Forever Mine

23gwen tarafından

4.7M 208K 10.8K

"Apa kau selalu seperti ini?, memerintah orang untuk melakukan apa yang kau mau?" lanjutku sambil menatapnya... Daha Fazla

prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Tolonggg yaaa
Chapter 51
Chapter 52

Chapter 8

99.3K 5K 102
23gwen tarafından


Punggungku terhempas kebelakang saat Sean menginjak rem mobilnya dengan keras, aku menghembuskan nafas keras, Sean menghentikan mobilnya di dekat Miami beach, pantai itu terlihat sangat tenang, dan tidak ada banyak orang disana. Aku tidak pernah merasa seperti ini selama hidupku, rasanya seperti baru saja lolos dari kematian yang sudah menunggu didepan matamu, aku melihat Sean yang sedang mengusap rambutnya, aku bisa melihat wajahnya yang sangat frustasi, tapi aku benar-benar marah padanya, bahkan sempat terbesit dikepalaku bahwa aku tidak ingin melihatnya lagi seumur hidupku.

Aku melepaskan sabuk pengamanku dengan cepat lalu segera kubuka pintu mobil dan keluar dari mobil itu, aku mungkin tidak tahu kemana aku akan pergi tapi yang aku tahu aku harus menjauh Sean, aku harus menjauh sejauh mungkin dari Sean, ternyata keputusanku selama ini adalah kesalahan, aku tidak pernah merasa sekacau ini sebelumnya, aku hanya ingin melanjutkan sekolahku agar hidupku lebih baik daripada sekarang tapi kenapa hanya ada kesulitan dalam hidupku. Tanpa bisa kucegah air mataku menetes dan membasahi pipiku tapi aku terus berjalan  dan berjalan, aku ingin pergi dari sini, aku harus pergi dari sini, karena jika aku disini...

"Berhenti!, kau tidak mendengarku!" sebuah sentakan keras terasa di lengan kiriku dan tanpa menolehpun aku tau kalau itu adalah Sean. Aku menyentakkan lenganku agar terlepas dari cengkeramannya tapi itu percuma saja, tenaganya lebih besar daripada tenagaku, dengan sebal aku menoleh ke arahnya.

"Lepaskan aku!!!" desisku

"Kau pikir kemana kau akan pergi!" jawab Sean tegas, matanya menggelap, semakin lama aku melihat matanya aku semakin ketakutan dan kekuatanku untuk menjauhinya semakin menguap.

"Hal pertama yang kipikirkan saat ini adalah menjauh darimu!"

"Kau pikir aku akan membiarkanmu?!" tanyanya dengan seringai licik di wajahnya, aku hanya menatap laki-laki didepanku ini dengan pandangan tidak percaya, kenapa sifatnya bisa seburuk ini, bagaimana dia bisa se-egois dan se-arogan ini, apa begini cara keluarga Blackstone membesarkan anak laki-laki tunggal mereka.

"Kau, kau adalah seorang pemuda yang bisa mendapatkan segalanya dengan mudah, aku tahu itu Sean, dan aku merasa kasihan padamu untuk hal itu, kau memang putra dari seorang bajingan, ya, ayahmu memang bajingan!, tapi kau tidak perlu menjadi sepertinya hanya untuk memberontak!, dan tindakanmu hari ini sudah cukup membuatku mengerti bahwa kau memang putra dari seorang bajingan seperti Macon Blackstone, aku mengerti sekarang kenapa darah lebih kental daripada air, perbuatanmu padaku hari ini sudah cukup membuatku mengerti bahwa kau hanyalah seorang bajingan, sama seperti ayahmu, dan tidak akan ada satu hal pun yang bisa merubahnya, tidak ada satupun!" jelasku sambil menatap matanya lekat-lekat, aku bisa melihat wajahnya saat itu, dia terlihat sangat kaget ketika dia mendengar kata-kataku, aku bahkan merasakan tanggannya yang gemetaran saat dia mencengkeram lenganku kuat-kuat.

