The Unwanted Queen || COMPLET...

By aristaptr

1.1M 84.5K 2.1K

[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjad... More

Hello!
The Unwanted Queen || 1
The Unwanted Queen || 2
The Unwanted Queen || 3
The Unwanted Queen || 4
The Unwanted Queen || 5
The Unwanted Queen || 6
The Unwanted Queen || 7
The Unwanted Queen || 8
The Unwanted Queen || 9
The Unwanted Queen || 10
The Unwanted Queen || 11
The Unwanted Queen || 12
The Unwanted Queen || 13
The Unwanted Queen || 14
The Unwanted Queen || 15
The Unwanted Queen || 16
The Unwanted Queen || 18
The Unwanted Queen || 19
The Unwanted Queen || 20
The Unwanted Queen || 21
The Unwanted Queen || 22
The Unwanted Queen || 23
The Unwanted Queen || 24
The Unwanted Queen || 25
The Unwanted Queen || 26
The Unwanted Queen || 27
The Unwanted Queen || 28
The Unwanted Queen || 29
The Unwanted Queen || 30
The Unwanted Queen || 31
The Unwanted Queen || 32
The Unwanted Queen || 33
The Unwanted Queen || 34
The Unwanted Queen || 35
The Unwanted Queen || 36
The Unwanted Queen || 37
The Unwanted Queen || 38
The Unwanted Queen || 39
The Unwanted Queen || 40
The Unwanted Queen || 41
The Unwanted Queen || 42
The Unwanted Queen || 43
The Unwanted Queen || 44
The Unwanted Queen || 45
The Unwanted Queen || 46
The Unwanted Queen || 47
The Unwanted Queen || 48
The Unwanted Queen || 49
The Unwanted Queen || 50
The Unwanted Queen || 51
The Unwanted Queen || 52
The Unwanted Queen || End
The Unwanted Queen || Extra Part I
The Unwanted Queen || Extra Part II
New Story!
Warning!

The Unwanted Queen || 17

22.3K 1.8K 141
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

Semua orang terlihat begitu khawatir dengan suara ledakan yang mereka dengar. Tak lama kemudian, mereka dikejutkan dengan perubahan wujud dari Evan. Tidak seperti saat peperangan lainnya, kini Evan berubah menjadi sosok pria tampan dengan rambut putih panjang. Namun yang paling mengejutkan untuk mereka adalah, terlihat ekor naga dari balik pakaian yang digunakan pria itu.

"Dia berubah menjadi setengah naga?!" pekik Alpha Chris terkejut.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?" tanya Xavier tak percaya.

Tak ada yang bisa mempercayai apa yang baru saja mereka lihat. Jika dilihat dari perubahannya, maka Evan tentu saja bisa mengubah wujudnya menjadi seekor naga.

"Dialah Sang Naga Kegelapan yang sesungguhnya." Ujar Lord Geordan membuat mereka semua kembali terkejut.

Namun tidak dengan Kenzo yang menatap tajam ke arah Evan. Ia menggeram menahan amarah saat mengetahui sisi lain dari pria itu. Tentu saja ia akan kalah telak jika berani melawan Sang Naga Kegelapan. Tetapi ia tidak bisa mundur saat ini juga. Jika begitu sama saja ia mempermalukan dirinya sendiri karena mundur dari peperangan yang telah ia buat.

"Kau berani mengusikku witch!" Ujar Evan dengan nada suara yang sangat berubah.

Dia bukanlah Evan. Dia adalah Velioz, Sang Naga Kegelapan yang telah bangkit dalam tubuh pria itu. Semua orang bergidik ngeri melihat perubahan dari Evan. Sisi lain dirinya ini sangat menakutkan melebihi Sang Lucifer. Dia begitu dingin dengan tatapan yang sangat mematikan.

Suara gemuruh dari atas langit mengejutkan mereka semua. Pusaran angin muncul bersamaan dengan keluarnya seekor naga milik Sang Naga Kegelapan. Naga yang dulu pernah muncul saat Evan bertarung dengar Asher.

Xavier tidak bisa membayangkan kekuatan apa yang sebenarnya dimiliki oleh putranya. Semua kekuatan itu sangat melebihi dirinya. Bahkan tidak ada satupun orang yang bisa memiliki semua kekuatan itu di dalam tubuh mereka, karena kekuatan itu begitu besar. Namun Evan dapat menahannya. Menahan kekuatan itu agar tidak memberontak.

