The Unwanted Queen || COMPLET...

By aristaptr

1.1M 84.6K 2.1K

[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjad... More

Hello!
The Unwanted Queen || 1
The Unwanted Queen || 2
The Unwanted Queen || 3
The Unwanted Queen || 4
The Unwanted Queen || 5
The Unwanted Queen || 6
The Unwanted Queen || 7
The Unwanted Queen || 8
The Unwanted Queen || 9
The Unwanted Queen || 10
The Unwanted Queen || 11
The Unwanted Queen || 12
The Unwanted Queen || 13
The Unwanted Queen || 14
The Unwanted Queen || 15
The Unwanted Queen || 16
The Unwanted Queen || 17
The Unwanted Queen || 18
The Unwanted Queen || 19
The Unwanted Queen || 20
The Unwanted Queen || 21
The Unwanted Queen || 22
The Unwanted Queen || 23
The Unwanted Queen || 24
The Unwanted Queen || 25
The Unwanted Queen || 26
The Unwanted Queen || 27
The Unwanted Queen || 28
The Unwanted Queen || 29
The Unwanted Queen || 30
The Unwanted Queen || 32
The Unwanted Queen || 33
The Unwanted Queen || 34
The Unwanted Queen || 35
The Unwanted Queen || 36
The Unwanted Queen || 37
The Unwanted Queen || 38
The Unwanted Queen || 39
The Unwanted Queen || 40
The Unwanted Queen || 41
The Unwanted Queen || 42
The Unwanted Queen || 43
The Unwanted Queen || 44
The Unwanted Queen || 45
The Unwanted Queen || 46
The Unwanted Queen || 47
The Unwanted Queen || 48
The Unwanted Queen || 49
The Unwanted Queen || 50
The Unwanted Queen || 51
The Unwanted Queen || 52
The Unwanted Queen || End
The Unwanted Queen || Extra Part I
The Unwanted Queen || Extra Part II
New Story!
Warning!

The Unwanted Queen || 31

16.2K 1.4K 12
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
*****

Evan berjalan menyusuri lorong istana dengan raut wajah yang sangat dingin. Aura yang dipancarkan pria itu begitu menyeramkan. Tidak ada seorangpun yang berani bergerak saat mereka berpapasan dengannya. Steve segera melangkah mendekati Evan dan menundukkan kepalanya hormat saat melihat kedatangan pria itu.

"Dimana wanita itu?" Tanya Evan dingin.

"Ampun Yang Mulia. Sebenarnya kami sudah memasukan wanita itu ke penjara, tetapi Queen Crystal meminta kami untuk membawa wanita itu ke ruang pribadinya." Jelas Steve membuat Evan mengerutkan keningnya bingung. Saat itu juga ia berbalik menuju ruang pribadi milik ibunya.

Di tempat lain, Crystal tengah menatap tajam wanita yang tengah bersimpuh dihadapannya. Tubuh wanita itu bergetar hebat. Air mata telah mengalir membasahi wajahnya.

"Ampun Yang Mulia. Saya mengaku salah. Tolong maafkan saya Yang Mulia." Ujar pelayan tersebut dengan tubuh bergetar hebat.

Tidak ada satupun suara yang keluar dari mulut Crystal. Tangan wanita itu mengepal kuat menahan gejolak amarah dalam dirinya.

"Jika kau mengakui kesalahanmu, kenapa kau sangat berani melakukan hal keji seperti itu?!" Geram Crystal.

Veronica yang ada di samping Crystal berusaha menenangkan wanita itu. Ia tidak ingin Crystal jatuh sakit akibat amarah yang dikeluarkan olehnya.

"Ampun Yang Mulia. Saya.. saya hanya mengikuti perintah. Saya telah dibayar untuk melakukan hal ini." Crystal yang mendengar itu langsung membulatkan matanya.

"Siapa yang telah menyuruhmu?!" Ujar Evan yang baru saja masuk ke dalam ruang pribadi milik Crystal. Sedangkan Crystal yang mendengar suara putranya langsung menatap lurus ke depan. Di sana ia melihat putranya berdiri dengan raut wajah dingin.

