My Lovley Brother

By lonelymoon22

127K 5K 80

Chika bingung dengan sikap kakaknya yang akhir - akhir ini mulai berubah, Perhatian tapi juga menjaga jarak... More

01. Masa Lalu
02. Masa Kini
03. Masalah Baru
05. Masa lalu yang menghantui...
06. Sunny
07. Hadiah atau Bencana???
08. Sad and Confused
09. Masa lalu yang muncul lagi
10. My lovely brother
11. BENCANA
12. KEBOHONGAN KAKEK
13. MEMAAFKAN
14. WEDDING - END
PROMO!!!

04. Siapa???

8.4K 366 5
By lonelymoon22

W.O.W ngepost lagi di hari yang sama hehehe,, habis karena Author sebenernya udh finish nulis dari jaman bahula, kayaknya nanggung deh nge postnya dikit2..

Maaf ya kalo Title nggak sesuai tema, let read readers...

***

Sudah seminggu ibu memcoba bertanya padaku apa yang terjadi, tapi aku memilih diam saja, tapi entah kenapa aku juga merasa Kak Leo murung juga.

“Ada apa? Jika ada yang membuatmu susah katakan pada Kakak?” Tanya Kak Leo suatu hari, diteras rumah. Mungkin dia tidak tahan lagi, melihatku murung terus. Tapi aku hanya menggeleng.

“Baiklah kalau kamu tidak mau cerita ga papa, bagaimana kalu kita jalan-jalan? Kita ketoko buku, ketaman bermain, keliling pusat hiburan bagaimana?” ajak Kakak, yang membuatku senang.

“Bener nih? Aku ajak teman-temanku boleh?” kataku senang

Kakak langsung tersenyum melihatku ceria kembali, tapi dia menggelengkan kepalanya, menolak. “Kali ini aku ingin kita pergi berdua saja—semacam—eee—kencan begitu, atau apalah aku ga tau—yang penting—kita—berdua—saja? Kata Kak Leo yang tumben-tumbenan agak kikuk bicaranya.

“Ya, sudah aku ganti baju dulu ya?”Kataku ceria sambil berlari kekamarku sembari bernyanyi senang.

“Dia kelihatnnya gembira lagi Leo, sudah kamu tanyakan apa yang membutanya murung?” Tanya ibu yang muncul dari dapur, Kak Leo hanya menggeleng saja.

Sangat menyenangkan berjalan-jalan dengan Kak Leo, petama-tama kami nonton di Bioskop Film tentang laut, yang aku suka. Lalu kami main Ice Skating, dan kemudian melihat buku, di toko buku. Aku menjauh dari kakak karena kakak lebih suka melihat buku mengenai Korespondensi, sedangkan aku lebih suka buku cerita. Dan saat itu...

“Sanny, kamu disini rupanya?” seorang pria menepuk pundakku dari seberang rak pembatas buku, kami sama-sama terkejut. “Maaf aku salah orang?” katanya minta maaf, aku hanya diam. “Maaf sekali lagi, tadi aku kira kamu tunanganku, soalnya kamu terlihat mirip dari belakang,” jelasnya lagi, begitu melihat raut wajahku yang agak terkejut.

“We Shiang ada apa?” Seorang wanita muncul dibelakangku, suara yang membuatku agak rindu, tapi kenapa? Dia seumuran dengan pria yang menepuk pundakku, kira-kira sama dengan Kak Leo juga, mungkin. Wanita itu lalu berdiri sejajar denganku, dan pria ini langsung tertawa.

“Ya tuhan kalau kalian dia padukan wajah kalian hampir mirip, terutama mata dan bibir kalian, kalian seperti kakak adik ya?

Jantungku langsung berdetak kencang, tanpa babibu aku lansung berlari, ada rasa takut, bingung, gelisah, dan banyak persaanku jadi bercampur aduk. Dari kejauhan aku mendengar orang itu memanggilku. Lalu...

“Chika!” Seseorang menarik tanganku, membuat kepanikanku bertambah, setelah kulihat ternyata...

“Kakak...aku kira siapa?” rasa takutku pun hilang setelah melihat bahwa ternyata itu Kakak.

