The Unwanted Queen || COMPLET...

By aristaptr

979K 76.4K 2K

[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjad... More

Hello!
The Unwanted Queen || 1
The Unwanted Queen || 2
The Unwanted Queen || 3
The Unwanted Queen || 4
The Unwanted Queen || 5
The Unwanted Queen || 6
The Unwanted Queen || 7
The Unwanted Queen || 8
The Unwanted Queen || 9
The Unwanted Queen || 10
The Unwanted Queen || 11
The Unwanted Queen || 12
The Unwanted Queen || 13
The Unwanted Queen || 14
The Unwanted Queen || 15
The Unwanted Queen || 16
The Unwanted Queen || 17
The Unwanted Queen || 18
The Unwanted Queen || 19
The Unwanted Queen || 20
The Unwanted Queen || 21
The Unwanted Queen || 22
The Unwanted Queen || 23
The Unwanted Queen || 24
The Unwanted Queen || 25
The Unwanted Queen || 26
The Unwanted Queen || 27
The Unwanted Queen || 28
The Unwanted Queen || 29
The Unwanted Queen || 30
The Unwanted Queen || 31
The Unwanted Queen || 32
The Unwanted Queen || 33
The Unwanted Queen || 34
The Unwanted Queen || 35
The Unwanted Queen || 36
The Unwanted Queen || 37
The Unwanted Queen || 38
The Unwanted Queen || 39
The Unwanted Queen || 40
The Unwanted Queen || 41
The Unwanted Queen || 42
The Unwanted Queen || 43
The Unwanted Queen || 45
The Unwanted Queen || 46
The Unwanted Queen || 47
The Unwanted Queen || 48
The Unwanted Queen || 49
The Unwanted Queen || 50
The Unwanted Queen || 51
The Unwanted Queen || 52
The Unwanted Queen || End
The Unwanted Queen || Extra Part I
The Unwanted Queen || Extra Part II
New Story!
Warning!

The Unwanted Queen || 44

12K 1K 12
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

Steve berjalan dengan cepat menuju ruangan di mana Crystal dan Charlotte berada. Di dalam sana, Crystal berjalan ke sana kemari dengan raut wajah khawatir. Sudah hampir delapan jam setelah ia sampai di istana, tetapi ia tidak kunjung melihat kedatangan suami dan putranya. Charlotte yang juga ada di sana tidak kalah khawatirnya dengan keadaan Alissya. Setelah mengetahui kekuatan yang dimiliki putrinya, ia menjadi sangat khawatir.

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu membuat langkah Crystal terhenti, lalu menatap ke arah pintu ruangan yang perlahan terbuka.

"Bagaimana?" Tanya Crystal dengan cepat dan tidak membiarkan Steve mengeluarkan suaranya terlebih dahulu.

"Kenzo dan Livia telah di kalahkan Yang Mulia."

Crystal dan Charlotte yang mendengar itu seketika tersenyum senang. Akhirnya kedua wanita itu dapat bernafas lega. Charlotte beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Crystal lalu memeluk wanita itu untuk menyalurkan kegembiraannya setelah mendengar berita baik tersebut.

Steve yang melihat kedua wanita itu yang terlihat sangat gembira langsung menundukkan kepalanya. Steve takut untuk kembali mengeluarkan suaranya. Tetapi ia tidak punya pilihan lain selain mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi.

Charlotte mengerutkan keningnya saat melihat kegelisahan Steve. "Ada apa denganmu Steve? Apa kau ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Charlotte sontak membuat Steve mendongakkan kepalanya.

Steve menatap Crystal dan Charlotte secara bergantian dengan raut wajah gelisah sekaligus khawatir. Hal itu justru membuat Crystal dan Charlotte bertambah bingung.

"Katakan Steve."

"Maafkan saya Yang Mulia, peperangan ini memang telah dimenangkan oleh pihak kita, tetapi..." Ucapan Steve terhenti membuat Crystal menatap penasaran pada pria itu. "Yang Mulia Raja terluka parah." Sontak Crystal dan Charlotte membulatkan matanya terkejut.

Seketika tubuh Crystal melemas dan hampir terjatuh jika Charlotte tidak dengan cepat menangkapnya.

"Lalu.. Bagaimana keadaan Alissya? Di mana mereka semua?" Tanya Crystal dengan suara terbata.