Seketika ruangan itu menjadi mencekam, karena aura penuh mengintimidasi dari Evan. Amarah menyelimuti pria itu. Ingin rasanya ia segera membunuh wanita yang ada dihadapannya, tetapi ia masih perlu mencari informasi siapa sebenarnya yang ingin mencelakai istrinya.

"Cepat katakan!" Teriak Evan membuat tubuh pelayan itu menegang.

Crystal beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Evan. Ia dapat melihat dengan jelas jika putranya tengah menahan amarah yang ada di dalam dirinya.

"Biarkan mommy yang mengurus wanita ini nak. Lebih baik kau menemani istrimu." Ujar Crystal sambil mengusap punggung pria itu.

"Tidak mom, dia telah mencelakai istriku. Sebagai seorang suami dan pemimpin di kerajaan ini, aku akan memastikan dia mendapatkan hukuman yang berat." Ujar Evan dengan tegas sontak membuat pelayan yang bersujud dihadapan mereka bergetar ketakutan.

Pelayan itu langsung merangkak mendekati Crystal dan Evan dengan tatapan penuh memohon.

"Mohon ampuni saya Yang Mulia. Saya benar-benar mengaku salah. Saya.. saya akan mengatakan semuanya, tapi saya mohon ampuni saya Yang Mulia." Isak pelayan tersebut dengan air mata yang terus mengalir membasahi wajah wanita itu.

Evan pun menurunkan tubuhnya, mensejajarkan dengan tinggi wanita tersebut. Evan menatap tajam dengan tangan mengepal kuat.

"Kau ingin aku mengampunimu setelah kau melukai istriku?!" Ujar Evan dengan penuh penekanan.

"Tidak! Bahkan kau telah berhasil membunuh calon penerus kerajaan ini!" Crystal yang mendengar seluruh penuturan Evan kembali meneteskan air mata saat mengingat kejadian itu. "Tidak semudah itu kau memohon ampun padaku!" Lanjutnya dengan mengeluarkan sisi gelapnya.

Suasana di ruangan tersebut semakin mencekam saat Evan mengeluarkan sisi gelapnya. Langit yang semula cerah mulai menggelap, bahkan terdengar suara petir mulai bersahutan. Namun Evan mengerutkan keningnya saat menatap ke luar jendela. Ia memang mengeluarkan sisi gelapnya, tapi itu tidak akan membuat langit menggelap hingga petir bersautan.

'Ada apa ini? Bukan aku yang membuat petir itu!' Batin Evan terkejut.

Saat itu juga ia langsung merasakan aura besar di ruangan tersebut. Saat ia berbalik, betapa terkejutnya ia saat melihat Alissya berdiri di ambang pintu dengan aura hitam yang mengelilingi tubuh wanita itu.

'Bagaimana mungkin?!' Batin Evan tak percaya.

Semua orang yang ada di sana seketika membulatkan matanya terkejut dan melangkah mundur saat merasakan aura mematikan dari Alissya. Namun tidak dengan Evan dan Crystal yang masih berdiri di tempat mereka dengan menatap penuh khawatir.

"Apakah yang aku dengar tadi adalah benar?" Tanya Alissya dingin.

"Sayang aku bisa jelaskan, kau..." belum selesai Evan berbicara namun Alissya lebih dulu memotongnya.

"Jawab pertanyaanku! Itu benar atau tidak?!" Teriak Alissya membuat seluruh bangunan istana bergetar hebat.

'Sial! Aku harus menghentikannya. Jika tidak Alissya akan kehilangan kendali atas kekuatannya.' Batin Evan.

Saat itu juga Evan langsung mengeluarkan kekuatannya dan mengarahkannya pada Alissya. Kekuatan yang akan membuat wanita itu seketika terjatuh tak sadarkan diri. Namun dengan cepat Evan melesat untuk menangkap wanita itu sebelum tubuhnya menyentuh lantai.

Crystal yang melihat itu membulatkan matanya terkejut. Ia pun melesat menghampiri Evan dan menantunya dengan raut wajah khawatir.

