The Unwanted Queen || COMPLET...

By aristaptr

1.1M 84.5K 2.1K

[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjad... More

Hello!
The Unwanted Queen || 1
The Unwanted Queen || 2
The Unwanted Queen || 3
The Unwanted Queen || 4
The Unwanted Queen || 5
The Unwanted Queen || 6
The Unwanted Queen || 7
The Unwanted Queen || 8
The Unwanted Queen || 9
The Unwanted Queen || 10
The Unwanted Queen || 11
The Unwanted Queen || 12
The Unwanted Queen || 13
The Unwanted Queen || 14
The Unwanted Queen || 15
The Unwanted Queen || 16
The Unwanted Queen || 17
The Unwanted Queen || 18
The Unwanted Queen || 19
The Unwanted Queen || 20
The Unwanted Queen || 22
The Unwanted Queen || 23
The Unwanted Queen || 24
The Unwanted Queen || 25
The Unwanted Queen || 26
The Unwanted Queen || 27
The Unwanted Queen || 28
The Unwanted Queen || 29
The Unwanted Queen || 30
The Unwanted Queen || 31
The Unwanted Queen || 32
The Unwanted Queen || 33
The Unwanted Queen || 34
The Unwanted Queen || 35
The Unwanted Queen || 36
The Unwanted Queen || 37
The Unwanted Queen || 38
The Unwanted Queen || 39
The Unwanted Queen || 40
The Unwanted Queen || 41
The Unwanted Queen || 42
The Unwanted Queen || 43
The Unwanted Queen || 44
The Unwanted Queen || 45
The Unwanted Queen || 46
The Unwanted Queen || 47
The Unwanted Queen || 48
The Unwanted Queen || 49
The Unwanted Queen || 50
The Unwanted Queen || 51
The Unwanted Queen || 52
The Unwanted Queen || End
The Unwanted Queen || Extra Part I
The Unwanted Queen || Extra Part II
New Story!
Warning!

The Unwanted Queen || 21

21.5K 1.6K 21
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

Namun saat Alissya ingin memutar tubuhnya, tiba-tiba ia kehilangan keseimbangannya. Gadis itu hampir saja terjatuh jika seseorang tidak segera menangkapnya.

"Apa ini sangat menyenangkan Queen?!"

"Evan!" pekik Alissya terkejut saat melihat raut wajah Evan yang terlihat seperti sedang menahan amarah.

*****

Alissya langsung menegakkan tubuhnya dan sedikit menunduk di hadapan Evan. Sedangkan Grace dan yang lainnya sudah tertunduk takut melihat kemarahan Raja mereka.

"Masuk sekarang!" perintah Evan dengan sedikit meninggikan suaranya.

Alissya terkejut saat mendengar suara bentakan dari Evan. Ia tidak menyangka jika Evan akan memarahinya seperti ini. Saat itu juga Alissya langsung berlari masuk ke dalam istana diikuti Grace di belakangnya.

Pakaian Alissya yang basah karena terkena air hujan meninggalkan jejak air di lantai saat ia berjalan menuju kamarnya. Para pelayan segera membersihkan sisa air tersebut sebelum Raja mereka melihatnya.

Brakk...

Pintu terbanting cukup keras membuat Grace sedikit terlonjak kaget. Tentu ia tahu jika suasana hati gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Akhirnya ia memutuskan untuk menyiapkan air hangat untuk Alissya agar gadis itu bisa membersihkan tubuhnya.

Alissya terdiam menatap ke luar jendela dengan raut wajah datar. Terlihat kilatan petir di atas langit menandakan hujan akan turun semakin lebat.

"Saya sudah menyiapkan air hangat Yang Mulia." Ujar Grace. Alissya pun berbalik dan tersenyum ke arahnya.

"Terima kasih Grace, kau bisa kembali ke kamarmu." Ujar Alissya lalu melangkah menuju kamar mandi.

Alissya tidak lupa mengunci pintu kamar mandi tersebut sebelum melangkah masuk ke dalam bathtub. Ia tidak ingin kejadian tadi pagi kembali terulang lagi.

Gadis itu pun langsung menenggelamkan seluruh tubuhnya di dalam air, membiarkan air tersebut menghangatkan seluruh tubuhnya. Hingga beberapa saat kemudian, Alissya keluar dari dalam air dan mengusap lembut wajahnya saat ia kekurangan udara.

