The Unwanted Queen || COMPLET...

By aristaptr

1.1M 84.6K 2.1K

[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjad... More

Hello!
The Unwanted Queen || 1
The Unwanted Queen || 2
The Unwanted Queen || 3
The Unwanted Queen || 4
The Unwanted Queen || 5
The Unwanted Queen || 6
The Unwanted Queen || 7
The Unwanted Queen || 8
The Unwanted Queen || 9
The Unwanted Queen || 10
The Unwanted Queen || 11
The Unwanted Queen || 12
The Unwanted Queen || 13
The Unwanted Queen || 14
The Unwanted Queen || 15
The Unwanted Queen || 16
The Unwanted Queen || 17
The Unwanted Queen || 18
The Unwanted Queen || 19
The Unwanted Queen || 20
The Unwanted Queen || 21
The Unwanted Queen || 22
The Unwanted Queen || 23
The Unwanted Queen || 24
The Unwanted Queen || 25
The Unwanted Queen || 26
The Unwanted Queen || 27
The Unwanted Queen || 28
The Unwanted Queen || 29
The Unwanted Queen || 31
The Unwanted Queen || 32
The Unwanted Queen || 33
The Unwanted Queen || 34
The Unwanted Queen || 35
The Unwanted Queen || 36
The Unwanted Queen || 37
The Unwanted Queen || 38
The Unwanted Queen || 39
The Unwanted Queen || 40
The Unwanted Queen || 41
The Unwanted Queen || 42
The Unwanted Queen || 43
The Unwanted Queen || 44
The Unwanted Queen || 45
The Unwanted Queen || 46
The Unwanted Queen || 47
The Unwanted Queen || 48
The Unwanted Queen || 49
The Unwanted Queen || 50
The Unwanted Queen || 51
The Unwanted Queen || 52
The Unwanted Queen || End
The Unwanted Queen || Extra Part I
The Unwanted Queen || Extra Part II
New Story!
Warning!

The Unwanted Queen || 30

17.2K 1.3K 14
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

"Ampun Yang Mulia. Sesuai dugaan Putri Thezza, jika ada racun di dalam minuman itu." Sontak mereka semua membulatkan matanya terkejut.

"Tapi..." ujar William tertahan membuat mereka kembali dibuat penasaran.

"Tapi apa? Jelaskan semuanya!" perintah Crystal dengan tegas. William sedikit ragu, namun ia tidak mungkin menutupi ini semua. Mereka harus mengetahui hal yang sebenarnya.

"Ternyata saat ini Ratu Alissya tengah mengandung dan kandungannya mungkin saja tidak bisa dipertahankan." lanjutnya membuat semua orang seketika mematung di tempatnya.

*****

Tubuh Crystal mulai melemas, Thezza yang melihat itu langsung membawa Crystal menuju sofa yang ada di dekatnya. Rasa bersalah mulai muncul di benak wanita itu. Ia telah gagal menjaga menantunya. Bahkan ia sama sekali tidak menyadari jika saat ini menantunya tengah mengandung penerus kerajaan.

Bersamaan dengan itu, Steve masuk ke dalam kamar dengan raut wajah khawatir saat mendengar kabar jika Alissya tidak sadarkan diri. Di sana ia melihat William tengah berusaha keras untuk mengeluarkan racun yang ada di tubuh Alissya dan Crystal yang bersama Thezza duduk di sofa dengan berlinang air mata.

"Apa yang terjadi?" tanya Steve pada Grace. Ia tidak ingin mempertanyakan hal itu pada Crystal yang tengah bersedih.

Grace yang juga bersedih atas apa yang menimpa Alissya langsung mengusap sudut matanya sebelum menceritakan semuanya pada Steve. Seketika tubuh Steve menengang saat mendengar pernyataan dari Grace. Jantung pria itu berpacu dengan kencang, ia tidak menyangka jika ini akan terjadi di dalam pengawasannya pada Alissya.

'Apa yang harus aku lakukan? Evan akan membunuhku jika mendengar kabar ini.' batin Steve.

