Forever Mine

Galing kay 23gwen

4.7M 208K 10.8K

"Apa kau selalu seperti ini?, memerintah orang untuk melakukan apa yang kau mau?" lanjutku sambil menatapnya... Higit pa

prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Tolonggg yaaa
Chapter 51
Chapter 52

Chapter 13

87.4K 4.7K 138
Galing kay 23gwen


Keluarga Blackstone benar-benar tahu cara mengadakan pesta, Sean bilang pesta ini hanyalah pesta kecil dan hanya dihadiri oleh keluarga besar Blackstone saja, tapi ketika aku melangkahkan kaki di Mansion ini aku terbelalak dengan semuanya. Mansion keluarga yang memang cukup megah kembali disulap lagi layaknya sebuah istana, hiasan-hiasan pesta tertata rapi dan teratur, sama sekali tanpa celah. Aku berpikir bagaimana keluarga ini bisa sekaya ini, kekayaan mereka ini sungguh membuat siapapun akan rela untuk membunuh demi menjadi bagian dari keluarga ini, tapi menurut sudut pandangku yang selama ini hidup dari belas kasihan keluarga Blackstone, keluarga ini adalah nama lain dari neraka, tidak ada setitikpun ketulusan dan kasih sayang dalam keluarga ini, semuanya hanyalah sekedar kenalan dan koneksi untuk bisnis-bisnis yang menurut mereka lebih berharga dari nyawa mereka sendiri.

Kini aku telah duduk bersama dengan Sean dan Melisa disofa, ada beberapa keluarga Blackstone yang masih belum datang karena tempat tinggal mereka yang jauh dari New York.

"Aku ingin segera keluar dari rumah mengerikan ini!" Sean berbisik kepadaku, aku hanya mengulurkan jemariku untuk membelai rambut gelapnya, dia tersenyum lalu mengambil jemariku yang masih membelai kepalanya dan dia mengecupnya lembut.

"Sean, ajak ayahmu bicara, kalian sudah lama tidak bertemu" Melisa berujar pada Sean.

"Kami tidak sedekat itu untuk berbasa-basi nenek, kurasa tidak, terima kasih banyak" Sean menjawab itu tanpa minat, lalu kembali merengkuhku.

"Ini bukan tawaran!, lakukan saja apa yang kukatakan!" Melisa kembali berujar dengan angkuhnya. Sean tidak punya pilihan lain selain mengikuti apa yang diinginkan oleh neneknya

"Aku akan segera kembali" dia mengecup rambutku lalu bangkit dan menuju kearah ayahnya yang ada di balkon mansion. Aku hanya bisa melihat mereka dari jauh.

"Dan kau, ikutlah denganku" Aku beralih pada Melisa yang beranjak berdiri, aku mengikutinya berdiri lalu memeluk lengannya seperti yang dia isyaratkan padaku, aku melihat beberapa orang dari keluarga Blackstone menatap kedekatanku dengan Melisa sambil membelalakkan mata, kurasa itu masuk akal karena selama ini Melisa terkenal sangat dingin dan kejam, didunia bisnis maupun didunia pribadinya, bahkan keluarganya jarang melihatnya tersenyum.

Melisa membawaku ke dalam salah satu kamar, pasti kamar itu adalah kamarnya, karena terlihat beberapa foto miliknya tergantung didinding dan juga di meja. Melisa duduk di sebuah sofa berwarna krem, aku berdiri didepannya karena dia tidak mempersilahkanku duduk.

"Aku kemari untuk memperingatkanmu akan sesuatu, aku memberitahumu hal ini karena aku tahu kau adalah orang paling netral diantara semua anggota keluarga Blackstone yang gila ini, aku memberitahumu ini agar nantinya kau bisa mencegah hal-hal bodoh yang mungkin saja dilakukan pewarisku, kau mengerti?"

"Ya, aku mengerti"

"Aku tahu hal ini nantinya pasti akan terjadi, aku bahkan telah mempersiapkan semua yang dibutuhkan jika hal ini terjadi, aku telah mengantisipasi segala hal, tapi tetap saja seluruh tubuhku rasanya merinding dan lemas saat aku mendengar hal ini"

"Aku tidak mengerti" aku berujar karena aku benar-benar tidak mengerti apa yang Melisa bicarakan, apa yang telah dia antisipasi, pastilah hal ini adalah hal yang sangat serius karena aku tidak pernah melihat Melisa segelisah ini sebelumnya.