Velioz menyeringai melihat ketakutan dari Kenzo. Para pasukan penyihir mulai melangkah mundur saat melihat kedatangan naga dari kegelapan. Naga yang mampu menghancurkan semuanya dengan sekali serangan.

"Kau kira aku akan takut padamu?!" Ujar Kenzo dengan tersenyum menyeringai.

Velioz akui jika Kenzo sangat berani untuk menantang dirinya. Ia pun berjalan mendekati pria itu dengan santai tanpa menunjukkan rasa takut sedikitpun. Tentu Velioz tidak sabar untuk menggunakan kekuatannya setelah sekian lama terkurung di dalam tubuh Evan.

"Baiklah, kita lihat sampai mana kau bisa menyentuhku." Ujar Velioz menyeringai.

Kenzo langsung bersiap untuk menyerang Velioz. Kabut hitam mulai terlihat saat ia mulai merapalkan mantranya. Saat itu juga sebuah cahaya muncul dan mengarah ke arah Velioz. Namun baru setengah perjalan cahaya itu meledak menimbulkan suara yang begitu besar.

Xavier dan yang lainnya melangkah mundur untuk menjauh dari medan pertempuran. Hanya dengan sebuah ledakan membuat mereka dapat merasakan dampaknya.

Di sisi lain, para pasukan penyihir mulai menyerang saat melihat pasukan klan demon dan yang lainnya mulai terlihat lengah. Salah satu penyihir tingkat menengah berhasil menyerang Derix dan membuat pria itu terpental cukup jauh.

"Beraninya kalian!" geram Derix menahan amarah.

Saat itu juga Felix langsung mengambil alih tubuh Derix lalu menyerang penyihir itu dengan bertubi-tubi.

"Kalian bantu Derix, biar aku melawan yang lainnya." Ujar Xavier pada Alpha Alex dan Alpha Hardwin. Sedangkan para alpha lainnya telah bertarung dengan penyihir lainnya. Tentu saja dibantu oleh klan wizard di belakang mereka.

"Aku bersama Lord Reymos akan menyerang penyihir rendahan itu." Ujar Lord Jackson langsung dijawab anggukkan oleh Xavier.

Kini tersisa Xavier dan Lord Geordan yang mulai bersiap untuk menyerang para penyihir tingkat tinggi.

"Sial! Mereka dengan mudah mempermainkan kita." ujar Alpha Chris saat penyihir itu dengan mudah berpindah tempat untuk mengelabui mereka semua.

"Kita harus bekerja sama. Kita tidak bisa menyerang mereka seorang diri." Ujar Steve dan langsung disetujui oleh Alpha Chris.

Saat itu juga Alpha Chris langsung mengubah wujudnya menjadi serigala dan menyerang salah satu penyihir dihadapannya. Saat penyihir itu mulai berpindah tempat dan sedikit lengah, Steve langsung mengeluarkan kekuatannya dan membuat penyihir itu tersungkur ke belakang. Dengan cepat Alpha Chris mencakar tubuh penyihir itu dan mengeluarkan jantung mereka dari tubuhnya. Saat itu juga tubuh penyihir itu lenyap menjadi abu.

Alpha Chris dan Steve tersenyum saat melihat rencana mereka telah berhasil. Setelah itu mereka langsung mencari target selanjutnya.

Di sisi lain, Alpha Alex sedikit kewalahan. Tenaga pria itu sedikit terkuras habis. Tanpa ia sadari, ia sedikit lengah dan tidak melihat seorang penyihir ingin menyerangnya dari belakang. Namun ia melihat sebuah anak panah melesat begitu cepat dan mengenai tepat di jantung penyihir itu, membuah pria itu sedikit terkejut. Saat itu juga ia melihat Livia berdiri di atas pohon dengan membawa sebuah busur panah di tangannya.

"Kau berhutang nyawa padaku." Ujar Livia membuat Alpha Alex memutar bola matanya malas.

"Itu hanya kebetulan." Ujar Alpha Alex sebelum akhirnya menyerang salah satu penyihir yang mendekat ke arahnya.

