GALAKSA [End/Terbit]

By Mochalilia

5.5M 585K 25.9K

"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas. "Gue gak peduli. Intinya, lo... More

[01] Gisha
[02] Sesat
[03] Tawuran
[04] Sifat Galaksa
[05] ??!!!
[06] Kelas
[07] Helm
[08] Semakin Terlibat
[09] Ngamuk
[10] Sah dan Resmi Menurut El
[11] Permintaan Gisha
[12] Parasit
[13] Adu Mulut
[14] Tak bisa lepas
[15] Hujan
[16] Koridor
[17] Perkara Ngidam
[18] Ribut?
[19] Nangis
[20] Malu
[21] Ketiduran
[22] Gisha's Home
[23] Pagi dikantin
[24] Gibah
[25] Pager ayu?
[26] Bimbang
[27] ...
[28] Nervous
[29] Berkunjung
[30] Rumah El
[31] Ngambek
[32] Persiapan
[33] Kabar Buruk?
[34] Sesil
[35] Ungkapan
[36] Debat
[37] Mall
[38]
[39] Kepergok
[40] Telponan
[41] Main
[42] Rencana
[43] Cafe
[44] Put-
[45] Si nyebelin-Galak
[46] Bertemu
[47] Undangan
[48] Ribut!
[49] Bastian
[50] Takut?
[51] Ricuh di Mall
[52] Demam
[53] Cemburu?
[54] Rian
[55] Sama-sama Pencemburu
[56] Te Amo
[57] Hani
[58] Sesil's wedding
[59] Sebuah Keputusan
[60] Kelulusan
[62] END
Baca bentar yukk
Extra part [1]
Extra part [2]
Extra part [3]
INFO PENTING!!!
VOTE COVER!!
Extra part [3] full part!
INFO GA & PAKET GALAKSA πŸ₯³
SPOILER 2
DISKON NOVEL GALAKSA ‼️
πŸ“ŒINFO PENTING UNTUK PEMBELI NOVEL GALAKSA
AU GALAKSA??
misi misii

[61] Perpisahan

59.4K 7.7K 671
By Mochalilia

.
.
.
...

-Happy Reading-
🌻🌻🌻

"Udah beres?"

El mengangguk sebagai jawaban. Koper besar berisi berbagai macam keperluannya itu ia angkat dan taruh dilantai.

Matanya melirik sepenjuru kamarnya, mengingat-ingat apakah ada barang yang belum ia masukan kedalam koper.

Helaan nafas panjang itu terdengar. Sepertinya sudah cukup. Hanya tinggal berangkat saja.

Tubuh tegap El berbalik. Ia mendekati gadis yang sudah menemaninya dalam kurun waktu satu tahun lebih ini.

Tangan El terbuka lebar dan membawa tubuh kecil Gisha kedalam pelukannya. "Gue bakalan kangen sama lo."

Tangan Gisha mengusap pelan punggung El. Menikmati hangatnya pelukan cowok yang sebentar lagi akan pergi meninggalkannya dalam jangka waktu yang lama.

"Lo harus sering-sering nelpon gue. Sesibuk apapun kita harus saling ngabarin."

"Iya." Jawab Gisha.

El melepas pelukan itu. Kedua tangannya memegang bahu Gisha. Matanya terfokus pada wajah cantik yang nanti akan sangat ia rindukan. "Jangan bosen nungguin ya? Gue tau empat tahun bukan waktu yang sebentar. Gue janji, setelah gue beres kuliah disana, gue bakalan langsung lamar lo." Ucap El serius.

Manik indah Gisha mulai berkaca. Kepalanya mengangguk yakin dengan ucapan El barusan.
"Gue bakalan nungguin Lo."

Keduanya kembali berpelukan. Pelukan erat yang bisa menyalurkan perasaan masing-masing.

El beberapa kali mencium rambut Gisha. Sungguh, ia benar-benar menyayangi gadis ini. Gadis yang bisa membuat hari-harinya lebih menyenangkan dan berarti.

Empat tahun memang bukan waktu yang sebentar. Namun, El sudah memperhitungkan hal itu. Bukan masalah jarak, melainkan seberapa kuat ikatan mereka.

Jika keduanya sama-sama yakin dan percaya, prasangka-prasangka buruk tentu tidak akan hadir.

"Nangis aja."