"Kelakuannya yang menjijikkan pasti akan menimbulkan hal ini, harusnya aku mencegahnya sebelumnya hal ini terjadi, aku telah melahirkan anak yang sangat tidak berguna" Melisa berbicara tentang Macon, astaga!, mungkinkah hal ini terjadi?, jika hal yang kupikirkan ini benar-benar telah terjadi mungkinkah keluarga ini akan lebih hancur lagi?, apakah mungkin jika seorang pewaris digantikan dengan pewaris lainnya?.

"Mungkinkah jika..." bahkan saat itu aku takut untuk mengatakan apa yang kupikirkan, seluruh tubuhku rasanya merinding memikirkan hal yang mungkin terjadi, jika hal ini benar-benar terjadi maka Macon Blackstone adalah manusia paling hina didunia ini.

"Ya Ashley, hal itu terjadi, hal yang paling kutakutkan didunia ini telah terjadi, jauh sebelum aku menyadarinya"

"Astaga!"

***

Seluruh tubuhku rasanya masih dingin dan gemetaran saat Melisa mengatakan kebenarannya padaku, saat itulah aku yakin bahwa Macon Blackstone bukanlah seorang gentleman, dia hanyalah seorang pecundang tidak berguna yang terlahir dari seorang keluarga yang luar biasa kaya.

"Dingin sayang?" bisik Sean saat dia menggenggam tanganku, mungkin dia merasakan tanganku yang sangat dingin, aku hanya bisa memasang senyuman kaku padanya, aku pikir aku terlalu tegang untuk memasang senyuman manis pada Sean, aku menatap kearahnya yang sedikit menundukkan kepalanya untuk memandangku.

"Pegang saja tanganku dan jangan lepaskan" aku memadangnya dengan bersungguh-sungguh, aku melihat dia sedikit terkejut dengan apa yang kukatakan padanya.

"Tentu saja" dia akhirnya berkata dan mengecup pelipisku dengan lembut, aku sejenak menyandarkan kepalaku pada lengannya, aku berharap dia tidak akan kehilangan kendali atas dirinya jika dia mengetahui kebenarannya.

Pesta ini berjalan selayaknya pesta pada umumnya meskipun sangat bersifat sangat privat, aku dan Sean bahkan berdansa bersama anggota keluarga lainnya, sampai hal itu terjadi, semua musik tiba-tiba berhenti, semua mata mengarah pada pria yang berdiri di ambang pintu, seorang pria berwajah khas Italia, rambutnya gelap ikal, dan mata itu, astaga mata itu sama seperti milik Sean, akku pernah melihat laki-laki itu sebelumya, aku bersumpah wajahnya terasa sangat familiar, aku terus saja menajamkan ingatanku tentang wajah itu, aku yakin aku pernah melihatnya disuatu tempat, aku bisa mengenali wajah itu. Dan tiba-tiba saja ingatan itu menyeruak ketika aku kembali melihat wajahnya, jika itu memang benar adalah dirinya, maka pewaris kedua itu telah begitu dekat dengan keluarga Blackstone.

Semua orang melihat kearah pria muda itu dengan pandangan terkejut, Sean terlihat tidak ambil pusing dengan semua ini, dia pasti berpikir sebentar lagi akan ada pihak keamanan yang menyeretnya keluar dari sini, tapi setelah beberapa lama tidak ada satupun pengawal yang datang, dia mulai terlihat gelisah, tangannya mencengkeram jemariku, dia bahkan manarikku kebelakang tubuhnya seperti yang selalu dilakukannya jika keadaan beresiko bagiku.

Melisa maju kearah pemuda itu, beberapa kerabatnya mencegahnya untuk mendatangi pria muda itu, tapi dia tetap bersikeras untuk menghampirinya. Sampai kemudian hal yang paling mengejutkan bagi semua keluarga Blackstone adalah saat pria itu memberi hormat kepada Melisa, mereka berjalan berdampingan ke arah seluruh keluarga, dan tepat ketika itu pria berwajah khas Italia itu memandangku, mata kami bertemu sebelum akumengalihkan pandanganku kearah Melisa karena aku tidak ingin Sean berbuat yang tidak-tidak malam itu.

"Namanya adalah Daniel Blackstone, dia adalah cucu keduaku" ucapan Melisa barusan membuat semua anggota keluarga kaget luar biasa. Pria bernama Daniel itu terlihat sudah mempersiapkan mentalnya dari awal karena dia terlihat sangat tenang, bahkan tidak ada sedikitpun rasa takut di matanya.

"Ini tidak masuk akal, siapa dia?!, bagaimana dia bisa menjadi cucu keduamu!" Henry berujar sambil melangkah ke arah Melisa, wajahnya terlihat mengeras menahan emosi, dia lebih menakutkan jika dia murka.

