Telling Ghost Stories At My E...

By selirchu

3.3K 658 43

Judul: Telling Ghost Stories At My Ex-bofriend's Wedding (去前男友婚礼上讲鬼故事) Penulis: Hua Jian Er Gou (花间二狗) Total... More

Salam-Salam
Chapter 1 : Aku Hantu
Chapter 2: Cincin Wanita
Chapter 3: Spiritualisme
Chapter 4: Payah
Chapter 5: Sugar Daddy
Chapter 6: Kencan Buta
Chapter 7: Biksu Taois
Chapter 8: Abu Dupa
Chapter 10: Kembang Api
Chapter 11: Babi Kembang
Chapter 12: Ahli
Chapter 14: Berakhir?

Chapter 9: Hantu

179 40 1
By selirchu

Diterjemahkan oleh earlciel-l
Diedit oleh selirchu

117.

Su Yu menatapku tanpa mengatakan apapun, matanya tenang.

Beberapa saat sebelumnya, mangkuk nasiku jatuh dan terguling.

Tidak ada satupun dari kami yang peduli.

Su Yu berdiri, berjalan ke samping, memungut mangkuk, dan beberapa menit kemudian menaruhnya di depanku: Aku serius.

118.

Aku pikir pasti ada sesuatu yang salah dengan otak Su Yu. Ia ingin menikah? Denganku? Sesosok hantu?

Sup Meng Po masih menungguku. Siapa yang tahu di mana aku akan bereinkarnasi di kehidupan selanjutnya? Lalu apa gunanya menikah sekarang?

Untuk beberapa saat aku tercengang dan marah, dan kuharap aku bisa meletakkan mangkuk itu di atas kepalanya. Su Yu mengambil sumpit dan memakan makanan sambil berbicara dengan santai, seolah-olah itu hanya percakapan biasa: Aku telah lama berpikir pada hari kau pergi. Aku tidak bisa bisa berbuat apa-apa mengenai hidup dan mati dan aku berdamai dengan itu. Satu-satunya hal yang menjadi kekhawatiranku yaitu bahwa aku belum menikahimu. Sebenarnya, aku sudah merencanakannya selama beberapa hari, tapi aku tidak menyangka kau pergi secepat itu ...

Aku tercengang.

Su Yu: Butuh waktu lama bagiku untuk memilih cincin. Kau pergi pada hari di mana aku membuat keputusan. Ada masalah dengan penjualnya, jadi sebagai gantinya mereka mengirim cincin wanita. Aku akan menggantinya, tapi karena kau menyembunyikan cincin wanita itu, tampaknya kau menyukainya. Jadi kita biarkan saja. 

Jika aku memiliki tubuh fisik sekarang, ekspresiku pasti akan sangat luar biasa.

Su Yu: Oh ya, apakah kau masih ingin bertanya tentang pernikahanku di hari ketujuh kematianmu?

Aku memberi sebuah anggukan. Aku tidak akan kembali dari Jembatan Naihe dengan marah jika bukan untuk ini.

Su Yu tertawa nakal dan berkata: Aku pergi ke kamar mayat rumah sakit dan meminta jika seseorang berjalan cepat dan berpapasan denganmu, tolong bawakan pesan untukmu. Aku tidak memiliki harapan tetapi yang mengejutkanku, itu berhasil. Apa kau ingat siapa yang memberitahumu? Aku akan membakar uang kertas untuk mereka.

Aku: ...

Aku bergidik membayangkan Su Yu berdiri di kamar mayat, menghadap dinding laci besar yang penuh dengan mayat.

Anjing yang menggoda itu mengangkat alisnya dan bertanya dengan suara yang layak ditampar: Apa kau marah? Apa kau akan marah? Kau harus. Aku sangat marah saat kau berbicara mengenai kematian dan kapan kau mati.

Aku: ...

BAIKLAH! Kau luar biasa, keterampilan balas dendammu benar-benar unik dan tak tertandingi. Mereka melampaui semua bentuk contoh yang pernah ada.

119.

Dan begitulah akhir dari ceritanya.

Su Yu berdiri untuk mencuci piring.