"Kau sudah mendengar semua yang ingin kukatakan jadi, lepaskan aku" aku menambahkan lagi dengan tenang, dan dia malah semakin mempererat pegangannya.

"Kubilang lepaskan!" kataku lagi karena dia sama sekali tidak mendengarkannya

"Tidak, aku melalui banyak kesulitan untuk bertahan di keluarga itu, aku melepaskan semua yang aku miliki untuk bertahan, aku bahkan melepaskan ibuku untuk bisa bertahan dikeluarga sialan ini, tapi aku tidak akan melepaskan yang satu ini, jadi bersabarlah padaku, setidaknya aku kaya dan memiliki segalanya" Sean menjawab dengan getaran disuaranya, aku tahu dia tersiksa, aku bisa melihat semuanya di matanya, tapi saat ini aku hanya ingin lepas darinya

"Hentikanlah Sean, hiduplah seperti sebelum bertemu denganku, lepaskan aku"

"Tidak akan!"

Aku mendesah lelah, aku benar-benar tidak cukup kuat untuk menghadapinya, ini benar-benar melelahkan.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?, apa yang kau cari Sean?"

"Aku ingin kau, bicara padaku saat aku bicara padamu, menemaniku saat aku kesepian, memelukku ketika aku merindukanmu, dan tetap bersamaku walaupun keadaannya semakin sulit"

"Sean" ujarku putus asa

"Apa itu cukup sulit untuk kau lakukan?, aku hanya meminta 4 hal itu padamu, dan sebagai gantinya aku akan memberikan segalanya untukmu"

"Semua yang kau cari itu, aku tidak akan bisa memenuhinya Sean" aku merasakan suaraku gemetar.

"Kau bahkan belum mencobanya, hanya 4 hal itu, dan aku akan menukarnya dengan apapun yang aku miliki, kau bahkan memiliki nyawaku" kata-kata Sean barusan seakan menohok hatiku keras-keras, aku tidak pernah bermimpi aku akan mengalami kejadian seperti ini selama hidupku, awalnya aku hanya ingin menjalani hidupku dengan baik, aku bekerja karena aku tidak ingin kelaparan, aku belajar karena aku ingin kehidupanku lebih baik dari saat ini, aku ingin menemukan pria yang kucintai dan menikah dengannya saat umurku 26, tapi kejadian ini sungguh tidak terduga, bagaimana aku bisa bertahan dengan semua ini, bagaimana aku bisa membawa diriku pada keluarga ini, dan yang lebih penting bagaimana aku bisa menjalani kebohongan ini dalam hidupku, tapi saat aku mendongak dan melihat wajah Sean yang menatapku dengan keputusasaan dan harapan yang sangat besar, hatiku serasa dipenuhi dengan kekuatan yang sangat besar, aku yakin kalau ini memang jalan hidupku dan mungkin aku harus menjalaninya seperti ini, aku hanya harus menjalaninya dan mungkin sedikit bertahan untuk pemuda dihadapanku ini, dan aku sudah mengatakan pada diriku sendiri bahwa sesulit apapun jalan yang kuambil nanti, aku akan berusaha untuk tetap disisinya.

"Jika aku tetap bertahan untukmu, Sean, bisakah kau melindungiku?, karena aku tidak akan sanggup menahannya sendirian tanpa ada seorangpun yang berdiri didepanku dan melindungiku" tanyaku, seketika raut wajahnya berubah

"Akan kulakukan apapun untukmu, tetaplah sisiku" katanya penuh tekad, aku sama sekali tidak melihat adanya keraguan disana, dan tepat saat itulah aku memilihnya, aku tidak yakin untuk apa yang kulakukan dan kuputuskan, tapi untuk saat ini aku... memilihnya.

