EPHEMERAL

By its_cheon

3.7K 2.2K 5K

Hompimpa alaium gambreng! Setiap sekolah punya cerita, tak terkecuali Sekolah Are Woah. Sekolah yang berisi a... More

1
2
3
4
5
REINKARNASI
SEKOLAH ARE WOAH
Jatuh
Hantu menjadi hantu
Lembar jawaban
Kekuatan Super
Menjadi Lebih Hebat
Kecebur
Berbagi
Lora(i)
Pink Sun
Hompimpa
Menawarkan Ancaman
Perayaan Festival
Salah korban
Ternyata Bukan
Ruang CCTV
Sandiwara
Hilang atau Dicuri
Gelang
Botol ramuan
Rendang beracun
Bulan
Kira-kira
Serius
Hyesun & Win
Masa lalu
Terjadi Lagi
Arwah mati
Truth or Dare
Affa iyach?
Komedi arwah
Study tour
Masih Study Tour
Keajaiban
Kepercayaan
Lawan
Detik detik terakhir
Malam kenangan
6
7
8
9
10

Pencarian Malam Hari

59 43 98
By its_cheon

"JADI PEMENANG FESTIVAL TAHUN INI ADALAH...," teriak Bu Shin semangat.

"Anjeng njeng njeng," sahut Zihao.

"Kau kok bicara kotor sih," tegur Hanyu

"Terungkap Zihao bukan makhluk halus, tapi makhluk kasar," simpul Mingrui.

"Maksud Zihao jeng jeng jeng, biasalah mulutnya autocorrect," ralat Xinlong.

"KELAS 15!!!" seru Pak Ryu, Bu Shin, dan Pak Hwang bersamaan.

"WOOOOAAAHH!!!"

Aula seketika ribut karena teriakan-teriakan arwah disana, mereka melompat-lompat girang dan saling memberi selamat.

Pak Ryu pun memanggil kelas 15 untuk naik ke panggung dan menyerahkan 17 biji PowCandy ke mereka.

"Powcandy ini sedikit dibuat berbeda dengan Powcandy yang kalian makan saat pertama kali di sekolah Are Woah. Silakan Bu Shin jelaskan spesifikasi nya," ucap pak Hwang mempersilahkan Bu Shin ke tengah panggung.

Bu Shin jalan beberapa langkah lalu memposisikan mic di depan mulutnya.

"Jadi, Powcandy yang kalian makan dulu itu adalah permen yang membangkitkan kekuatan kalian sedangkan Powcandy merah yang kami bagikan kepada pemenang festival sekarang ini adalah permen yang memberikan petunjuk penggunaan kekuatan yang baik dan benar bagi si pemakannya," jelas Bu Shin.

"Petunjuk dari permen akan muncul dengan sendirinya di kepala kalian setelah memakan permen ini, sehingga kalian bisa langsung tahu bagaimana cara penggunaan kekuatan kalian yang belum kalian ketahui," jelas pak Ryu.

Seorang murid mengangkat tangannya ingin bertanya. "Powcandy itu bisa dibeli, tidak?"

"Wehh enak aja! Ini itu limitod edisyen! Jumlahnya dibuat pas-pas an setelah guru mendiskusikan pemenang festival kemarin. Jadi gak ada Powcandy lain yang kek gini, ini itu asli nih liat ada watermark nya gambar badak," semprot Prof. Lee. Dia sedikit emosi pasalnya dia sangat lelah ketika mencampur ramuan-ramuan untuk permen itu kemarin dan memang permen itu hanya dibuat untuk pemenang festival saja tiap tahunnya.

Mulut murid-murid disana terbuka lebar mendengarnya terutama Zihao. Kalau saja Zihao tahu bahwa hadiah dari perlombaan ini adalah Powcandy maka Zihao akan dance India dengan lagu Kuch Kuch Hota Hai.

Zihao menyesal, sungguh menyesal. Zihao ingin sekali mendapatkan Powcandy itu karena Zihao masih belum tahu pasti kapan 'kesialannya' akan berpengaruh ke lawannya. Zihao butuh Powcandy sebagai petunjuk kekuatannya.

Seorang pemuda di barisan kelas lain sedaritadi memperhatikan Zihao. Dari raut wajah dan tingkah Zihao yang tiba-tiba murung membuatnya mengerti bahwa Powcandy akan menjadi barang yang bisa membuat Zihao bekerja untuknya.

"Powcandy akan datang," batin pria disana sambil tersenyum jahat melihat Zihao.

