BUMI [Terbit]

By rrhmallia

5M 508K 18.3K

[Follow sebelum membaca] [Status: END] Entah setan apa yang membisikannya malam itu hingga ia dengan berani m... More

⊳⊰ SATU ⊱⊲
⊳⊰ TIGA ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT ⊱⊲
⊳⊰ LIMA ⊱⊲
⊳⊰ ENAM ⊱⊲
⊳⊰ TUJUH ⊱⊲
⊳⊰ DELAPAN ⊱⊲
⊳⊰ SEMBILAN ⊱⊲
⊳⊰ SEPULUH ⊱⊲
⊳⊰ SEBELAS ⊱⊲
⊳⊰ DUA BELAS ⊱⊲
⊳⊰ TIGA BELAS ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT BELAS ⊱⊲
⊳⊰ LIMA BELAS ⊱⊲
⊳⊰ ENAM BELAS ⊱⊲
⊳⊰ TUJUH BELAS ⊱⊲
⊳⊰ DELAPAN BELAS ⊱⊲
⊳⊰ SEMBILAN BELAS ⊱⊲
⊳⊰ DUA PULUH ⊱⊲
⊳⊰ DUA PULUH SATU ⊱⊲
⊳⊰ DUA PULUH DUA ⊱⊲
⊳⊰ DUA PULUH TIGA ⊱⊲
⊳⊰ DUA PULUH EMPAT ⊱⊲
⊳⊰ DUA PULUH LIMA ⊱⊲
⊳⊰ DUA PULUH ENAM ⊱⊲
⊳⊰ DUA PULUH TUJUH ⊱⊲
⊳⊰ DUA PULUH DELAPAN ⊱⊲
⊳⊰ DUA PULUH SEMBILAN ⊱⊲
⊳⊰ TIGA PULUH ⊱⊲
⊳⊰ TIGA PULUH SATU ⊱⊲
⊳⊰ TIGA PULUH DUA ⊱⊲
⊳⊰ TIGA PULUH TIGA ⊱⊲
⊳⊰ TIGA PULUH EMPAT ⊱⊲
⊳⊰ TIGA PULUH LIMA ⊱⊲
⊳⊰ TIGA PULUH ENAM ⊱⊲
⊳⊰ TIGA PULUH TUJUH ⊱⊲
⊳⊰ TIGA PULUH DELAPAN ⊱⊲
⊳⊰ TIGA PULUH SEMBILAN ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT PULUH ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT PULUH SATU ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT PULUH DUA ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT PULUH TIGA ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT PULUH EMPAT ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT PULUH LIMA ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT PULUH ENAM ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT PULUH TUJUH ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT PULUH DELAPAN ⊱⊲
⊳⊰ EMPAT PULUH SEMBILAN ⊱⊲
⊳⊰ LIMA PULUH ⊱⊲
▷ BUMI CAST ◁
⊳⊰ LIMA PULUH SATU ⊱⊲
⊳⊰ LIMA PULUH DUA ⊱⊲
⊳⊰ LIMA PULUH TIGA ⊱⊲
⊳⊰ LIMA PULUH EMPAT ⊱⊲
⋅ ✧ EXTRA PART 1 ✧ ⋅
⋅ ✧ EXTRA PART 2 ✧ ⋅
⋅ ✧ EXTRA PART 3 ✧ ⋅
⋅ ✧ EXTRA PART 4 ✧ ⋅
▫ BUMI SEQUEL ▫
BUMI AU Version
GRUP WA
Vote Cover & Giveaway BUMI
PO BUMI

⊳⊰ DUA ⊱⊲

145K 14K 624
By rrhmallia

Fazura berpegangan kuat pada ujung jaket Bumi. Kepalanya tertunduk dibelakang Bumi yang berjalan didepannya memasuki rumah besar.

Bumi tuli atau bagaimana? Jelas jelas ia mengungkapkan keburukan nya namun lelaki itu...

Kepala Fazura menoleh kearah pintu yang masih dekat dengan nya. Kabur sekarang adalah pilihan bagus namun lagi lagi hal itu digagalkan Bumi yang menarik lengannya dengan lembut.

Fazura menggeleng menatap Bumi yang juga tengah menatapnya tajam.