"Apa kau melihat Evan?" Tanya Livia sambil menatap waspada ke arah sekitarnya.

"Kau tidak melihat sosok yang ada di atas sana?" Sahut Alex.

Saat itu juga Livia tertegun. Tak menyangka dengan apa yang dilihatnya. Sosok putih berdiri di atas langit dengan seekor naga di sampingnya.

"Benarkah itu Evan?" Tanya Livia tak percaya. Alex hanya menganggukkan kepalanya singkat.

Di sana, terlihat Velioz menatap meremehkan pada Kenzo. Berbagai serangan telah ia layangkan, namun tak ada satupun yang dapat mengenai Velioz.

"Apa hanya segini kemampuanmu?" Ujar Velioz tersenyum miring.

Kenzo menggeram marah. Tangan pria itu terkepal kuat membuat buku jarinya memutih. Namun itulah yang diinginkan Velioz. Memancing kemarahan musuhnya adalah hal yang sangat menyenangkan baginya.

"Aku tidak ingin berlama-lama. Lebih baik kita selesaikan sekarang juga." Ujar Velioz.

Velioz menyeringai lalu melayangkan serangan pada Kenzo membuat pria itu sedikit kewalahan menahan serangan tersebut.

Kenzo berusaha mencari celah untuk menyerang Velioz, tetapi pria itu tidak menemukan waktu yang tepat.

"Akh!"

Terdengar suara teriakan seorang wanita membuat perhatian mereka teralihkan. Saat itu juga Velioz melihat Livia yang tengah terikat dengan sebuah sihir. Velioz yang melihat itu langsung terbang ke arah Livia dan membebaskan gadis itu dari sihir yang mengikatnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Velioz dengan nada dingin.

Livia bergetar ketakutan saat merasakan aura mengintimidasi dari Velioz. Aura itu sangat berbeda dengan aura milik Evan.

"Aku hanya ingin membantu kalian." lirih Livia takut.

Velioz menggeram menahan amarah. Kedatangan Livia membuatnya menjadi sangat waspada. Gadis itu akan mempersulitnya untuk menyerang Kenzo.

"Cepat pergi dari sini!" Ujar Velioz.

Namun saat ia ingin berbalik, sebuah tangan menahan tangan pria itu. Velioz pun berbalik dan menatap tajam ke arah Livia.

"Biarkan aku membantu kalian semua." Ujar Livia dengan gugup.

Namun saat Velioz ingin membalas ucapan Livia, pria itu mendengar suara tawa dari Kenzo. Velioz menatap tajam ke arah Kenzo dengan tatapan membunuh.

"Sepertinya kau akan kalah kali ini." Ujar Kenzo tersenyum menyeringai.

Saat Velioz ingin menyerang Kenzo, tiba-tiba jantung pria itu berdebar sangat kencang. Penciumannya menangkap aroma yang begitu memabukkan. Velioz menatap ke bawah, mencari asal aroma tersebut. Saat itu juga manik mata pria itu bertemu dengan manik mata milik matenya, Alissya.

Manik mata Velioz berubah, menandakan Evan kembali mengambil alih tubuhnya. Namun Evan tidak mengambil alih sepenuhnya, karena ia masih menggunakan wujud dari Velioz.

"Mate." gumam Evan.

Alissya menatap Evan dengan raut wajah yang sulit di artikan. Pandangannya beralih pada gadis di samping pria itu. Tak lama kemudian, Evan yang sedikit lengah tidak menyadari sebuah cahaya melesat dengan cepat menuju ke arah Alissya. Sedangkan Alissya membulatkan matanya saat tubuhnya terkunci saat cahaya itu menuju ke arahnya.

Duarr..

"Akh!"

"Tidak!" Teriak Evan saat melihat tubuh Alissya terlempar cukup jauh dengan cahaya hitam mengelilingi tubuh gadis itu.

Kenzo tersenyum menyeringai saat ia berhasil melukai Alissya. "Kita akan bertemu lagi. Tunggu saja, aku akan mengalahkanmu." ujarnya lalu menghilang dari tempat itu bersama dengan pasukannya.

Semua orang yang ada di sana membulatkan matanya terkejut. Mereka semua langsung melesat menghampiri Alissya. Namun tak ada satupun orang yang bisa menggapai gadis itu karena sihir yang mengelilinginya.

