Game Of King||RusIndo||MafiaAU

By CrowListener

14.7K 1.3K 413

Apa pendapatmu mengenai para Mafia? Jas mahal? Sepatu mengkilap? Uang tak terhitung jumlahnya? Blackcard? Pe... More

Family of Mafia
Aliance
Fight
That Night
Princesses Are Coming
Forgotten Idol
10 Little Soldier Boy
Royals
Far
Overslept
Tired
Festival Disaster

A.G.O.T.I

1K 79 30
By CrowListener

A.G.O.T.I is a song name in Friday Night Funkin, means 'A Guy On The Internet'. In this chapter, they will searching through the internet access of the attack yesterday. And they found a guy named 'Agoti' too. He'll help them to search the Black Cape Man, He's a pro programer, He made His own game that booming over the world. But even thought they get helped by this Agoti called guy, the game still played.

Enjoy, my readers

><><

"Seven Little Soldier Boys chopping up sticks; One chopped himself in halves and then there were six."

><><

Cahaya mentari jatuh ke pucuk rerumputan yang dihiasi embun pagi. Burung-burung berkicau, diiringi suara gelak tawa tiga anak kecil. Mereka tengah duduk dibawah sebuah pohon besar, sambil menatap sang anak ketiga sekaligus yang paling kecil bermain di pematang sawah. 

Harusnya itu menjadi pagi yang damai, sampai suara gaduh menghentikan tawa mereka. Sang kakak pertama berdiri lantas menyuruh adiknya menjaga si kecil yang masih bermain dengan dedaunan. Kakinya menapaki jalanan berdebu, dan melihat desa tempat tinggal mereka dilingkupi asap hitam tebal sementara orang-orang bertopi lebar membawa obor untuk membakar rumah penduduk. Dengan geram dia mengambil cangkul yang tergeletak tak jauh darinya, lantas menghantam satu orang bertopi lebar itu, yang tanpa dia sadari disaksikan oleh adik keduanya.

Tindakannya barusan membuat dalang itu semua menoleh dan melihat prajuritnya tumbang ditangan anak berumur 15 tahun itu. Namun dia tidak merasa takut, dia justru tersenyum. Anak ini benar-benar membawa masalah. Dengan elegan dia menarik keluar sebuah pistol dan menembak kaki anak itu, membuatnya jatuh tersungkur ke tanah. Asap tipis mengepul dari ujung pistol itu, perlahan berhembus seiringan dengan langkah pemiliknya yang mendekati bocah itu.

"Hey Nak." Dia menunduk dan menatap wajah anak itu dari balik topi lebarnya "Siapa namamu humm?"

"Cih, kau tidak perlu tau!!" Balas anak itu ketus.

"Hahahaha, aku juga tidak terlalu bodoh untuk menanyakan pertanyaan seperti itu, Gregior." Perkataan sosok itu sukses membuat mata Gregior membesar. Tunggu, dia tau namanya, bagaimana mungkin?

"Hey Nak, kau membuat prajuritku terluka, sebagai anak kepala desa apa kau tidak malu eh? Tidak tau diuntung." Sosok itu membidik pistolnya tepat di kening Gregior, membuatnya tercekat "Matilah atas nama desamu tercinta, Gregior Del Pilar."

DOR!!!

Suara letusan pistol menyalak ditengah gemeletuk api yang melahap rumah-rumah. Adik Gregior yang bernama Martial menyaksikan akhir hidup kakaknya sambil berlinang air mata. Dia harus melindungi Lily, Gregior sudah tidak ada.

Sementara itu, seorang gadis kecil berumur 9 tahun nampak memandang bingung batang pohon kosong di dekat gubuk sawah. Harusnya kedua kakaknya ada disitu, namun sekarang tempat itu kosong. Perlahan dia memutari pohon itu, siapa tau menemukan kakaknya disisi satunya.
Namun yang dia temukan bukan Gregior maupun Martial, melainkan seorang anak kecil yang setahun lbh tua darinya, dia menggunakan topi lebar dengan hiasan bulu juga jubah beludru berwarna merah, dan berdiri membelakanginya. Siapa anak tidak dikenal ini? Apa dia tersesat?