"Ratu baik-baik saja Yang Mulia,"

Crystal dan Charlotte langsung melangkah keluar untuk menemui Alissya dan Evan. Ia tidak memperdulikan Steve yang masih berada di dalam ruangan itu dengan tubuh mematung karena kedua wanita itu tiba-tiba keluar meninggalkan dirinya.

Tak lama kemudian, mereka telah sampai di kamar milik Alissya dan Evan. Di sana mereka melihat Alissya yang tengah menangis di samping Evan. Xavier yang melihat kedatangan istrinya langsung menghampiri wanita itu.

"Lord, putra kita..."

"Dia baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Putra kita tidak selemah itu, bukankah kau tahu itu Queen?" Crystal yang mendengar itu menganggukkan kepalanya, namun air mata tidak bisa ia bendung lagi dan akhirnya mengalir membasahi pipinya. Xavier pun menarik Crystal ke dalam pelukannya dan terus berusaha menenangkan istrinya.

Sedangkan Charlotte melangkah mendekati Alissya dengan raut wajah sedih. Alissya yang melihat kedatangan ibunya langsung memeluk ibunya dengan erat dan kembali menumpahkan kesedihannya.

"Sstt, tenanglah nak. Suamimu pasti akan baik-baik saja. Dia pria yang kuat." Ujar Charlotte sambil mengusap punggung Alissya.

Alissya mengangguk, "Aku tahu mom, dia tidak mungkin meninggalkan diriku."

"Benar, dia tidak mungkin meninggalkan kita semua." Ujar Charlotte sambil menatap Evan dengan raut wajah sedih.

*****

Alissya menggenggam tangan Evan dengan sangat erat. Ia menatap wajah pucat suaminya yang kini tengah terbaring lemah. Tak henti-hentinya ia berusaha untuk menyadarkan Evan, tetapi tidak ada sedikitpun reaksi dari pria itu.

Andai saja ia dengan cepat menolong Evan pada saat itu, mungkin saja ia akan berbahagia bersama semua orang atas kemenangan mereka. Tetapi ia tak dapat memutar waktu kembali. Semua yang terjadi sudah kehendak dari Moon Goddess.

Flashback on.

Alissya memejamkan matanya, memikirkan cara untuk mengalahkan Kenzo. Ia tidak ingin Evan terus menjadi sasaran dari penyihir itu. Sejak tadi, bahkan Kenzo tidak menyerangnya sama sekali. Ia selalu menyerang Evan yang tidak berdaya. Bahkan setiap Alissya menyerangnya, Kenzo akan selalu menghindar dan malah balik menyerang Evan.

"Arrghhh!" Suara kesakitan dari Evan kembali terdengar membuat Alissya mengepalkan tangannya kuat. Perlahan air mata mulai membasahi wajahnya saat ia telah gagal untuk menjaga suaminya.

Kenzo tertawa dengan sangat kencang saat menyadari musuhnya telah terpojokan. Tinggal sekali serangan saja, ia bisa memenangkan pertarungan ini.

"Bersiaplah untuk kekalahanmu Yang Mulia." Ujar Kenzo sambil tersenyum menyeringai.

"Kau iblis, Kenzo!" Teriak Alissya dengan amarah yang menguasai tubuh wanita itu.

Alissya menamcapkan tongkat miliknya, membuat tanah seketika bergetar hebat. Angin berhembus sangat kencang membuat surai panjang miliknya melambai di udara. Kilatan amarah terlihat jelas di mata Alissya membuat Kenzo membulatkan matanya.

"Kau telah salah mencari musuh Kenzo!" Seketika Kenzo memundurkan langkahnya dan menatap waspada pada Alissya.

"Beraninya kau melakukan hal ini pada suamiku! Jangan harap aku akan mengampunimu!" Suara Alissya terdengar begitu berat. Bahkan Kenzo dapat merasakan amarah di dalam ucapan wanita itu.

Alissya menatap tajam pada Kenzo dan perlahan menghampiri pria itu. "Kau telah memancing kegelapan yang ada di dalam diriku! Jadi, bersiaplah menjemput ajalmu!"

Suara petir menggelegar saling bersahutan. Sebuah pusaran muncul tepat di atas wanita itu. Saat itu juga keluar naga kegelapan milik Evan dan naga biru milik Alissya. Kedua naga itu terbang tepat di belakang Alissya. Kenzo membulatkan matanya terkejut. Saat ia ingin menjauh, ia terkejut saat menyadari tubuhnya telah terkunci. Ia tidak dapat bergerak sedikitpun. Berbagai mantra telah ia gunakan, tetapi tidak ada satupun yang bisa mematahkan sihir itu.