*****

"BU SHIN DATANG! BU SHIN DATANG!" teriak Mingrui panik sambil berlari masuk ke kelas dan duduk di bangkunya. Sekelas menatap Mingrui heran.

Miya menghadap Mingrui ingin bertanya, "Kenapa kau begitu takut? Bu Shin kan bukan guru yang menyeramkan."

"Masalahnya ... Bu Shin datang bareng pak Hwang!" seru Mingrui tak santai.

"HAH?! JAM PERTAMA MAPELNYA PAK HWANG?!!" kaget Shuyang

"Mampus pr semester lalu aku belum kumpulin" panik Xinlong dan langsung membuka bukunya.

"Kirain semester baru roster baru," pikir Zeyu

"Mungkin beda alam beda sistem pendidikannya," balas Zihao

"Yakali!" sahut Hanyu.

"Lora bangun Lor! Woi kolor bangun! Pak Hwang udah didepan pin ...." ucapan Xiaona terpotong ketika melihat Shimin masuk ke kelas ini.

"Selamat pagi anak waliku terlope, untuk hari ini dan beberapa hari ke depan selama masa perbaikan ruang kelas 8, sementara anak wali pak Hwang akan belajar bersama dengan kelas 6 jadi di mohon ketersediaan kalian menerima teman kalian dari kelas 8!" ujar Bu Shin ramah.

"YEEEYYY!!!" seru kelas 6.

"Suren! Sini, kita mabar lagi!" ajak Hanyu dan Suren segera duduk di bangku kosong sebelah Hanyu.

Zihao segera menendang Mingrui hingga jatuh dari kursi. "Shimin! Duduklah disini. Bangku sebelahku kosong kok," ucapnya ramah tanpa merasa bersalah pada Mingrui.

Mingrui menatap kesal Zihao. "Bazingan."

Miya menggoyang tangan Lora berusaha membangunkannya. "Kolor bangun itu ada teman mabar mu." Namun Lora masih belum bangun juga.

"Kayaknya perlu disengat listrik nih anak," gumam Miya sambil menatap tajam Lora.

Lora segera bangun dan mengelap ilernya di pipi "Slurrpp... Hueekk."

"iyuuhh," cibir Xiaona yang melihat itu.

*Pletakk

Junhyuk menabok kepala Lora. "Jangan tidur di kelas," tegur Junhyuk lalu tertawa melihat komuk Lora.

"Kenapa kau disini?" tanya Lora bingung melihat Junhyuk dikelas 6.

"Untuk sementara kelas 8 digabungkan dengan kelas 6," jawab Hanyu si ketua kelas.

"Iya, kami pun akan mengikuti jadwal pelajaran kalian," sambung Junhyuk. Lora manggut-manggut saja padahal otaknya belum on.

"Kau semalam kenapa tidak menjawabku? Kita mati ditembak mafia," ucap Junhyuk ke Lora.

"Aduh aku ngantuk sekali jadi ketiduran," ungkap Lora.

"Kalau begitu ayo main sekarang!" ajak Junhyuk.

"Sialan kau, tadi melarang ku tidur di kelas tapi sekarang mengajakku bermain game," kesal Lora.

"Sudah sana kalian main saja jangan ribut di tempatku," usir Miya.

Lora pun berdiri dari duduknya. "Baiklah aku akan pindah tempat duduk, kau jaga diri," pesan Lora pada Miya.

"Kau hanya pindah 1 langkah doang, memangnya aku jaga diri untuk apa?" tanya Miya.

"Jaga diri dari Mingrui, dia sepertinya mengincar bangku ku," jawab Lora sambil mendudukkan dirinya di kursi deretan sebelah dan benar saja, Gou Mingrui langsung duduk di tempat Lora tadi alias di sebelah Miya.

"Aku duduk disini sementara, Zihao sangat tega mengusirku," adu Mingrui sambil duduk disebelah Miya.

"Eitss bayar dulu 2 ringgit," tangkas Miya.

"Dih pelit amat sama calon ...," gantung Mingrui.

Miya langsung menatapnya tajam. "Calon apa?"

"Calon penghuni bumi xixixi ngakak abiezz." Mingrui cekikikan sendiri melihat tampang kesal Miya.

Bu Shin dan Pak Hwang sudah pergi mengajar di kelas lain, sementara guru yang akan mengajar di kelas 6 masih belum datang juga.

"JUNHYUK DIEM NANTI BOS YAKUZA LIAT KITA DISINI!" teriak Lora membuat sekelas kaget dan melihat ke arahnya.

"Lagian kau kenapa main di kolam Yakuza sih," gerutu Junhyuk. Mereka berdua terlihat sangat sibuk bermain sebuah game di ponsel masing-masing.