"Apa dia baik-baik saja nak?" Tanya Crystal.

"Dia hanya tertidur mom. Aku terpaksa membuatnya tak sadarkan diri. Aku tidak ingin dia kehilangan kendali setelah mendengar kenyataan itu." Ujar Evan menatap wajah Alissya sedih.

Saat itu juga Evan mengangkat tubuh Alissya ala bridal style lalu berbalik keluar menuju kamarnya. Namun sebelum melangkah, Evan meminta Steve untuk mengintrogasi pelayan tersebut bersama ibunya.

******

Thezza berlari dengan langkah tergesa. Raut wajah wanita itu terlihat begitu khawatir. Pasalnya ia mendengar jika Alissya hilang kendali saat mengetahui kenyataan jika dia telah kehilangan bayinya. Langkah wanita itu seketika terhenti saat melihat Alissya yang tak sadarkan diri di dalam pelukan Evan.

Ia dapat melihat raut wajah Evan yang terlihat begitu dingin. Pria itu bahkan melewati dirinya tanpa melirik sedikitpun. Thezza yang awalnya ingin menanyakan tentang keadaan Alissya seketika mengurungkan niatnya.

"Mungkin ini bukan waktunya. Tapi aku lega saat melihat Alissya sudah tidak kehilangan kendalinya." Gumam Thezza.

Di belakang wanita itu, datang Flora dengan nafas terengah sambil memegang dinding lorong istana untuk menopang tubuhnya agar tidak terjatuh. Thezza yang melihat itu pun mengerutkan keningnya bingung.

"Ada apa denganmu?" Tanya Thezza.

Flora yang masih sangat lelah setelah berlari mengusul Thezza hanya mampu mengangkat satu tangannya, memberi isyarat pada Thezza untuk memberikannya waktu mengatur nafasnya.

"Anda terlalu cepat, rasanya saya ingin pingsan." Ujar Flora dengan nafas yang masih terengah. Thezza yang mendengar itu pun terkekeh pelan. Wajar jika Flora sampai lelah mengejarnya, karena Flora tidak mungkin berani untuk melesat di dalam istana.

"Maafkan aku," ujar Thezza sambil terkekeh pelan. "Alissya sudah bersama suaminya. Jadi aku tidak bisa menemuinya." Lanjutnya dengan raut wajah sedih.

"Tapi saya sangat terkejut saat melihat kilatan petir tadi." Ujar Flora dan disetujui oleh Thezza.

"Sejak kapan dia bisa menggunakan kekuatannya?" Tanya Thezza.

Flora yang mendengar itu langsung mengedarkan pandangannya untuk melihat ke arah sekitar. Thezza yang mendengar itupun mengerutkan keningnya bingung.

Perlahan Flora mendekati Thezza dan berbisik di dekat telinga wanita itu, "Sejak bulan lalu dan Lord Geordan sendiri yang melatihnya." Bisik Flora.

"Kenapa kau harus berbisik?" Tanya Thezza bingung.

"Karena Steve mengatakan kita harus menyembunyikan tentang kekuatan Yang Mulia Ratu. Kekuatan yang dia miliki begitu besar. Kami takut jika ada yang ingin merebut Ratu untuk menguasai kekuatan yang dia miliki." Jelas Flora dengan sangat pelan, takut jika ada yang mendengar ucapannya.

Thezza yang mendengar penjelasan Flora pun akhirnya mengerti. Pantas saja ia bisa merasakan aura yang begitu besar dari arah istana, dan ternyata pemilik kekuatan itu adalah Alissya.

"Kalau begitu kita harus melindunginya." Ujar Thezza dan langsung dijawab anggukkan oleh Flora.

"Siapa saja yang sudah mengetahui hal ini?" Tanya Thezza.

"Seluruh keluarga kerajaan, Steve, dan Tuan Putri saja yang baru mengetahuinya. Prajurit maupun pelayan istana belum ada yang mengetahuinya."

"Tapi aku yakin mereka semua pasti sudah mengetahuinya sekarang." Sahut Thezza membuat Flora langsung menepuk keningnya.