"Ini salahku, aku tidak bisa menjaga menantuku dengan baik." lirih Crystal dengan berlinang air mata.

"Aunty, ini bukan kesalahanmu. Ini salah orang yang telah berani meracuni Alissya. Kita harus mencari tahu siapa yang telah melakukan ini aunty." ujar Thezza yang masih terisak.

"Kau benar." sahut Crystal sambil menatap ke arah Alissya yang masih terbaring lemah.

Crystal mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Wajah wanita itu berubah dingin, seperti ingin membunuh seseorang. Tapi memang benar, ia ingin membunuh pelaku yang telah melukai menantunya.

"Cepat cari pelaku yang berani melukai menantuku Steve. Bawa dia ke hadapanku!" perintah Crystal dengan tegas.

"Baik Yang Mulia." ujar Steve sambil menundukkan kepalanya hormat.

Kabar mengenai Alissya yang telah diracun seseorang hingga kehilangan bayinya menyebar dengan sangat cepat. Suasana di istana menjadi sangat mencekam, karena banyak prajurit yang menjaga kamar Alissya dengan ketat dan juga Steve yang bersama dengan anak buahnya menyebar untuk menyelidiki kasus tersebut. Seluruh penghuni istana mulai dari petinggi hingga pelayan istana diperiksa. Tidak ada satupun orang yang bisa meninggalkan istana karena gerbang istana telah ditutup dan dijaga ketat.

Namun siapa sangka, jika kabar ini bahkan telah sampai di telinga Evan. Mengetahui apa yang terjadi pada istrinya, membuat Evan hilang kendali. Xavier yang ada di samping pria itu berusaha untuk menenangkannya, tapi semua itu sia-sia.

"Tenanglah, istrimu pasti baik-baik saja." ujar Xavier.

"Lalu bagaimana dengan calon penerus kami dad?! Kami telah kehilangannya! Argghhh!" teriak Evan sambil memukul dinding bangunan hingga dinding itu retak.

Manik mata pria itu menggelap, sisi demon mulai menguasainya. Ia tidak punya pilihan lain, ia harus segera kembali ke istana untuk melihat sendiri kondisi istrinya.

"Aku akan kembali ke istana." ujar Evan lalu pergi meninggalkan rumah yang mereka tinggali selama di desa Finnland.

Xavier menghela nafas pelan, ia tidak bisa mencegah pria itu lagi. Jika ia berada di posisi putranya, ia juga pasti akan melakukan hal yang sama.

"Hahh! Sepertinya aku harus bekerja sendiri lagi." erang Xavier sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.

Saat ini pemberontakan telah selesai diatasi. Rhodes dan anak buahnya telah dihancurkan saat itu juga oleh Evan. Namun mereka harus bekerja keras untuk kembali membantu membangun desa Finnland yang telah hancur oleh pemberontakan itu. Karena itu saat ini mereka masih berada di sana untuk mengawasi jalannya pembangunan.

*****

Keesokan harinya, Crystal masih terlihat berada di samping Alissya. Ia bahkan tidak pernah beranjak sedikitpun dari tempat duduknya. Kini ia tengah memegang tangan Alissya yang terasa sangat dingin. Racun yang ada di tubuh gadis itu sudah berhasil diatasi oleh William. Tetapi wajah Alissya masih terlihat sangat pucat. Kini ia hanya bisa menunggu gadis itu membuka matanya.

"Maafkan mommy sayang. Mommy tidak bisa menjagamu dengan baik." lirih Crystal dengan penuh penyesalan.

"Aunty, sebaiknya kau beristirahat. Biar aku yang menjaga Alissya. Sejak kemarin kau terjaga sepanjang malam." Ujar Thezza berusaha membujuk Crystal untuk beristirahat. Karena saat ini, kantung mata telah terlihat di wajah cantik wanita itu.

Crystal menghela nafas pelan. Saat ini ia memang merasa sangat lelah. Tetapi ia sangat enggan untuk meninggalkan Alissya. Akhirnya, Crystal memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk beristirahat sebentar.

