Stay Alive || Claazora Transm...

By waabee__

4.5M 615K 66.9K

(LENGKAP) Kiana putri Mahardika, seorang gadis berusia 18 tahun yang lumpuh sejak kecil dan memiliki penyaki... More

PROLOG
~1~
~2~
~3~
~4~
~5~
~6~
~7~
~8~
~9~
~10~
~11~
~12~
~13~
~14~
~15~
~16~
~17~
~18~
~19~
TOKOH
~20~
~21~
~22~
~23~
~24~
~25~
~26~
~27~
~28~
~29~
~30~
~31~
~33~
~34~
~35~
~36~
~37~
~38~
~39~
~40~
Baca!
Hallo Guyss^^
Open PO (09-30 September)
PO ke 2 (25 November- 15 Desember)
EPILOG

~32~

74.6K 12.9K 2.5K
By waabee__

Makasih yah untuk Vote dan Komennya^^

Baca perlahan yah prennnn:)

Maaf kalau ada typo seperti kemarin. Typo Ganjil jadi Ginjal sampe ke bawa mimpi. Bisa-bisanya😭

~Rahasia Reno~

~H a p p y  R e a d i n g~

"Gagal?"

"Gue nggak niat mau culik dia benaran."

   Rendra menaikkan sebelah alisnya melirik Reno. Kemudian terkekeh pelan, karena mengerti maksud dari Reno. Keduanya tengah berada di rooftop sekolah.

"Lo cuman mau mastiin, kalau Kiara sekarang lagi dipantau sama Venomous?"

   Reno mengangguk, hal itu membuat Rendra tertawa.

"Udah pasti dipantau lah, lo udah bunuh salah satu anggota mereka dan kunci kebenarannya cuman ada sama cewek yang bernama Kiara itu."

"Lawan kita Zeynar Bro. Kalau dia mau, sebenarnya udah dari dulu dia mau balas lo atas kematian sahabatnya. Tapi dia itu pewaris utama Hanstanta, kalau dia ngebunuh tanpa alasan yang kuat pasti ada konsekuensinya."

"Lo cuman beruntung aja dikasih waktu lebih lama sebelum mati." Rendra tertawa mengejek. Reno tersulut, ia menarik kerah baju Rendra.

"Selanjutnya apa?" Rendra malah terlihat santai menanggapi Reno.

"Selanjutnya adalah Claazora!" Geram Reno, mencoba memancing Rendra.

   Kali ini Rendra yang merubah ekspresinya, ia membalas menarik kerah baju Reno.

"Lo nyentuh dia walau hanya sehelai rambutnya saja, sebelum Ketua Venomous itu bunuh lo, lo bakal mati duluan ditangan gue!!" Ancam Rendra.

"Ck!!" Reno menghempaskan tangan Rendra dari kerah seragamnya.

"Lo mau Zora kan??" Reno dan Rendra saling menatap. Keduanya seakan berbicara lewat tatapan tersebut.

"Lalu, Kiara? Sekarang dia udah ketemu sama Ketua Venomous. Lo bilang dia lupa ingatan kan?"

   Reno mengalihkan pandangannya, menatap kebawah dimana ada siswa-siswi yang berlalu lalang. "Setidaknya sebelum gue mati, gue harus lakuin sesuatu kan? Terutama sama Kiara atau Claazora?"

"Zora itu urusan gue!" Geram Rendra.

"Kapan? Bertindak cepat Rendra!! Karena kelemahan Zeynar itu cuman Zora."

----

12 Januari 2022

   Kiara Putri Mahardika tersenyum manis ketika melihat mobil hitam yang terparkir di depan pintu gerbang sekolahnya. Mobil tersebut adalah mobil pacarnya, Ben Alaigra.

   Kiara berlari kecil ke arah mobil itu. Tanpa disuruh ia langsung membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam. Di dalam mobil tersebut sudah ada Ben yang menunggunya.

"Kamu telat lima menit," Kiara sok merajuk.

   Tapi kali ini ada yang aneh karena Ben hanya diam. Biasanya pacarnya ini akan langsung meresponnya dengan kata maaf serta memberikan alasan kenapa dia terlambat menjemputnya.

   Kiara memperhatikan Ben yang tidak menoleh sekalipun padanya saat ini. Wajah pemuda itu terlihat lebih datar dari biasanya.

"Ben," Panggil Kiara, entah kenapa perasaannya sekarang menjadi tidak enak.