Setelah membersihkan tubuhnya, Alissya segera menuju walk in closet untuk menggunakan pakaiannya. Ia memutuskan untuk menggunakan pakaian yang lebih hangat, karena cuaca yang sedikit dingin akibat turun hujan.

Alissya menatap pantulan dirinya di cermin. Kulit putih pucatnya masih terlihat sangat jelas. Ia mengerti dengan kekhawatiran matenya. Namun ia tidak habis pikir jika pria itu akan membentaknya di hadapan banyak orang.

'Tidak ada kata sempurna di dunia ini. Kita pasti pernah melakukan kesalahan. Sekecil apapun kesalahan itu, kita hanya perlu melihat bagaimana tindakannya.' Batin Alissya.

Setelah menyisir surai panjangnya, Alissya memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Namun langkah gadis itu terhenti saat melihat Evan berdiri di dekat jendela dengan tatapan yang sulit di artikan.

Alissya yang sangat lelah akhirnya memutuskan untuk menuju ranjangnya dan membaringkan tubuhnya membelakangi Evan. Evan menyadari keberadaan Alissya. Ia pun dapat merasakan kemarahan gadis itu terhadap dirinya.

"Apa kau marah padaku Queen?" Tanya Evan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Bukankah seharusnya aku yang mengajukan pertanyaan itu?" Sahut Alissya dengan pelan.

Evan menghela nafas berat. Ia lalu berbalik dan menatap Alissya yang tengah berbaring membelakanginya. Akhirnya ia memutuskan untuk naik ke atas ranjang dan berbaring di dekat gadis itu.

Alissya dapat merasakan sebuah tangan melingkar di perutnya. Evan tengah tertidur sambil memeluk dirinya. Alissya tetap terdiam. Ia tidak ingin berbicara dengan pria itu. Tidak, lebih tepatnya ia malas berdebat dengan pria itu.

'And see, dia juga tidak ingin berbicara.' Batin Alissya.

Perlahan Alissya mulai merasakan kantuk menyerangnya. Matanya mulai tertutup dan kesadarannya perlahan mulai menghilang. Hingga akhirnya terdengar suara deru nafas teratur dari gadis itu.

*****

"Aku sangat merindukan Alissya." Ujar Thezza yang tengah duduk di tangga pelataran istana kerajaan vampire sambil menumpu kepalanya dengan kedua tangannya.

Flora yang duduk di samping gadis itu juga melakukan hal yang sama dengan apa yang di lakukan Thezza. Bahkan beberapa pelayan dan prajurit yang berlalu-lalang menatap bingung pada kedua gadis itu.

Huft...

Terdengar suara helaan nafas dari mereka berdua. Entah sudah berapa kali mereka menghela nafas gusar memikirkan keadaan sahabat mereka.

"Apa dia baik-baik saja?" Ujar Thezza.

"Yang saya dengar, dia baik-baik saja Tuan Putri." Sahut Flora.

"Tapi aku tidak akan berhenti khawatir jika tidak melihatnya langsung." Ujar Thezza membuat Flora menghela nafas pelan.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya Queen Nora yang baru saja datang menghampiri mereka.

Flora yang melihat kedatangan Queen Nora langsung berdiri dan menundukkan kepalanya. Sedangkan Thezza masih terdiam dengan wajah kusutnya.

"Jika kau mengkhawatiran Alissya, kenapa kau tidak datang mengunjunginya sayang?" Ujar Queen Nora sambil mengusap puncak kepala putrinya dengan lembut.

"Bolehkah?" Tanya Thezza dengan sedikit ragu.

"Tentu saja. Mommy akan meminta ayahmu untuk mengabari kerajaan demon jika kau akan berkunjung." Sontak Thezza langsung berbinar saat mendengar ucapan dari ibunya.

"Aaa! Terima kasih mom! Kau memang yang paling mengerti diriku!" Pekik Thezza senang dan memeluk Queen Nora dengan erat.

Queen Nora terkekeh pelan melihat tingkah Thezza. Tentu ia akan melakukan apapun untuk membuat putrinya bahagia. Sejak kedatangan putrinya ke istana, gadis itu selalu termenung memikirkan keadaan Alissya. Walaupun ia sudah memberitahu kabar tentang gadis itu, tetapi Thezza masih terlihat khawatir karena tidak melihatnya langsung. Flora yang ada di samping gadis itu pun ikut senang saat menyadari mereka bisa berkunjung ke istana. Ia juga tidak sabar untuk bertemu dengan Alissya.