Alissya merapalkan sebuah mantra yang membuat Kenzo mengetatkan rahangnya, menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya. Alissya tersenyum menyeringai saat melihat Kenzo berusaha menahan rasa sakit yang ia berikan.

"Aku tidak ingin membuang-buang waktu lagi! Lebih baik kau segera pergi ke neraka Kenzo!"

Alissya mengangkat tongkat yang ada di tangannya dan mengarahkannya pada Kenzo. Saat itu juga kedua naga yang ada di belakang wanita itu melesat terbang menuju pria itu. Namun bersamaan dengan itu, Kenzo dapat melepaskan dirinya dari sihir yang mengikat dirinya. Alissya membulatkan matanya saat melihat Kenzo meluncurkan tombak miliknya ke arah Evan.

"Tidak!"

"Arrghhhh!"

"Arrghhh!"

Suara teriakan kesakitan dari Evan dan Kenzo menggema membuat semua orang yang ada di sana membulatkan matanya.

Tombak yang dilayangkan oleh Kenzo berhasil tertancap tepat di perut Evan. Sedangkan kedua naga milik Evan dan Alissya berhasil melilit tubuh Kenzo lalu menyemburkan api biru, membuat tubuh pria itu seketika terbakar hingga menyisakan abu yang berterbangan di udara.

Xavier dan yang lainnya langsung melesat menghampiri Alissya yang telah memangku kepala Evan dengan air mata yang terus mengalir membasahi wajahnya.

"Maaf... Maafkan aku Lord." Isak Alissya.

"Kumohon, bangunlah Lord, buka matamu! Jangan tinggalkan aku."

"Cepat bawa putraku ke istana sebelum terlambat!" Perintah Xavier pada yang lainnya.

Saat itu juga, Alpha Chris dan Alpha Derix mengangkat tubuh Evan untuk mereka bawa kembali ke istana agar Evan dapat dengan cepat ditangani oleh Healer.

Flashback off.

Entah sudah berapa lama Alissya terjaga hanya untuk menemani Evan. Rasa kantuknya bahkan menghilang karena kekhawatiran dirinya. Sesekali ia melirik ke arah jendela saat angin berhembus cukup kencang.

Langit perlahan mulai menggelap, tetapi jam masih menunjukkan pukul empat sore. Alissya yakin jika sebentar lagi hujan akan turun. Ia pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju jendela. Ia melirik sebentar ke arah bawah, di mana ia melihat beberapa pelayan berlarian untuk segera masuk ke dalam istana sambil membawa beberapa barang di tangan mereka. Saat itu juga ia melihat rintik hujan perlahan mulai turun.

Bldarr!

"Akh!" Pekik Alissya terkejut saat mendengar suara gemuruh petir yang begitu besar.

Alissya memegang dadanya dengan nafas terengah. Suara itu benar-benar membuatnya hampir terkena serangan jantung. Dengan cepat Alissya menutup jendela tersebut dan kembali duduk di samping Evan.

"Alissya, kau baik-baik saja?"

Alissya mendongak saat mendengar suara seseorang. Saat itu juga ia beranjak saat melihat kedatangan ibu dan ibu mertuanya.

"Aku baik-baik saja mom." Ujar Alissya sambil berhambur ke pelukan ibunya.

Suara gemuruh petir kembali terdengar membuat ketiga wanita itu terperanjat kaget. Crystal berjalan mendekati jendela dan menatap langit yang sesekali bercahaya karena kilatan petir.

"Kenapa mendadak hujan petir seperti ini?" Alissya yang mendengar ucapan Crystal hanya terdiam. Karena ia juga tidak tahu jawaban atas pertanyaan itu.

Crystal berbalik dan menatap tubuh putranya yang terbaring lemah di atas ranjang. Raut wajah wanita itu seketika berubah sedih. Sudah hampir tiga minggu Evan tak sadarkan diri. Tetapi mereka semua tidak pernah menyerah untuk menunggu pria itu sadar. Terutama Alissya yang akan selalu berada di samping pria itu dari pagi hingga malam dan hanya menghabiskan waktunya untuk menemani suaminya.

"Kau sangat pucat nak. Apa kau baik-baik saja?" Crystal yang mendengar suara Charlotte langsung menatap ke arah Alissya. Benar saja, saat itu juga ia melihat wajah Alissya telah pucat pasi.