"Kiara, tidak ada yang kamu sembunyikan dariku kan?" Kali ini Ben menoleh dengan wajah datarnya.

"Nggak, nggak ada." Kiara langsung menjawab.

"Ada apa? Kok kayak beda sih," Tanya Kiara lagi. Gadis itu memasang sabuk pengamannya.

   Ben menghela napas pelan, ia tersenyum miris. Kembali mengalihkan pandangannya kedepan.

"Gue cinta sama lo, tapi gue juga kecewa sama lo, Kiara."

   Kiara tersentak, cara berbicara Ben berubah. Tiba-tiba dia merasa takut, gadis itu berusaha menyingkirkan pikiran tentang Ben yang mungkin saja sudah mengetahui tentang perselingkuhannya.

"Ben, kamu-"

"Gue nunggu lo buat ngejelasin semuanya, Kiara." Ben memotong ucapan Kiara.

"Tapi sampai hari ini lo tetap diam, seakan nggak terjadi apapun." Ben terkekeh miris.

"Ben, maaf," Lirih Kiara menatap sendu pemuda yang sesungguhnya sangat dia cintai ini.

"Lo tau ini semua dari, Reno?"

"NGGAK PENTING GUE TAU DARI SIAPA, KIARA!!"

   Air mata Kiara turun begitu saja dipipinya. Ben baru saja membentakknya dan ini pertama kalinya.

   Ben mengusap wajahnya kasar, ia sudah menahan semuanya selama beberapa hari terakhir ini. Rasanya sangat sesak dan begitu menyakitkan mengetahui gadis yang dia cintai tidak setia dengannya.

"Maaf, Ben. Tapi aku nggak punya hubungan lagi sama dia. Aku udah putus, Ben." Kiara menangis sesegukan.

"A-aku, aku cuman iseng aja, aku nggak cinta benaran sama dia. Aku cuman cinta sama kamu, Ben."

"Berarti lo juga nganggap hubungan kita sekedar iseng?"

   Kiara menggeleng, "Bukan, bukan gitu Ben, maksudnya-"

   Kiara tidak tau mau berkata seperti apalagi. Dia seperti kehabisan kata-kata. Gadis itu terdiam dengan terus menangis. Dia menyesal, seharusnya ini tidak terjadi.

"Ben," Panggilnya lagi dengan isak tangis berharap pemuda di sampingnya ini mau menoleh kearahnya.

"Gue nggak tau, lo benaran cinta sama gue atau nggak. Karena lo nggak bisa bedain mana yang tulus dan mana yang cuman manfaatin lo," Kali ini Ben menoleh kearah Kiara. Ia tidak bisa melihat gadisnya itu menangis. Rasanya sangat menyesakkan.

"Berhenti menangis, Kiara!" Pinta Ben dengan suara datar. Tapi Kiara hanya menggeleng dengan terus menatap memohon pada Ben.

"Aku akui, aku salah. Itu semua seharusnya nggak terjadi. Tapi percaya sama aku Ben, aku cuman cinta sama kamu. Aku pengen ceritain semuanya tapi nunggu waktu yang tepat dulu. Percaya sama aku Ben!" Kiara terus meracau tidak jelas, ia seakan takut jika Ben akan meninggalkannya nanti. Gadis itu menutup wajahnya dengan telapak tangannya tanpa menghentikan tangisnya.

"Reno, dia ngajakin gue ketemuan semalam."

   Kiara langsung mendongak menatap Ben. Begitupun juga dengan Ben, ia membalas tatapan gadis itu.

// Malam dimana Ben dan Reno bertemu.

   Ben memasuki sebuah gedung kosong yang tidak terpakai. Ia pergi ke situ karena menuruti perkataan orang yang telah mengirimkan bukti perselingkuhan Kiara padanya.

"Lo agak telat, gue udah nunggu lo dari tiga puluh menit empat puluh tiga detik yang lalu."

   Ben tersentak, ia langsung menoleh ke arah pemuda yang menyender pada salah satu dinding. Ia menyipitkan matanya memperhatikan orang itu.

   Sudut bibir Reno tertarik keatas, "Ketua Venomous, Ben Alaigra." Ben tidak menyaut, ia melirik tajam Reno.

"Tadinya gue kira lo nggak bakalan datang."

"Salah satu anggota inti dari geng Deadly? Geng sampah itu bukan?" Raut wajah Ben tetap datar. Bukannya marah, Reno malah terkekeh.