Gisha memukul keras Punggung El kala cowok itu malah menyuruhnya untuk menangis. Sudah susah-susah menahan tangisnya sedari tadi, El malah menyuruh nya sekarang.

"Gue udah ikhlas lo pergi hiks, tapi gue belum siap kalo harus gak ketemu lo."

El tersenyum saat Gisha mulai mengeluarkan tangisannya. "Kalo ada hari libur panjang, gue usahain buat balik kesini."

Gisha mengangguk dalam dekapan itu. Ia semakin mengeratkan pelukannya. Tak ingin cowok ini pergi jauh darinya.

Satu tangan El terangkat untuk mengusap rambut Gisha pelan. Lalu, ia sedikit menarik pelan agar kepala gadis itu mendongak ke arahnya.

Senyum lembut El tunjukan pada Gisha. Sementara Gisha tengah malah semakin menangis melihat senyuman itu.

Cup

El mengecup singkat bibir Gisha. Tatapan nya menatap dalam pada manik kekasihnya itu.

"Gue sayang sama lo, lebih dari apapun."

-o0o-

Banyak orang yang ikut mengantar El, Delon dan Neron ke bandara.

Gervan dan Alwin tentu saja sudah nangkring, Gervan bahkan datang bersama Vinda.

Ada keluarga dari El dan juga keluarga Delon dan Neron. Sesil, Rian dan baby kecil mereka juga turut serta hadir.

Friska dan Alfan juga datang untuk mengantar kepergian cowok yang katanya akan menjadi calon menantu mereka kelak.

Sedari tadi, Alwin sudah menangis tak karuan karena tak rela ditinggalkan. Wajahnya sudah sembab oleh air mata. Isakan-isakan masih terdengar dari mulut cowok itu.

"Udah, lo nangis terus dari tadi." Ucap Neron.

"L-lo mah, te-tega. Gu-gue nangisin lo pa-pada, harusnya l-lo pada s-seneng hiks." Jawab Alwin tersendat oleh isakannya.

"Dasar cengeng." Ejek Delon.

Namun, tangisan Alwin bukannya mereda, malah semakin menjadi. Cowok itu bahkan tak malu untuk menangis kencang dihadapan banyak orang.

"Huaa gue gak mau kita pisah." Alwin memeluk erat El, Delon dan Neron secara bersamaan.

El menggeleng pelan melihat tingkah Alwin. Ia lalu menepuk-nepuk punggung cowok itu.

Mau se-aneh apapun sikap Alwin, baik El maupun yang lain tetap saja menyayangi cowok aneh ini. Alwin bagaikan pelengkap dalam hubungan persahabatan mereka.

"Udah, jangan kebanyakan nangis. Harga diri lo turun didepan cewek nanti." Ucap El.

Alwin lantas melepaskan pelukan itu. "Coba aja, gue bisa kuliah disana juga. Tapi bokap gue gak ijinin."

Gervan menarik tubuh Alwin untuk dirangkulnya. "Kan masih ada gue. Lo gak perlu kebanyakan nangis."

Alwin mengangguk paham.

"Lo kan tajir Al, Lo bisa liburan kesana kalo lo mau." Celetuk Delon.

Tatapan sedih Alwin lantas berubah berbinar. "Iya juga ya. Gue bisa main kesana. Nanti gue bakalan kesana sering-sering." Ucapnya seraya tersenyum senang.

Kini, saatnya para keluarga yang akan menangisi kepergian ketiga cowok itu.

Syerina tampak memeluk erat putra bungsunya itu. "Baik-baik disana ya El. Jangan bandel ya, kamu harus rajin kalo udah kuliah. Katanya mau lamar Gisha cepet-cepet."

El menggaruk kepalanya yang mendadak gatal. Rasa malu mulai menjalar saat Syerina membicarakan perihal keinginannya untuk melamar Gisha.

Bukan apa-apa, masalahnya dihadapannya ada Alfan dan Friska yang notabenya adalah orang tua Gisha. Jika seperti ini, El mungkin tidak akan bercerita banyak pada Syerina.

Selesai dengan Syerina, kini giliran Naura. Sebagai kakak, Naura tentu sangat sedih akan kepergian El.
"Kamu harus rajin El, biar bisa banggain ayah sama bunda. Biar gak sia-sia kuliah disana." Ucapnya.

El mengangguk seraya membalas pelukan hangat kakaknya. "Cepet-cepet cari cowok lo, terus ajak nikah. Entar keduluan sama gue lagi."

Tangan Naura langsung terangkat untuk memeluk punggung adiknya. Kurang ajar memang. Sedang sedih-sedih begini, bisa-bisanya El menyuruhnya mencari pasangan.

Naura sudah selesai. Giliran Raka sebagai ayah kandung cowok itu yang memberikan salam perpisahan.

Raka memeluk hangat putra satu-satunya itu. Meski sikapnya terkesan cuek pada El, namun nyatanya Raka benar-benar menyayangi putra semata wayangnya ini. Ia yang membesarkan El dari kecil, hingga anaknya itu kini sudah beranjak dewasa.

"Belajar sungguh-sungguh. Inget, kamu punya tujuan kenapa mau kuliah disana."

El mengangguk mantap. Ia akan benar-benar merindukan Raka nanti. Sedari dulu selalu bersama sosok yang ia panggil ayah, dan sekarang mereka akan berpisah.

"Pasti. Ayah jaga kesehatan, jangan terlalu sering begadang karena kerjaan."

Raka tersenyum melihat kalimat El barusan. Baru kali ini El menunjukkan rasa pedulinya padanya. Meski ia takut jika El menyayanginya, namun El tak pernah memperlihatkan rasa sayangnya secara terang-terangan.

Kini, giliran El berpamitan dengan kedua orang tua Gisha.

El mendekat seraya tersenyum. "El pergi dulu Tan, om." Pamitnya.

Alfan menepuk pundak El cukup kuat. "Om tunggu kamu lamar anak om nanti."

"Pasti Om."

"Jaga kesehatan disana ya El. Jangan lupa makan, kalo disana kan gak ada yang ingetin kamu makan." Nasehat Friska.

"Iya Tan, El pasti jaga kesehatan."

Sampai pada orang terakhir yang pasti akan membuat El rindu setengah mati. Tentu orang itu adalah Gisha.

El tersenyum kecil saat Gisha sudah kembali menangis. "Nangis terus. Nanti mata lo sakit Sha."

Keduanya kembali berpelukan. Ini akan menjadi pelukan terakhir mereka. Setelah ini, tak akan ada lagi pelukan hangat dari El untuk Gisha. Tak akan ada lagi sikap jail, menyebalkan atau menyeramkan El.

"Hiks, gak mau lo pergi! Besok aja ya perginya, gue masih mau sama lo hiks."

Isakan-isakan Gisha semakin mengeras. Ia mendekap erat tubuh El seolah tak ingin cowok itu pergi.

Nyatanya, menangis semalaman belum cukup untuknya merelakan kepergian El. Tetap saja, mau se-ikhlas apapun, rasa sesak itu terus hadir saat membayangkan hari-harinya tanpa El.

"Mana bisa gue undur." El terkekeh kecil mendengar permintaan Gisha.

Cup
Cup
Cup
Cup

El mencium kening, hidung dan kedua mata Gisha yang sudah memerah akibat terlalu banyak menangis.

"Cewek gue gak boleh cengeng. Cewek gue harus kuat."

"Gue gak bisa hiks! Udah gue coba, tapi gak bisa Gal. Plis jangan pergi sekarang." Tangisan Gisha semakin menjadi. Tak peduli dengan tatapan dari keluarga nya, keluarga El dan yang lain.

"Hey, liat gue." El menangkup wajah Gisha agar tatapan Gisha terfokus padanya.

Gisha sempat berontak dan terus merapatkan wajahnya pada dada El. Namun, saat El dengan lembut mengusap air matanya, Gisha akhirnya menurut.

"Gue sayang lo, lo juga kan?"

Gisha mengangguk cepat.

"Kalo gitu, ikhlasin gue. Kita gak akan pisah selamanya Sha. Cuma empat tahun, setelah itu kita bisa bareng lagi. Lo bisa peluk gue sepuas yang lo mau."

"Yang sekarang harus lo lakuin cuman percaya dan tunggu gue balik. Lo inget janji gue kan?"

Lagi, Gisha kembali mengangguk.

"Gue bakal lamar lo sepulang dari sana. Pegang janji gue oke? Sekarang, lo harus relain gue pergi. Jangan jadiin kepergian gue sebagai beban pikiran lo. Gue gak mau lo kenapa-napa cuma karena mikirin gue."