Kakak Leo memegangi tanganku, keheranan melihatku berkeringat dingin. “Ada apa?” Tanyanya bingung, sambil menoleh kesekeliling kami, “Kamu kenapa, bertemu siapa, kenapa kamu ketakutan seperti itu.” Tanya Kak Leo bertubi-tubi. Tapi aku memilih untuk diam saja. Mungkin karena Kakak tahu kebiasaanku makanya dia tidak bertanya lagi.

***

Sudah seminggu sejak kejadian itu, tak terjadi apa-apa lagi. Aku berharap itu cuma mimpi saja. Tak ada yang tanya, apapun padaku, mereka memilih untuk membiarkan aku yang mengatakannya tanpa paksaan.

“Shiao Tao carikan aku kerja sambilan dong?” pintaku pada Shiao Tao. Aku minta kerja karena aku ingin menabung untuk kuliahku yang sebentar lagi, aku tidak mau terus meminta uang pada Kakak dan ibu, apalagi dagangan ibu mulai sepi. Maka aku putuskan aku untuk mencari kerja sambilan, walau tahu tidak diijinkan oleh Kakak dan Ibu.

“Kamu mau kerja? Tidak dimarah Bibi? Kakakmu gimana?” Introgasi Ching Mei.

“Sudahlah, aku kerja sembunyi-sembunyi saja, kalian harus bantu, aku akan bilang kalau aku ada dirumah kalian sedang belajar, jadi kalau Ibu tanya kalian harus bilang aku ada dirumah kalian, paham tidak?!”

“Kalau begitu kamu kerja di tempatku saja!” Usul Shiao Tao, yang langsung aku terima.

Shiao Tao bekerja di Cafetaria sebuah perusahaan yang aku ga tahu namanya, dia bilang disana butuh pegawai yang lincah seperti aku. Sorenya aku datang bersamanya menemui manager Cafetaria itu, rupanya letaknya diperusahaan Stasiun Televisi, begitu melihatku Manager itu langsung menerimaku dan aku langsung berkerja hari itu juga. Pekerjaan disana menyenangkan hanya ada 10 orang pegawai disana, 2 pejaga box dan satu kasir, sisanya waitress. Aku pikir mungkin itu yang membuat Shiao Tao enak bekerja disana. Tapi, ternyata dugaanku salah. Sorenya aku melihat seseorang dari kejauahan agak mirip Kakak, kupikir bukan, tapi semakin mendekat semakin jelas dan dia berjalan kearahku, dan ternyata dia memang Kakakku, spontan aku sembunyi, membuat Shiao Tao bingung, tapi dia langsung paham begitu melihat siapa yang datang.

“Sore Kak Leo! Mau makan apa?” sapa Shiao Tao ramah.

“Seperti biasa saja!” Yang menyahut justru Kak Alex.

“Kalau begitu, tunggu sebentar, ya!” katanya ramah, lalu pergi. Aku hendak pergi, tapi tidak berani takut terlihat oleh Kakak dan Kak Alex. Sambil bersembunyi aku mendengar pembicaraan Kakak dan Kak Alex.

“Sampai kapan kamu akan seperti ini? Sebaiknya katakan langsung! N’tar malah diambil orang lo!” Terdengar suara Kak Alex menasehati Kakak. Rupanya sejak tadi mereka sedang mendiskusikan sesuatu.

“Entah lah, aku ga tahu mau sampai kapan, aku bingung! Aku merasa dia ga punya perasaan apa-apa padaku!” Kata Leo putus asa. ‘Siapa sih yang mereka bicarakan?’ pikirku dalam hati.

Waktu untuk menunggu dihabiskan Kak Alex dengan menyemangati Kak Leo, tapi ga sekalipun menyebutkan nama wanita itu, sampai akhirnya terdengar nama Lin Youling, dari mulut kakak. Siapa dia?

Setelah kakak pergi, aku segera berlari keluar, dan menatap papan nama perusahaan ini, ‘SET TV’ begitulah isi tulisan yang megah itu, dan langsung berteriak membuat orang disekelilingku memandangiku heran.

***

Keesokan harinya, empat temanku langsung histeris begitu kukatakan kalau Kakakku menyukai seorang gadis yang bernama Lin Youling, reaksi mereka hampir kompak, “Tidak ada gadis seperti itu di tempat kerjaku?” Kata Shiao Tao,

“Kita tanya Kak Alex saja?” usul Ching Mei

“Jangan nanti dia lapor Kak Leo, lagi!” Bao Shu melarang keras

“Kita suruh dia diam jangan melapor saja!” Shiao Tao memberi ide, yang langsung disetujui yang lain.

