☑️The Na Brothers [NOMIN ft M...

By Aiyou23

205K 21.1K 693

Kisah 3 bersaudara dengan sifat berbeda dan ceritanya masing-masing. Na Renjun, sulung yang punya sikap sinis... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
bukan update
21
22
23
24
25
26
27
29 ( 2 )
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

28 ( 1 )

3.2K 356 2
By Aiyou23


Sebelumnya,

Jaemin yang telah tiba di tempat yang dikirimkan Changmin menatap sekitar dengan tajam, setelah memarkirkan sepeda motornya di samping sebuah pohon besar, Jaemin mulai melangkah dengan mengendap-endap mendekati gedung besar itu.

Bisa ia lihat dari balik semak, puluhan orang berpakaian hitam lengkap dengan senjata masing-masing berjaga di setiap tempat seolah sudah menyambut kedatangannya.

" Bedebah tua ini benar-benar ingin kepalaku ternyata."

Jaemin berjalan perlahan keluar dari semak mendekati para penjaga yang sekarang sudah mengacungkan senjata mereka padanya.

Masih dengan tenang, Jaemin menarik tombak kecil yang berada di balik punggungnya, dan setelah di buka maka tombak kecil itu kini menjadi panjang seperti biasanya.

" Anak kesayanganku ini sudah lama tak mandi darah dan kalian akan ku jadikan pembukanya."

Setelah itu hanya suara dentingan tombak yang menangkis peluru, tembakan yang diarahkan pada Jaemin juga tebasan tombak Jaemin.

Tidak sampai satu jam, Jaemin sudah membereskan puluhan musuh sendirian, tombaknya yang berlumur darah ia lap perlahan dengan mata yang menyorot tajam ke gedung lantai dua dimana Renjun berada.


" Aku datang, hyung."










Srash..

Jaemin bergerak ringan seperti tengah menari di tengah lautan merah yang menggenang di bawahnya, matanya menyorot tanpa ekspresi dengan rahang yang masih kaku seperti awal ia datang.

Tusuk, tebas, buang.

Hal yang berulang kali pemuda manis itu lakukan dengan tombak kesayangannya. Tak peduli bahwa tubuhnya belum pulih, ia terus memaksa bergerak untuk menyelamatkan hyungnya yang kini kembali menangis melihatnya.

Dor

" JAEMIN!!!!!" Renjun menjerit keras tak kuasa melihat tubuh adiknya yang mulai limbung, bahkan satu peluru sudah bersarang di lengan adiknya.

Jaemin yang sempat kehilangan fokus tertembak, tubuhnya kembali bereaksi karena racun yang ada dalam tubuhnya belum sepenuhnya hilang. Bahkan tubuhnya agak limbung saat sebuah peluru tak di sangka berhasil menembus lengannya.

" H-hentikan Jaem, hyung mohon." Isak Renjun makin keras, perasaannya kini campur aduk, antara senang, kecewa, sedih dan kesal. Senang karena Jaemin masih mau menyelamatkannya, kecewa dan sedih karena ia lah penyebab ini semua juga kesal karena bantuan tak kunjung datang.

" Hey, bocah Oh." Jaemin yang tengah mengatur nafas mendongak menatap Changmin yang memanggilnya.

" Lepaskan senjatamu dan berlututlah atau hyungmu akan kehilangan kepalanya." Entah dapat darimana kini Changmin mengacungkan sebuah pisau tajam di leher Renjun.

Jaemin terdiam menatap hyungnya yang ketakutan, sedangkan Changmin dan Saori menyeringai senang, mereka tahu bahwa Jaemin pasti akan lebih mengutamakan Renjun.

Klontang

Dan dugaan mereka benar bahkan tanpa ragu Jaemin melempar tombaknya hingga menghantam tembok ruangan.

" Tidak Nana, apa yang kau lakukan? Jangan lakukan itu." Teriak Renjun dengan pilu, matanya kini sudah bengkak karena terlalu banyak menangis.

" Shut.... Diam dulu." Saori melakban mulut Renjun yang sedari tadi berteriak tak karuan.

" Mmmhhh.....mmmmhhmm"

Buagh

Renjun makin berontak dari kursinya tatkala Jaemin yang tengah berlutut di hantamkan sebuah kursi kayu hingga tersungkur di bawah kakinya.

" Dengar, sebenarnya kami tak punya masalah dengan kalian para bocah namun dengan Siwon, Suho dan Irene." Celetuk Changmin mendorong Renjun dan kursinya untuk mendekat kearah Saori, " Ternyata mereka juga sama busuknya dengan kami, jadi kami menggunakan kalian yang adalah calon penerus mereka sebagai umpan." Celetuk Changmin santai, Jaemin hanya mampu melirik dari bawah, kepalanya rasanya sangat berkunang-kunang.

" Aku juga sebenarnya malas mencari urusan dengan si pemimpin mafia Jepang itu, tapi ternyata putra tunggalnya berikatan dengan keluarga Na dan secara tidak langsung membuatku bersinggungan dengannya. Tapi tak apa, sepertinya pria Oh itu sangat menyayangi putranya dan akan aku gunakan untuk menguasai segalanya."

Dug

Jaemin meringis ketika Changmin kembali menendang kepalanya, dengan susah payah pemuda manis keturunan terakhir Xi itu kembali bangkit berlutut, Renjun hampir menjerit keras jika mulutnya tak dilakban ketika darah mengucur dari kepala adiknya.

" Kalian! Habisi dia dengan tangan kosong tapi jangan membunuhnya, kita bisa menggunakannya untuk menjatuhkan Oh Sehun." Perintah Changmin langsung dilakukan sisa pasukannya.