"Hanya sedikit pusing mom, mungkin karena aku belum makan dari tadi siang." Crystal dan Charlotte menghela nafas pelan.

"Sudah berapa kali mommy katakan," belum selesai Charlotte berbicara, Alissya lebih dulu memotongnya.

"Aku tahu mom, tolong jangan menceramahi diriku." Charlotte yang mendengar ucapan Alissya hanya menggelengkan kepalanya heran.

Semejak berakhirnya peperangan itu, Alissya mulai tidak merawat dirinya dengan baik. Beberapa kali wanita itu melewati jam makannya hanya untuk menemani suaminya dan entah berapa kali mereka memarahi wanita itu untuk menjaga kesehatannya, tetapi Alissya akan kembali mengulang kesalahannya.

"Mommy akan meminta pelayan mengantar makanan untukmu." Ujar Crystal dan hanya dijawab anggukkan oleh Alissya.

Saat itu juga Crystal melangkah keluar untuk memerintahkan pelayan membawakan makanan untuk Alissya. Sedangkan Charlotte akan tetap berada di ruangan itu untuk memastikan Alissya memakan makanannya.

"Maaf merepotkanmu mom." Ujar Alissya yang tengah duduk bersandar di bahu ibunya.

Charlotte menggeleng pelan sambil mengusap punggung tangan Alissya dengan lembut. "Kau tidak merepotkan mommy sedikitpun. Mommy akan selalu ada untukmu, karena hanya kau yang mommy miliki."

Alissya tersenyum mendengar ucapan ibunya. Ia mulai mengangkat kepalanya dan menatap Charlotte dengan lembut.

"Apa mommy penasaran dengan apa yang dikatakan oleh daddy?" Charlotte yang mendengar itu mengerutkan keningnya bingung.

"Apa?"

"Dia mengatakan jika," Alissya sedikit menjeda ucapannya saat menarik tangan ibunya ke dalam genggamannya. Ia kemudian mendongak dan menampilkan senyuman indah sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Daddy sangat merindukan dirimu. Saat itu aku menyadari jika daddy sangat mencintai dirimu."

"Dia sangat menyesal karena tidak mengatakan semuanya padamu mom. Dia terpaksa untuk menyembunyikan hal ini agar kau tidak merasa khawatir. Tetapi ketahuilah, dia sangat mencintai dan menyayangimu."

Charlotte membulatkan matanya, seketika air mata jatuh dari sudut mata wanita itu. Lidahnya kelu untuk menjawab ucapan dari putrinya. Alissya mengerti saat melihat reaksi ibunya. Tentu saja ibunya akan sangat terkejut dengan kenyataan ini. Selama ini mereka hidup dengan sebuah kebohongan. Bahkan mereka harus melewati hidup yang sangat sulit karena kebohongan itu. Tetapi tidak ada sedikitpun kebencian dalam diri Alissya. Bahkan ia sangat menyayangi ayahnya.

Tak lama kemudian, pelayan datang dengan membawa nampan yang berisi makanan. Charlotte dengan cepat menghapus air matanya dan tersenyum ke arah pelayan itu. Setelah pelayan itu pergi, Charlotte langsung mengambil beberapa makanan untuk Alissya.

"Jangan bahas itu lagi, lebih baik kau makan makanan ini sampai habis." Ujar Charlotte dengan lembut. Meskipun masih ada jejak air mata yang tersisa di sudut matanya.

Alissya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Saat itu juga ia memakan makanan yang telah di siapkan oleh ibunya.

*****

Keesokkan harinya, Alissya menghadiri pertemuan dengan petinggi istana. Raut wajah Alissya terlihat lebih dingin dari biasanya. Karena Alissya tahu jika para petinggi akan terus mendesak dirinya untuk menggantikan Evan memimpin kerajaan itu.

"Hormat kami Yang Mulia Ratu." Ujar para petinggi istana dengan serempak saat melihat kedatangan Alissya.

Saat itu juga Alissya meminta mereka semua untuk kembali menempati tempat duduk masing-masing.

"Aku sudah memutuskan untuk tidak mengambil posisi suamiku." Ujar Alissya sontak membuat semua orang yang ada di ruangan itu saling berbisik.

"Tapi Yang Mulia.." belum selesai salah satu petinggi itu berbicara, Alissya telah lebih dulu memotongnya.

"Keputusanku sudah bulat, jadi tidak ada yang bisa mengubah keputusanku."