El terus memberikan kalimat-kalimat penenangnya agar Gisha tak terus menangis.

Keluarga yang melihat pun ikut menatap sendu kedua pasangan itu. Syerina bahkan sudah ikut menangis. Ditambah Alwin yang juga sudah kembali mengeluarkan air mata nya melihat sebuah scene yang mirip Drakor didepannya.

Sebuah pemberitahuan jika pesawat yang akan segera berangkat menuju Amerika terdengar keseluruh penjuru bandara.

Delon dan Neron sudah bersiap. Merapihkan pakaian mereka dan barang bawa nya.

"El, ayo."

El menoleh saat Delon memanggilnya.

Sudah saatnya. Ia harus segera masuk kedalam pesawat.

El kemudian kembali menoleh ke arah Gisha. Gadis itu tampak sudah lebih tenang.

"Gue pergi ya?" Pamit El.

Masih dengan rasa tak rela nya, Gisha mengangguk.

El tersenyum manis. Ia senang karena Gisha terlihat berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Sebelum akan pergi, El lebih dulu menarik dagu Gisha agar mendongak. Wajahnya mendekat dengan cepat ke arah wajah Gisha.

"Gue sayang banget sama lo."

Kalimat terakhir itu mengalun sebelum bibir keduanya menyatu.

El tak memperdalam ciuman itu. Hanya sebatas kecupan yang berlangsung lama.

Dapat keduanya dengan pekikan dari orang-orang yang berada disekitar mereka. Apalagi suara Alfan yang terdengar lebih keras.

"Astaghfirullah El, mau om pecat jadi calon mantu kamu!"

El menghiraukan kalimat ancaman itu. Hingga beberapa detik setelahnya, ia melepaskan ciuman itu.

Senyum lebar terukir diwajah cantik Gisha. Senyum hangat yang membuat El ikut tersenyum dibuatnya.

"Hati-hati."

El mengangguk yakin. Kakinya perlahan mundur dengan tatapan yang masih fokus pada Gisha. Saat dirasa sudah cukup jauh, El membalikan tubuhnya.

Rangkulan dari bahu kanan dan kirinya membuat El melirik. Delon dan Neron kompak merangkulnya.

Tubuh ketiga cowok itu perlahan menghilang dari penglihatan.

"Gue tau lo kuat."

Gisha menoleh saat Vinda merangkulnya. Kepalanya mengangguk dengan senyuman yang masih terus terukir. "Gue bakalan nunggu dia balik."

-o0o-

Bagaimana?🙂
Mewek tidak?
Sepertinya kalian tidak akan mendapatkan feel nya karena author amatir klo bikin cerita sad☺️

1 part lagi! Besok terakhir GALAKSA up( ´╥ω╥')

Yang harusnya jaga hati kan mas galak sama mbak Gisha, kenapa kalian jdi ikutan jaga hati😭
Ngakak banget ya Allah 😭

Buat kalian yg jarang komen atau gk pernah komen, besok bisa ikut komen gak? Yg banyak kalo bisa. Soalnya kan besok part terakhir, jadi harus rame😔

Part ini jangan lupa ramein. Yg aku butuhin bukan cuma vote kalian, tapi juga komen. Komen itu lebih bisa nyemangatin aku dibanding vote,asli😭

Btw, GALAKSA BENTAR LAGI 1M READERS
SENENG BNGT😭 HATUR TENGKYU BUAT SEMUANYA♥️ LOPE SEGUNUNG POKOKNYA 😭♥️♥️♥️🖤🖤🖤

Kasih lope dong!

Janlup komen di alur🥰

Lope segunung 💖💖💖

See you last chapter tomorrow 🥰♥️👋

.
.
.

Lilia 🖤
Senin, 20 Desember 2021

Continue Reading

You'll Also Like

20.8K 917 39
"kalo lo mau main main sama gue mending jauh jauh!!! karena gue bukan cewe murahan yang dengan mudahnya lo dekatin" KEEYRA ZORA AURELYA "Tidak ada sa...
4.3M 255K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
18.9M 1.3M 80
𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 π“π„π‘ππˆπ“ PART LENGKAP!!! πŸš«πŠπ€π‹π€π” πŒπ€π” 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 π‰π€πƒπˆ ππ‹π€π†πˆπ€π“πŸš« AWAS BAPER!! Kolaborasi humoris dan ro...
1.1M 50.4K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...