AGAV

By hsnlho

3.9M 356K 26.2K

FOLLOW akun WATTPAD ini terlebih dulu! Kisah tentang Agav, seorang ketua basket SMA Airlangga dan mantan ketu... More

00 ||Prolog
01 ||Diusir
02 ||Vea berulah
03 ||Agav sialan
04 ||Siapa dia?
05 ||Jemput Vea
06 ||Tanding basket
07 ||Terpaksa nginep
08 ||Keciduk
09 ||Kejadian tidak terduga
10 ||Racun
11 ||Agav kumat
12 ||Bikin baper
13. Di markas
14 ||Jalan ke taman
15 ||Dalam bahaya
16 ||Rumah sakit
17 ||Open bo
18 ||Bertemu lagi
19 ||Jatuh cinta
20 ||Bayi Agav baperan
21 ||Cafe
23 ||You are mine
24 ||Perkara minta di kerokin
25 ||Di culik
26 ||pelecehan
27 ||Let's play to the game
28 ||Manja
29 ||Bucin di kantin
30 ||Agav marah
31 ||Keputusan Alex
32 ||Ciuman!
33 ||Agav berubah
34 ||Semuanya telah berubah
35 ||Sulit di perbaiki
36 ||Club
37 ||Cuci darah
38 ||Terbongkar dan maaf
39 ||Di gendong
40 ||Sakit
41 ||Surat
42 ||Mimpi
-
43 ||Berakhir atau kembali
44 ||Kita kembali
45 ||Kisah
46 ||Kita sudah baik
47 ||Kelulusan
48 ||Akhir
49 ||Akhir dari segalanya!
50|| Kericuhan
51 ||Tukang bubur
52|| Kejutan
53|| apa lagi?
54|| Bertamu
55|| Kumpul bareng
56|| Racun
57...
end.....

22 ||Lab

54.3K 5.7K 301
By hsnlho

Tembusin 250 vote lebih prenn

Jangan lupa vote ya prenn, satu vote kalian itu penyemangat aku untuk lanjut🌟

••••

Suara bising akibat ramainya berita jika seorang ketua basket SMA angkasa pindah ke SMA Airlangga membuat keramaian yang heboh.

Bel istirahat pertama berbunyi, membuat segerombolan siswa-siswi berhamburan keluar kelas.

"Steven beneran pindah ke SMA kita?" tanya Iko penasaran.

"Katanya sih gitu," ucap Raka.

Agav hanya diam, cowok itu mengepalkan tangannya kuat. Buat apa cowok itu pindah sekolah ke SMA Airlangga?

"Kantin, laper gue," kata Angga.

Mereka mengangguk, Agav dan yang lainnya ikut mengantri untuk membeli makanan.

"Lo makan kayak orang kesurupan banget Ve," ucap Tara menatap Vea heran.

Vea memakan makanannya dengan cepat, gadis itu juga masih mengeluh jika dirinya masih lapar padahal sudah memakan satu porsi bakso dan batagor.

Vea mengibas-ngibaskan tangannya di depan mulut, bibir gadis itu rasanya memanas seperti terbakar.

"Pedas Bel, huahhhhh pedas. Bagi minum." Vea mengambil satu gelas es jeruk milik Belva.

"Ahhh seger banget," kata Vea menghela nafas.

Belva menggelengkan kepalanya. "Sialan lo! Minuman gue malah di minum."

"Pesen lagi Bel," ucap Vea santai.

Agav dan yang lainnya baru selesai memesan, mereka duduk di meja di mana Vea dan yang lainnya duduk.

"Sayang," ucap Angga menatap Belva.

"Eh emm kenapa?" tanya Belva kaku.

"Geser dikit dong." Angga tersenyum manis pada Belva.

"Yang baru pacaran mah beda, gak kayak lo jomblo karatan," ucap Iko pada Jessi.

"Lo gak bisa diam ya?" Jessi memancarkan aura marahnya.

"Bisa kalau lo gak ada," jawab Iko.

Agav mendudukkan bokongnya di samping Vea, cowok itu menyeruput es teh nya sedikit.

"Udah makan, mau gue suapin gak?" tanya Agav.

Vea menoleh, gadis itu membuka mulutnya lebar-lebar. Satu suapan bakso Vea terima, gadis itu mengunyahnya dengan wajah tampak suka.

"Tadi gue udah makan, tapi masih laper," ucap Vea dengan pipi yang menggembung.

Tangan Agav berangsur mengelus kepala sang gadis. "Mau gue pesenin lagi?"

Kepala Vea menggeleng, jika makan terlalu banyak bisa-bisa nanti ia ingin bab. "Gak mau ah."

"Gue boleh gabung," ucap seorang cowok yang di ketahui namanya, Steven.

Vea menoleh, ia menatap cowok itu lekat. Sepertinya tidak asing.

"Duduk aja bro," ujar Raka.

Agav yang mengetahui jika Steven akan duduk di samping kiri Vea berdiri dengan cepat, lalu duduk di di samping tengah-tengah antara Steven dan kekasihnya.

"Posesif juga lo," bisik Steven di telinga Agav.