"Lo tau gue juga ternyata."

"Hubungan gue sama Kiara nggak bakalan hancur." Ben langsung ke intinya. Ben merubah ekspresinya menjadi datar.

"Kenapa? Padahal cewek lo udah nggak setia?"

"Karena gue cinta sama dia," Ben melirik Reno dengan wajah serius, ia ingin melihat ekspresi pemuda itu.

"Ck, bodoh! Padahal cewek itu nggak setia dan lemah."

   Ben mengernyit, "sebenarnya apa tujuan lo?"

"Gue pengen gabung dan menjadi anggota inti Venomous." Tidak ada keraguan dalam perkataan Reno tersebut.

"Kenapa harus Venomous? Lo kan udah gabung sama Deadly." Ben bertanya lagi.

"Gue pengen dekat sama lo."

   Ben hanya menunjukkan wajah datar, walau suasana sekarang agak aneh setelah perkataan aneh keluar dari bibir Reno.

"Sorry, tapi gue masih normal dan geng gue nggak nerima orang yang nggak normal."

-----

"Reno Alfiandi, dia itu Homoseksual."

"Apa??"

   Abi dan Soni berteriak secara bersamaan. Kiara baru saja mengungkapkan fakta mengenai seorang Reno.

   Zeynar dan Jey hanya menunjukkan wajah biasa saja. Walau mereka baru mengetahui fakta tersebut. Sedangkan Zora yang duduk disamping Zeynar mengerjab beberapa kali.

"Homoseksual itu penyuka sesama jenis kan?" Tanya Zora.

"Maksud lo Reno itu, Gay?" Pekik Abi yang sepertinya masih belum percaya. Kiara mengangguk setuju.

   Mereka berenam sekarang berada di Markas Venomous. Tepatnya berada di ruangan khusus anggota inti Venomous. Yah, semuanya bolos, tidak jadi pergi ke sekolah.

   Yang mendengarkan cerita dari Kiara hanyalah anggota inti Venomous dan juga Zora. Sedangkan Ganjil dan anggota yang lainnya menunggu di luar ruangan.

"Tapi kenapa kamu selingkuh, Kiara?"

   Zora menatap kecewa adiknya itu. Ia mengenal baik Ben karena pacar adiknya sering ke kediaman Mahardika. Tentu saja Ben juga mengenalnya tapi sebagai Kiana.

"Gue nggak selingkuh, gue cuman iseng doang," Kiara mencicit diakhir katanya.

"Tapi tetap saja, kamu udah nyakitin hati Ben!" Zora sedikit membentak. Zeynar menoleh pada gadisnya itu. Dia dapat melihat raut kekecewaan dari Zora.

"GUE UDAH BILANG, GUE NGGAK SELINGKUH!!"

"Akhh"

   Zeynar langsung berdiri dari duduk dan menghampiri Kiara lalu menarik kasar rambut gadis itu, "sekali lagi lo teriak kayak tadi, lo bakal tau akibatnya."

"Zeynar! Lepasin! Dia kesakitan!" Zora ikut berdiri dan mencoba menarik lengan Zeynar.

"Lanjutin cerita lo! Gue nggak peduli lo perempuan atau tidak. Tapi kalau lo terlibat sama kematiannya, itu berarti lo juga harus dapat balasannya." Zeynar menghempaskan Kiara hingga kepala gadis itu membentur lengan sofa.

   Zeynar kembali duduk di tempatnya dengan menarik Zora untuk ikut bersamanya. Zora melirik Zeynar dengan rasa takut. Ia sebenarnya mengkhawatirkan adiknya itu dan tidak tega melihat Kiara diperlakukan seperti itu.

"Zeynar, tenang." Ucap lembut Zora dengan mengelus lembut lengan pemuda itu walau dia agak ketakutan.

   Napas Zeynar yang masih menggebu langsung menoleh ke arah Zora dan menatap gadis itu tajam. Sifat Zeynar yang tempramen masih ada dan hal itu membuat Jey, Abi dan Soni tengah menatap waspada Bos mereka. Sedangkan Kiara, ia sudah menangis sejak tadi.

   Zora tersentak, melihat tatapan Zeynar yang seperti itu. Tapi tiba-tiba badannya terdorong ke belakang sampai ke lengan sofa. Karena Zeynar kini mendorongnya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Zora. Gadis itu setengah berbaring sekarang.

