RICARDO : DANGEROUS HUSBANDS

Από MentariJingga_

1.3M 38.7K 6.5K

Lelaki tantrum itu akan bertemu dengan gadis yang memiliki sifat keras kepala. Ricardo Ace Austin dengan Aru... Περισσότερα

00 - Prologe
01 - AceAustin High School
02 - Together
03 - Incident in the canteen
04 - Permintaan tuan muda
05 - Power Ricardo
06 - Basket date
07 - Annoyed
08 - Trending
09 - Baper
10 - The others side
11 - A fact
Special Part Bulan Puasa
12 - Weds day
13 - Kehidupan
14 - New beginning
15 - Rival
16 - One on one
18 - Permintaan maaf
19 - Will
20 - Camp
21 - Crazy Ghost
22 - Sick
23 - Hair Braid

17 - Clubbing

27.5K 1.2K 227
Από MentariJingga_

guys mentari paling suka kalian commentnya dipinggiran🫂💗 vote follownya juga jangan sampai lupaa😄

⛓️⛓️⛓️

"Makan yang banyak Ga, biar cepet sembuh."

Ringga tersenyum melihat perhatian yang Naeva beri. "Aku udah kenyang Va,"

"Tapi makan kamu baru sedikit," tangan mungilnya melayang bersiap memasukkan sesuap bubur ke mulut Ringga.

Ringga menggelengkan kepala menolaknya, hal itu membuat Naeva menghela nafasnya. "Ya udah kalau gitu minum obat dulu." Naeva meletakkan mangkuk buburnya di atas nakas dan beralih mengambil obat yang sudah Dokter siapkan.

Naeva mengulurkan obat serta segelas air putih untuk Ringga yang diterima oleh lelaki itu dan di teguknya.

Melihat banyaknya luka pada wajah Ringga membuat Naeva kasihan akan hal itu. Sebenarnya apa masalahnya dengan Ricardo? Apa mereka pernah kenal sebelumnya? Ayolah, Naeva sangat penasaran.

"Ga," panggil Naeva dengan Ringga yang meletakkan galasnya di atas nakas. "Aku mau tanya boleh?"

Ringga menoleh. "Tanya apa?"

"Masalah kamu sama Ricardo sebenarnya apa,"

Ringga mengalihkan pandangannya dari Naeva lalu menghela nafasnya. Lelaki itu mulai bercerita tentang dirinya dengan Ricardo. Mengatakan bahwa bawah keduanya dulu bersahabat namun karena Ricardo memfitnah Ringga dan mengatakan bahwa Ringga itu penghianat semua teman-temannya percaya pada Ricardo dan menjauhi Ringga. Hingga adanya pemilihan leader Graventas, Ringga mencalonkan diri namun Ricardo yang terpilih akibat kecurangannya.

Naeva mendengar jelas semua yang Ringga katakan, namun apa iya Ricardo seperti ini? Walaupun Ricardo dulunya sangat nakal tapi..

"Giliran aku yang tanya sama kamu Va," ucap Ringga membuat Naeva mendongak, menatapnya. "Tanya apa Ga?"

"Kamu ada hubungan apa sama Ricardo? Kenapa aku sering liat kalian bareng? Dia juga marah waktu aku deketin kamu."

Naeva menggigit bibir bawahnya, bingung harus menjawab apa. "Aa-aku.."

Ringga memperhatikan Naeva yang terlihat gugup. "Pacaran?"

"Eh, e-engga. Aku sama Ricardo cu-cuma temenan biasa." jawabnya lalu tersenyum.

Tuhan, maafkan aku..

Mendengar jawaban Naeva membuat Ringga tersenyum dengan menepuk-nepuk kepala gadis itu. "Sesuai janji aku, nanti kita nikah kalau udah lulus."

Sial.

Ricardo mendengar semua percakapan manusia di dalam ruangan rumah sakit itu. Niatnya yang ingin menemui Naeva malah mendengar hal menyakitkan baginya.

Naeva hanya menganggapnya teman.

♥♥♥♥

Lelaki dengan kemeja hitam motif itu menutup pintu mobil dengan kasar. Nafasnya menggebu seolah ingin menghajar orang yang sudah terbaring di brankar rumah sakit itu.

Tangan kekarnya mengambil ponsel miliknya yang berada di saku celana, berniat ingin menghubungi para sahabatnya.

Begitu selesai menghubungi para sahabatnya kini Ricardo tertawa, mentertawakan dirinya sendiri. "Teman ya? IYA KITA CUMA TEMAN!!" teriaknya di dalam mobil lalu mulai menjalankan mobil mahalnya keluar dari parkiran rumah sakit.

Clubbing, tempat itulah yang menjadi tujuan Ricardo. Lelaki bermata elang itu paling suka melarikan diri ke tempat  diskotik jika pikiran banyak memutari otaknya.