“Jangan. Pasti akan diberitahu.” Kata Bao shu lagi. “Sebaiknya kita cari informasi di tempat kuliahnya saja! Aku dengar ada guru yang sangat akrab dengannya!”

“Siapa?” tanyaku kemudian. “Apa guru jurnalistik?!” tanyaku lagi

“Bukan, dia Guru olah raga untuk anak SMP. Kudengar mereka sangat akrab, sering terlihat bersamaan.” Kata Bao Shu seperti informan.

“Boleh juga, Oh ya, aku saat ini sedang mencari informasi tentang gadis yang bernama Sha Hui itu.” Usul Jia Le kemudian.

“Aaah...kenapa aku jadi ikut-ikutan sebenarnya itu untuk apa sih?” sadarku kemudian.

“Untuk kami dong, tapi kamu harus bantu. Soalnya kamu paling lincah kalau untuk urusan seperti itu.” Rayu Jia Le dan Ching Mei.

***

Seharian aku memikirkannya di rumah, heran kenapa jadi kepikiran ya! Aku ini mungkin iri dengan Kakak, sebab ga pernah sekali pun dapat surat cinta, sedangkan Kakak bejibun banget. Kadang-kadang malah aku pengen seperti Kakak, di kejar banyak orang. Tapi kalau mikirin efek sampingnya, ga ah takut banget!

***

Jam istirahat pertama di Sekolah, aku, Ching Mei, Jia Le, An Taotao, dan Bao Shu menemui guru itu, dia masih muda seumuran dengan Kakak, mungkin lebih kecil setahun atu dua tahun, rambutnya panjang sepinggang, terlihat segar, karena di ikat satu, agak tinggi, tapi terkesan mungil, wajahnya terlihat dewasa, mandiri, dan ramah.

“Apa tidak masalah menanyakan tentang orang yang disukai oleh Kak Leo padanya?” Tanya Bao Shu agak ragu sama sepertiku

“Mana aku tahu, yang penting kita harus dapat informasi tentang Lin Youling itu,” semangatku menggebu-gebu.

“Kita tidak usah langsung menanyakanya, kita bisa berbasa-basi sedikit kan!” Usul Jia Le.

Celakanya Guru itu mendengarkan suara Jia Le yang lumayan keras sekali. Dia mendekati kami dengan wajah ramah penuh senyum. Kami Cuma bisa cengr-cengir kelabakan. Dasar Jia Le, ga bisa pelan sedikit. Guru itu lalu berhenti begitu melihatku, dia tersenyum padaku, dan lalu...

“Kamu adiknya Leo, ya?” Tanya guru itu penuh senyum.

 Dengan senyum nyengir aku mengangguk. “Iya!”

“Wah! Senang bertemu denganmu, Leo selalu cerita tentangmu. Kalau sudah bercerita tentangmu, wajahnya selalu terlihat merah, menggebu-gebu, sampai-sampai lupa waktu, lo!”

“Apa?” aku terkejut

“Wah expresi yang benar-benar lucu, seperti yang Leo ceritakan!” katanya sambil tertawa kecil.

“Boleh aku tanya apa anda kenal dengan gadis yang bernama Lin Youling?” Tanyaku nekat.

Dan jawabannya membuat kami seketika terasa tersambar petir.

“Itu namaku!” jawabnya dengan sedikit nada heran.

Kami cepat-cepat menyingkir sedikit darinya, untuk berdiskusi.

“Ternyata dia!!!” Jia Le menggigit jarinya

 “Dia terlihat dewasa dan sederhana” bisik Ching Mei merana.

“Menurutku ini tipe Kakakku.” Kataku pelan

“Apa?” Serempak empat Temanku berteriak keras.

“Tapi kita harus tanya apa hubungannya dengan Kakakku!” semangatku muncul lagi

“Tidak usah lain kali saja!” bujuk Bao Shu

“Tidak harus sekarang!!” Paksaku

Kami saling dorong-dorongan ketika mendekati Guru itu, ga ada yang mau maju, padahal tadi aku sudah ngotot yang mau nanya. Guru itu dengan penuh senyum malah mendekatiku.

“Ada apa?” tanyanya.