"Jadi kalian bersiaplah, selagi ayahmu menunggu kabar dari kerajaan demon." Ujar Queen Nora dan langsung di jawab anggukkan oleh Thezza.

Thezza pun masuk ke dalam istana dan bersiap untuk menuju istana kerajaan Demon. Meninggalkan Queen Nora dan Flora yang masih di luar sana.

"Bersiaplah, kau juga harus ikut bukan? Jaga putriku saat berada di sana. Jangan sampai dia melakukan kesalahan." Ujar Queen Nora sambil tersenyum ke arah Flora.

"Baik Yang Mulia." Ujar Flora sambil menundukkan kepalanya hormat.

*****

Alissya menatap dirinya di cermin sambil memoleskan sedikit make up untuk menutupi wajah pucatnya, setelah membersihkan tubuhnya. Ia memutuskan untuk pergi ke pusat kota kerajaan Demon untuk menghibur dirinya. Mungkin ia akan membeli beberapa barang yang dapat menarik hatinya.

Setelah selesai, ia berjalan keluar dari walk in closet dan berhenti saat melihat Evan masih tertidur lelap di atas ranjang. Alissya memutuskan untuk menghampiri Evan lalu membisikkan sesuatu.

"Aku akan pergi ke kota bersama Grace. Aku akan segera kembali." Bisik Alissya lalu mengecup pipi pria itu dengan lembut, takut jika ia akan membangunkannya.

Alissya pun kembali berjalan keluar dari kamar dan pergi menuju kota bersama Grace yang telah menunggunya di depan istana.

Namun siapa sangka jika pria yang tengah tertidur itu ternyata dapat mendengar bisikan dari gadis itu. Perlahan kelopak mata Evan terbuka lalu menyunggingkan senyuman tipis saat mengingat Alissya baru saja menciumnya. Dengan begitu ia dapat mengetahui jika Alissya tidak lagi memendam kemarahan pada dirinya.

Grace yang telah menunggu di pintu gerbang istana tersenyum saat melihat kedatangan Alissya. Gadis itu terlihat sangat cantik saat menggunakan hanfu berwarna putih. Tidak lupa ia menggunakan penutup kepala untuk menghindari sinar matahari.

"Apa anda sudah siap Yang Mulia?" Tanya Grace. Alissya pun tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Tolong jangan memanggilku dengan sebutan itu. Aku tidak ingin semua orang mengetahui siapa sebenarnya diriku." Grace yang mendengar itu sedikit terkejut. Namun tak lama senyuman terukir di bibir wanita itu.

"Baik Yang Mulia." Ujar Grace sambil menundukkan kepalanya hormat.

Saat itu juga mereka langsung menuju pusat kota dengan menggunakan kereta kuda. Namun Alissya memutuskan untuk turun, saat jarak tempat yang mereka tuju tinggal beberapa meter lagi. Ia tidak ingin semua orang menatap dirinya saat turun dari kereta kuda milik kerajaan demon. Tentu beberapa pengawal akan ikut mengawasi Alissya dari kejauhan. Mereka akan berbaur dengan orang-orang agar tidak ada yang curiga.

"Wah tempat ini sangat ramai." Ujar Alissya saat melihat banyaknya orang yang berlalu-lalang di tempat itu.

"Tempat ini memang akan selalu ramai Yang..." belum selesai Grace berbicara, Alissya telah lebih dulu memotongnya.

"Grace!"

"Ah maksud saya Nyonya." Ujar Grace dengan cepat mengoreksi ucapannya.

Alissya pun tersenyum dan kembali berjalan menyusuri jalanan di tengah padatnya kota. Ia menatap berbagai makanan maupun benda yang dijual sepanjang jalan. Sesekali ia tersenyum saat melihat orang-orang yang terlihat begitu bahagia saat berbincang satu sama lain.

"Bukankah setiap tahun akan ada perayaan di tempat ini?" Tanya Alissya.

"Benar Nyonya. Yang Mulia Raja akan mengadakan beberapa perayaan setiap tahunnya. Saat panen tiba, Yang Mulia akan mengadakan pesta panen raya. Ada juga festival lampion. Kalau tidak salah, beberapa bulan lagi festival itu akan dilakukan." Jelas Grace membuat Alissya tertarik dengan ucapan wanita itu.