Evan yang melihat tubuh Alissya terluka parah seketika murka. Sisi kegelapan mengambil alih tubuh pria itu. Manik mata pria itu berubah menjadi semerah darah. Kabut hitam dengan cahaya merah mengelilingi tubuhnya. Sang Lucifer telah mengambil alih. Pria itu langsung melesat turun menuju ke arah tempat dimana Alissya berada. Semua orang melangkah mundur. Seketika langit berubah semakin gelap. Evan mengangkat tangannya ke udara, lalu muncul sebuah api yang begitu besar. Saat itu juga Evan mengarahkan api tersebut pada dinding sihir yang dibuat oleh Kenzo.

Bldarr..

Suara ledakan yang begitu hebat terdengar hingga penjuru dunia immortal. Akhirnya, ledakan itu berhasil menghancurkan dinding sihir yang mengurung Alissya di dalamnya. Evan melangkah dan perlahan mengubah wujudnya seperti semula. Pria itu langsung mengangkat tubuh Alissya yang terluka parah ke dalam pelukannya.

Rahang pria itu mengeras, raut wajahnya begitu dingin. Tak ada yang berani mendekat karena aura yang sangat mengintimidasi dari pria itu. Saat itu juga Evan membuat portal menuju istana dan masuk dengan membawa tubuh Alissya.

Tak lama kemudian, Evan telah tiba di kamarnya. Pria itu membaringkan tubuh rapuh Alissya di atas ranjang. Evan menatap wajah Alissya yang terlihat sangat pucat. Ia dapat merasakan tangan Alissya yang begitu dingin di dalam genggamannya.

"Jangan tinggalkan aku sayang. Maaf.. maafkan aku, karena tidak bisa menjagamu." Lirih Evan tertunduk sedih.

Brakk..

Pintu terbanting cukup keras. Crystal masuk dengan raut wajah khawatir. Ia membulat saat melihat tubuh Alissya yang terluka sangat parah. Seluruh tubuh gadis itu berlumuran darah dan terlihat sangat pucat.

"Biarkan William memeriksa Alissya nak." Ujar Crystal.

"Tidak ada yang boleh menyentuh mateku!" ujar Evan dengan penuh penekanan.

"Tapi.." belum selesai Crystal berbicara ia melihat William menggelengkan kepalanya.

"Queen Alissya sudah tidak bisa diselamatkan." Ujar William sambil menundukkan kepalanya.

Rahang Evan kembali mengeras mendengar ucapan William. Pria itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri pria itu. Saat itu juga Evan mengeluarkan kekuatannya dan menyerang William, membuat pria itu tersungkur ke belakang dan terbatuk mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Sekali lagi kau berbicara seperti itu dihadapanku, akan aku pastikan kau akan mati ditanganku!" geram Evan dengan amarah yang begitu memuncak.

"CEPAT KELUAR!" Teriak Evan membuat Crystal terkejut dengan perubahan dari putranya.

Crystal dan yang lainnya akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruangan itu. Mereka tentu tidak akan menang melawan Evan yang tengah diselimuti amarah saat melihat kondisi matenya yang telah terbujur kaku di atas ranjangnya.

*****

"Bagaimana keadaan Alissya?" Tanya Thezza khawatir saat melihat ayahnya telah kembali ke istana.

Lord Jackson menjatuhkan tubuhnya di kursi kebesarannya sambil menggelengkan kepalanya lemah.

"Dia tidak akan tertolong melihat kondisi tubuhnya yang terluka parah." Sontak Thezza membulatkan matanya terkejut lalu jatuh terduduk di atas lantai. Flora yang melihat Thezza yang terlihat sangat terkejut langsung memghampiri gadis itu.

"Tidak.. ini tidak mungkin." lirih Thezza menggelengkan kepalanya tak percaya.