"Aku akan tetap bersamamu, sesulit apapun keadaannya"

Setelah kata-kata itu keluar dari bibirku, Sean langsung merah bahuku dan memelukku dengan eart tanpa perduli dengan keadaan disekelilingnya, dia hanya dia dan memelukku, tanpa ada kata-kata yang terucap lagi, sesekali dia mengecup puncak kepalaku dan aku hanya menyandarkan tubuhku padanya, aku hanya berharap ini semua tidak berakhir buruk untuk kami dan semoga saja kami bisa mengatasi semuanya hingga akhir.

"Maukah kau masuk kedalam mobil?" ujar Sean tanpa melepaskan pelukannya.

"Hmm, baiklah"

Sean melepaskan pelukannya lalu dia mengandengku kearah mobilnya, sebelum akhirnya dia membukakan pintu mobil untukku.

***

Aku dan Sean kembali dari Miami saat menjelang malam, seluruh tubuhku terasa sangat lelah, dengan stiletto dikakiku ini semakin menambah siksaan hari ini. Setelah Sean membukakan pintu untukku aku terkejut dengan mobil-mobil yang berjejer dihalaman depan mansion itu.

"Nenekku datang hari ini, aku akan memperkenalkanmu kepadanya"

"Apa?!"

"Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkannya menghinamu, kau sudah dengar apa yang tadi kukatakan bukan?" kata Sean sambil membawaku masuk ke dalam mansion Blackstone, Aku berusaha merapikan gaunku, aku benar-benar bersyukur kali ini aku mengunakan gaun yang pantas, aku mengabaikan wajahku yang terlihat pucat karena ketakutan dan gugup, Sean bahkan merasakan tanganku yang terasa dingin dan gemetaran jadi dia menggenggamnya lebih erat.

"Tenangkan dirimu" ujarnya lembut ditelingaku, mendengar kata-katanya aku langsung menegakkan kepalaku, aku sebisa mungkin menjaga agar ekspresiku tetap tenang saat aku melihat seorang wanita yang telah berumur lima puluh tahunan duduk dengan anggun di ruang tamu keluarga Blackstone, hanya sekilas melihat wajahnya pun aku tau bahwa itu adalah Melisa Blacktone.

"Nenek" Sean menyapa sang nenek dengan lembut lalu berjalan ke arah Melisa kemudian mencium pipi neneknya lembut, aku bisa melihat wajah Melisa menjadi lebih cerah.

"Kemana saja kau!, kau bahkan tidak menjemputku dibandara" gerutu Melisa sambil mencium pipi Sean, aku melihat adanya kasih sayang disana. Aku juga melihat Macon Backstone disana duduk diseberang ibunya Melisa Blackstone dengan kepala menunduk, aku mengerutkan dahiku ketika aku melihat seorang wanita muda yang kuperkirakan usianya menjelang tiga puluh tahunan sedang duduk disebelah Macon, kepalanya bahkan menunduk lebih dalam daripada Macon, aku mengeryit ketika aku melihat penampilan wanita itu, rambutnya kusut, sangat berantakan, pakaiannya juga terlihat berantakan dan umm... kekurangan bahan, dan aku membelalakkan mata ketika aku melihat lipstic merah yang dia pakai benar-benar berantakan, aku berasumsi jika mereka sehabis bercumbu, atau mungkin sehabis bercinta. Tapi tidak seharusnya aku mengkhawatirkan mereka, aku seharusnya mengkhawatirkan diriku sendiri, dalam hatiku aku bergumam, apakah saat ini aku juga terlihat sama seperti perempuan yang sedang duduk di sebelah Macon, apa aku tampak seperti... pelacur.

"Dan, siapa kau?" tanya Melisa saat dia menyadari kehadiranku, aku bersumpah aku bisa saja terkena serangan jantung hanya karena mendengar suaranya tiba-tiba, tapi aku tidak akan semudah itu terpengaruh. Aku memasang senyumanku lalu aku berjalan mendekat kearah keluarga Blackstone melewati beberapa pelayan yang sedang menunggu disana. Aku membungkukkan sedikit tubuhku untuk memberi hormat padanya, lalu pandanganku kembali kearahnya, dan aku melihat dia mengerutkan bibirnya, aku bersumpah dia sedang menilaiku, dan jantungku seakan melompat-lompat karenanya.