"Festival Lampion? Sepertinya sangat menyenangkan." Ujar Alissya membuat Grace terkekeh pelan.

"Anda bisa menikmati festival itu dengan Yang Mulia Raja." Bisik Grace membuat Alissya bersemu merah.

"Siapa wanita itu? Kita tidak pernah melihatnya."

"Dia seorang vampire. Kenapa bisa di tempat ini?"

Suara bisikan itu dapat terdengar dengan jelas oleh pendengaran Alissya maupun Grace. Namun Alissya tidak menghiraukan ucapan mereka dan kembali melanjutkan perjalanannya.

"Jika kau mencuri katakan saja! Jangan membuat banyak alasan!" Teriak seorang wanita pada seorang anak laki-laki yang tengah menunduk di hadapannya.

Alissya yang sangat penasaran langsung menghampiri tempat itu. Beberapa orang mulai berkumpul saat mendengar pertengkaran itu. Anak laki-laki yang di tuduh mencuri oleh wanita paruh baya itu seketika meringkuk ketakutan.

"Tapi saya benar-benar tidak mencuri nyonya." Ujar anak laki-laki itu dengan tubuh bergetar ketakutan.

"Mana ada pencuri mengaku dirinya pencuri!"

"Ada apa ini?" Tanya Alissya pada salah satu wanita yang ada di sana.

"Kau lihat anak laki-laki itu? Dia telah mencuri sekotak emas milik wanita itu." Alissya yang mendengar itu seketika membulatkan matanya.

"Halahh jangan banyak alasan! Lebih baik kau mengaku dan kembalikan kotak itu padaku!" teriak wanita paruh baya tersebut membuat Alissya kembali terkejut.

"Tapi saya tidak mengambilnya nyonya."

Plak...

Sebuah tamparan langsung mendarat di wajah anak laki-laki itu membuat Alissya membulatkan matanya terkejut.

"Kau tidak juga mau mengaku hah?!" Geram wanita itu dan bersiap untuk kembali menampar anak laki-laki tersebut.

"Hentikan!" Teriak Alissya membuat wanita itu seketika menghentikan aksinya.

Semua orang menatap Alissya dengan raut wajah bingung. Terutama wanita paruh baya tersebut, yang menatap tajam ke arah Alissya. Alissya pun berjalan menghampiri anak laki-laki itu dan membantunya untuk berdiri.

"Siapa kau?! Jangan ikut campur dengan masalahku!" Ujar wanita itu.

"Apa anda tidak malu memperlakukan seorang anak yang masih kecil seperti itu nyonya?" Ujar Alissya yang tak kalah tajamnya.

Saat itu juga Alissya langsung mendengar suara tawa dari wanita itu. Beberapa orang juga ikut berbisik membicarakan apa yang telah dilakukan oleh Alissya.

"Untuk apa aku malu untuk memberi pelajaran pada anak tidak tahu diri ini." Ujar wanita itu membuat anak laki-laki yang ada di samping Alissya tertunduk ketakutan.

"Apa anda memiliki bukti jika dialah yang telah mencuri barang anda?" Tanya Alissya sontak membuat semua orang kembali berbisik.

"Pasti dia yang telah mencurinya! Dia selalu mencuri barang-barang di tempat ini dan kami semua tahu perbuatannya."

"Apa karena dia sering mencuri di tempat ini, jadi kau menuduhnya mencuri tanpa ada bukti?" Ujar Alissya membuat wanita paruh baya itu terdiam.

Saat itu juga Alissya menatap anak laki-laki di ada di sampingnya dan mengusap puncak kepala anak itu dengan lembut.

"Aku ingin kau berkata jujur nak. Apa benar kau yang mengambilnya?" tanya Alissya dengan lembut.

Anak laki-laki itu langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak! Aku memang pernah mencuri di tempat ini. Demi Moon Goddess, aku sama sekali tidak mencuri kotak itu." Ujarnya.

Tak lama kemudian, beberapa orang langsung datang menghampiri tempat itu sambil menyeret seorang pria. Pria itu pun tersungkur dengan tangan yang terikat ke belakang. Semua orang yang ada di sana langsung terlihat bingung dengan kedatangan mereka semua.

"Dialah yang telah mencuri kotak emas anda Nyonya. Ini kotak anda." Ujar seorang prajurit sambil menyerahkan sebuah kotak pada wanita paruh baya itu.

