Marko pov.
Akhirnya aku bisa kembali lg ke indonesia. Setelah 3 tahun tinggal di inggris karena tuntutan pekerjaan. Ya sudah menjadi resiko jika sudah masuk agen FBI. Kita harus siap di pindah tugaskan kemana pun.
Tiga tahun meninggalkan markas tetapi tempat ini tidak ada yg berubah. Markas yg menjadi suka dukanya ku waktu dulu. Tempat ini jg yg mengenalkan ku pada sela dan tasya. Dia kekasih ku yg aku cinta dulu dan sekarang. Tapi kini sela bukan lg sela yg aku kenal dulu. Dia sudah berubah.
Dia masih saja cemburu dengan kedekatanku dengan tasya. Sungguh aku hanya menganggap tasya itu sebagai adik ku tidak lebih. Meski aku tahu kalau dulu tasya sempat menaruh hati untuk ku.
Setibanya kami di markas. Kami langsung di panggil ke ruangan kepala. Aku tidak tahu maksud dari panggilan ini. Tapi sepertinya akan ada misi besar yg bakal kami tangani.
" akhirnya kalian datang juga. Lama tidak berjumpa" sapa komandan reza.
" selamat pagi, komanda. Suatu ke hormatan bagi kami bisa kembali kesini lg" balasku sopan. Aku dan sela membungkukan badan dan memberi hormat.
" sikahkan duduk, " ucapnya lg. " dan langsung saja pada intinya. Saya mau kalian menggantikan tugas regina anastasya dalam menangkap penjahat ulung lie chong wou. Ini tugas yg sangat berat karena jika sudah menangani kasus ini maka nasib negara ini ada di tangan kalian" lanjutnya lg.
Apa?
Aku tak percaya ini. Kami di suruh untuk menggantikan tugas tasya. Tapi kenapa! Bukan kan tasya selama ini memiliki sejuta prestasi. Tapi kenapa pimpinan ingin kami yg mengambil alih.
" tap__"
" dengan senang hati kami akan menerima nya. Dan kami berjanji secepat mungkin akan membawa lie chong wou ke hadapan anda" potong sela cepat. Tidak aku tidak ingin, aku yakin tasya mampu dan bisa. Bukan tidak mau meberima hanya saja aku tahu betul perjuangan tasya selama ini. Jangan heran kalau aku tau karna aku selalu mendapat informasi dari martin.
" baik, saya tunggu janji kamu. Sekarang kembali lah dan mulai pekerjaan kalian di sini" ucapnya tegas.
Kami kembali membungkukan badan dan memberi hormat sebelum kami keluar dari ruangan ini.
Segera ku tarik sela cepat. Apa maksud dia bicara seperti iti td. Aku tahu sela ingin bersaing dengan tasya. Tapi bukan dengan car seperti ini.
" apa yg kau lakukan td" tanyaku.
" apa aku tidak melakukan apa2. Wajar jika kita menerima tawaran itu. Berarti gadis kecil itu tidak mampu dan pimpinan percaya pada kita" ucapnya sombong.
" tapi tidak dengan cara seperti ini, sela. Apa reaksi tasya nanti. " ucapku tak percaya. Aku sudah tak mengenal sela ku lg. Dia benar2 sudah menhelma menjadi gadis yg serakah. Ku kira ini hanya akan terjadi di inggris saja. Tapi nyatanya dia juga melakukan nya di sini.
" lalu dengan apa lg. Menolak maksud km. Karna km ingin gadis itu yg terus menanganinya bukan. Supaya km bisa terus berada di dekat nya. Ia begitu marko. Sebelum itu terjadi aku yg akan mencegahnya" cercanya.
Aku harus bagai mana lg. Apa tasya akan menerimanya begitu saja.
**
Benar dugaan ku tasya tidak terima dengan keputusan sepihak ini. Ku lihat martin berusaha meredam amarah tasya yg sedang berperang dingin dengan sela. Aku tidak percaya jika akan seperti ini.
Aku kembali bukan untuk mencari masalah dengan siapa pun. Aku kembali karna aku sangat merindukan negara ini. Tapi ada hal lain selain itu. Dia tasya gadis kecil yg selalu merengek tidak mau aku tinggal kan. Dia selalu ingin terus bersama ku kemana pun aku pergi. Hingga dia rela masuk FBI dan membahayakan nyawanya demi terus bersama ku. Tapi itu semua hanya masalalu. Ku dengar dia sudah menikah sekarang. Ahhhb rasanya baru kemarin kami berlari2 di pantai dan kini dia sudah tumbuh menjadi gadis yg sangat cantik. Meski aku lihat penampilannya sungguh sangat berbeda. Dia terlihat lebih tomboy dengan pakaian yg ia kenakan.
Tasya dan sela sibuk dengan perang batin mereka dan membuat hawa di sekitanya menjadi mencekam.
Tidak ingin terjadi sesuatu martin segera menarik tasya keluar. Aku pun bisa bernafas lega. Ternyata martin mengerti dengan situasi ini.
" sela, km sudah keterlaluan. Tidak perlu km bicara seperti itu" ucapku tegas. Sela menatapku jengah.
" terus saja membela gadis itu. Dia yg selalu kau agung2kan. Aku apa. Aku hanya memiliki kamu tapi hati km selalu untuk dia" cicitnya. Masih saja menuduh ku seperti itu.
" kamu bicara apa sih. Aku tidak mengerti. Km selalu saja menyangkut pautkan masalah kita dengan tasya" geram ku.