"Umm... Permisi..." Lily mencolek bahu anak itu, membuat sang anak terlonjak kaget dan menghunuskan pedangnya kearah Lily.

"Whoaaa!!" Pekiknya.

Lily cuma bisa berdiri mematung ditempatnya berdiri sambil menatap ujung pedang yang tinggal sejengkal dari tubuhnya. Demi melihat seorang gadis kecil polos sepantarannya, anak itu menurunkan pedangnya, lalu menggaruk tengkuknya canggung.

"Uh...Oh... Aku minta maaf... Kukira kau musuh..." Anak itu menunduk menekuri tanah, meminta maaf atas kekhilafannya barusan.

Lily tersenyum "Tidak apa, namaku Lily, kau siapa?" Gadis kecil polos itu mengulurkan tangannya.

Anak itu menatap ragu tangan kotor Lily yang terulur padanya, namun sebuah senyum merekah diwajahnya "Namaku--" Belum rampung anak lelaki itu menyebutkan namanya, Martial datang dan menyambar Lily menjauhinya.

"SIALAN KAU!! KAU APAKAN ADIKKU HAH!!?" Seru Martial murka.

"A-Aku hanya--" Sekali lagi ucapannya harus terpotong, Martial mengambil pecahan kendi didekat situ dan menyerangnya tanpa ampun.

Anak lelaki itu berusaha menghindar secepat yang dia bisa, namun dia tidak waspada saat tangan Martial mengayun tepat kewajahnya. Seketika pecahan kendi ditangan Martial sudah bersimbah darah, sementara anak itu mengerang kesakitan, sambil menangkupkan kedua tangan di mata kanannya yang terkoyak oleh pecahan kendi, membuat sarung tangan putih dari sutra-nya berubah merah. Lalu sosok jangkung bertopi lebar muncul sambil menunggangi kudanya, dia langsung meloncat turun begitu melihat putra sulungnya berlutut menahan sakit sementara Martial berdiri dihadapannya dengan tangan berlumuran darah.

"Mi hijo!" Sosok itu menghampiri anak lelaki tadi dan melihat lukanya yang cukup parah. Dia berdecak kesal lantas menatap Martial dan Lily murka "Kalian berdua, lihat saja pembalasanku, akan kubuat kedua orangtua kalian menyusul kakak kalian!!"

Lily takut-takut menatap sosok itu membawa anak laki-laki tadi keatas kudanya, lantas pergi dari sana. Martial masih menggandengnya, lantas mengucapkan sesuatu yang akan selalu dia ingat selama sisa hidupnya.

"Lily, camkan ini. Jangan pernah berhubungan dekat dengan pembunuh. Jauhi seseorang bernama Spain Empire, apalagi anaknya, Spain."

><><

"Lily, kau tidak apa-apa?" Suara ASEAN membuat lamunan Phil buyar. Dia menatap sosok yang dia panggil Papa itu dengan kedua manik beda warnanya, lalu menggeleng pelan.

"Kurasa tidak..." Jawabnya lesu.

ASEAN menghela nafas pelan lalu menutup kotak P3K yang berada disampingnya. Dia baru saja mengobati beberapa luka Phil, dan sekarang mereka masih di klinik sekolah. ASEAN menatap Phil lembut, lantas duduk disampingnya.

"Apa kau masih kaget?" Tanya ASEAN sambil mengusap pelan punggung Phil, berusaha menenangkan gadis itu.

Phil terdiam "Entahlah Pa..." Jawab Phil.

"Sudah sudah... Tenangkan dirimu, ini diluar rencana siapapun, aku paham kalau kau masih syok, setidaknya sekarang keadaan sudah baik-baik saja bukan?" Hibur ASEAN.

Tidak, bukan itu yang Phil pikirkan untuk sekarang.

"Papa..." Panggil Phil.

"Ya sayang?" Balas ASEAN.