"Mohon ampun Yang Mulia. Kami mengerti maksud anda, tetapi posisi raja sudah lama kosong, kita harus.." Saat itu juga Alissya menatap tajam ke arah pria itu.

"Suamiku tidak mati! Dia masih hidup! Posisi raja tetap dimiliki oleh suamiku!" Ujar Alissya dengan tegas. Seketika semua orang terdiam sambil menundukkan kepalanya.

Sedangkan Steve yang berdiri di samping Alissya tersenyum senang. Tentu ia menyadari jika beberapa petinggi istana yang mulai berkhianat telah membuat sebuah organisasi untuk menjatuhkan posisi Evan sebagai raja dengan memanfaatkan keadaan pria itu. Karena itu mereka terus mendesak agar Alissya mengambil alih kerajaan. Bagi mereka, menjatuhkan Alissya lebih mudah daripada menjatuhkan Evan.

Alissya memijat pangkal hidungnya saat merasakan sakit mulai menyerang kepalanya. Wanita itu merasa sangat lelah, karena selama Evan tidak ada, ia mengerjakan semua pekerjaan suaminya. Untungnya Steve selalu berada di sampingnya untuk membantu dirinya. Jika tidak mungkin ia akan lebih dulu mati dibandingkan suaminya.

"Aku sangat penasaran, kenapa kalian ingin segera memintaku untuk menggantikan posisi suamiku?"

Alissya menatap satu persatu wajah orang-orang yang berdiri dihadapannya. Ia dapat melihat beberapa dari mereka mulai memucat saat mendengar pertanyaan darinya.

"Apa kau ingin menjelaskan sesuatu Tuan Dalton?" Lanjutnya sambil menatap ke arah salah satu petinggi istana.

"Kami hanya tidak ingin posisi raja kosong Yang Mulia." Ujar petinggi yang bernama Dalton dengan sedikit gugup.

Alissya terkekeh pelan, "Itu jawaban yang tidak masuk akal."

Semua orang yang ada di sana mengerutkan keningnya bingung saat melihat Alissya tertawa.

"Kenapa kalian tidak mengatakan dengan jujur, jika kalian ini suamiku mati dan kalian ingin menguasai kerajaan ini." Lanjutnya sontak membuat semua orang kembali saling berbisik satu sama lain.

"Anda telah mengatakan hal yang tidak benar Yang Mulia. Kami melakukan ini karena kami tidak tahu kapan Yang Mulia Raja akan sadar."

"Lancang!"

Brak!

Semua orang terlonjak kaget saat Alissya tiba-tiba menggebrak meja dengan sangat kencang. Bahkan Steve terkejut bukan main saat melihat perubahan dari wanita itu. Raut wajah Alissya berubah dingin. Tangan wanita itu mengepal kuat dan menatap tajam pada semua orang. Steve dengan cepat meredakan emosi wanita itu, sebelum keadaan semakin kacau.

Alissya yang sudah sangat lelah memutuskan beranjak dari tempat duduknya dan melangkah meninggalkan ruangan pertemuan. Namun baru satu langkah Alissya kembali berbalik dan menatap tajam pada mereka semua.

"Suamiku.. Dia baik-baik saja. Dia akan sadar dan kembali memimpin kerajaan ini. Kalian," ucapan Alissya terhenti saat merasakan dadanya yang terada sedikit nyeri. "Aku tidak akan membiarkan kalian memerintahku dengan seenaknya." Seketika bulir air mata jatuh membasahi pipinya, sebelum akhirnya Alissya terjatuh tak sadarkan diri. Saat itu juga semua orang yang ada di sana membulatkan matanya terkejut.

"Queen!"

*****

Continue Reading

You'll Also Like

853K 70.7K 50
Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mate. Sampai suatu saat, dirinya mulai ingi...
2.1M 250K 103
(Bukan reinkarnasi ataupun time travel, tapi dijamin seru. Jangan asal ditinggal, baca dulu minimal 10 bab, kalau menurut kalian tidak seru, saya ikh...
961K 40.1K 21
Membuat harem kemudian berlindung dibalik tubuh para cogan? Itulah pemikiran bodoh Olivia Rosalind, sosok gadis manis penyuka cogan yang seringkali b...
757K 73.1K 32
Yang aku pikir, aku akan berakhir disurga.. Namun kenyataannya, aku terbangun didunia yang aneh.. Yaitu dunia immortal! Nama ku Nayra Oswald, aku seo...