Untuk menuju ke tampat haram itu, Ricardo mengemudikan mobilnya dengan laju hingga tak membutuhkan waktu lama untuk dirinya sampai.

Ricardo menurunkan kaca mobilnya yang membuat satpam penjaga club langsung membukakan pintu gerbang untuknya.

Bukan sekali dua kali Ricardo datang ke tempat itu, dirinya sudah sering datang bersama para sahabatnya. Walapun sebenarnya anak sekolah seperti mereka tak diperbolehkan masuk, namun dengan uang semuanya serba bisa. Tak peduli Ricardo mengeluarkan banyak untuk minuman beralkohol itu.

Begitu Ricardo sampai, kini keempat sahabatnya juga sudah berada di sana. Menunggu kedatangan sang ketua.

"Buset, Saldo kayak sugar daddy aja kalo begitu." ceteluk Dikta melihat penampilan Ricardo ketika lelaki itu mendekati mereka.

"Kalo Naepa jalan ama Saldo sekarang, udah dikira jalan ama Om-Om." timbal Andre ikut menyahuti penampilan ketuanya.

Arden terkekeh pelan mendengar ucapan kedua sahabatnya. "Kalo Saldo jadi sugar daddy juga mendukung Dik, Ndre. Duitnya banyak."

"Iya juga ya?" ucapnya lalu menyambut kedatangan Ricardo. "Eh, Sal!" tangan Dikta merangkul bahu ketuanya.

"Tumben amat lo ngajakin kita ke club? Ga dimarahin Bos Majma lo?"

"Iya Sal, kita lagi sekolah malah lo ajak maksiat. Sungguh tega kau Mas." lanjut Dikta mendramaritis dan Viral yang memutar bola matanya malas melihat kelakuan sahabatnya.

Tanpa menjawab pertanyaan keduanya, Ricardo langsung berjalan memasuki club.

"Eh, bwangsat, ditinggal. Sal tungguin Sal." teriak Andre yang langsung mengejar Ricardo yang sudah memasuki club.

"Eh, itu inti Graventas sama ketuanya datangg."

"Eh iya, gue harus cepet-cepet dandan biar dilirik sama Ricardo."

"Ya ampun mereka ganteng banget?"

"Gila, rahim gue langsung anget abis dikedipin Dikta."

Keempatnya tak menghiraukan ucapan para LC yang berteriak, namun tak dengan Dikta, lelaki itu justu menggodanya kembali.

"Tempat biasa." ucap Ricardo pada yang berjaga, berhubung ini masih jam 11 jadi masih sepi, hanya ada para Lady Companion yang sibuk menata penampilannya untuk para pelanggan nantinya.

Penjaga itu mengangguk lalu memberikan kunci ruang VIP kepada Ricardo.

Ricardo menerimanya, lalu saat akan menuju ruangannya tiba-tiba ada seorang perempuan dengan pakaian sexy berdiri di hadapannya, menghalangi jalannya.

Perempuan itu dengan sengaja menumpahkan air ke kemeja Ricardo. "Eh, aduh, maaf ya? Gue ga sengaja." ucapnya dengan tangan yang akan mengusap kemeja Ricardo namun lelaki itu langsung menepisnya.

"Gue bersihin dulu Do, baju lo basah."

"Ga perlu. Minggir."

"Ya udah, sebagai gantinya gue bakal temenin lo gimana?" wajah tebal make up- nya menatap Ricardo manja.

Ricardo menatap perempuan di hadapannya datar, tak memiliki minat sama sekali untuk menatap ke belahan dadanya yang terbuka jelas.

"Gratis deh." lanjut perempuan LC itu yang tiba-tiba bergelayut di lengan Ricardo dengan menggesekkan dadanya di sana.

Ricardo mengumpatinya lalu mendorong LC itu agar tak bergelayut lagi di lengannya. "Bahkan gue lebih sanggup bayar club ini 10 kali lipat dari pada terima lo yang geratisan."

Perempuan itu mengerucutkan bibirnya. "Kenapa sih lo selalu nolak gue? Kurangnya gue apa coba,"

"Harga diri." Ricardo melangkahkan kakinya pergi.

Ketiga sahabat Ricardo pun sama, mengikuti sang ketua. Namun tak dengan Dikta yang malah mendekati LC yang menggoda Ricardo tadi, Dikta mentertawainya.

"Manis, manis. Mending kamu ikut Abang, kita goyang bareng." LC itu menatap Dikta yang mendeketainya.

Dengan pemikirannya kini perempuan itu mengangguk dengan Dikta yang merangkul bahunya.

"Gratis?" tanya Dikta.

"Satu juta ga papa." balasnya membuat Dikta tertawa.