Aku sudah cape menanggapi sifat sela. Aku lelah. Aku selalu saja mengalah. Cemburunya sungguh tidak bisa di toleransi lg.
" owh ya, tidak mengerti atau pura2. Aku tau mar kamu menaruh hati kan pada tasya. Sudah lah aku sudah tau. Tanpa km bicara pun aku mengerti. " jawabnya cepat. Aku menganga tak percaya. Apa perlakuanku terhadapnya kurang selama ini. Atau pengorbanan ku untuknya tidak cukup membuktikan cinta dan sayang ku padanya.
Aku menatap punggung sela yg sudah menghilang di balik pintu. Aku berniat mengejarnya tapi langkahku terhenti saat melihat tasya dan martin yg sedang mengobrol. Entah apa yg mereka bicarakan. Tapi sepertinya cukup serius. Hingga tasya pamit dan menyalakan motornya. Aku segera memanggilnya cepat ada yg perlu aku bicarakan.
" sya..tunggu " panggilku.
Author pov
Prily tak jadi pergi karena marko lebih dulu memanggilnya. Prily sebenernya ingin menghindar dia malas berurusan dengan sela. Tapi apa daya dia juga sangat merindukan marko.
" ada apa" tanya prily saat mereka sudah berada di lapangan tempat latihan. Marko menimang nimang apa yg harus ia katakan. Tapi pertama yg ingin dia katakan adalah permintaan mf.
" maaf atas ucapan sela sya. Dia memang seperti itu. Kaka harap km bisa memakluminya" ujar marko.
" tidak asing lg. Lagian tasya juga ga peduli ko dia mau ngomong apa. Hanya tasya tidak suka saja jika ada yg mengusik pekerjaan tasya. Apa lg mengambil alihnya" jawab prily to the point.
Marko tahu itu. Dia juga tidak bermaksud mengambilnya.
" kaka ngerti. Kaka jg ga tahu. Tiba2 pimpinan manggil kaka dan sela terus dia menyuruh kita mengambil alih tugas km. Kaka jg ga bisa tapi kaka tidak bisa menolak perintah pimpinan." balas marko tak enak.
" sudah tidak usah di bahas. Tasya malas. Kalau udah ga ada yg perlu di bicarain tasya mau pulang " ucap prily lagi. Sambil berdiri tapi segera di tahan oleh marko
" emmm, sya. Ada yg mau kaka ucapin." ucap marko ragu2. Tubuh prily menegang. Bukan karena gugup atau apa. Karna ia tau sela sedang memperhatikanya. Prily benar2 tak ingin mencari masalah. Masalahnya saja sendiri belum kelar. Jd dia tak ingin menambah masalah lg.
"Apa.." tanya prily sambil menepis tangan marko. Ada sedikit rasa kecewa saat prily menepis tangannya. Tapi marko hanya bisa berpikir realustis saja. Dia sudah menikah dan bersuami jd wajar jika prily menjaga jarak dengannya.
" selamat atas pernikahan mu. Mf tidak bisa datang waktu itu" ucap marko lantang.
Antara terkejut dan rasa tak percaya marko mengetahui dirinya telah menikah. Berbagai pertanyaan pun muncul siapa yg telah membetitahunya. Tapi prily segera tahu kalau wajar jika marko tahu. Pasti ia di beritahu martin atau edrik. Bisa pula angen dalam kesatuan FBI. Mereka kan memang sudah tahu. Karna mereka juga ikut andil dalam menjaga pesta pernikahanya.
" ya. Terima kasih. " jawabnya tenang. Berusaha menetralkan keterkejutannya.
Setelah itu prily segera pamit ia harus segera pulang dan mengerjakan sesuatu yg lebih penting dari pada terus berada di sini dan makan ati.
Marko terus memandang prily yg terus melaju dengan sepeda motornya. Hingga ia tak lg melihatnya karena telah menhauh dan hilang.
Sedang kan di tempat yg berbeda ali tampak sibuk dengan dokumen2 yg di bawa edrik. Dia bekerja sangat ekstra hari ini. Mulai dari menghadiri rapat, bertemu clien dan segala macam urusan tentang kantor.
Ali dan edrik begitu serius sampai deringan ponsel milik edrik berdering dan membutaykan konsentrasi mereka.
" maaf pak saya angkat telfon dulu" izin edrik. Ia pun segera menjauh dari ali.
"Tasya" gumam edrik pelan tapi dapat di dengar oleh ali.
" ya sya ada apa. Ahh aya aku baru tahu. Apa.. Tidak. Biar nanti kita bicarakan bareng martin. Owh ok. Hati hati." ucap edrik dan segera menutup telfonnya.
Ali mengernyitkan dahinya. Ia samar2 mendengar pembicaraan edrik dengan prily. Jujur seharian ini di dalam pikiran ali selalu terbayang prily. Sesibuk apa pun hari ini. Otaknya selalu mengingatkannya kepada prily.
" ada apa" tanya ali penasaran. Edrik yg baru saja kembali duduk langsung gelagapan.
" tidak ada apa2 pak hanya ada sedikit pekerjaan " jawab edrik. Ali tau edrik menghindarinya.
" tidak menyembunyikan sesuatu. Kudengar td kah menyebut nama tasya " tanya ali lg. Edrik semakin gugup. Dia tidak mungkin menceritakan bahwa marko ada di sini untuk mengambil alih tugas tasya.
" tidak pak, " elak edrik.
Hening!
Tak ada lg pembicaraan di antara mereja. Baik edrik maupun ali sibuk dengan pikirannya masing2.