"Lo kayaknya kepedasan ya? Minum-minuman gue aja," ucap Steven, ia menyodorkan minumannya ke hadapan Vea.

Vea mengerutkan keningnya heran, kenapa cowok itu perhatian sekali?

Tangan Agav dengan cepat mengembalikan minuman milik Steven. "Gak perlu, Vea bisa minum-minuman gue."

"Oh ok," jawab Steven tersenyum licik.

Tring....tringg....

Bel masuk berbunyi, Vea menoleh pada Agav.

"Agav gue lupa bawa jas lab, lo bawa gak?" tanya Vea.

"Gue gak bawa Ve, sebentar gue tanyain sama yang lain," ucap Agav.

Steven tersenyum licik, ia melepas jas lab nya yang tadi pagi ia pakai. "Pakai punya gue aja, masih bersih kok."

Vea tampak berpikir, jika gadis itu menunggu Agav mencarikan jas untuknya bisa-bisa ia terlambat nanti.

"Gue pinjam ya," ucap Vea mengambil jas lab yang di berikan Steven.

Agav menggeram kesal. "Cepetan ke lab, jangan genit."

Vea mencibir kesal. Memangnya kapan dia genit? Gadis itu pergi meninggalkan Agav dan Steven di kantin, sementara yang lainnya sudah pergi sedari tadi.

Agav menatap Steven dengan mata tajamnya. "Gak usah deketin Vea."

"Kenapa memangnya?" tanya Steven sinis.

"Dia pacar gue," jawab Agav datar.

"Cuman pacar bro, boleh lah gue rebut," bisik Steven di telinga Agav.

"Brengsek!"

Steven menepuk pundak Agav, cowok itu berlalu pergi dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku.

Kelas XII.1 IPA sekarang sedang melangsungkan ujian praktek di lab, Vea yang di tugaskan untuk mengambil barang-barang di kotak berukuran besar sedikit kewalahan.

"Lah kok kurang sih, harusnya kan nih barang totalnya 31 kok cuman 27, jangan bilang masih di ruangan itu," ucap Vea, ia memandang ruangan yang tidak begitu besar ukurannya, namun di dalamnya sangat luas.

Gadis itu masuk ke dalam, ia mulai menggeledah barang-barang di ruangan itu.

"Kenapa cuman gue sih yang di suruh?" gumamnya.

"Halo sayang," ucap seorang cowok dari belakang tubuh Vea.

Byurr!

Mata Vea memburam, ia tidak sempat melihat sosok itu. Vea rasanya ingin muntah sekarang, mencium bau bensin terlalu berlebihan, entah kapan ada cairan bensin berserakan di lantai.

"A-api," ucap Vea berdiri dengan tubuh yang gemetaran.

Gadis itu berlari, namun entah bagaimana bisa pintu itu terkunci rapat dari luar.

"Tolong-tolong, ada orang di luar. Plisss bukain pintunya, gue mohon!" teriak Vea.

"Halo sayang," ucap sosok cowok itu lagi, ia kembali datang dengan tubuhnya yang memaki pakaian hitam, wajah cowok itu juga tidak terlihat karena menggunakan topeng.

"Siapa lo, jangan mendekat," ujar Vea ketakutan.

"Lo punya panik attack kan? Bisa-bisa kesehatan mental lo juga terganggu, mau gue tunjukin sesuatu?"

"Hiks hiks pergi, jangan ganggu gue, gue mohon," Vea memegang kepalanya, ia menjambak rambutnya kuat.

"Sayang," bisik sosok laki-laki itu membuat Vea berteriak makin tak karuan.

"Pergi," teriak Vea histeris.

Cowok berbaju hitam itu mendekat, ia menyalakan sebuah laptop. Di nyalakan satu Vidio pembunuhan di depan wajah Vea, Vea di paksa untuk terus membuka matanya. Gadis itu menangis tanpa henti, ia benci dengan ini.

"Ululuuuu jangan takut dong, tubuhnya sampe gemetaran gini, ini juga keringatnya banyak banget," ucap laki-laki itu, ia membelai rambut Vea hingga menyentuh leher Vea.

Vea diam, entah apa yang di pikirkan gadis itu, ia menatap layar laptop itu lamat hingga kepalanya terasa pusing.

Brukk!

"Gue harap lo langsung gila, biar pekerjaan gue lebih gampang," ucap sosok itu sambil menutup laptop dengan kasar. Ia melangkah pergi dan meninggalkan Vea di dalam ruangan itu yang terbakar.

"Kebakaran-kebakaran," teriak salah satu siswi di koridor sekolah.

Semua berlari kelas, suasana riuh ramai di sepanjang koridor.

"Dimana kebakaran nya?" tanya Melvin.

"Di lab, ada satu perempuan yang masih di dalam," ucap Reksan cowok yang berteriak tadi.

"Vea," gumam Agav, cowok itu berlari menerobos kerumunan. Semoga yang di dalam sana bukan kekasihnya melainkan orang lain.

Agav berhenti dan menarik paksa tangan Nara. "Vea mana?"