"Ah anda benar. Lalu kenapa saya harus berbisik pada anda Tuan Putri? Sudah jelas mereka semua pasti sudah mengetahui kekuatan yang dimiliki Yang Mulia Ratu saat dia hilang kendali tadi." Ujar Flora membuat Thezza terkekeh pelan.

"Kau baru menyadarinya? Ck." Ujar Thezza lalu melenggang pergi dari tempat itu sambil menggelengkan kepalanya heran dengan kebodohan yang dimiliki sahabatnya itu. Sedangkan Flora memukul kepalanya sambil merutuki kebodohannya.

*****

Setelah sampai di kamarnya, Evan membaringkan tubuh Alissya di atas ranjang. Ia pun menjatuhkan tubuhnya di samping Alissya dan mengusap lembut puncak kepalanya. Evan menghela nafas pelan, ia harus bersiap untuk menghadapi Alissya yang mungkin saja bisa kembali kehilangan kendalinya saat ia terbangun dari tidurnya.

Perlahan ia melihat kelopak mata Alissya mulai terbuka. Evan yang melihat Alissya ingin beranjak dari tidurnya langsung membantu wanita itu untuk duduk bersandar di kepala ranjang. Pandangan mereka pun bertemu, Evan dapat melihat kesedihan terpancar di wajah wanita itu. Evan pun menarik Alissya ke dalam pelukannya dan mengusap puncak kepalanya dengan lembut.

Saat itu juga Evan dapat merasakan tubuh Alissya mulai bergetar. Bersamaan dengan terdengarnya suara tangisan dari wanita itu. Evan terdiam, ia tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Ia memutuskan untuk memberikan waktu pada Alissya untuk mengeluarkan semua kesedihannya. Yang bisa ia lakukan hanya berada di sisi wanita itu dan memberi dukungan padanya.

"Maafkan aku Lord," Evan yang mendengar itu terdiam. "Karena kelalaianku, kita kehilangannya." Lanjutnya dengan suara serak, akibat tangisan yang dikeluarkannya.

"Sstt.. Ini bukan kesalahanmu Queen, kita tidak tahu jika kau tengah hamil." Ujar Evan berusaha menenangkan Alissya.

Alissya melepaskan pelukannya dari Evan sambil menggelengkan kepalanya, "Tapi tetap saja, aku.." belum selesai Alissya berbicara, Evan lebih dulu memotongnya.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Orang yang telah meracunimulah pelakunya. Kau bisa saja kehilangan nyawamu bahkan jika kau saat ini sedang tidak hamil." Tegas Evan membuat Alissya semakin menundukkan kepalanya.

Evan menarik dagu Alissya agar wanita itu menatap ke arahnya. Perlahan tangan pria itu mengusap air mata yang membasahi pipi Alissya.

"Aku tidak ingin kehilanganmu Queen, hanya kau yang terpenting dalam hidupku. Aku tidak akan bisa menjalani hidupku tanpa dirimu." Lirih Evan membuat Alissya kembali meneteskan air matanya.

"Hei kenapa kau menangis lagi? Wajah cantikmu akan hilang jika kau menangis terus sayang." Ujar Evan sambil kembali mengapus air mata Alissya. Alissya yang mendengar itu mendengus sebal sambil mengusap air matanya.

"Jika aku tidak cantik lagi, berarti kau akan mencari wanita lain begitu?" Ujar Alissya sontak membuat Evan tertawa.

"Huh!" Kesal Alissya sambil melipat kedua tangannya saat Evan menertawainya.

"Kau wanita tercantik di dunia ini. Mana mungkin ada wanita yang bisa menyaingimu Queen."

"Omong kosong." Ujar Alissya sambil mendengus sebal.

Evan terkekeh pelan lalu menarik Alissya ke dalam pelukannya, "Aku mengatakan hal jujur sayang. Hanya kau yang pantas untukku." Ujar Evan membuat Alissya menarik sudut bibirnya.