Lord Jackson menatap sedih ke arah putrinya. Ia juga tidak menyangka jika ini terjadi pada Alissya yang sudah ia anggap seperti putrinya

"Ini salahku, harusnya aku menghentikannya. Harusnya aku tidak membiarkan dia pergi ke tempat berbahaya itu. Ini salahku!" Teriak Thezza dengan penuh kesedihan. Air mata mengalir begitu deras membasahi wajah gadis itu. Ia terus berteriak menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada Alissya. Queen Nora yang melihat keterpurukan putrinya langsung menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

"Sstt tenanglah nak, ini bukan kesalahanmu. Jangan menyalahkan dirimu sendiri." Ujar Queen Nora berusaha menenangkan Thezza.

"Tidak mommy, ini salahku! Jika saja aku menghentikannya, dia tidak akan terluka." Isak Thezza histeris.

Flora yang ada di sana juga ikut meneteskan air mata. Walaupun ia baru mengenal Alissya, tetapi ia ikut merasa kehilangan.

"Aku ingin ke sana. Aku ingin menemui Alissya. Ya, dia pasti akan bangun saat melihat kedatanganku." Ujar Thezza sambil mengusap air matanya. Namun Lord Jackson langsung mencegah gadis itu.

"Kau tidak akan bisa menemuinya, karena Lord Evan tidak mengijinkan siapapun masuk ke kamarnya." Ujar Lord Jackson membuat Thezza menunduk sedih.

Thezza tidak ingin kehilangan Alissya. Dia sudah seperti saudara baginya. Dulu ia selalu merasa kesepian, namun saat Alissya datang semuanya langsung berubah. Ia tidak pernah kesepian. Ia bisa merasakan bagaimana rasanya saat memiliki seorang saudara.

*****

Istana kerajaan demon tengah berduka atas kehilangan Alissya. Crystal tak henti-hentinya menangis di dalam pelukan Xavier. Lord Geordan dan Lord Reymos berpikir dengan begitu keras, mencari cara untuk menyelamatkan Alissya. Namun mereka tidak menemukan hasil.

"Apa tidak ada cara lain?" Tanya Crystal dengan suara seraknya.

Lord Geordan menggelengkan kepalanya. "Sulit untuk menyelamatkannya. Kecuali dengan satu cara." Ujarnya.

Semua orang yang ada di sana langsung menatap dengan raut wajah penasaran.

"Biarkan dia bereinkarnasi." Lanjutnya.

"Itu sangat sulit. Kita tidak bisa mengetahui dengan pasti kapan dia akan terlahir kembali. Satu tahun, dua tahun atau bahkan hingga ribuan tahun." Jelas Lord Reymos.

"Kau benar." ujar Lord Geordan membenarkan ucapan dari besannya.

Mereka semua kembali menghela nafas pelan saat mereka tidak menemukan titik terang. Mereka hanya bisa berdoa pada Moon Goddess untuk memberikan keajaiban pada pasangan itu.

Di sisi lain, Evan terus berada di samping Alissya. Pria itu tidak berpindah sedikitpun dari tempat duduknya. Ia terus menatap wajah Alissya yang semakin memucat.

"Queen bangunlah." lirih Evan.

"Jika kau tidak ingin bangun, biarkan aku ikut bersamamu."

Seberapa keras ia berusaha, Alissya tidak akan bisa terbangun dari tidur panjangnya. Evan menyesali dirinya karena selama ini ia tidak pernah membahagiakan Alissya. Di saat ia telah membuka hatinya, justru ia kehilangan gadis yang sangat ia cintai untuk selamanya.

Evan beranjak dari tempat duduknya lalu naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Alissya. Ia mengecup kening Alissya dengan lembut sebelum memejamkan matanya.

"Kembalilah padaku Queen." Bisik Evan sebelum terlelap dalam tidurnya.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 184K 46
[Part lengkap] Blur : Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang...
1.2M 98.9K 57
Highest Rank #3 in Fantasy Selama 23 tahun hidupnya, Irina tak pernah mengalami kejadian aneh sekalipun. Ia selalu menjalani hidupnya yang membosanka...
222K 9.1K 30
Nakala Sunyi Semesta Setelah tragedi di rel kereta api malam itu Kala di buat heran dengan hal aneh yang terjadi pada nya, kala pikir malam itu dia m...
496K 28.2K 25
( TAMAT ) #Rank1inWhat'sNew #Rank29inWerewolf #Rank133inWerewolf Bagaimana jika takdirmu terasa aneh? Kamu tentu percaya dengan adanya dunia lain, la...