Dalam suasana hati yang rumit, aku duduk pada tempat yang sama, dengan penuh tanda tanya.

-Oi! Tunggu sebentar. Bagaimana mungkin ini menjadi akhirnya? Ketika aku mengatakan aku akan menikahimu? Bisakah kau tolong tunggu sebentar, temanku??!

Eh? Eh? Teman, bolehkah aku mengatakan sesuatu?!

120.

Su Yu kembali setelah mencuci piring: Apa yang akan kau lakukan nanti malam? Pertanyaan ini membuatku sangat bingung.

Masuk akal untuk mengatakan itu karena aku telah kembali, aku masih menjadi sugar daddy makhluk ini. Mengenai hal tak terhindarkan dan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh sugar daddy dan kekasih gelapnya... Seluruh tubuhku hanyalah tulang. Ini yang dinamakan 'Roh bersedia, tetapi daging lemah'.

Mengapa aku tidak membeli boneka tiup sebelumnya?

Boneka tiup atau inflatable doll, memang sejenis boneka plastik yang bisa ditiup. Bentuknya menyerupai manusia dan ada juga yang berupa boneka dewasa ...

121.

Sehabis makan malam sewaktu dulu, kami biasanya pergi berjalan-jalan, kadang mampir membeli makanan ringan atau sesuatu. Tapi dalam situasi ini, aku tidak mau membuang waktu di luar.

Tentu saja, Su Yu juga.

Oleh sebab itu, kami berdua duduk dengan mata terbuka lebar.

Benar-benar situasi yang luar biasa. Kami berdua sedikit gugup karena tidak satupun dari kami yang berpengalaman.

Aku berpikir lama, lalu mengeluarkan ponselku dari kamar dan mengetik: Haruskah kita ... WeChat?

Su Yu: ...

Wajah tampan itu memiliki ekspresi yang sangat berwarna.

Sebenarnya, mengobrol di WeChat itu sulit. Kami akan saling menyakiti sesuai konsistensi kepribadian "luar biasa" kami. Aku akan memanggilnya anjing, dan ia akan memanggilku bodoh, ditemani oleh sepaket pasukan emoji. Ini terjadi setiap hari, dan kami bahkan seimbang.

Su Yu pergi ke dapur ketika aku lelah dan menuangkan susu stroberi untukku, memastikan untuk mencampurnya dengan abu dupa.

Kemudian malam berlalu.

Tanpa tujuan, menyia-nyiakan waktu untuk kegiatan tidak berguna seperti makan dan menunggu kematian.

122.

Tapi inilah yang aku inginkan. Tidak masuk akal dan tidak ada gunanya. Ini hanya tentang tinggal bersama Su Yu.

Rasanya senang bisa menemaninya.

Su Yu memelukku dan tertidur saat malam. Ia mendekapku dari belakang, saling menautkan jari, dan meletakkannya di dadaku seperti yang telah ia lakukan sebelumnya.

Nafasnya teratur dan panjang seolah-olah ia akhirnya bisa tidur setelah berhari-hari.

Aku sedang memikirkan sesuatu ketika aku mendengar seseorang memanggil namaku, suara itu berdengung di samping tempat tidur.

Ketika aku mendongak, aku melihat pria gemuk berdiri di samping tempat tidur, dengan lembut mencari tanganku. Ia sopan, menggenggam tas kerja dan tersenyum dengan mata menyipit.

Kalau dipikir-pikir, aku mengenalnya - ialah yang menjemputku ketika aku mati, salah satu dari legenda kepala sapi dan wajah kuda yang legendaris, pekerja dari neraka.

Kepala sapi dan wajah kuda penjaga dunia bawah dalam mitologi China.

Pada saat aku mati, tepat pada saat aku menghembuskan nafas terakhirku, aku melihat kakak besar ini menungguku di tempat tidur rumah sakit. Dengan tas kerja di bawah lengannya dan daftar di tangannya, ia bertanya sambil tersenyum: Mati?

Jika bukan karena ia ramah, aku yakin ia akan dipukuli hingga mati jika ia menanyakan ini.

Setelah itu, aku juga berseri dan berkata: Aku sudah lama menunggu.

