Chateau de Wangxian

By bluesheart01

240K 26.6K 4.4K

penggalan kisah pendek Wangxian di era modern. Alternative Universe. disclaimer: I own nothing, whole charact... More

Meet Cute
Dark Circle
Fated
Flower Boy Wei Wuxian
Thorn Flower
LIMERENCE
love through the glasses
LAGUNA
piece of you
until we meet again
The Second Proposal
like the wind that blows
the untouchable
My Dear, Mr. Possessif
BAD
BOREDOM
on the way to home
Secret
abstrak
abstrak II
abstrak III
abstrak IV
abstrak V
Abstrak VI
abstrak VII
GABUT
Married With Stranger (GABUT part II)
On social media
Married With Stranger (GABUT III)
pretty boy
what if-
abstrak VIII
MARRIED WITH STRANGER (GABUT)
self assure
The Wind Blows
The Wind Blows II
abstrak X
vampire?
abstrak XI
CAGE
love
boy meet boy
boy meet boy 2
boy meet boy 3
boy meet boy 4
boy meet boy 5
boy meet boy 6
boy meet boy 7
boy meet boy 8
boy meet boy 9
abstrak : another timeline
boy meet boy 10
Young Marriage (PDF-Sample Chapter)
boy meet boy 11
boy meet boy 12
boy meet boy : prelude

Abstrak IX

2.4K 413 63
By bluesheart01

Holaaa~

Ada yang masih ingat cerita ini??
Butuh sekian purnama buat nulis ini lagi wkwkwk

Dah lah, happy reading~

.
.

Shock.

Itulah yang Wei Wuxian rasakan ketika dirinya sampai disekolah tempat putranya belajar.

Melihat mantan sialannya yang memangku puteranya diatas ayunan dengan senyuman membuat hatinya diremas.

Apa-apaan ini? Kenapa Lan Wangji sialan itu bisa sampai kemari?!!!

Dengan langkah terburu-buru ia menghampiri dua orang yang seolah asyik dengan dunia mereka, "A Yuan." Panggilnya lembut, ia merentangkan tangannya untuk meraih Sizhui kedalam gendongannya lalu menatap sengit pada Lan Wangji, seolah bertanya, apa yang kau lakukan dengan puteraku, brengsek?

Oh, tentu kalimat itu terbaca sangat jelas dari ekspresinya.

Wangji tersenyum, satu hal yang dulu sangat ia sukai, mungkin juga sampai saat ini-ekhm.

Ia berdiri dari ayunan yang semula ia duduki dan beralih pada Wei Wuxian yang tanpa sadar mundur perlahan, "aku hanya menemani puteraku, apa itu salah?"

Puteramu pantatku! Makinya dalam hati.

"Berhenti mengatakan omong kosong dan pergi sana!"

"Mama jangan marahi papa." Sizhui dalam gendongan Wangji mencoba merayu sang mama, tangan mungilnya menarik-narik pakaian Wei Wuxian disertai mata yang dibuat sememggemaskan mungkin, hampir membuat ibu muda itu luluh.

Tapi untuk kali ini, Wei Wuxian tak akan mengalah. Maka dengan ceoat ia merebut Shizui kedalam gendongannya.

"A Yuan, bukankah mama sudah bilang jangan memanggil orang asing dengan sebutan papa?"

Orang asing.

Ekspresi Wangji seketika membeku mendengar kalimat itu.

Ya, Wangji akui jika dirinya telah melakukan kesalahan besar, akan tetapi, tetap saja, ada bagian dirinya yang tak bisa menerima perlakuan Wei Wuxian padanya, dengan menyebutnya orang asing, itu cukup menohol hatinya.

"Wei Ying-"

"Kita pulang." Ujarnya tanpa menghiraukan Lan Wangji.

Sizhui dalam gendongannya memberongak, merengek ingin kembali pada gendongan papanya, tangan mungilmya menggapai-gapai udara kosong ingin merai sang papa yang menatap mereka sendu.

"A Yuan! apa kau akan melanggar perjanjianmu dengan mama?!" Suaranya dibuat naik, dan itu cukup membuat Sizhui yang sebelumnya tak pernah dibentak mulai menangis.

"Mama jahat, huwaaaaa~" dan tangisannyapun pecah.

Seketika kedua orang dewasa disana panik, ditambah Wei Wuxian yang merasa sangat bersalah karena sudah membentak putera tersayangnya.

Ia tak bermaksud begitu, dirinya hanya,

Hanya tak bisa mengontrol diri ketika berada didekat Lan Wangji.

"Sayang, maafkan mama, mn? Mama salah, jangan menangis." Ia mencoba menenangkan Sizhui yang kini sudah sesegukan.

Kepala mungilnya menggeleng dengan tubuh semakin meronta ingin pelukan papanya.