Wanita itu seketika menegang dengan wajah memerah padam saat melihat kotak emas miliknya. Alissya yang melihat itu tersenyum puas.

"Kau lihat Nyonya? Dialah pelakunya, bukan anak ini. Jangan pernah menuduh orang jika kau tidak memiliki buktinya." Ujar Alissya membuat semua orang bersorak mengatai wanita itu. "Sekarang minta maaflah pada anak ini." Lanjutnya.

"Maafkan aku." Ujar wanita itu singkat dengan raut wajah terpaksa.

Alissya terlihat sangat geram dengan perbuatan wanita itu. Saat ia ingin membalas ucapannya, tiba-tiba Grace menahan tangannya.

"Jangan lakukan itu Nyonya." Bisik Grace pelan.

Alissya yang mendengar itu menghela nafas kasar. Ia lalu menarik anak laki-laki itu untuk meninggalkan tempat tersebut.

"Kau lihat tadi Grace? Wanita itu sungguh tidak tahu malu. Dia telah membuat kesalahan tapi tidak bisa meminta maaf dengan benar! Wahh benar-benar!" Geram Alissya menahan amarah.

Grace yang mendengar itu terkekeh pelan. Ia sudah terbiasa bertemu dengan wanita seperti itu. Masih banyak wanita dengan ego tinggi di dunia ini. Mereka selalu ingin merasa benar dan ingin terlihat lebih berkuasa dari yang lainnya. Namun kita tidak bisa berbuat banyak untuk meminta mereka merubah sikap tersebut, jika tidak dari dalam diri mereka sendiri yang ingin merubahnya.

Sedangkan anak laki-laki yang dibawa oleh Alissya hanya mampu menundukkan kepalanya. Alissya menatap wajah anak laki-laki itu dengan tatapan sedih.

"Kau tinggal dimana nak? Lalu dimana ayah dan ibumu?" Tanya Alissya sambil menatap sekitar.

"Aku tidak punya orang tua." Ujar anak laki-laki itu sontak membuat Alissya dan Grace membulatkan matanya.

"Lalu selama ini kau tinggal dimana dan dengan siapa?" Tanya Alissya dengan nada khawatir.

Walaupun ia tidak mengenal anak itu, tetapi ada rasa khawatir dalam dirinya saat ia mengetahui jika anak itu tidak memiliki orang tua. Bahkan di usia yang menurutnya masih harus mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.

"Saya tinggal..." belum selesai anak itu berbicara, tiba-tiba mereka mendengar suara seseorang.

"Hei itu dia!" Pekik seorang pria menunjuk ke arah anak laki-laki itu.

Alissya dapat melihat ketakutan dalam diri anak itu. Tak lama kemudian ia berlari meninggalkan Alissya yang masih terdiam dengan raut wajah bingung. Namun Alissya menyadari jika pria yang mengejar anak itu pasti memiliki niat buruk. Di lihat dari raut wajah ketakutan dari anak itu.

Saat itu juga Alissya memikirkan cara untuk menghentikan pria tersebut. Tak ingin membuang waktu, akhirnya Alissya berjalan dengan cepat untuk menghalanginya. Namun tanpa ia sadari, tubuhnya langsung tersungkur saat pria itu menabrak dirinya.

"Akh!" Pekik Alissya menahan sakit pada pinggangnya.

Grace yang melihat itu membulatkan matanya terkejut dan langsung menghampiri Alissya. Beberapa prajurit yang semula bersembunyi seketika keluar dari persembunyiannya sambil menodongkan sebuah pedang ke arah pria itu.

******

Continue Reading

You'll Also Like

268K 23K 52
((COMPLETED)) Werewolf series #2 Tentang kisah Alpha Davion, pada cerita My Heart (cor meum) bagian "Alpha's Meeting" ((Kisah tentang seorang gadis b...
5.9M 526K 66
WARNING!!! Fantasy - Romance. #1 in World 《22 desember 2020》 #1 in Warewolf 《22 desember 2020》 #1 in Devil 《28 desember 2020》 #1 in Human 《28 desemb...
1M 55.9K 33
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...
1.1M 67.1K 43
Devanio Alexandro, putra mahkota dari Bluemon pack. Calon Alpha dari pack terbesar dan terkuat dari wilayah tersebut. Saat ini ia berusia sembilan be...