GALAKSA [End/Terbit]

By Mochalilia

5.6M 588K 25.9K

"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas. "Gue gak peduli. Intinya, lo... More

[01] Gisha
[02] Sesat
[03] Tawuran
[04] Sifat Galaksa
[05] ??!!!
[06] Kelas
[07] Helm
[08] Semakin Terlibat
[09] Ngamuk
[10] Sah dan Resmi Menurut El
[11] Permintaan Gisha
[12] Parasit
[13] Adu Mulut
[14] Tak bisa lepas
[15] Hujan
[16] Koridor
[17] Perkara Ngidam
[18] Ribut?
[19] Nangis
[20] Malu
[21] Ketiduran
[22] Gisha's Home
[23] Pagi dikantin
[24] Gibah
[25] Pager ayu?
[26] Bimbang
[27] ...
[28] Nervous
[29] Berkunjung
[30] Rumah El
[31] Ngambek
[32] Persiapan
[33] Kabar Buruk?
[34] Sesil
[35] Ungkapan
[36] Debat
[37] Mall
[39] Kepergok
[40] Telponan
[41] Main
[42] Rencana
[43] Cafe
[44] Put-
[45] Si nyebelin-Galak
[46] Bertemu
[47] Undangan
[48] Ribut!
[49] Bastian
[50] Takut?
[51] Ricuh di Mall
[52] Demam
[53] Cemburu?
[54] Rian
[55] Sama-sama Pencemburu
[56] Te Amo
[57] Hani
[58] Sesil's wedding
[59] Sebuah Keputusan
[60] Kelulusan
[61] Perpisahan
[62] END
Baca bentar yukk
Extra part [1]
Extra part [2]
Extra part [3]
INFO PENTING!!!
VOTE COVER!!
Extra part [3] full part!
INFO GA & PAKET GALAKSA 🥳
SPOILER 2
DISKON NOVEL GALAKSA ‼️
📌INFO PENTING UNTUK PEMBELI NOVEL GALAKSA
AU GALAKSA??
misi misii

[38]

64K 7K 132
By Mochalilia

.
.
.
Warning!
🚫PART PENDEK🚫
:-D

...

-Happy Reading-
🌻🌻🌻

"Makan, jangan maen hp terus."

Gisha berdeham pelan menjawab perintah El. Lalu menyimpan handphonenya di meja, dan kembali menyantap pesanannya.

El sudah selesai makan. Cepat? Tidak, El makan dengan santai. Berbeda dengan Gisha yang malah sibuk dengan hp nya. Katanya sih sedang bertukar pesan dengan Vinda.

Setiap pergerakan Gisha tak luput dari perhatian El. Memandang Gisha memang tak akan pernah bosan.

"Udah beres." Ucap Gisha seraya menggeser piring nya.

"Mau kemana lagi?" Tanya El. Setelah membeli baju tadi, mereka langsung kesini untuk makan.

"Emm .. pulang aja deh."

"Pulang? Gitu doang? Gak ke tempat lain dulu gitu?" Tanya El cepat.

Alis Gisha menyatu. "Kemana emang?"

El menggedikkan bahunya. "Terserah, gue masih pengen berduaan sama lo."

"Keep halal brother."

El berdecak. "Ck, bentar lagi gue halalin Lo."

"Idihh, berasa haram aja gue."

"Lo kan emang haram. Makanya, cewek perlu dihalalin dulu."

Spontan, Gisha melempar gulungan tisu yang sempat ia gunakan untuk mengelap noda di tangannya. "Sembarangan!"

El terkekeh. "Mau kemana? Belanja lagi mau? Lo baru abisin duit gue dikit."

Gisha mendengus malas. "Gak deh. Nanti gue disebut matre lagi."

"Siapa yang berani nyebut Lo gitu? Bilangin ke gue, biar gue hajar orangnya."

"Gak gitu juga kali. Pokoknya jangan belanja lagi, ini aja udah cukup. Kita masih pacaran, dan gak seharusnya gue minta lebih ke Lo."

Ucapan Gisha barusan membuat alis El naik turun. "Ngode minta gue kawinin?" Tanyanya menggoda Gisha.

Gisha membeku. Memang ucapannya barusan terdengar seperti memancing El? "Nggak lah gila!"

"Kali aja Lo mau gue kawinin besok. Kalo mau, gue jabanin asli."

"Ngelantur Lo, tidur sana."

El beranjak berdiri. Cowok itu kembali mengangkat belanjaan Gisha dan Tote bag berisi baju seragamnya. "Ayo pergi."

"Kemana?"

"Ya jalan-jalan aja."

Gisha menghela nafasnya, kemudian menerima uluran tangan El.

"Hai El!"

Baru saja keduanya akan pergi meninggalkan restoran, namun sebuah suara menghentikan mereka.

El dan juga Gisha menatap dua cewek yang baru saja mendekat pada mereka.

"Kakak."

Gisha langsung menoleh cepat pada El. Tatapannya menyorotkan terkejut dan bingung dalam satu waktu. "Kakak? Dia kakak Lo?" Tanya Gisha pelan.

El melirik pada Gisha. "Iya, dia anaknya Tante Syerina."

Gisha ber-oh ria.

"Gisha ya?"

Gisha langsung menatap kikuk pada gadis yang El sebut sebagai kakak. "Iy-iya, Gisha."

"Naura." Ucap gadis itu seraya menjulurkan tangannya.

Paham dengan maksudnya, Gisha menerima jabatan tangan tersebut. "Gisha kak."

Naura tersenyum ramah. "Santai aja, aku baik kok."

"Hehe, iya kak."