Ricardo mendudukan dirinya pada sofa lalu merogoh saku celana. Berdecak malas lantaran dirinya tak membawa benda bernikotil itu.

"Ambil rokok gue Dik," ucapnya.

"Lah, Dikta kaga ada Sal." Andre menatap sahabatnya satu-satu, mencari wajah Dikta yang memang tak ada.

Ricardo mendengus, di saat pikirannya seperti ini ia paling suka merokok. Sedikit dapat menenangkannya.

"Gue ambilin sini, di mana rokok lo?"

"Mobil." Ricardo mengeluarkan kunci mobilnya lalu memberikannya pada Andre.

"Den, anterin Den." tanpa mendapat persetujuan dari Arden, Andre langsung menarik lengan lelaki itu dan mengajaknya keluar dari ruangan.

"Lo ada masalah?" tanya Viral begitu Andre dan Arden sudah keluar.

Ricardo hanya diam tak menjawab, lelaki itu mendanyarkan badannya pada sofa dengan memejamkan matanya.

Viral berdecak lantaran Ricardo tak membalas perkataannya. Lalu lelaki yang selalu memasang wajah datarnya itu memilih untuk bermain ponsel. Poor Viral, begitulah rasanya jika ada yang mengajakmu bicara namun kamu hanya diam. Hahaha.

Dengan menunggu rokoknya datang, Ricardo memilih untuk meminum vodka terlebih dahulu saat perkataan Naeva yang hanya menganggapnya teman kembali teringat.

Pintu ruangan terbuka, menampilkan Arden dan juga Andre yang membawa Dikta dengan menyeret lelaki itu.

"Jangan Om jangan, aku masih kecil." teriak Dikta membuat Arden malas. Dari tadi lelaki itu terus saja berteriak saat dirinya di tarik. Bagaimana tidak di tarik, Dikta hampir saja di lecehkan oleh LC tadi. Walaupun Dikta cowok.

"Bacot Dik, diem." kesal Andre lalu mendudukan Dikta pada sofa.

"Ah, lo mah! Lumayan tadi, cuma satu juta."

"Tolol lo, diem." Dikta mendengus malas.

Ricardo menerima rokok miliknya, lalu saat akan menyalakannya tangan Viral melarangnya. "Kasih jeda bentar," cegahnya yang di hiraukan Ricardo.

"Keras kepala."

Arden terkekeh mendengar cibiran dari sahabat cool- nya itu. "Biarin aja Ral, lo mau coba ga?" tawar Arden dengan mengukurkan rokoknya.

Viral melirik sinis. "Gue masih sayang tubuh."

"Tubuh gue Ral?"

"Najis." Viral kembali fokus pada ponselnya.


Ricardo meneguk vodka miliknya dengan rakus. Tak peduli akan efek samping yang di beri. Ia bahkan sudah menghabiskan tujuh lebih botol bening itu.

"Bangsat!!" teriak Ricardo membuat keempat sahabatnya menoleh.

"Kita cuma temen, iya temen." lanjutnya dengan ia yang berdiri, tertawa keras.

"Saldo napa anjir,"

"Yang di maksud temen siapa? Kita kan best priend porever." ceteluk Andre.

"Biarin aja, dia lagi kesel." sahut Arden dengan Viral yang hanya diam tak menggubris.

Ricardo menghembuskan asap rokoknya ke udara dengan tubuh yang bergoyang. "KITA CUMA TEMENN!!"

"Dia napa anjir, sebenernya?"

"Sal," Dikta mendekati Ricardo namun lelaki itu langsung menghindar, tak mau di sentuh. "Kita cuma temen, ga usah deket-dekat gue, bajingan."

"Yaelah, gue cuma mau kasih tahu, muka lo kek kont'l."

Bugh.

"Ets, ga kena." ejek Dikta begitu Ricardo menendangnya.

Tak memperdulikan Dikta lagi, kini Ricardo kembali asik dengan dirinya sendiri. Lelaki bermata elang itu mulai asik menjoget ria dengan sendirinya.

"Aku memang tampan, tampan-tampan sayang kita cuma temenan," nyanyi Ricardo asik berjoget ria.

"Bangsat, baru tahu gue Saldo kayak gitu," tawa Andre.

"Dia ada masalah ama Naeva apa gimana?" Arden memperhatikan ketuanya yang mungkin orang lihat seperti pasien RJS yang terlepas.

"Kayaknya Den, aneh bener tu orang."

"Eh-eh Sal," panik ketiga lelaki itu saat melihat Ricardo akan terjatuh.

Ricardo menyentak tangan Dikta dari bahunya. "Bacot lo diem. Kita cuma temen!" sentaknya dengan tubuh yang mulai berjoget kembali.