"Dia adalah putra dari Macon Blackstone" kata-kata itu akhirnya keluar dari bibir Melisa, dia menegaskan kata-kata itu bahkan tanpa berkedip sedikitpun, dia tanpa ragu menegaskan posisi Daniel dalam keluarga ini, kata-kata yang diucapkan Melisa itu mengejutkan sekaligus membungkam mulut semua orang.

"Aku harap kalian juga bisa menerimanya sebagai anggota dari keluarga Blackstone" tambah Melisa dengan tenang, setelah kata-kata itu selesai, hampir semua keluarga beranjak meninggalkan mansion, kupikir itu akan masuk akal, kehadiran pewaris kedua ini pasti akan membuat harga saham mereka di Blackstone Company menurun drastis, mereka memang tidak memperdulikan hal lain selain saham mereka.

Saat ini, diruangan ini hanya tersisa aku, Sean, Macon, Melisa, dan pria bernama Daniel tadi, aku melirik kearah Sean yang masih diam, dari tatapan matanya aku tau jika dia menahan emosinya, aku menundukkan kepalaku sambil menggenggam tangannya erat-erat, aku benar-benar tidak ingin melepaskan tangannya dalam keadaan seperti ini, aku takut nantinya dia akan berbuat hal-hal yang diluar kendali. Macon seperti kebingungan untuk memulai menjalaskan sesuatu, berkali-kali dia membuka mulutnya tapi tidak kunjung mengeluarkan kata-kata yang menjelaskan keadaan ini.

"Ibu... aku" Macon mulai mengucapkan kata-kata hingga memecakan keheningan diantara kami.

"Kau bodoh!" bentakan Melisa membuatku terkejut, baru kali ini dia mengeluarkan bentakan, biasanya dia selalu berkata dengan tenang dan penuh kendali atas dirinya, tapi kali ini keadaan yang sangat kacau ini akhirnya membuat dia kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

"Kau pikir kau bisa menyembunyikan hal ini dariku!!!, dasar bajingan!" Melisa beralih menatap Macon sambil menampar wajah Macon keras-keras, hingga membuat pelipisnya berdarah. Aku terkejut melihatnya, nafasku memburu melihat kejadian didepanku tadi, aku pikir aku tidak bisa melihat hal ini lebih lama lagi, jadi aku menarik lengan Sean dan aku melihat tatapannya langsung terarah padaku, dia mengerutkan kening ketika melihat wajahku begitu pucat.

"Bawa aku keluar dari sini, kumohon" aku berbisik dengan gemetar, dia mengerjapkan matanya dan aku melihat kemarahannya sedikit menyurut, tatapannya sudah tidak berapi-api lagi sekarang dan aku bersyukur karenanya. Dia berjalan tanpa melepaskan tanganku kuarah penyimpanan mantel dia mengambil mantelku lalu dengan segap memakaikan mantel hangatku kemudian membawaku berjalan kearah pintu, sebelum sampai pada pintu tiba-tiba saja langkah Sean dihentikan oleh Macon, astaga, aku tidak habis pikir dengan Macon, apa yang sebenarnya diinginkan bajingan itu, untuk apa dia menghalangi Sean?, untuk memaksanya mendengarkan omong kosong darinya lagi?, benar-benar tidak bisa dipercaya jika ada pria seperti itu dibumi ini.

"Singkirkan tangan kotormu dariku!" desis Sean.

"Duduklah dulu" Macon berujar tanpa sedikitpun rasa bersalah dalam kata-katanya.

"Jika kau tidak melepaskan tanganmu dariku, aku bersumpah aku akan membunuhmu saat ini juga" ancam Sean lagi, tapi kata-kata itu tidak digubris oleh Macon dia tetap saja menghalangi kami, dia bahkan memanggil beberapa pengawal untuk berjaga dipintu.

"Biarkan dia pergi Macon!" ujar Melisa tanpa bisa menjaga emosinya yang meledak ledak.

"Dia harus mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi" Macon beralasan, saat itulah untuk pertama kalinya Sean melepaskan genggaman tangannya padaku, jantungku seakan berpacu lebih cepat dari sebelumnya ketika dia melepas tanganku dan maju kearah ayahnya.

"Apa yang perlu kudengarkan dari bajingan sepertimu?!"

"Jaga bicaramu" Macon mulai emosi ketika Sean memanggilnya seorang bajingan. Tapi Sean tidak ingin ambil pusing dengan hal itu, dia hanya tersenyum sinis ketika dia mendengar kata-kata Macon.

"Jaga dulu kelakuan menjijikkanmu jika kau ingin menasehatiku" Sean telah begitu dekat dengan Macon hingga membuatku semakin ngeri.