Atensi Gisha teralih pada sosok gadis yang berada disamping Naura.

Jika diperhatikan, Gisha merasa, ia pernah melihat gadis itu. Tapi dimana? Ah, Gisha tidak ingat.

"Oh iya, ini temen aku, namanya Ghea."

Gisha mengangguk paham. Lalu menjulurkan tangannya pada Ghea. "Hai kak, gue Gisha."

Ghea mengangguk, membalas jabat tangan Gisha, lalu langsung kembali melepaskannya.

Hal tersebut berhasil membuat Gisha bingung. Tangannya kasar kah? Atau tangannya ini berpenyakit? Jika benar, Gisha tau kenapa Ghea hanya menjabat tangannya sebentar.

Paham dengan situasi, Naura langsung tersenyum cerah. "Oh iya, kalian mau kemana?" Tanyanya.

Gisha berdeham kecil untuk menghilangkan rasa canggungnya. Tatapannya melirik pada El, seolah menyuruh cowok itu untuk menjawab.

"Jalan-jalan."

"Jalan-jalan? Ya udah, lanjut lagi aja. Aku sama Ghea soalnya baru mau makan."

El mengangguk paham. "Gue duluan."

Setelah mengucapkan itu, El menarik kembali Gisha untuk melanjutkan jalannya.

"El, kak Ghea itu yang kemaren ikut jadi pager ayu bukan sih?" Tanya Gisha penasaran.

El sedikit menunduk untuk membalas tatapan Gisha. "Gak tau. Gak inget gue."

"Ish, Lo mah."

-o0o-

Malamnya, Gisha tengah membereskan kamar berantakannya.

Dimulai dari membersihkan debu, menyusun buku-buku novel miliknya, ataupun menata pajangan yang berada di rak.

Dikarenakan hari ini hari Kamis, itu berarti lusa papahnya akan datang. Gisha harus siap sedia, dan yang pasti waspada. Gisha harus memastikan jika kamarnya ini kinclong seperti kaca yang baru dibersihkan.

"Capek banget." Keluh nya.

Padahal Gisha baru memulai pekerjaannya, tapi sudah capek saja. Gini nih, kalo dasarnya pemalas.

"Perasaan gue gak pernah ngacak-ngacak kamar deh, tapi kok berantakan ya." Monolognya.

Tak ingin kebanyakan mengeluh, Gisha kembali melanjutkan kegiatan bersih-bersih nya.

"Ck. Siapa sih, malem-malem nelpon." Kesal Gisha saat ponselnya berdering lama, menandakan sebuah panggilan masuk.

"Halo."

"Halo."

"Kenapa Vin?"

"Sha, pliss ini gaswat banget!!!!!"

"Gawat kenapa?"

"Tadi ada yang Dateng ke rumah gue, dan Lo bakalan kaget kalo tau dia siapa!"

"Jangan sok-sokan kek mau iklan deh, langsung bilang aja ada apaan?"

"Huh lu mah! Oke deh, jadi tadi tuh ada cowok. Gue gak tau dia siapa, tapi dia tadi kesini buat banyak Sesil."

"Nanyain Sesil? Pacar nya dia gitu?"

"Gue gak tau. Gue gak nanya lebih, tapi yang jelas, tuh cowok nanyain kabar Sesil ke gue."

"Terus Lo jawab apa?"

"Ya gue jawab jujur aja. Gue kan emang gak tau gimana keadaan dia sekarang. Dan parahnya, tuh cowok langsung cabut gitu aja setelah gue bilang kalo gue gak tau kabar Sesil kayak gimana."

"Lo gak nanyain nama gitu?"

"Nggak Sha, gue lupa."

"Ck, kenapa lupa segala?"

"Ya gue kan Tremor gitu! Lo mah gak ngerasain ih!"

"Ya udah deh, besok kita obrolin dikelas."

"Hm, oke deh. See you Shashaaaa!"

"Pencemaran nama gue Lo! Bye!"

Sambungan terputus.

Setelah itu pula pikiran Gisha langsung tertuju pada orang yang Vinda maksud. Apakah mungkin jika cowok itu adalah pacar Sesil?

Hahh, Gisha lelah. Memikirkan hal-hal seperti ini membuatnya pusing. Masalah Sesil seah menjadi masalahnya juga. Ia juga seperti merasakan beban pikiran Sesil.

"Kenapa lo harus kek gini sih Ses?"

-o0o-

Haiii😍

Kangen mas galak & mbak Sha-yang ya😍

Part ini pendek😌
Sorryyy

Oh iya, disini ada yg baca RAFAKAILA?
kalo ceritanya aku unpub dulu gimana?😔
Bantu komen yaa

Ada yg kangen aku bikin cerita shipper tercinta kita alias si Vsoo?😻
Klo ada komen ya, aku jdi kangen bikin cerita mereka lgi. Walaupun sebenernya cast cerita aku pasti mereka😤

Ayok komen, klo bnyk yg mau, aku bikin malem ini juga😍

Lope segunung 💖💖

See you next chapter 👋🌻💕

.
.
.

Lilia🖤
Jumat, 19 November 2021

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 80.6K 39
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
King And "Babu" By

Teen Fiction

4.6K 341 8
Sudah jadi siswi beasiswa, disuruh ganti rugi pula. Bagaimana tidak? Memang benar itu salahnya. Tetapi ganti rugi ini sangatlah memberatkannya. Kenap...
45.8K 3.8K 44
"Kak ... Arsya?" "Nala?" . . Sepeninggal Arsya satu setengah tahun lalu membuat kehidupan Nala berubah. Tidak hanya hidupnya, kepribadiannya pun kian...