"Apa seseorang pernah menyakiti Papa, lalu seseorang kembali untuk menebus kesalahan orang itu?" Pertanyaan Phil membuat ASEAN terdiam cukup lama sebelum akhirnya menjawab pertanyaan itu.

"Kurasa tidak ada, kenapa memangnya?"

"Karena kurasa orang itu baru saja bertaruh nyawa untukku..."

Kini ASEAN bungkam. Dia paham maksud Phil, orang yang dia maksud pasti si Spain. Dia dikabari kalau penerus takhta latino itu dalam keadaan kritis, tubuhnya nyaris terbelah dua, membuatnya kehilangan banyak darah. Dia tentu tau kisah Phil sebelum diangkat menjadi anaknya, keluarganya dibunuh Spain Empire dalam perebutan kekuasaan, sementara Martial entah hilang kemana. Phil ditinggal seorang diri disebuah panti asuhan, lalu ASEAN datang dan mengadopsinya. Kini Phil bukan lagi gadis kecil berusia 10 tahun, dia sudah menjadi remaja cantik berusia 17 tahun, sayang dia tidak terlalu tenang karena dihantui masalalu yang kelam. 

Kini masa lalu itu terbuka dengan sendirinya karena seseorang menebus dosa yang sudah dilakukan Ayahnya, walau dia terlibat pun tidak. Sebenarnya dia sudah tau dari lama tentang permainan busuk ini. Dia dan para organization sudah mengerahkan seluruh pasukan dan ahli untuk mencari dalang dari semua ini. Namun hasilnya selalu nihil. Siapapun otak dari permainan ini jelas punya trik tersendiri dan orang dalam yang sangat handal. Dia harus cepat-cepat mengakhiri ini sebelum korban berikutnya jatuh.

><><

Sehari setelah kejadian mengerikan itu, para calon mafia berkumpul di ASEAN manor untuk merencanakan tindak lanjut berikutnya. Mereka tidak bisa diam saja kali ini, teman mereka tumbang satu persatu, tinggal tunggu waktu sampai yang lain terkena imbasnya. Indo nampak menyilangkan jemarinya sambil menatap satu persatu teman-temannya yang hadir dalam rapat kali ini. Semuanya ber-ekspresi cemas dan waspada, Indo bahkan tidak keberatan Canada membawa bodyguard kesana.

"Jadi, apa yang kita lakukan sekarang?" Italy memecah keheningan yang mengepung mereka.

"Tentunya kita harus mencari otak dari serangan ini." Balas NK sambil melirik kembarannya yang sedari tadi menatap layar smartphone.

"Kita harus mulai dari mana dulu tapi? Itu susahnya." Interupsi Germany yang agaknya sudah tidak peduli dengan status Italy sebagai kekasihnya. Dia menatap cewek itu ketus.

"Aku setuju dengan Germany-kun, kita harus mulai pencarian dari mana sementara kita baru punya spekulasi tanpa bukti jelas." Timpal Nekomi.

"Aigoo... Maldatumhajima...* Aku punya ide tenang saja." Jawab SK santai sambil tetap memainkan gadgetnya.
*Astaga, jangan khawatir.

"Geuligo aidieoga mueos-ibnikka? Nae babo hyeongje?*" Cibir NK.
*Lalu apa idenya saudara idiotku?

"Nal hwanage hajima i saekkiya!*"
*Jangan menggangguku kau bedebah!

"O dagchyeo saekkiya!!*"
*Diam kau bajingan!!

"Dangsin-i meonjeo sijaghabnida!!*"
*Kau yang mulai!!

" Ya! Yeoggyeoungeo animyeon anhalge!!*"
*Aku tidak akan melakukannya kalau kau tidak menyebalkan!!

Notes: Readers, jangan dicontoh ya!

SK dan NK saling bertatapan sengit, siap melakukan jual beli tinju kelas internasional. Untung Indo bertindak cepat, dia langsung memisahkan mereka.

"Sudah... Sudah... Jangan bertengkar untuk masalah kecil." Lerai Indo ditengah tatapan sengit South VS North.

"Nah, apa idemu South?" Tanya Italy berusaha mencairkan suasana.