"Baiklah, aunty ke kamar dulu. Cepat panggil aunty jika terjadi sesuatu." Ujar Crystal sambil beranjak dari tempat duduknya. Thezza yang mendengar itu pun langsung menganggukkan kepalanya patuh.

Crystal pun berjalan ke arah pintu untuk meninggalkan ruangan tersebut. Namun saat ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba pintu terbanting dengan cukup keras. Crystal dan Thezza yang ada di dalamnya seketika terlonjak kaget. Saat itu juga mereka melihat Evan datang dengan penampilan yang sangat kacau.

"Queen." Lirih Evan menatap Alissya yang terbaring lemah di atas ranjang.

Evan langsung melesat mendekati Alissya tanpa menghiraukan Crystal yang ada di sana. Crystal tidak mempermasalahkan hal itu. Justru ia senang karena kini putranya telah datang dan bisa menjaga Alissya dengan baik. Crystal pun memberi tanda pada Thezza untuk meninggalkan ruangan tersebut dan memberikan waktu untuk Evan menemui istrinya.

"Maafkan aku Queen, maaf." lirih Evan terisak.

Dengan berlinang air mata, Evan menggenggam tangan Alissya dengan erat. Untuk kedua kalinya, ia melihat Alissya terbaring lemah. Perlahan tangan Evan mulai terulur menyentuh perut Alissya. Hatinya begitu hancur saat mendengar kabar tentang kejadian yang dialami Alissya saat ia tidak berada di sisinya. Tapi yang membuat dirinya sangat hancur adalah harus kehilangan buah hatinya.

"Harusnya aku tidak meninggalkanmu Queen. Harusnya aku selalu berada di sisimu. Dengan begitu tidak akan ada yang bisa melukaimu, dan kita tidak akan kehilangan bayi kita." Lirih Evan sambil membenamkan wajahnya dengan kedua tangannya.

"Apa maksudmu Lord?" Sontak Evan mendongakkan kepalanya saat mendengar suara lemah istrinya. Saat itu juga ia melihat Alissya yang telah membuka matanya dan menatap ke arahnya.

"Akhirnya kau sadar Queen. Aku benar-benar sangat khawatir." Ujar Evan bernafas lega sambil mengusap puncak kepala Alissya dengan penuh kasih sayang.

"Kau belum menjawabnya Lord. Kenapa kau mengatakan kita kehilangan bayi kita?" Tanya Alissya membuat Evan sedikit terkejut.

'Jadi Alissya belum mengetahui jika dia hamil? Sebaiknya aku menyembunyikan hal ini darinya, atau dia akan merasa sangat hancur karena kehilangan bayi kita. Cukup hanya aku saja yang merasakan kehilangan. Dia jangan!' Batin Evan.

"Tidak sayang, aku tidak ada mengatakan hal itu. Kau salah dengar. Aku mengatakan jika aku sangat takut kehilangan dirimu. Aku tidak ingin kejadian yang lalu kembali terulang." Ujar Evan membuat sudut bibir Alissya terangkat.

"Aku tidak mungkin meninggalkanmu Lord." Ujar Alissya membuat Evan menghela nafas lega karena Alissya mempercayai ucapannya.

'Maafkan aku Queen, aku terpaksa membohongimu.' Batin Evan dengan penuh penyesalan.

Alissya mengangkat satu tangannya dan menyentuh rahang Evan yang telah ditumbuhi janggut. Pakaian yang dikenakan pria itu terlihat kusut dan bahkan rambut pria itu terlihat sangat berantakan. Namun hal itu tidak mengurangi ketampanan pria itu.

Evan beranjak dari tempat duduknya lalu berbaring di samping Alissya. Saat itu juga ia menarik Alissya ke dalam pelukannya.

"Aku sangat merindukanmu Queen." Ujar Evan sambil membenamkan kepalanya di ceruk leher Alissya dan menghirup aroma matenya yang sangat ia rindukan.

"Aku juga sangat merindukanmu Lord." Sahut Alissya tersenyum senang sambil mengusap surai hitam milik suaminya. Evan mendongakkan kepalanya lalu mengusap wajah pucat istrinya.