Alissya pun menenggelamkan kepalanya di dada bidang suaminya dan menghirup aroma tubuh Evan yang sangat ia rindukan. Setelah sekian lama akhirnya ia bisa bertemu dengan pria itu, meskipun mereka bertemu karena insiden yang sangat memilukan itu.

"Bagaimana kalau kita membuat baby lagi sayang?" Bisik Evan tepat di telinga Alissya membuat wanita itu membulatkan matanya.

Saat itu juga Alissya melepaskan pelukannya pada Evan dan melempar bantal pada pria itu. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu saat mereka tengah bersedih atas kehilangan bayi mereka.

"Dasar mesum!" Teriak Alissya lalu turun dari atas ranjang dan pergi keluar dari kamar itu sambil menghentakkan kakinya, meninggalkan Evan yang masih tertawa melihat tingkah Alissya saat ia mengerjainya.

Namun siapa sangka, Evan sengaja melakukan itu agar Alissya dapat melupakan semua kejadian yang dia alami dan bisa kembali melewati harinya tanpa kesedihan di dalam dirinya.

*****

Steve telah membawa pelaku kejahatan yang telah melukai Alissya kembali ke dalam penjara. Tentu Crystal juga ikut bersama pria itu untuk kembali mengintrogasinya. Mereka terpaksa membawa pelayan itu ke penjara karena mereka tidak ingin Alissya kembali mendengar percakapan mereka.

"Kau tidak perlu berbelit-belit, katakan siapa yang sudah menyuruhmu atau kami akan langsung mengeksekusi dirimu!" ujar Steve menatap tajam ke arah pelayan tersebut.

"Livia.. Tuan Putri Livia yang telah menyuruh saya." Sontak Steve dan Crystal membulatkan matanya saat mendengar ucapan pelayan tersebut.

"Apa kau berkata jujur?" Tanya Steve dan langsung dijawab anggukkan oleh pelayan itu.

"Tuan Putri Livia telah membayar saya untuk meracuni Yang Mulia Ratu. Saya tidak punya pilihan lain, karena jika saya menolaknya dia akan mencelakai seluruh keluarga saya. Jadi saya mohon ampuni saya Yang Mulia. Saya benar-benar merasa bersalah." Ujar pelayan tersebut sambil bersimpuh dihadapan Crystal.

Crystal menjatuhkan tubuhnya di salah satu tempat duduk yang ada di sana. Ia masih tidak menyangka jika Livia, wanita yang selama ini ia percaya bahkan ia sudah menganggapnya sebagai keluarga, tega melakukan hal keji seperti ini.

"Apa buktinya jika kau tidak berbohong?" tanya Steve untuk memastikan jika ucapan pelayan tersebut benar. Ia tidak ingin memberi hukuman yang salah pada seseorang.

Pelayan tersebut langsung mengambil sebuah kantong emas yang ada di dalam sakunya. Saat itu Steve mengambil kantong tersebut dan terkejut melihat banyaknya emas yang ada di dalamnya. Sedangkan Crystal membulatkan matanya saat melihat kantong yang memiliki sulaman motif bunga di pinggirnya.

"Ini.. Aku membuatkan kantong emas ini khusus untuk Livia. Tidak mungkin ada yang memiliki kantong yang sama persis seperti ini." Ujar Crystal tak percaya.

Saat itu juga Crystal mengepal tangannya kuat hingga buku jari wanita itu memutih. Amarah telah menguasai wanita itu atas pengkhiatan yang ia terima.

"Aku tidak akan mengampunimu Livia!" Geram Crystal.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 56.3K 19
((COMPLETED)) Aithana Zalika. Dia yang datang saat itu. Sebagai yang keempat. Keadaan orangtuanya yang memaksa dia harus menerima perjodohan ini. Men...
2.9M 186K 46
[Part lengkap] Blur : Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang...
1.1M 57.5K 34
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...
3.6M 168K 55
Fantasy-Romance COMPLETED Follow dulu sebelum baca! #1 in Umum (7/1/20) #1 in sihir (10/7/20) #1in psikopat (13/1/20) #3 in fantasi (3/2/20) #1 in ke...