SK mengambil nafas dalam lalu mulai bicara "Kita bisa mencarinya lewat internet, ada banyak informasi yang tersebar di internet bukan? Kita bisa meng-hack beberapa situs dan mulai mencari dalang permainan ini dengan kata kunci 'King'."

"Kenapa harus King?" Tanya Nekomi penasaran.

"Entahlah, tapi itu yang dikatakan Agoti." Jawab SK sambil mengangkat bahu.

"Jangan berkhayal, Agoti kan nama karakter game." Sanggah Canada.

"Aku tidak berbohong, namanya memang Agoti." SK membela dirinya.

"Yah, kenapa kita tidak membuktikannya langsung?" Indo menengahi perdebatan tanpa akhir ini.

Sedetik kemudian, mereka dalam perjalanan menuju lab komputer ASEAN manor, Indo menyebutnya warnet. Tapi warnet mana yang punya komputer tercanggih dan peralatan canggih super mahal? Indo duduk di salah satu set komputer, lantas menyalakannya. Mereka langsung mengutak atik beberapa web, memasukkan kode dan kata kunci. Mereka menggunakan akun SK agar lebih terjamin, karena akun SK yang paling kebal di hack dan tidak teridentifikasi jejak internetnya.

Ditengah-tengah pencarian, sebuah notifikasi masuk mengalihkan perhatian Indo. Notifikasi apa ini? Saat Indo membukanya, itu sebuah chat, dari seseorang bernama A.G.O.T.I.

"Wah, apa Agoti benar-benar ada di dunia nyata?" Gumam Canada.

"Entahlah, coba kita lihat selagi SK pergi." Indo meng-klik chat itu.

___________________________________________________________

A.G.O.T.I
//Southern Peninsula, kau aktif?//
//Aku punya informasi untukmu//

___________________________________________________________

Indo menatap chat itu sejenak. Haruskah dia menjawabnya?

___________________________________________________________

Southern Peninsula
//Ya ini aku//
//Informasi apa?//

A.G.O.T.I
//Intinya adalah, orang itu koordinatnya berpindah-pindah//
//Aku tidak tau lokasi utamanya dimana//
//Koordinatnya selalu baru setiap hari//
//Kau sendiri ada kemajuan?//

Southern Peninsula
//Belum sih//
//Makasih buat infonya//

A.G.O.T.I
//Sama-sama//
//Southern Peninsula's friend//

___________________________________________________________

DEG!

Jantung Indo mencelos seketika. Orang ini bahkan tau kalau yang men-chatnya bukan SK, apa dia hacker? Indo cepat-cepat menepis pemikiran buruk mengenai siapapun yang bernama A.G.O.T.I ini. Kalau SK percaya padanya, mungkin dia benar-benar orang baik yang kebetulan punya sistem hacking yang baik. Selama menunggu kelanjutan pencarian dari Nekomi yang meng-hack komputer satunya, Indo mencari-cari berita soal penyerangan kemarin. 

Aneh, berita tentang kejadian kemarin hanya dimuat di satu web, dan itu satu-satunya web yang memuat berita lengkap soal penyerangan kemarin, bahkan web berita ternama pun tidak menunjukkan tanda memuat berita itu. Penyerangan kemarin cukup banyak diperbincangkan, tapi cuma satu media yang memuatnya?
Indo kembali mencari laman web lainnya yang menceritakan tentang kejadian kemarin. Nihil, hanya web itu yang memuatnya. Indo mengarahkan kursornya ke web itu, demi menjumpai nama yang tidak asing.

A.G.O.T.I

Astaga, orang ini benar-benar peretas unggul atau bagaimana? Dia dengan berani memuat berita itu sementara web ternama lainnya memutuskan bungkam. Apa dia juga mafia seperti mereka? Atau kontra yang ingin menyebar kebusukan dan mendapat ketenaran? Pertanyaan-pertanyaan itu seolah menari di kepala Indo. Ini makin rumit jujur saja. Kalau misalnya si A.G.O.T.I ini adalah orang jahat yang menggunakan topeng, dia terlalu banyak mendapatkan informasi, bisa saja dia dengan mudah meretas akun para mafia, membuat rekayasa, lantas mengambil semua harta mereka tanpa sepengetahuan siapapun. Tapi kalau dia orang baik-baik... Entah kenapa Indo tidak terlalu mempercayai itu.