"Yuan hiks ingin papa, mama tidak hiks sayang Yuan lagi hiks."

Bocah itu terus saja menangis, tak peduli dengan apapun yang Wei Wuxian lakukan, sampai-sampai membuat dirinya frustasi.

Selama ia merawat Sizhui, baru kali ini puteranya tak mendengarnya seperti ini. Sizhui adalah anak yang baik dan penurut, namun sekarang,

Wei Wuxian menatap tajam pada Wangji yang enggan beranjak dari tempatnya, ekspresinya seolah menuduh Wangji telah melakukan hal yang aneh-aneh pada putera kesayangannya.

Namun Wangji hanya menanggapinya dengan santai, ia mengambil Sizhui dari pelukan sang mama untuk ia gendong dan seketika tangis bocah itu berhenti, hanya tersisa segukan kecil disertai wajah gembulnya yang memerah dan basah.

"Ssttt, jangan menangis lagi, mama tidak marah padamu." Ujar Wangji menenangkan.

Ia membelai kepalanya dengan penuh kelembutan, menghapus air mata dan ingus yang meleleh dari hidung si bocah tanpa rasa jijik sedikitpun.

"Papa ikut pulang sama Yuan."

"A Yuan!"

"Huwaaaaaa!!!"

Bocah itu semakin menangis kencang.

Wei Wuxian sudah tidak tau lagi harus berbuat apa, ditambah kehadiran Wangji disampingnya semakin membuat perasaannya kacau.

Ia sudah lelah dengan situasi ini, dengan Sizhui yang rewel malah semakin menambah kesetresannya.

"Kau ingin papa? Baiklah, pulang saja dengan papa. Mama akan pulang sendiri."

Lalu berbalik pergi meninggalkan Wangji yang kewalahan dengan amukan Sizhui, ia menatap punggung Wei Wuxian yang terlihat gemetar.

Apa ia menangis?

Hati Wangji semakin terasa ngilu.

Lagi-lagi ia menyakiti orang yang oaling ia cintai.

"Sayang, ssstt jangan menangis."

"Tapi hiks  mama bentak-bentak Yuan, Yuan benci mama~" bocah itu menyurukan kepalanya kedada Wangji.

"Yuan tidak boleh begitu, mama sangat sayang pada A Yuan. A Yuan adalah anak paling berharga untuk mama."

Tangan kekarnya menepuk-nepuk punggung sempit itu, memberi pengertian akan sikap Wei Wuxian yang agak sedikit keterlaluan.

Namun Wangji mengerti, bahwa amukan itu tidak ditujukan pada putera mereka, melainkan padanya.

Wangji tau seberapa muak kekasihnya melihat kehadirannya.

Akan tetapi, Wangji tetap tak ingin menyerah. Ia akan tetap mengejar Wei Wuxian bagaimanapun caranya.

"Tapi, Yuan hanya ingin punya papa seperti teman-teman lainnya. Mereka bilang Yuan anak yang nakal makanya tidak punya papa. Yuan juga mendengar mama teman-teman Yuan yang selalu membicarakan mama yang tidak punya suami. Papa, suami itu apa?" Curhatnya diakhiri dengan pertanyaan polos.

Itu membuat emosi Wangji campur aduk, antara sedih, marah, dan ingin tertawa oleh pertanyaan puteranha itu.

"Suami itu pendamping mama." Jelasnya singkat, ia tak tau harus menjelaskan dengan cara apa pada bocah sekecil Sizhui.

"Tapi mama tidak punya pasangan, papa mau tidak jadi pasangan mama?"

.
.

Wei Wuxian mondar mandir dengan gelisah.

Ia merasa bersalah pada puteranya karena telah membentaknya dua kali. Ditambah dengan tega dirinya meninggalkan bocah itu bersama pa-

Dengan Lan Wangji.

Ia cemas, bagaimana jika Wangji membawa pergi puteranya dan menjauhkannya darinya?

Kenapa ia tak memikirkan itu tadi?

Emosinya benar-benar tak terkontrol sampai dirinya tak bisa memikirkan segala kemungkinan.

Selama ini ia telah menyembunyikan A Yuan dari Wangji, dan Lan Wangji yang terlihat begitu menyukai putera mereka, ia takut pria itu akan membawanya menjauh dan tak membiarkannya bertemu kembali.

Tidak, itu tidak boleh terjadi.

Wei Wuxian meraih kembali mantelnya dan memakainya, ia tak boleh kehilangan Sizhui!

Baru saja ia hendak membuka pintu, Lan Wangji sudah berdiri disana dengan Sizhui dalam gendongannya.

"A Yuan." Bisiknya lemah.

"Mama~" bocah itu segera menghambur kedalam pelukannya.

Tangis Wei Wuxian pecah, merasakan segala kekhawatirannya yang akhirnya runtuh. Ia mendekap puteranya dengan sangat erat.