"Beristirahatlah, wajahmu masih terlihat sangat pucat. Aku akan menemanimu." Ujar Evan dan dijawab anggukkan oleh Alissya.

Wanita itu pun kembali memejamkan matanya dan tertidur di dalam pelukan suaminya. Evan mengusap puncak kepala Alissya dengan lembut dan mengecup kening wanita itu dengan penuh kasih sayang.

"Tidurlah, aku akan membalas semuanya atas apa yang terjadi padamu Queen." Bisik Evan sebelum memejamkan matanya dan mengikuti Alissya masuk ke dalam mimpi.

*****

Steve duduk bersandar di sofa yang ada di dalam kamarnya sambil memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia merasa sangat lelah, tetapi pekerjaan yang harus ia lakukan masih banyak. Flora yang melihat wajah kelelahan dari matenya langsung menghampiri pria itu.

"Apa kau sangat lelah?" Tanya Flora dan hanya dijawab anggukkan oleh Steve.

"Kita belum menemukan pelaku yang telah meracuni Ratu." Ujar Steve.

Flora terdiam mendengar penuturan dari matenya. Tentu sebelumnya ia sangat terkejut mendengar Alissya tidak sadarkan diri karena telah diracuni oleh seseorang yang pasti dilakukan oleh orang dalam. Tapi siapa? Itulah pertanyaan yang ada di benaknya.

"Jika seorang pelayan yang melakukan hal itu, pasti kita akan menemukan hal yang mencurigakan. Tapi bukankah ini terlihat sangat bersih? Hal ini seperti dilakukan oleh orang yang sangat profesional dan mereka juga bisa kabur dengan begitu cepat. Aku merasa jika ada campur tangan dari orang hebat." Ujar Flora mengeluarkan pendapatnya.

"Kau benar. Pasti ada orang yang telah membayar seorang pelayan di istana untuk melakukan hal itu. Tapi anehnya lagi, kapan dia memasukan racun ke dalam minuman itu?" Ujar Steve sambil memutar otaknya memecahkan kasus tersebut.

"Gampang saja. Kita hanya perlu memberikan cangkir yang telah dilumuri racun." Ujar Flora secara spontan. Namun siapa sangka hal itu justru membuat mereka langsung menemukan petunjuk untuk mengetahui siapa yang telah memberikan racun tersebut.

Steve langsung menangkup wajah Flora dengan kedua tangannya dengan wajah berbinar cerah.

"Kau sangat pintar sayang. Aku beruntung memilikimu. Sekarang aku harus pergi dan menangkap pelakunya." Ujar Steve membuat rona merah muncul di wajah Flora.

Cup...

Steve mencium kening Flora singkat sebelum akhirnya meninggalkan kamar mereka menuju dapur istana. Sedangkan Flora memegang kedua pipinya menahan malu saat Steve bersikap lembut padanya.

Flora segera menyadarkan dirinya dan berjalan meninggalkan kamar untuk membantu pelayan lainnya mengerjakan pekerjaan istana. Walaupun ia mate dari kaki tangan Raja, ia tentu tidak bisa berdiam diri saja. Ia akan melakukan apapun yang bisa ia lakukan.

Saat Flora berjalan masuk ke dalam istana, tanpa sengaja ia melihat keberadaan Thezza. Saat itu juga Flora langsung berlari menghampiri Thezza dengan wajah gembira.

"Tuan putri." Panggil Flora.

Thezza membalikkan badannya dan terkejut melihat sosok sahabat yang selama ini ia rindukan, yaitu Flora.

"Flora!" Pekik Thezza senang dan langsung berhambur ke pelukan wanita itu. Flora terkekeh pelan lalu membalas pelukan Thezza.

"Aku sangat merindukanmu. Istana terasa sepi saat tidak ada kau. Setiap hari aku hanya bisa mendengar omelan mommy." Ujar Thezza sambil mendengus sebal.