"Orang tua gue udah pada tidur, besok gue yang ngomong ke mereka." jelas Bumi setelah menatap isi rumahnya yang sangat sepi. "Ayo ke kamar gue,"

Tanpa menunggu persetujuan Fazura, Bumi lebih dulu menarik Fazura menaiki tangga menuju lantai dua tepatnya kamar Bumi.

Pintu kamar terbuka, kamar yang awalnya hanya menampakkan kegelapan kini terlihat jelas seberapa luas nya.

Ranjang king size yang muat di tempati 3 orang, lemari abu abu putih besar di sudut kamar, sofa panjang di dekat jendela, pintu balkon yang tertutup rapat oleh tirai hitam tipis, jangan lupakan adanya meja yang berisikan perangkat komputer dan beberapa buku.

Fazura yang masih berdiri diluar kamar menatap Bumi yang sudah masuk kedalam kamar. Bumi membuka jaket nya belum menyadari Fazura yang berdiri diluar kamar.

Kepala Bumi menoleh ketika ekor matanya menangkap kearah pintu yang masih terdapat Fazura. Menghela nafas lalu ia menatap perempuan itu, "Masuk, Azura."

Fazura terlihat menggeleng. "Aku mau pergi aja,"

Bumi berdecak, langkahnya maju mendekat dan menarik Fazura masuk kedalam kamarnya setelah itu ia menutup pintu kamar nya dengan rapat dan dikunci.

"Udah ketemu Bumi jadi gak bisa kemana mana lagi." Bumi tersenyum miring melihat ekspresi pasrah Fazura.

Tangan nya terangkat mengacak puncak kepala Fazura.

Dengan jarak tinggi mereka yang berbeda, Bumi mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan wajah pucat Fazura.
"Kalo lo gue biarin keluar, lo bakal coba bunuh diri lagi gak?"

Fazura langsung menggeleng, "Gak janji."

Sabar.

Bumi meremas tangannya gemas.
Kembali berdiri tegak, Bumi berjalan menjauhi Fazura.

"Tidur, ngelanturnya besok lagi."

Setelah mengatakan itu, Bumi masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamar besar tersebut meninggalkan Fazura yang bingung ingin melakukan apa.

Kabur? Pintunya dikunci Bumi.
Tapi.. Kuncinya menggantung.

Fazura melirik pintu kamar mandi yang tertutup kemudian matanya kembali menatap pintu kamar.

Perlahan, ia mendekat kearah pintu.
Tangan nya bergetar meraih kunci yang menggoda untuk ia putar. Namun, lagi lagi ia kalah cepat.

Seseorang dibelakangnya lebih dulu menarik kunci dan dilempar ke sembarang arah membuat Fazura terlojak kaget dan langsung berbalik.

Namun berbalik adalah pilihan yang salah.
Ia malah dihadapkan dengan tubuh shirtless milik Bumi.
Perut yang membentuk kotakan samar membuat jantung Fazura berpacu kuat.

Fazura langsung kembali menghadap ke pintu membelakangi Bumi.

"Udah gue duga." suara Bumi terdengar dekat ditelinga nya yang memerah.

•••••

"Aku di sofa aja, kamu yang dikasur." Fazura melangkah mendekati sofa panjang yang terdapat didekat jendela.

Bumi lagi lagi lebih cepat.
Kali ini lelaki itu menarik nya duduk di atas ranjang.

"Ibu hamil bobo nya harus di tempat empuk. Jangan bandel, ya." Bumi berucap sembari mengambil satu bantal dan guling. Tanpa guling ia tak bisa tidur.

Fazura menggigit bibir bawah bagian dalam nya.
Ia datang datang malah merepotkan.

"Jangan, Bumi. Aku... Udah biasa tidur di sofa kok." Fazura berdiri dan mendekati Bumi yang tengah menata bantal.

Bumi menghela nafas kemudian menatap Fazura.

"Karena udah sering tidur di sofa, sekali kali tidur di ranjang empuk. Pasti nyaman, deh."

Fazura memainkan jarinya, gugup.

"Aku dateng cuma nyusahin doang. Kenapa gak biarin aku pergi, sih?" akhirnya ia menyuarakan rasa penasarannya.

