22 ||Lab

54.1K 5.7K 301
                                    

Tembusin 250 vote lebih prenn

Jangan lupa vote ya prenn, satu vote kalian itu penyemangat aku untuk lanjut🌟

••••

Suara bising akibat ramainya berita jika seorang ketua basket SMA angkasa pindah ke SMA Airlangga membuat keramaian yang heboh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara bising akibat ramainya berita jika seorang ketua basket SMA angkasa pindah ke SMA Airlangga membuat keramaian yang heboh.

Bel istirahat pertama berbunyi, membuat segerombolan siswa-siswi berhamburan keluar kelas.

"Steven beneran pindah ke SMA kita?" tanya Iko penasaran.

"Katanya sih gitu," ucap Raka.

Agav hanya diam, cowok itu mengepalkan tangannya kuat. Buat apa cowok itu pindah sekolah ke SMA Airlangga?

"Kantin, laper gue," kata Angga.

Mereka mengangguk, Agav dan yang lainnya ikut mengantri untuk membeli makanan.

"Lo makan kayak orang kesurupan banget Ve," ucap Tara menatap Vea heran.

Vea memakan makanannya dengan cepat, gadis itu juga masih mengeluh jika dirinya masih lapar padahal sudah memakan satu porsi bakso dan batagor.

Vea mengibas-ngibaskan tangannya di depan mulut, bibir gadis itu rasanya memanas seperti terbakar.

"Pedas Bel, huahhhhh pedas. Bagi minum." Vea mengambil satu gelas es jeruk milik Belva.

"Ahhh seger banget," kata Vea menghela nafas.

Belva menggelengkan kepalanya. "Sialan lo! Minuman gue malah di minum."

"Pesen lagi Bel," ucap Vea santai.

Agav dan yang lainnya baru selesai memesan, mereka duduk di meja di mana Vea dan yang lainnya duduk.

"Sayang," ucap Angga menatap Belva.

"Eh emm kenapa?" tanya Belva kaku.

"Geser dikit dong." Angga tersenyum manis pada Belva.

"Yang baru pacaran mah beda, gak kayak lo jomblo karatan," ucap Iko pada Jessi.

"Lo gak bisa diam ya?" Jessi memancarkan aura marahnya.

"Bisa kalau lo gak ada," jawab Iko.

Agav mendudukkan bokongnya di samping Vea, cowok itu menyeruput es teh nya sedikit.

"Udah makan, mau gue suapin gak?" tanya Agav.

Vea menoleh, gadis itu membuka mulutnya lebar-lebar. Satu suapan bakso Vea terima, gadis itu mengunyahnya dengan wajah tampak suka.

"Tadi gue udah makan, tapi masih laper," ucap Vea dengan pipi yang menggembung.

Tangan Agav berangsur mengelus kepala sang gadis. "Mau gue pesenin lagi?"

AGAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang