun gue gak akan sama lo," jawab Septian.

"Kenapa?"

"Karena kita gak cocok," balas Septian.

"Sep!" panggilan itu membuat Septian menoleh melihat Jordan namun ada sepasang mata yang membuat Septian terkejut karena melihatnya ada di basemen ini.

"Jihan," ujar Septian pada Jihan yang hanya terus memandangnya.

****

"Jihan," sapa Sherly pada Jihan. Meski mereka dulu pernah berdebat panjang sebelumnya. "Dari kapan di sini?" tanyanya dengan baik.

"Sejak lo bilang suka sama pacar gue," ujar Jihan lalu melirik Septian.

Jordan berdiri canggung di tempatnya. Ya Allah kenapa harus gue yang selalu ada disituasi kaya gini Ya Allah, batin Jordan.

"Gue cuman nyampein aja Han."

Jihan menaikan sebelah alisnya. "Udah nyampeinnya? Gimana diterima?"

Sherly hanya diam. "Tolong ya Sher kita kan sama-sama cewek lo bisa dong tau gimana perasaan gue?"

"Tapi gue udah gak tahan Han. Gue pengen nyampein itu dari lama," ujar Sherly.

"Udah kan? Sekarang apalagi?" tanya Jihan. "Gue ngerti lo suka sama Septian. Tapi tolong jangan kaya gini."

Sherly menghela napas. "Sorry gue naik dulu ke atas."

"Gue gak takut ada cewek kaya lo yang godain Septian. Kenapa? Karena gue tau. Septian hatinya cuman buat gue," ujar Jihan.

****

Septian dan Jihan berada di dalam satu mobil sementara Jordan memilih menjemput Lala untuk pergi bersama karena tadi hanya ingin mengantar Jihan untuk tau di mana Septian. Namun Jihan justru mendapatkan kejutan.

"Turun," ujar Septian pada Jihan setelah membukakan pintu.

"Kita gak mungkin kan ngobrol di dalem mobil untuk sesuatu yang penting menyangkut hubungan kita berdua?" tanya Septian lalu Jihan yang duduk di mobil keluar.

"Mau ngomong apa?"

"Yang tadi."

"Udah tau," balas Jihan.

"Di saat kaya gini kamu jangan ngambekan."

"Ngambekan gimana?" Jihan mulai naik darah. Ia sudah tidak tahan. "Aku terus ngedukung kamu. Ngedukung mimpi-mimpi kamu. Bisa menempatkan diri di situasi apapun. Terbiasa sama kesibukan kamu yang banyak itu. Aku selalu ada. Bahkan buat kamu. Tapi apa balesan kamu buat aku? Apa ada? Apa kamu ada sedikit waktu aja buat aku?" tanya Jihan membuat Septian diam.

"Aku berusaha ngerti kamu. Segala kegiatan kamu. Aku bahkan hafal jadwal-jadwal kamu. Aku gak gangguin kamu. Aku nunggu kamu sampe selesai buat ngabarin aku. Tapi apa? Kamu memperlakukan aku seolah-olah aku ini gangguin kamu?" tanya Jihan, benar-benar marah.

Septian terdiam, berusaha mengerti emosi Jihan.

Wajar jika Jihan marah apalagi pada hari ini.

"Sekarang aku tanya buat apa kita kaya gini kalau kamu kaya gitu terus?" tanya Jihan pada Septian.

Septian menatap Jihan. "Duduk dulu kita bicarain sama-sama."

Jihan menghela tangan cowok itu. "Buat apa kita sama-sama kalau enggak bisa jelasin? Kamu pikir aku bisa sabar ngadepinnya? Kamu itu sebenernya pernah gak sih ngeliat aku?" tanya Jihan.

Septian terdiam. "Jihan tenang."

"Gimana aku bisa tenang?!" Bahkan napas Jihan naik satu-satu. "Kalau kamu sendiri gak tau harus jawab apa?!"

"Aku bakal jelasin kalau emosi kamu udah reda," ujar Septian.

"Percuma." Jihan menyentak kasar tangan Septian. "Aku udah gak mau denger. Aku gak akan nungguin kamu apalagi nanya gimana keadaan kamu. Aku gak bakalan ganggu dan dateng ke rumah kamu lagi. Itu kan yang kamu mau?" tanya Jihan membuat Septian terus memandang Jihan.

"Hey, please don't be mad," Septian berusaha menenangkannya.

Jihan menggeleng lalu melangkah untuk pergi membuat Septian mengejarnya. "Jihan! Aku bisa anterin kamu pulang."

"Aku bisa jalan kaki. Biasanya juga gitu," ujar Jihan.

"Udah malem," ujar Septian terus mensejajarkan langkah kakinya dengan Jihan.

Septian dengan sigap menarik Jihan saat perempuan itu malah nekat ingin menyebrangi jalan yang ramai. Seperti kejadian yang pernah mereka alami dulu. Bedanya saat itu Jihan malah jatuh dan Septian yang menyelamatkannya. Hal itu membuat Septian takut Jihan kenapa-napa.

"Kamu tau kan itu jalanan yang rame kenapa langsung nyebrang?!" tanya Septian saat Jihan hanya menatap matanya.

Jihan juga takut dan gemetar lalu kedua tangan perempuan terkulai lemas di sisi tubuhnya. "Aku mau pulang."

"Aku anter."

"Aku bisa sendiri."

"Kamu itu bisa gak sih di saat-saat kaya gini jangan malah ngebahayain diri sendiri? Kamu pikir aku gak khawatir liat kamu kaya gitu?!" tanya Septian membuat Jihan hanya diam saja.

****

AN: Hallo semuanya gimana-gimana?😍Udah mulai ada yang ngerasa konfliknya?

Gantung yaa? :D

Tenang kedepannya akan lebih-lebih seru. Siapa yang gak sabar updatean lanjutannya mereka?😻

— Spam Next untuk update berikutnya (yang banyak ya biar updatenya lancar)

— Spam Septihan untuk (ingat) judul novel dan untuk part selanjunya

Jam berapa di tempatmu ketika tiba di part AN ini?

—————

— Apa zodiakmu?

Siapa yang udah baca & follow AU Bams Adnyana & Fifi Raveya di twitter @PoppiPertiwi_ ??❤️

Follow juga Instagram @Wattpadpi untuk info updatenya! Di AU ini enggak hanya ada Bams & Fifi dan kawan-kawan tapi juga ada Thalita, Hans, Bedul, Bara, sama Beby buat yang udah baca gimana menurut kalian kekeluargaan, pertemanan dan dari kehidupan mereka?❤️

Baca juga cerita-cerita seru lainnya dari PoppiPertiwi yang judulnya Galaksikejora, Harmony & GeraldMarsya kalian sudah baca belum?😍

Jemput juga baju Ravispa lengan pendek/panjangnya di shopee Pavisco store juga follow Instagram: PoppiPertiwi & Wattpadpi ya gengs!

————

1-10 emoji kamu gengs saat selesai baca part ini?

— SPAM "😻" For update lagi

— SPAM "❤️" Untuk dukung Septihan

—Spam Galaksi

— Spam Jordan

— Spam Septian

— Spam Bams

— Spam Guntur

— Spam Oji

— Spam Nyong

—————

1. Siapa nama yang paling kamu suka di part ini?

2. Team Septian atau Sherly?

3. Team GunturMona hadir?

4. Team BamsFifi hadir?

5. Team JordanLala ada?

Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana

Baca juga cerita Romance + CEO Life + Mature konsep di KaryaKarsa: PoppiPertiwi yaa karena seru banget ini cerita Nova Aldebaran & Aika Diratama❤️❤️ Tenang akan ada cerita-cerita lainnya di sana nanti jadi follow dulu yaa

Untuk pembayarannya kalian bisa pake lewat inii

Oji Anuraga Raspati & Febbi Nafika

Bams Adnyana | Naksir banget sama Bams gak ngerti lagi suka banget pembawaan dia yang dewasa apalagi pas udah baca AU Forever di Twitternya

Guntur Gutama

Ini Kejora Ayodhya

Mana Favoritmu Dari Mereka?

Follow juga Instagram terbaru Oji Anuraga Raspati, Febbi Nafika, Lala Thalany, Katherina Anggara & Wenda Brunella kalian bisa cek di Instagram Wattpadpi ya lewat sorotan RPPI❤️

Untuk daftar / join RPPI kalian bisa langsung ketuk DM Wattpadpi bisa cewek/cowok dengan mengirim: Nama, Umur dan alasan kamu pengen join RPPI ya!

Find we on Tik Tok: PoppiPertiwiStory
Karena bakal ada banyak konten-konten update dan yang lainnya untuk kalian❤️

Baju Ravispa lengan pendek & panjang ada di Shopee Paviscostore udah pada punya belumm?❤️
————

You're precious
I hope you know that

———

Follow Instagram:
POPPIPERTIWI
POPPIPERTIWII
WATTPADPI
POPPIPERTIWISTORY (TIK TOK)
Pinterest: Poppipertiwi & Wattpadpi

RAVISPA
SEPTIANAIDAN
JIHANHALANA
GALAKSIALDEBARANNN
KEJORAAYODHYA
JORDANADITAMA
BAMSADNYANA
GUNTURGUTAMAA
OJIANURAGARS
NYONGBRAY
KRISHAGRID

FEBBINFIKA | JARGOMTEAM
MONAPRASETYAA | FANIMALANI
THALITAADIJAYA | WENDABRUNELAA
MAURENANIKLE_ | LALATHALANY
FIFIRAVEYAA | SARAHAMEIRA
GHEAMONIKA | FREYAANDARAAA
GALANGGANESWARA | JEREMYGARENDRA
RONALDSINAGA | BEDULADNYANA | ZIDANDHYAKSA | MARCUSAFF | TITANUGROHO | STARLANUGROHO | BARAADNYANA

Buat kalian yang belum punya Novel Galaksi, Septihan, Mozachiko juga Baju Unrespi & Ravispa langsung jemput lewat browser Shopee: Https://linktr.ee//novelpoppipertiwi nanti kalian pilih salah satu untuk pesan di sana ya

Ingat beli yang original jangan bajakan ya!

With love, Poppi Pertiwi jodoh Jake Enhypen makasi udah baca part ini yaa! Sampe ketemu di part berikutnya. Bahagia selalu dan semoga hari kalian menyenangkan💗💗

Kita update lagi kapan?💗💗

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 54.2K 52
-Ketua Geng Motor -Nikah Terpaksa Arkana Septian, lelaki berparas tampan. Seorang Mahasiswa yang menjadi pelatih taekwondo di kampus nya. Dan ketua...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.3M 205K 64
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
3.5M 208K 56
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
412K 1.8K 15
🔞LAPAK DEWASA🔞 BOCIL DILARANG NANGKRING! kamu kesini karena apa? karena birahi tah? tapi di sini aku bakal suguhin kisah hot nya jihan dan varel (a...