Shimin mengerutkan keningnya lalu bertanya ke Miya karena sangat penasaran. "Mereka berdua sedang main apa? Kelihatannya seru sekali kok ada mafia dan yakuza gitu."

"Kau tidak akan menyangka jika mengetahui apa yang mereka mainkan," jawab Miya tambah membuat penasaran. Shimin memiringkan kepalanya tidak mengerti.

"Mereka sedang mabar Sakura Skull Simulator," jawab Xiaona tepat.

"Pfftt..." Shimin, Xiaona, dan Miya langsung menahan tawa.

"Game legend," ucap Miya.

"Terakhir kali aku memainkannya saat SD," sahut Shimin.

"Aku bahkan belum pernah memainkannya," timpal Xiaona.

*****

Seperti biasanya di sore hari, 3 gadis yang menempati kamar nomor 61 tengah sibuk mengerjakan PR bersama. Tapi yang tidak biasanya adalah, mereka bertambah member. Shimin diajak Miya untuk ikut mengerjakan PR juga di kamar itu.

Sambil mengerjakan PR mereka juga asik mengobrol dan menikmati cemilan. Shimin tidak menyesal menerima ajakan Miya untuk datang kemari.

"Oh iya, kau dan Suren kan sudah di interview lalu bagaimana?" tanya Xiaona pada Shimin.

"Dari kesaksian ku dan Suren, Bu Park bilang ini adalah kebakaran yang sudah direncanakan dan sasarannya kemungkinan Suren, bukanlah aku," jawab Shimin.

"Suren? Kenapa Bu Park bilang begitu?" Lora tidak mengerti.

"Sebenarnya Bu Park mencurigai Hanyu karena membawa Suren ke kelas dan meninggalkannya lalu pergi dengan terburu-buru tapi Suren bersikeras bilang kalau Hanyu tidak bersalah," jelas Shimin.

Miya langsung memukul meja, "Hah?! Hanyu begitu?! Sus banget!"

"Patut dicurigai," ucap Xiaona.

"Kenapa Suren membela Hanyu yang belum lama dia kenal?" pikir Lora.

"Jadi bagaimana? Sampai sekarang pelakunya masih belum tertangkap?! Tidak ada bukti lain kah mengenai Hanyu?!" kesal Miya.

"Katanya Hanyu meninggalkan Suren karena mau mengambil pesanan takoyaki, guru-guru sudah menyelidiki penjual itu?" tanya Lora.

"Sudah dan si pemilik stand takoyaki bilang kalau Hanyu memang membeli jualannya jadi bukan hanya alasan basi Hanyu untuk pergi tinggalin Suren di kelas," jawab Shimin.

"Sepertinya Hanyu bukan pelakunya," gumam Xiaona.

"Sudah mengecek cctv?" tanya Miya.

"Belum, pak Ryu bilang cctv akan di cek besok saja," jawab Shimin.

"Poo shink." Lora menggaruk kepalanya.

"Eh ehh bagaiman kalau .... Kita saja yang menyelidiki masalah ini?" Miya menaik-turunkan alisnya menunggu jawaban mereka.

"Setuju! Aku penasaran sekali siapa pelakunya!" seru Xiaona.

"Kita mulai malam ini!" ucap Lora.

Miya, Xiaona, dan Lora kini menatap Shimin.

"Aku juga pastinya, aku tidak bisa berdiam diri menunggu pihak sekolah," kata Shimin.

"Tapi kita tidak boleh hanya berempat, bisa jadi pelakunya orang yang sangat berbahaya dan menyerang kita saat menyelidiki masalah ini," cakap Miya.

"Baiklah, aku akan menelpon Zeyu dan memintanya mengajak yang lainnya." Xiaona langsung mengambil ponselnya dan menelpon Zeyu.

Lora merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya setelah itu ia mencari sebuah nama seseorang yang akhir-akhir ini selalu ia hubungi.

"Junhyuk," panggil Lora dengan nada lesuh.

"Kenapa, Lora?" balas Junhyuk disana.

"Maaf ini darurat, aku tidak bisa mabar sakura school bersamamu malam ini."

*****

Di asrama pria bernomor 61, ke enam pria menggemayskan ini berkumpul mendiskusikan sesuatu. Mereka sedang mempertimbangkan ajakan Xiaona untuk ikut mencaritahu si pelaku.

"Mereka serius mau melakukannya? Sudah beritahu guru ingin mencaritahu sendiri?" Xinlong merasa khawatir akan rencana teman-temannya.