"Sudah ada kemajuan?" Tanya SK yang baru kembali dari kamar mandi.

"Sejauh ini masih nol, data-data penyerangan kemarin lenyap dari dunia internet." Jawab Indo yang agaknya sudah pasrah.

SK membuka bungkus lolipop, memakannya, lantas duduk disamping Indo dan mengambil alih komputer. Dengan santai dia membuka situs, mencari sampai ke akar, memasukkan koordinat baru.

"Apa ada pesan dari Agoti?" Tanya SK untuk memecah kecanggungan.

"Yah, katanya dia tidak bisa menemukan koordinat letak utamanya, koordinat itu berpindah setiap hari." Jawab Indo, berusaha mengingat perkataan Agoti.

"Ooh..." Balas SK tetap fokus pada layar komputer.

Sunyi kembali mengepung mereka, hanya ada suara keyboard yang meningkahi. Nekomi dari komputer satunya nampak mengeluh keras-keras, dia sudah hilang akal untuk melacak siapa dalang semua ini. Saat mereka sudah nyaris mengibarkan bendera putih, sebuah panggilan video masuk. SK mengangkat panggilan itu, seketika layar komputer menujukkan sebuah ruangan gelap dengan pencahayaan biru seadanya, sementara seseorang dengan hoodie duduk dihadapan komputer. Wajahnya tidak kelihatan, tapi Indo bisa menebak dia kira-kira sepantaran mereka atau lebih tua.

"Southern Peninsula?" Tanya orang itu, suaranya sudah di edit menjadi suara robot.

"Ya ini aku." Jawab SK.

"Baguslah, aku mendapatkan informasi, coba lihat." Agoti nampak mengetikkan sesuatu, lantas layar kembali berubah menjadi semacam radar dengan titik merah, juga angka-angka acak "Sniper yang digunakan adalah jenis SVG Dragunov, tipe SVU-A dengan selective fire, buatan Soviet, kemampuan menembak 1000 meter, tapi lebih efektif pada jarak 600 meter sih, bikinan tahun 80-an. Aku berhasil melacak nomer serinya dan sekarang senjata itu berada disebuah gudang terpencil dekat Stone Hill." Jelasnya.

"Stone Hill... Itu salah satu daerah property Britania." SK memasukkan alamat Stone Hill dan koordinat senjata itu.

"Ini cuma spekulasi-ku sih, tapi kurasa siapapun dalang dibalik semua ini adalah orang dalam Britania, aku menemukan lambang Britania saat menginspeksi TKP kemarin, namun agaknya tidak ada yang sadar. Mereka menggunakan topeng Anonymous, yang berasal dari Britania." Ujar Agoti.

"Kau bisa memikirkan sampai sejauh itu ya, keren." Puji Canada.

"Trims atas pujiannya Canada." Balasnya. Indo bisa melihat sebuah senyum samar Agoti dibawah pencahayaan temaram.

"Ngomong-ngomong Agoti, saat kau bilang menginspeksi TKP, apa maksudmu kau salah satu kepolisian?" Tanya Nekomi, memancing agar si Agoti mengungkapkan identitasnya.

"Oh, tidak, aku sebatas berkunjung disaat yang tepat, by the way kostum-mu bagus lho, dan Canada, kenapa kau bisa mendapat peran kurcaci?" Jawab Agoti sambil bercanda.

"Kau salah satu pengunjung, tapi aku tidak tau ada kau." SK mencoba mengingat daftar tamu eksternal.

"Kau tidak melihatku tapi aku melihatmu. Aku datang dengan saudaraku."

"Saudara? Berapa orang?"

"Hummm.... Tebaklah sendiri, kami nyaris kembar, nyaris sih."

"Antara Hongkong dan Macau?" Tebak Canada.

Agoti menggeleng.