"Maafkan mama, sayang. Mama berjanji tidak akan membentak A Yuan lagi."

"Yuan juga minta maaf karena sudah membuat mama menangis."

Lalu, selama beberapa menit beirkutnta Wangji hanya berdiri menyaksikan dua kesayangannya menangis dengan cara yang menggemaskan.

Sampai Wei Wuxian yang melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya, "mama sangat menyayangi A Yuan." Katanya.

"Yuan juga sayang mama."

Bocah itu mengecup pipi sang mama lalu menunjukan cengiran khas bocah miliknya.

"Mama Yuan lapar."

Wei Wuxian tertawa, mengusak kepala bocah kesayangannya dan mengecup hidung mancungnya, "mama sudah memasak makanan kesukaan A Yuan."

"Benarkah?"

"Mn."

"Horeee!!"

"Tapi sebelum makan, A Yuan cuci tangan dan kaki, lalu ganti baju, A Yuan bisa melakukannya sendiri kan?"

Bocah itu mengangguk lalu berlari masuk kedalam kamarnya, menyisakan dua orang dewasa yang berdiri canggung.

Wei Wuxian melirik Wangji dan menatapnya sekilas, "Masuklah jika kau ingin." Katanya dingin.

Dan tentu saja itu tak disia-siakan Wangji.

Pria itu tersenyum dan mengekori Wei Wuxian kearah dapur.

"Duduklah dan jangan menggangguku."

Wangji menurut, ia duduk dikursi meja makan, memperhatikan Wei Wuxian yang tengah menyiapkan makan siang dan menatanya diatas meja.

"Wei Ying."

Wei Wuxian tak merespon.

"Apa kau tau jika A Yuan mendapatkan waktu sulit disekolahnya?"

Mendengar nama puteranga disebut, barulah ia memberi perhatian pada Wangji.

"Apa maksudmu?"

Wangji menarik Wei Wuxian untuk duduk disampingnya, dan anehnya pemuda itu tak menolak sama sekali.

"Kau tau jika A Yuan sering diejek oleh beberapa temannya? Mereka bilang, A Yuan adalah anak nakal makanya ia tak mempunyai papa."

Jantung Wei Wuxian mencelos, ia menutup mulutnya dengan gemetar, "tapi dia tidak pernah mengatakan apapun padaku. Dia selalu terlihat baik-baik saja, dia-" suaranya tercekat.

"Kenapa A yuan tidak pernah mengatakan apapun padaku?" Suaranya melemah.

"Dia terlalu menyayangimu, A Yuan bilang dia tidak suka melihat mamanya menangis."

Wei Wuxian menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, menyembunyikan tangisnya yang kembali pecah.

Ia merasa menjadi ibu yang gagal karena tidak tau kesulitan apa yang dihadapi puteranya.

Selama ini, ia yang terlalu egois, selaku mengatakan bahwa A Yuan tidak membutuhkan siapapun selain dirinya.

Akan tetapi, pada kenyataannya, ia tetaplah bocah yang membutuhkan sosok ayah disisinya, dan itu yang tak pernah bisa Wei Wuxian berikan.

"A Yuan juga sering mendengar beberapa orang tua siswa menggunjing tentang dirimu."

"Aku tidak tau apapun tentang puteraku sendiri, apa yang harus kulakukan?"

Ini benar-benar membiatnya frustasi, Wei Wuxian merasa buntu sekarang.

"Wei Ying."

Wri Wuxian terperanjat ketika sebuah tangan hangat menyelimuti tangannya, ia menatap Wangji yang tengah memandangnya intens.

"Apa kita tidak bisa mencobanya kembali? Aku berjanji akan menjadi orang yang lebih baik, untukmu dan A Yuan. Aku tau apa yang aku lakukan wakti itu sangat salah dan akan sukit untuk dimaafkan, tapi, demi A Yuan, maukah kau memberiku kesempatan kedua?"

.
.

Kasih kesempatan kedua apa jangan nih? Wkwk

Continue Reading

You'll Also Like

177K 18.6K 18
dua laki-laki asing, bertemu, terikat, terpaksa tinggal disatu atap.... yaoi sasunaru mpreg
1.5K 155 35
Dari mana semuanya bermula? "Ketidak sengajaan" ? "kebetulan" ? atau "kecelakaan" ? Bagi yang homophobic tolong jangan salah server ye :} ___________...
40.7K 1.2K 42
Day "Oh! Bersamamu seperti membesarkan seorang anak." Itt "Mulai sekarang, jangan mengurusku! Karena seorang ayah juga bisa menelantarkan anaknya!" ~...
174K 21K 26
Pelarian Xiao Zhan dari rumah membuatnya mendapatkan sebuah musibah yang tak terduga. Keturunan dari sebuah kerajaan yang jauh itu harus merelakan ma...