"Saya juga sangat merindukan anda Tuan Putri. Tapi, kenapa anda masih tinggal di istana? Bukankah anda sudah menemukan mate anda?" Tanya Flora penasaran.

"Memang seharusnya aku pergi ke Pack milik mateku. Tapi dia sedang melakukan tugas penting dan dia akan mengajakku menemui orang tuanya saat ia telah menyelesaikan tugasnya." Jelas Thezza lalu dijawab anggukkan oleh Flora.

Thezza pun mengajak Flora menuju taman belakang istana. Di sana mereka menghabiskan waktu berdua saling bercerita satu sama lain. Pertemuan ini menjadi moment yang tepat untuk menyampaikan berbagai keluh kesah, lebih tepatnya Thezza yang terus bercerita dan Flora sebagai pendengarnya.

"Menurut anda, apakah ada orang yang sangat membenci Queen Alissya?" Tanya Flora.

Thezza mengerutkan keningnya, memikirkan pertanyaan dari Flora. Ia kembali mengingat siapa saja orang yang tidak menyukai keberadaan Alissya di istana itu. Namun ia sama sekali tidak menemukan jawabannya. Karena selama ini, seluruh penghuni istana sangat menyukai dan menghormati Alissya. Alissya bahkan sudah biasa berbaur bersama pelayan maupun prajurit istana.

"Livia!" Ujar Thezza saat menyadari hanya wanita itu yang sangat membenci Alissya.

"Maksud anda, Tuan Putri Livia?" Tanya Flora dan langsung dijawab anggukkan oleh Thezza.

"Selama ini, hanya dia yang sangat membenci Alissya. Kau juga tahu jika Livia menyukai Evan, dan saat mengetahui Evan telah menemukan matenya, dia sangat ingin memisahkan mereka berdua." Jelas Thezza.

"Tapi kita tidak memiliki bukti jika benar Livia adalah pelaku dibalik kejadian ini." Lanjutnya sambil menghela nafas berat.

Flora mengusap punggung Thezza dengan lembut. Sangat jelas jika saat ini Thezza berusaha keras untuk mengungkap kejahatan yang terjadi dengan sahabat mereka. Namun ia juga tidak bisa tinggal diam, ia juga ingin membantu kedua sahabatnya.

"Kalau begitu saya akan menemui mate saya untuk menyampaikan hal ini Tuan Putri." Ujar Flora sambil beranjak dari tempat duduknya.

Thezza yang mendengar itu langsung menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kita masuk bersama. Aku juga ingin melihat keadaan Alissya."

Saat mereka sampai di pintu utama istana, mereka mengerutkan keningnya bingung saat melihat banyak prajurit yang berlari mengarah ke penjara yang ada di samping istana. Dengan cepat Thezza menghentikan salah satu prajurit untuk mencari tahu apa yang telah terjadi.

"Kenapa kalian terburu-buru?" Tanya Thezza pada salah satu prajurit.

"Tuan Putri." Ujar prajurit tersebut sambil menundukkan kepalanya hormat. "Pelaku yang telah mencelakai Ratu telah di tangkap." Lanjutnya sontak membuat Thezza dan Flora membulatkan matanya terkejut.

"Secepat itukah?" Gumam Thezza tak percaya.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

302K 21.6K 49
(Fantasy Story) -Belum direvisi- Bukan lagi rahasia umum, jika bangsa vampir dan manusia serigala itu tidak pernah akur. Kedua bangsa tersebut salin...
7.9M 485K 84
#1 berapa kali peringkat pertama di dunia Werewolf. #1 berapa kali peringkat pertama di dunia Luna. #1 berapa kali peringkat pertama di dunia Vampire...
675K 30.2K 35
Hanya kisah tentang seorang gadis yang dijadikan sebagai pengantin sang iblis. Dan Sang iblis kesepian yang kehilangan rasa kesepian nya setelah ga...
1.8M 102K 25
❝Apakah aku bisa menjadi ibu yang baik?❞ ❝Pukul dan maki saya sepuas kamu. Tapi saya mohon, jangan benci saya.❞ ©bininya_renmin, 2022