"Selamat malam Mrs Blackstone, namaku Ashley Warren, senang akhirnya bisa bertemu dengan anda karena Sean menceritakan banyak hal tentang anda" aku berusaha untuk tetap tenang walaupun saat itu jantungku seakan melompat dari dadaku.

"Apa kau memiliki hubungan dengan cucuku, Miss Warren?" tanya Melisa dengan nada ketusnya.

"Dia adalah kekasihku nenek" kata Sean sambil berjalan kearahku lalu melingkarkan lengannya dipinggangku.

"Aku tidak sedang bicara padamu, jaga sopan santunmu!" gerutu Melisa kepada Sean, lalu matanya kembali mengarah padaku, dan saat itulah aku membalas tatapan matanya, aku tidak lagi memandang wajahnya ataupun tempat lain, tapi aku tepat menatap kearah matanya.

"Aku setuju untuk menjadi kekasih Sean, Mrs Blackstone" kataku tanpa ada keraguan disana, dia melengkungkan alisnya kapadaku dan itu membuatku merinding.

"Apa yang kau cari Miss Warren?, apa yang kau butuhkan dari keluarga Blackstone?, apakah uang?, atau koneksi"

"Apa yang aku butuhkan Mrs Blackstone?, yang aku butuhkan hanyalah Sean Blackstone, cukup dengan itu, aku menjalani hidup dengan baik bahkan sebelum bertemu dengan Sean, aku sudah memiliku cukup uang untuk saat ini, dan aku juga belum membutuhkan koneksi untuk saat ini, jadi untuk saat ini aku tidak membutuhkan apa-apa lagi selain menjalani hidupku dengan tenang" penjelasanku cukup membuatnya terpaku dan berpikir untuk sesaat.

"Jika aku memberikan sejumlah uang padamu malam ini juga, maukah kau meninggalkan cucuku dan keluar dari mansion ini tanpa keributan, kau bisa menyabutkan nominalnya" kata Melisa dengan tenang, bahkan dia sudah mengeluarkan cek dari tasnya.

"Oh, tidak perlu repot-repot Mrs Blackstone, suatu saat nanti jika kelakuan Sean berubah seperti Mr Macon Blackstone, aku bersumpah aku sendiri yang akan meninggalkannya, aku akan pergi tanpa sepeserpun uang dari keluarga Blackstone, tapi untuk saat ini aku benar-benar tidak bisa pergi dari Sean, meskipun anda memberiku seluruh dunia ini padaku" aku benar-benar tidak tahu apakah aku akan langsung diusir dari mansion ini ataukah aku akan diracuni diam-diam setelah aku mengucapkan kata-kata itu, tapi aku masih saja menatap lekat-lekat Melisa yang ada sedang duduk dan balik menatapku.

"Sean Blackstone, tidak akan menjadi pria berengsek seperti ayahnya, sampai matipun tidak akan pernah membiarkannya Miss Warren"

"Kalau begitu aku harus berterima kasih kepada anda untuk hal itu" aku berkata dengan senyuman tulus dibibirku.

Sesaat kemudian aku melihat bibir Melisa melengkung, itu adalah sebuah senyuman, aku bisa melihatnya, mungkin itu hanyalah sedikit senyuman tipis, tapi aku bersumpah, aku yakin jika itu adalah sebuah senyuman, senyuman seorang Melisa Blackstone.

***

 

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

618K 98.8K 39
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
16.3M 606K 35
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
3.1M 173K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
564K 39.5K 61
Dokter Rony Mahendra Nainggolan tidak pernah tahu jalan hidupnya. Bisa saja hari ini ia punya kekasih kemudian besok ia menikah dengan yang lain. Set...