Jey, Abi dan Soni dengan kompak langsung mengalihkan pandangan mereka.

   Zora langsung menumpukan kedua tangannya didada bidang Zeynar. Mencoba menahan pemuda itu yang semakin mendekat. Zora kini menyesal karena sempat melepas hoodie hitamnya.

   Karena Zeynar kini membawa wajahnya diceruk leher Zora. Gadis itu langsung memejamkan matanya kuat. Kejadian semalam kembali terlintas dikepalanya. Tidak mungkin kan Zeynar akan melakukannya lagi.

"Zey, di sini ada orang," Zora berusaha menahannya. Tapi Zeynar semakin menenggelamkan wajahnya diceruk leher Zora. Seakan mencari kenyamanan.

"Hanya kamu sumber ketenanganku, Claazora." Suara Zeynar terdengar berat nan serak.

   Mata Zora semakin terpejam kuat, ketika merasakan bibir basah Zeynar menyentuh kulit lehernya. Pemuda itu memberikan kecupan-kecupan basah di sana.

   Claazora meremas kuat seragam Zeynar ketika pemuda itu menghirup dalam lehernya sebelum pemuda itu menghisap dan menggigitnya kecil. Hal itu membuat Zora mengigit seragam dibahu Zeynar untuk menahan suaranya.

   Sumpah demi apapun, di sini masih ada anggota inti Venomous dan juga Kiara. Zora sangat malu sekarang.

-----

   Di rumah sakit kini ada seseorang dengan tangan yang digips baru saja sadar setelah operasi yang dia jalani. Kini dia sedang diperiksa oleh salah satu perawat yang ada di rumah sakit ini.

   Orang yang tidak lain  adalah Ginan tersebut kini sedang setengah berbaring di atas ranjang sambil memperhatikan perawat yang memeriksanya.

   Matanya tidak sengaja melirik sebuah surat di atas meja yang berada disamping ranjang tempat tidurnya.

"Itu surat dari siapa?"

   Sang perawat menoleh, ia menunjukkan wajah bingung. "Maaf Mas, saya juga nggak tau."

   Ginan berusaha meraih surat tersebut tapi ia tidak bisa menggapainya karena keadaannya yang cukup memprihatinkan. Sang perawat yang melihatnya ikut membantu untuk mengambilkannya.

"Terima kasih, bisa minta tolong dibukakan?"

   Perawat tersebut langsung membuka isi surat tersebut. Yang ternyata ada sebuah kertas yang ada tulisannya dan juga selembar foto.

   Ginan menatap tidak percaya foto tersebut, wajah pemuda itu nampak shock bukan main. Ia kemudian membaca tulisan yang ada dikertas tersebut.

-Cleobara Manuela Danuardja adalah dalang dari kematian adikmu-

.
.
.
.
.
Next chapter 33

(Homoseksual adalah istilah untuk mendeskripsikan identitas seksual seseorang yang tertarik secara personal, emosional, atau seksual kepada orang lain yang berjenis kelamin sama dengannya) dari gugel, heheh🌚

Gue pengen kasih tau tentang:

1. Saya sebenarnya anti pelakor, sukanya sama yang sadis-sadis sih.

2. Cerita ini bukan transmigrasi ke novel.

3. Zeynar itu emang nggak sopan orangnya, kecuali sama ayahnya.

4. Saya masih bisa nerima kritik dan saran yang sarkas. Tapi kalau udah ada komen yang sifatnya menjatuhkan apalagi menghina. Silahkan tinggalkan dunia imajinasi saya! Yah, saya mengusir oknum yang tidak tau diri semacam itu😌

5. Terimakasih banyak untuk kalian yang selalu mendukung saya selama ini. Dengan memberikan Vote dan Komennya. Dan yah jangan lupa untuk share juga ke teman-teman kalian untuk ikut membaca cerita ini yah^^

Udah itu aja, kalau ada yang ingin ditanyakan, silakan saja. Atau mungkin mau bertanya tentang saya? Mungkin aja ada yang kepo 🌚(emot andalan)

Ok berikan juga tanggapan kalian untuk chapter ini.

Tenang aja, upnya nggak lama kok, paling 2 atau 3 hari dan diusahakan besok sore pas buka puasa, up lagi><

Ok, Terimakasih:)

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
2.6M 265K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
843K 63.9K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
2.5M 136K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...