"Poland dan Monaco?"

Agoti kembali menggeleng.

"Kalian akan tau sendiri nanti, Indo, aku titip salam untuk Russia oke? Bye, semoga kalian berhasil." Lalu Agoti mengakhiri panggilan video itu.

Hening seketika. Kepala mereka dipenuhi berbagai macam pertanyaan sekarang. Mulai dari yang kepo siapa itu Agoti, dan menerka-nerka. Indo terdiam saat Agoti menyebutkan nama Russia, berarti mereka juga saling kenal. Ah, dasar cewek satu itu, dia menyimpan banyak rahasia ketimbang Indo.

Tiba-tiba Indo rindu saat dia dan Russia jajan berdua ke kantin, bercanda untuk mengusir rasa bosan saat jam kosong, atau menjadi partner pelajaran olahraga. Dia rindu dengan tawa gadis sedingin Siberia itu. Rindu dengan manik safirnya. Rindu dengan rambut putih kebiruan yang dia kuncir satu. Indo menyentuh pipinya yang menghangat. Ah, apa dia baru saja blushing?

"Aweeee~ Ada yang merona nih." Goda Nekomi saat melihat wajah Indo yang memerah layaknya tomat ranum.

"Hey! Aku tidak merona!!" Sanggah Indo yang justru membuat pipinya makin merah.

NK nampak berusaha menahan tawanya, kontras dengan SK yang tertawa terpingkal-pingkal. Canada cuma tertawa kecil sebelum akhirnya mereka berhenti.

"Oke, kembali ke topik. Jadi kita sudah tau lokasinya dimana, bagaimana kalau besok kita menginspeksi tempat itu? Siapa tau kita mendapat petunjuk lagi." Saran SK.

"Ide bagus, berhubung itu masih properti Britania aku bisa memberi kalian akses kesana." Timpal Canada sambil menjentikkan jari.

Selagi mereka membicarakan inspeksi ke gudang Stone Hill, Indo menatap mereka dari kejauhan. Dia punya firasat buruk soal ini. Kalau benar ini adalah puisi yang belum rampung, maka bait berikutnya adalah bait untuk menyingkirkan satu orang lagi. Siapa kira-kira?

><><

"Six Little Soldier Boys playing with a hive; A bumblebee stung one and then there were five."

><><





















Author Notes

Oke, maafkan kalau disini g ada illustrationnya, soalnya aku baru bikin sketch, dan bikin gitar metal itu g gampang oke? Moga aja aku sempet bikinnya, mana masih mikirin plot lagi. Maaf ya kalau chapter ini rada gaje gt, aku agak melenceng dari plot awal, dan aku kesel capek-capek nulis Wattpad bilangnya baru sekian kalimat. Gimana gak emosi kan ya? Belum lagi laptopku nge-bug, jadi banyak typonya.

Stay tuned for the next chapter of the game!!


Dan sori chapter ini mungkin gak se-seru dan sepanjang chapter lainnya. Maklum banyak beban pikiran.



This story is only Author's fiction, sorry if there's any similiar name of place or else, and this story is not to argue anyone. This is an original story by Imaginaryc47 clearly.

Continue Reading

You'll Also Like

14.9K 2.2K 21
Sekolah menengah atas 48, Sekolah khusus wanita, Sekolah berandalan yang ada di Distrik 8 kota Nagasaki, Sekolah para berandalan yang mencari kebebas...
11.9K 910 10
transmigrasi menjadi protagonis? udah biasa transmigrasi menjadi antagonis? apalagi transmigrasi menjadi figuran? banyak transmigrasi menjadi kembara...
14.6K 14 13
Bayu, seorang anak laki-laki yang tinggal bersama orang tuanya, Haris dan Nia di Jakarta Timur. Haris sibuk dengan pekerjaan dadakan, sedangkan Nia s...
30.3K 3.7K 41
[ BL!, bahasa!, rioncaine!AU, tnf!AU, tokyoverse!AU, on-going! ] Seorang perusuh dan seorang penolong seharusnya berbeda seperti api dan air. Tetapi...