“Begini apa kamu ini punya hubungan khusus dengan kakakku? Pacar maksudku!”Tanyaku tanpa basa-basi. Tapi dia hanya tersenyum.

“Inginnya begitu, tapi saat ini, belum! Aku suka dia, tapi kelihatannya dia tidak suka cewek yang overaktif!” katanya rendah hati, tapi cukup menusuk untuk Jia le, Ching Mei, Shiao Tao.

“Aku tidak over, lho!” kata Bao Shu membela dirinya.

“Gadis seperti apa yang disukainya? Apa dia pernah cerita?” tanyaku

“Memangnya dia tidak pernah bilang padamu?” tanyanya heran sambil mencari tempat duduk diatas rerumputan, yang agak basah akibat hujan semalam. Kami lalu mengikuti langkahnya mencari tempat duduk melingkarinya.

“Tidak, pernah, kalau soal wanita sepertinya dia agak tertutup denganku. Paling sering dia curhat tentang pekerjaan, tentang kamera, sepak bola, bencana alam. Pokoknya tentang cewek satu menitpun dia ga pernah nyebut di depanku! Malah kalau aku yang duluan bilang dia pasti selalu mengalihkan pembicaraan, kadang ngaku mau ketoilet, atau malah ngebahas tentang laut kesukaanku!” kataku agak protes. Tapi guru muda itu hanya tersenyum saja. “Tapi Kakak paling sering bersama dengan Kak Alex, jadi kami ngira mungkin Kakakku itu—Gay—!” lanjutku.

“Apa?” kata guru itu melongo. “Kamu salah, dia itu normal kok! Dia suka wanita kok!” katanya kemudian sambil tertawa terbahak-bahak. Tawa yang cantik.

“Siapa yang bilang?” tanya Ching Mei.

“Alex yang bilang!”

“Apa kamu tahu tipe gadis yang disukainya?”tanya Jia Le penuh semangat.

“Ya aku tahu, dia pernah bilang padaku tipe gadis kesukaanya!” kata Guru mungil itu.

“Apa? Benarkah? Seperti apa?” kataku penuh semangat

“Kamu lincah sekali ya?” katanya tiba-tiba. Senyum diwajahnya sedikit memudar tapi tetap meninggalkan kesan ramah. “Leo bilang dia suka gadis yang lembut, dewasa, rajin olah raga, sederhana, ramah!” ceritanya.

Teman-temanku langsung down, mendengarnya, kecuali Bao Shu. Dia manggut-manggut seperti bos, sangat terkesan mencurigai pada apa yang didengarkannya barusan.

“Ha...ha... aku bercanda! Tidak sesempurna itu kok!!” Dia tertawa

“Apa itu benar, bu Guru?” tanyanya ragu.

“Begitulah!” jawab guru muda itu. “Kalian jangan memanggilku Bu Guru, cukup Kakak Pembina saja atau Kakak Lin, karena aku hanya bertugas membina siswa, bukan Guru!”

***

Perkataan Kakak Lin, tadi agak masuk kedalam pikiranku. Entah kenapa ada sedikit rasa kecewa, setelah mendengarkannya. Kata-katanya tentang tipe Kak Leo, terus terngiang-ngiang di kepalaku.

Saat melamun, tiba-tiba Bao Shu melemparkan kertas kearahku. Di kertas itu bertuliskan.

‘Kamu pasti sedang mikirin, perkataan Kakak Lin tadi ya?’  

Lalu aku menuliskan jawaban pada kertas kosong dibaliknya. ‘Iya. Kok tahu, apa kamu juga? Kertas itu kulempar kearah Bao Shu. Dan kemudian balasan datang secepat kilat, yang tentu membuatku kaget—cepat amat—sambil geleng-geleng.

‘Aku ga percaya kata-katanya, aku rasa dia bohong, masa membanggakan dirinya sendiri? Ngerasa ga kalau itu ciri-ciri dirinya? Pasti dia mau membuat kita menyerah agar dia leluasa mendekati Kak Leo’ isi surat Bao Shu. Aku langsung menoleh kearahnya dan mengangguk. Jam Pelajaran kami isi dengan melempar-melempar surat kami, yang tanpa sadar telah diketahui oleh Ibu Wan, guru killer itu.

“Nona Chika dan nona Bao Shu, ini jam matematika, bukan waktunya surat menyurat—kemarikan kertas kalian—Nah Chika! aku harap kamu mampu menahan kepalamu didepan Kakakmu!” kata ibu Wan menyebutkan kartu matiku.