"Katanya belum. Aku takut bila ada apa-apa kita bisa kena masalah karna melakukannya tanpa sepengetahuan guru dan juga aku harus mengisi latihan-latihan soal makanya aku menolak untuk ikut," ucap Zeyu sembari membuka buku tulisnya.

"Aku juga tidak ikut, aku sudah berencana mabar dengan Suren malam ini," sahut Hanyu.

"Sepertinya aku juga tidak bisa ikut dengan kondisi kakiku yang seperti ini," tutur Zihao.

"Benar, kau akan kesulitan jika berlari. Kalau kalian bertiga tidak ikut, maka kami harus pergi jika tidak para gadis bisa kena bahaya," ujar Mingrui sambil melirik Xinlong dan Shuyang.

Xinlong mengangguk setuju. "Ya, jangan khawatir, aku dan Shuyang sedang free kok. Iya kan, Shuyang?" Xinlong melihat ke Shuyang yang terlihat sedikit panik dan keringat yang turun di pelipisnya.

"I-iya bisa. Aku siap-siap dulu." Shuyang segera keluar dari kamar 61 menuju kamar asramanya di sebelah.

"Sial. Aku menggali kuburan ku sendiri," batinnya

*****


Tepat jam 12 malam, 7 arwah sedang berkumpul di depan koridor sekolah yang gelap. Mereka adalah Xinlong, Shuyang, Miya, Shimin, Lora, Miya, dan Xiaona. Mereka siap untuk mencari tahu pelaku kebakaran yang terjadi beberapa hari yang lalu.

Ya, beberapa hari yang lalu.

Pihak sekolah sangat lambat menyelidiki hal ini membuat si 7 arwah gemas ingin mencari tahu siapa pelakunya.

Tapi boong hehe, hanya 6 arwah saja yang sangat penasaran.

Karna salah satu dari mereka adalah si pelaku.

Tau kan siapa pelaku nya?(☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞

"Ren Shuyang!"

Shuyang tersentak kaget mendengar panggilan dari Xinlong.

"Wajahmu pucat kau juga terus berkeringat." Xinlong memberitahu.

"Ah ... Iya." Shuyang mengelap keringatnya.

"Kalo sakit balik aja sana, jangan membebani kita," suruh Lora.

"Dih ... Tidak kok. Ayo cepet nanti kemalaman." Shuyang langsung berjalan cepat mendahului teman-temannya.

"Semoga mereka tidak mencurigai tingkahku," gumamnya takut.

*****

Seorang pria yang sudah ahli menyelundup di kegelapan berlari dengan lincah tanpa takut kesandung apapun. Bahkan laser yang terpasang hingga cctv yang bergerak berhasil ia lewati tanpa tersentuh sedikitpun bayangannya. Tujuannya adalah ruang CCTV.

Begitu sampai di depan ruang cctv, ia dapat melihat gembok besar tergantung di pintu sana. Dengan tangannya yang berbalut sarung tangan hitam dia memegang gembok itu lalu membukanya dengan mudah. Segera ia masuk ke dalam ruang cctv.

Pemuda ini diam sebentar melihat banyak komputer di hadapannya. Ia menghela nafas sejenak sebelum melakukan ritual singkat.

"Cap cip cup kembang kuncup pilih mana yang mau di ucup~"

Dia menghentikan jarinya di komputer yang tepat berada di depannya. Segera ia menyalakan komputer itu dan melakukan tanggung jawabnya.

"Ini tugasku sebagai bayaran untuk pekerjaan mereka untukku. Ya walaupun mereka gagal melakukannya."

"Selain bayaran, rekaman cctv yang aku ambil ini akan menjadi barang bukti ke dua," ucap orang itu sambil tersenyum sinis dengan wajah yang bersinar akibat cahaya dari komputer.

_________________


Haiiii!

Jan lupa vote n komen🤙🏿♡˖꒰ᵕ༚ᵕ⑅꒱

Continue Reading

You'll Also Like

29K 848 25
Yuwana : "jadi pemimpin itu susah. Apa gue bisa?" Virga : "sahabat adalah seseorang yang bisa nerima apa adanya walau berbeda. Kaya kita, lo baik dan...
39.3K 2.7K 23
Masihkah aku dianggap dalam keluarga ini? Masihkah aku terlihat dalam keluarga ini? Masih adakah aku dalam hati mereka? Atau mungkin aku hanya dian...
278K 6K 13
" Tersenyumlah sebelum senyum itu mahal harganya "
3.6M 238K 76
Selama 28 tahun hidup, Rene sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menikah apalagi sampai memiliki anak. Dia terlalu larut dengan kehidupannya yang...