Agav geram karena gadis itu hanya diam menunduk dengan air mata yang menetes. "Vea mana hah?" teriak Agav mencengkram tangan Nara kuat.

"Ve-Vea di dalam Gav," ucap pelan Nara membuat Agav menerobos masuk kedalam lab yang sudah di penuhi api.

"Hiks hiks gue khawatir sama Vea, harusnya tadi gue temenin dia ke lab Tar," ucap Nara, tangisannya pecah.

Melvin menarik pergelangan tangan Nara, ia merengkuh tubuh Nara ke pelukannya.

"Ve, Vea!" teriak Agav di dalam sana.

Agav mendobrak pintu yang terkunci, ia mendobrak dengan sekuat tenaga. Raka, Angga, Sega dan Iko ikut masuk ke dalam dan membantu Agav. Sementara Melvin di luar menyuruh kerumunan itu untuk menjauh.

Brukkk!

Pintu terbuka Agav masuk ke dalamnya, cowok itu menatap sekelilingnya yang dipenuhi api dan asap.

"Argghhhh, Vea lo di mana?" teriak Agav frustasi.

"Agav," gumam Vea pelan, gadis itu mendengar teriakan Agav. Ia ingin berteriak meminta pertolongan, namun tenggorokannya terasa kaku.

Agav berjalan lebih jauh, satu tangan mencekal lengan Agav. "Di dalam bahaya, jangan masuk."

"Kalau lo gak mau bantuin, lebih baik keluar! Gue gak akan keluar sebelum gue ketemu Vea," teriak Agav marah.

Agav masuk, tatapannya jatuh pada setumpuk kardus yang berjatuhan, gadisnya! Gadisnya tertimpa kardus yang mulai terbakar satu persatu.

"Vea," ucap Agav.

Cowok itu menendang satu persatu kardus yang menimpa gadisnya, ia mengangkat tubuh Vea ke gendongannya.

"Ve, lo bisa denger gue kan? Buka mata lo," ucap Agav khawatir.

Cowok itu keluar dan membawa Vea ke UKS.
Agav menidurkan tubuh Vea ke kasur, satu tangan cowok itu menggenggam erat tangan Vea sambil di usap-usapnya.

"Ve, bangun sayang," kata Agav.

Tara mengambil minyak kayu putih lalu di usapkan nya pada kening Vea dan sedikit di hidung.

Vea terbangun, gadis itu terduduk dengan tangan yang memeras rok nya kuat. Agav mendekat ia mengusap lembut wajah gadisnya yang memucat.

"Ve, lihat aku," ucap Agav pelan.

"Vea."

Vea memandang lurus ke depan, wajah gadis itu memerah karena takut.

"Sayang," panggil Agav sendu.

"Pacarnya Agav," ucap Agav lagi.

Satu bulus air mata menetes dari mata gadisnya, Agav mengusap lembut air mata itu, ia memeluk Vea ke dalam pelukannya, berusaha menenangkan gadisnya yang ketakutan.

"Nak kenapa bisa lab kebakaran? Bukannya lab kita aman-aman saja?" ucap Bu Ningsih selaku guru kimia di SMA Airlangga.

"Diam! Lo gak liat kalau Vea ketakutan," teriak Agav geram menatap tajam Bu Ningsih, ia tidak peduli yang ia bentak guru atau pun bukan.

Vea memeras ujung baju Agav, gadis itu meraung menangis ketakutan.

"Hiks hiks gue takut hiks," ucap Vea.

Agav mengelus kepala Vea lembut. "Udah ada gue di sini."

"Hiks hiks Agav hiks, dia jahat hiks. Dia buat gue takut hiks, dia yang bakar lab, gue takut hiks hiks, dia tau kalau gue punya panik attack, dia jahat hiks, dia mau nyakitin gue hiks hiks," adu Vea di dalam pelukan Agav, gadis itu memeluk Agav erat.

Agav memancarkan aura marahnya. Cowok itu masih terus mengusap lembut kepala Vea.

"Gue akan bunuh dia, gue akan bunuh orang-orang yang nyakitin lo," gumam Agav, rahangnya mengeras dengan satu tangan yang mengepal kuat.

AGAV

Spam next, banyak-banyak 😜

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 14.6K 8
ANGGREO GASLI TAMA Cowok IPS yang hobinya bikin ribut, suka merokok, suka bolos pelajaran, keluar masuk BK udah menjadi salah satu hobinya, sering bi...
Leonada By Nafia

Teen Fiction

971K 49.4K 39
[Cek on DREAME for complete story] Link on profile #284 in Teen Fiction (25/5/2018) "Lo tuh gak pantes jadi pacar gue!" bentak cowok itu. "G-g-gue ga...
12.9K 1K 6
Follow sebelum membaca yaa :) "Aku mencintaimu." -Kim Seokjin- Short fanfiction ini dibuat dalam rangka hari ulang tahun Kim Seokjin. ©ineagitari595 ...
NARENDRA By been

Teen Fiction

8.4M 805K 62
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Menjadi tawanan seorang ketua geng motor karena kesalahan mantan pacarnya? Itu adalah hal yang tidak pernah di bayangka...