Bumi berdiri menghampiri Fazura, membawa perempuan itu kembali duduk di pinggir ranjang.

"Lo gak bisa pergi kalo mata gue udah nangkep keberadaan lo." ungkapan jelas nan padat itu tak dapat Fazura mengerti.

"Sekarang tidur." Bumi membawa tubuh Fazura untuk tidur. Fazura kini menurut apalagi matanya menangkap rasa lelah dari mata Bumi. Ia merepotkan, ya?

Bumi tersenyum kecil setelah merebahkan tubuh Fazura. Selimut ia gelar menutupi tubuh rapuh Fazura hingga dada.
"Besok kita ngobrol banyak hal lagi. Selamat malam, Bumil."

Bumi menyalakan lampu tidur yang menyambung pada lampu kamar yang otomatis akan mati jika lampu tidur menyala.

Fazura menoleh menatap Bumi yang sudah bersiap untuk tidur.

Kenapa orang baik muncul saat aku sudah menyerah untuk hidup?

°•••°

Dengan rasa pusing yang awalnya mendera ketika membuka mata, Fazura akhirnya bisa mendudukkan diri.

Menatap kesekelilingnya yang remang remang, Fazura kini menundukkan kepalanya.

Ia tidak bermimpi.
Bentakan, usiran, tamparan semalam juga bukan mimpi.

Dan kini ia tengah merepotkan orang lain.

Tangan nya bergerak memegang pipi dan sudut bibirnya yang membuatnya mengernyit.
Bagaimana bisa darah kering hilang begitu saja?

Kepalanya menoleh kearah sofa yang terdapat tubuh besar Bumi yang tak dapat dicukupi oleh sofa karena kaki panjang lelaki itu.

Fazura mengigit bibir bawahnya ragu.
Bumi?

Jam di nakas ia lirik.

05:37.

Kini ia melihat kearah pintu.
Perintah untuk kabur kini selalu melintasi otak nya.

Ia harus menemukan kunci pintu itu.

Beranjak bangun dengan perlahan, Fazura menatap ke sekeliling. Sudut kamar, bawah meja, kolong ranjang, hingga matanya menangkap dua kunci di kaki sofa.

Fazura meneguk salivanya.
Ia harus bisa.

Kembali dengan langkah kecilnya, Fazura berjongkok mengambil kunci tersebut.

Namun matanya menangkap wajah tenang Bumi.
Wajah tampan itu.

"Makasih," bisik Fazura dengan suara yang sangat pelan.

Fazura berdiri dan melangkah mendekati pintu.
Memasang kuncinya dan memutarnya perlahan hingga berbunyi,

Klek.

Tangan nya meremas gagang pintu, kepalanya kembali menoleh kearah lelaki di sofa.

Sekali lagi, Fazura mengucapkan terimakasih didalam hati.

Dengan yakin, Fazura membuka pintu kamar tersebut dan pergi dari sana.

Kini ia dihadapi dengan isi rumah megah yang terang di beberapa sisi.

Kembali meneguk ludah, Fazura melangkahkan kaki dengan mantap menuruni anak tangga satu per satu dengan berusaha tak menimbulkan suara.

Hingga kaki nya sudah menginjak anak tangga terakhir, Fazura menghela nafas lega.

Kini tinggal keluar dari rumah besar ini.

Ayo, Fazura!

"Kamu siapa?"

🌍🌍🌍

Vote terbuka, terimakasih kesadarannya.

Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.8M 97.8K 55
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
READEN By Zee🦋

Teen Fiction

372K 34K 34
#1 in lifeschool April 2023 "Jangan mencintai orang yang belum selesai dengan masa lalunya" Mungkin kebanyakan orang berpegang teguh dengan kalimat...
57.7K 5.4K 14
Ini cerita tentang Tania, gadis yang mengurung dirinya selama bertahun-tahun. Berkilas balik ke masa SMA-nya, masa di mana Tania melakukan dan mener...
1.7K 166 26
Mosalev Ivanovich tidak pernah menyangka jika kedekatannya dengan Gaby Miller Houghton, seorang gadis yang mengaku sebagai putri dari pimpinan organi...