"Sumpah, kita malah kayak jagain anak kecil." ucap Andre membuat Viral menoleh.

"Biarian aja, kalo udah puas diem sendiri tu bocah." mendengar ucapan Viral membuat ketiganya mendudukan diri dengan memperhatikan sang ketua.

"HAHAHA, BABI, NAEVA MIRIP BABII."

"SATU, DUA, TIGA, NAEVA MIRIP BABI." gelak Ricardo lalu tertawa keras.

Brugh.

Ricardo menjatuhkan dirinya di samping Dikta dengan tubuh yang terasa lelah akibat banyak bergerak. Wajahnya tertunduk ke bawah dengan tubuh yang seperti tak ada tulang.

"Stres ni orang." kata Andre tertawa melihat kelakuan ketuanya.

Dikta mencolek lengan Ricardo yang langsung di sentak oleh sang empu. Sepertinya seru mengerjai Ricardo di saat lelaki itu tengah mabuk seperti ini.

"Sal,"

"Babi." sakras Ricardo.

"Lo yang babi, ngent't." kesal Dikta saat Ricardo malah mengatainya.

"Yang mirip babi siapa, Sal?" tanya Andre mendekatkan diri pada Ricardo.

"Na-aeva,"

"Lah, bukannya dia bini lo?" lanjut Dikta.

"Temen."

"Anjay. Berarti boleh dong gue embat?" Dikta menaik-turunkan alisnya, menggoda. Lelaki itu langsung kena tampol dari ketuanya. "Dia milik gue, bajingan."

"Katanya temen? Kalo temen mah temen aja Sal," Arden dan Viral hanya menatap kedua sahabatnya yang sedang mengerjai Ricardo. Ngamuk tahu rasa.

Ricardo mencekam kerah baju Andre. "Berani lo sama gue, hah!?" matanya menyipit tak kuat.

"Ets, ets, santai bro. Bukan gue yang mau embat." Andre melepas cekaman pada kerah bajunya dengan Ricardo yang kembali menyandar pada sofa.

"Hhm, gue capek. Jangan ganggu." ucapnya lalu berdiri.

"Lah, mau kemana?" tanya Arden begitu Ricardo membuka pintu ruangan. "Kamar.. Mandi." jawabnya sempoyongan.

"Gue anterin Sal,"

Ricardo menoleh galak. "Ga usah." jawabnya lalu menutup pintu ruangan.

Dengan jalan yang sedikit sempoyongan, Ricardo menuju toilet. Menabrak orang yang menghalangi jalannya karena matanya yang ingin terpejam.

Ricardo menaikkan resliting celananya begitu selesai di dalam toilet. Langkah membawa keluar dari dalam hingga dirinya menabrak seorang di hadapannya.

"Ri-Ricardo," kagetnya.

Ricardo bergumam kecil dengan mata yang terbuka-tertutup menatap seorang perempuan di depannya. "Ba-bbi. Hahah iya, muka lo kek babi." tawanya dengan menujuk perempuan di depannya.

Perempuan itu menyerit, ia pikir setelah Ricardo melihatnya Ricardo akan menanyainya macam-macam karena berada di club, dan ia akan segera lari. Namun lelaki itu malah mengatahinya, seperti orang mabuk.

"Si-siapa yang kayak babi?" tanyanya gugup dengan berharap Ricardo benar mabuk.

"Naeva, Naeva kayak babiii." matanya terpejam tak kuat hingga terjatuh dengan perempuan itu menangkapnya.

"Beneran mabuk kayaknya," ucapnya lalu tersenyum, membawa Ricardo pergi dari toilet.

♠♠♠

sebentar lagi hari raya, mentari minta maaf ya kalau ada kesalahan😇🙏

spam 🍓 u/ next, disinii >>

jangan bosan u/ nungguin mentari update, tinggalkan jejaknya juga jangan sampai lupa🫀 vote and comment itu gratis bubss

Συνέχεια Ανάγνωσης

Θα σας αρέσει επίσης

RAJA UNTUK ALESYA Από pinkberry

Εφηβική Φαντασία

33.7K 1.4K 29
Bagaimana rasanya jika dijodohkan dengan cowok kulkas seribu pintu?! "I love you so much. Jangan sedih terus cantiknya aku!" (WAJIB FOLLOW SEBELUM ME...
41.3K 3.6K 21
[14+]📌 Perjodohan yang tidak diinginkan. Bagaimana jika kalian diposisi itu? menolak? atau terpaksa menerima? [Name] yang merupakan murid biasa aja...
POSSESSIVE BOYFRIEND ( END) Από falariapejeng

Εφηβική Φαντασία

200K 10.5K 58
Versi ini versi lama guys!
ARSYAD DAYYAN Από aLa

Εφηβική Φαντασία

1.9M 103K 57
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...