Mereka langsung mengeroyok tubuh lemah Jaemin dan melayangkan pukulan serta tendangan yang pasti dengan kekuatan yang tidak bisa diremehkan.



Brak

" BAJINGAN!!"

Changmin kembali berdecak saat melihat datangnya penganggu baru, tangannya kembali mengisyaratkan para pasukannya untuk melanjutkan adegan mengeroyok Jaemin yang sempat tertunda karena mereka kaget dengan kedatangan Haechan dan Jeno.

" Apa yang kau lakukan pada hyung dan adikku, bangsat!" Teriak Haechan murka, hyungnya terikat dengan badan penuh memar dan sedangkan adiknya bahkan kini benar-benar terlihat sekarat.

Jeno, pemuda tampan itu tak seperti Haechan, dengan tanpa banyak bicara langsung merangsek masuk kedalam lingkaran yang mengeroyok Jaemin dan menghabisi para orang-orang Changmin.

Duagh

Bugh

Bugh

Bugh

Tatapan pemuda sipit itu benar-benar menggelap dengan urat leher yang begitu menonjol, ia merasa begitu marah saat sosok yang begitu ia cintai tergeletak lemah dengan darah yang terus mengalir.

" Changmin, apa yang sebenarnya kau inginkan?" Tanya Haechan geram, Changmin tertawa keras, " Tanyakan pada kedua orangtuamu dan kakekmu alasan mengapa semua ini terjadi. Maka kau akan tau kebenaran dibalik semuanya." Ujar Changmin tenang.

" Jika saja kau bukan incaran keponakanku, pasti kau juga akan bernasib sama seperti kedua saudaramu."

" Jadi penganggu itu adalah keponakanmu? Bagus paman dan keponakan sama saja, sama-sama sampah dan tak berguna." Celetuk Haechan berhasil memancing amarah Changmin.

" Ulangi!" Sentak Changmin namun di balas seringaian Haechan.

" Kau dan keponakanmu sama saja, sama-sama sampah dan tak bergu-"

Dor

" Eits, tidak kena." Ejek Haechan yang untungnya memiliki refleks sangat bagus.

" Kau--"

Dor

Dor

Dor


" Akhh." Changmin langsung menoleh ke Saori yang berteriak kesakitan dan kini terbaring tak berdaya di samping Renjun yang wajahnya juga terciprat darah Saori.

Haechan yang melepaskan tembakan tertawa setan, sejak awal memang ia sudah mengincar Saori yang menjaga hyungnya dengan beradu argumen bersama Changmin agar pengawasan wanita itu lengah dan fyi, rencana Haechan berjalan lancar.

Ingat, Haechan adalah otak dari tim mereka.

" Sialan!"

Changmin menatap sekitar dengan panik, ia kira rencana nya akan berjalan lancar, ia tak tahu bahwa meskipun masih muda, para pemuda di depannya ini sangat mengerikan.

" Kenapa? Mau memanggil bantuan lagi? Maaf saja, aku lebih licik darimu." Ejek Haechan memainkan jajaran jarum yang berada di balik bajunya, sudah lama ia tak menggunakan senjata rahasianya.

" Jangan macam-macam atau aku akan membunuh hyungmu sekarang." Haechan langsung memasang wajah dingin saat Changmin mendekati Renjun dan kini mencengkram Renjun dalam genggamannya.

Jeno yang menyangga tubuh Jaemin ikut geram, hendak membantu namun kondisi Jaemin tidak memungkinkan untuk di letakkan kembali di dinginnya lantai.

" J-jeno." Si tampan menoleh mendengar suara lirih dari pemuda manis yang menempel pada tubuhnya.

" Aku punya rencana, setelah ini lakukanlah, aku tak tau kapan bantuan datang, tapi sebenarnya musuh kita tidak hanya Kim Changmin ada lagi satu tapi aku belum mengetahuinya dan mungkin akan lebih berbahaya dari Changmin." Jeno melotot tak percaya dengan apa yang Jaemin katakan.

" Tolong kau bawa lari kedua hyungku setelah aku menjatuhkan Changmin, lari sejauh yang kau bisa karena firasatku bantuan untuk Changmin akan datang sebentar lagi." Ujar Jaemin berbisik lirih di samping telinga Jeno, sebuah senyum terbit ketika matanya menatap Jeno yang tak setuju dengan rencananya.

" Aku mohon, jika aku selamat apa yang kau inginkan akan aku kabulkan langsung, tapi tolong selamatkan kedua hyungku dulu."


Cup

Jaemin mengecup sekilas bibir penuh milik Jeno dan kini berusaha melepaskan diri dari tubuh kekar Jeno.

Kegiatan keduanya rupanya luput dari pengawasan Changmin yang kini masih bersitegang dengan bungsu Na yang sesungguhnya.





" Hey, sampah!"















TBC......

Continue Reading

You'll Also Like

44.8K 4.6K 23
non baku! Jichen! warn banyak kata kasar! BXB! banyak gambar! ////// Mamahnya Zhyo tuh pusing punya anak bandel banget akhirnya sok ngide di kasih tu...
71.9K 2.7K 32
Berawal dari penyekapan satu maskapai yang ditumpangi oleh Frayana Prilly Glorient,saat itu Prilly mengalami nasib baik dan sial secara bersamaan,bai...
41.4K 6K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
713K 116K 30
‼️beberapa chapter akan ditarik untuk kepentingan penerbitan‼️ "Gue gamau mati sekarang"