"Ibumu tau ketika aku berhubungan dengan wanita lain, dan dia baik-baik saja dengan hal itu!" kata-kata yang diucapkan Macon barusan seperti sebuah bom yang meledak saat itu juga, tentu saja kata-kata itu menyulut emosi Sean yang sedari tadi sudah ditahannya sekuat tenaga, kini semuanya meledak, habislah sudah, mata Sean menggelap, dia meraih kerah kemeja macon lalu menghempaskan tubuhnya hingga terseret dilantai.

"Kau berengsek!, kau bahkan tidak pantas menyebut nama ibuku!, kau sangat tidak tahu malu!, bagaimana kau bisa melakukan ini pada ibuku,bahkan bagaimana bisa kau melakukan ini pada seorang wanita, kau hanyalah sampah!, kau dengar aku!, kau hanya orang rendahan yang bahkan tidak pantas menjadi kotoran dibawah kakiku!" Sean berkali kali menghujamkan pukulan pada tubuh Macon. Semua orang hanya dia melihat kejadian itu aku juga tidak ingin memisahkan mereka, biarkan Macon tahu rasanya, dia memang pantas diperlakukan seperti itu, aku bahkan tidak percaya aku pernah kagum pada sosok Macon Blackstone.

"Aku bahkan rela kehilangan ibuku untukmu!, aku kehilangan dia karena kelakuan binatangmu! , aku hidup dikeluarga ini karena aku tidak punya pilihan lain,aku masih ingat saat itu umurku 6 tahun ketika aku melihat ibuku pergi sambil membawa koper keluar dari tempat sialan ini karenamu!, aku tidak menyusulnya karena kupikir tidak ada hal lain yang kubutuhkan selama aku masih bersamamu!, aku bahkan tidak datang kepemakamannya karenamu!, karena aku sibuk mengurusmu dan pelacurmu yang hampir mati karena obat-obatan dikamar hotel itu!!!" Sean masih menghujamkan pukulan-pukulan diwajah Macon sedangkan Macon tidak bisa lagi melawan Sean, dia terlalu lemah untuk melakukan hal itu, dia memang sangat menjijikkan.

"Dan sekarang seorang laki-laki datang, dan dia diperkenalkan sebagai seorang Blackstone, bagaimana kau bisa melakukan hal menjijikkan ini!, kau menikah dengan ibuku tapi disaat yang sama kau masih meniduri wanita lain hingga menghasilkan anak haram!, kau pikir siapa dirimu!, aku bahkan jijik pada diriku sendiri ketika aku mengingat bahwa kau adalah ayah kandungku!" Sean menghujamkan pukulan terakhirnya didada Macon, aku berjalan mendekat kearah Sean yang masih ada dilantai dengan Macon dibawahnya, tapi sebuah lengan tiba-tiba menghentikanku, aku menoleh pada Daniel yang saat ini telah berada disampingku, aku menatap tajam kearahnya.

"Lepaskan" aku berkata penuh ancaman, aku sebisa mungkin harus mengenyahkan laki-laki ini sebelum Sean bertindak lebih dari ini tapi terlambat sudah karena Sean telah menghujamkan pukulan ke rahang Daniel hingga membuatnya tersungkur ditanah. Sean meraih tanganku dan menarikku ketempat aman, dia berkata padaku untuk tetap diam, lalu dia kembali kearah Daniel, dicengkeramnya kerah Daniel untuk membuatnya berdiri, lalu dihujamkan lagi sebuah pukulan tepat diperutnya.

"Kau pikir siapa yang kau sentuh tadi!" Sean menggeram emosi.

"Jauhkan tanganmu itu dari wanitaku!, aku sudah cukup bersabar padamu untuk tidak membunuhmu saat ini juga, jangan anggap kata-kataku itu tidak serius, keluarga ini telah memberikan kekayaan dan kekuasaan yang tidak pernah kau bayangkan sebelumnya, jadi melenyapkanmu adalah perkara kecil, kau sama sekali tidak pantas jika harus dibandingkan denganku, jadi kusarankan jaga sikapmu mulai saat ini!, hanya aku yang akan menjadi pewaris tunggal disini" Sean menyentakkan Daniel dan sekali lagi membuatnya jatuh tidak berdaya dengan luka lebam diwajahnya, Sean kembali berjalan kearahku, dia meraih tanganku dengan tangannya yang berlumuran dengan darah, tangan itu terasa sangat dingin ketika menyentuhku, dia membawaku keluar dari mansion itu dengan kepala tegak, aku sempat melihat Macon yang masih berada dilantai tidak sadarkan diri, aku pikir saat itu dia telah pingsan, ya dia memang pantas mendapatkannya.

***

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

4.4M 32.4K 29
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
757K 9.9K 31
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
230K 7.7K 47
"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih unt...
5M 272K 54
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...