Aku menoleh kesamping, ternyata mereka sedang menulis soal. Dan matilah aku kalau sampai dilaporkan ke Kakakku, Ibu Wan memang tau kalau aku paling anti dengan Kakakku kalau sudah yang menyangkut Pelajaran ini. Dengan penuh senyum aku memohon.

***

Saat aku pulang aku meratapi nasibku, hari ini benar-benar sial sekali, ban kempes dijalan, dikejar anjing, dan belum lagi surat yang sekarang ini ada di tasku, kalau untuk ibu ga apa-apa, tapi ini untuk Kak Leo, habislah aku hari ini.

Malamnya kuberikan surat itu, sehabis makan malam. Kuisi perutku banyak-banyak karena kalau kakak sampai marah aku pasti dihukum harus belajar sampai larut malam.

“Apa ini?” selidik Kakak.

“Surat dari Ibu Wan?” kataku pelan.

“Masuk!” perintah Kak Leo menyuruhku kekamarnya.

Sudah lama aku tidak masuk kekamar kakak, kakak ga ngijinin aku untuk ngebersihin kamarnya, Ibu juga ga dikasih. Masih sama seperti yang dulu, cuma yang beda mungkin pakaian, dan beberapa benda yang ada sudah bertambah. Kulihat sebuah pigura tergeletak terbalik dikasurnya. Kak Leo buru-buru memasukan pigura itu ke lemarinya. Kemudian menyuruhku duduk di kasurnya, sedangkan dia duduk di kursi meja belajarnya.

Sambil memandangiku sesekali Kakak membuka amplop itu,

“Kenapa agak tebal?” tanyanya. Pertanyaan yang sama dengan yang ada dalam pikiranku. Tapi aku cuma diam. Perlahan-lahan kulihat Kakakku membuka amplop itu, sambil memperhatikan sekeliling, dan tertuju pada lemari tempat figura itu di sembunyikan.

“Tadi itu photo siapa, Kak?” tanyaku

“Bukan siapa-siapa?” katanya, sambil mengeluarkan isi surat itu—ya tuhan kejam banget itu guru—begitu aku melihat isinya aku langsung kabur, bagaimana enggak, isinya ya memo yang aku buat bersama Bao Shu tadi, ditambah selembar surat pemberitahuan.

Aku sembunyi diloteng tempat biasa aku dan kakak kalau lagi banyak pikiran. Disana ada sebuah tempat tidur gantung yang terbuat dari jaring. Aku dan kakak banyak menghabiskan waktu disana, tempat tidur itu dibuatkan kakak untukku dan sengaja ditaruh didepan jendela agar bisa melihat laut dan langit. Aroma laut yang sejuk dan bintang-bintang akhirnya membuatku terlelap.

___________________________________

Ibu Wan emang kejam banget yaw,,, hahaha

Gimana sejauh ini pendapat kalian soal tulisan saya? terlalu fast atau gaje? maklum baru belajar. Saya sudah banyak baca novel baik yang di cetak dan di tulis online, yang paling ngena gaya tulisannya punya Meg Cabot dan yang bikin saya bahagia waktu post di twit soal Meg Cabot, langsung di follback... hwaa bahagiiiiaaanya

Jangan lupa ya VotMennya yaaa. #Kecupbasah semuanya, #lagibahagiaGILAAA #AuthorBAikBAnget

Continue Reading

You'll Also Like

98.6K 8.4K 20
"Jen, lo gak pake BH ya?" "Hah?" "Kerasa soalnya" "Shit, Wonwoo bangsat!" #937 dalam Fanfiction [29/06/17]
61.5K 5.9K 45
[ COMPLETED ] Ini adalah kisah seorang Min Yoongi berandalan sekolah, dan Son Wendy sang penyelamat untuk Yoongi. ...
1.8M 8.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
17.2K 1.3K 18
𝔽𝕖𝕝𝕚𝕩 𝕃𝕖𝕖 𝕏 𝕃𝕒𝕝𝕚𝕤𝕒 𝕄𝕒𝕟𝕠𝕓𝕒𝕟 🔞🔞🔞 Lalisa Manoban, nama yang awam di korea selatan. Wanita seribu otak licik, wanita berjuta mul...