Kakak besar melambaikan tangannya: Tidak terlalu lama, tidak terlalu lama. Kau mempunyai sikap yang baik, nak.

Saat ia berbicara, ia mengibaskan rambutnya ke samping, memblokir seseorang dengan aura jahat, dan merebutnya.

Lalu mengantarku ke tempat tujuanku.

Aku merenung tapi sekarang situasinya berbeda.

Kakak besar masih tersenyum: Aku di sini untuk mengingatkanmu bahwa hari ini adalah hari kelima kematianmu. Lusa adalah hari ketujuh. Saatnya untuk kembali.

Aku melayang keluar dari kerangka, mengerutkan kening dan berbalik menatap Su Yu yang tengah tertidur sebelum bertanya: Apa aku harus kembali?

Kakak besar berkata tanpa daya: Semua orang menanyakan ini padaku, membuatku terlihat seperti penjahat. Tentu saja kau harus kembali. Reinkarnasi memerlukan beberapa lapisan penyaringan. Hanya mereka yang memenuhi kualifikasi yang dapat bereinkarnasi setelah mendiskusikan kelebihan dan kekuranganmu di aula istana Pan Guan. Banyak hantu bersusah payah mencoba untuk masuk ...

Pan Guan hakim dunia bawah mitologi China

Kakak besar menjelaskan panjang lebar, tapi kemudian gaya melukisnya tiba-tiba berubah. Ia menatapku dan berkata: Tapi kau pikirkanlah baik-baik. Setelah mendiskusikan kelebihan dan kekuranganmu, pasti ada beberapa kualifikasi untuk bereinkarnasi. Kehidupan selanjutnya masih luar biasa. Kau..

Aku berbalik melihat Su Yu dan tidak berbicara.

Kakak besar berhenti di tengah pidatonya dan menghela nafas: Pemudamu ini memiliki kehidupan yang baik dan orang yang menjanjikan. Alisnya, bagaimanapun mengumpulkan qi hitam dalam beberapa hari terakhir. Jika ini terus berlanjut, ia akan menghembuskan nafas terakhirnya dalam beberapa tahun. Belum lagi bakatnya akan sia-sia. Lalu...

Kakak besar tidak berkata apa-apa lagi. Ia menepuk pundakku dan berkata: Temanku, jalan terpisah antara manusia dan hantu bukanlah omong kosong tertulis belaka. Ini merupakan hukum alam. Tidak ada yang memaksamu untuk melakukan sesuatu. Jalan manapun yang kau pilih, iblis kecil, pikirkan dengan baik sebelum membuat keputusan.

Kakak besar berbalik dan berjalan ke pintu depan. Ia menghilang di tengah jalan. Su Yu berguling dalam tidurnya dan menggumamkan sesuatu yang tidak jelas. Aku tidak tahu apa itu.

Aku kembali ke kerangka, membuat Su Yu berbalik lagi, bersandar di lengannya, dan membenamkan diri pada dadanya, bergumam tanpa suara: Kecantikan yang membahayakan negara ah...

Mata Su Yu tertutup saat memelukku dengan erat. Dia menundukkan kepalanya dan mengecup keningku: Idiot kecil.

123.

Hari berikutnya masih tidak bersemangat seperti biasa dengan seorang manusia dan seorang hantu. Melihat bagaimana Su Yu sangat nyaman di kamarnya, dan mengingat penampilan sebelumnya ketika ia diperebutkan oleh para bos. Aku merasa aku sudah menunda pemuda ini berjuang untuk membangun negara, dan sedikit menghambat kemajuan ekonomi negara.

Ini benar-benar dosa besar.

Mungkin aku terlalu banyak berpikir, aku tertidur dalam keadaan linglung seperti hantu pada malam hari. Langit sudah cerah ketika aku bangun, dan tempat tidur di sampingku sudah kosong.

Ketika aku berguling, aku menyadari Su Yu merokok di sisi tempat tidur. Seberkas cahaya masuk melalui jendela dan asap mengepul, menerangi siluetnya dan menyilaukan mata semua orang yang menatapnya.

Ada sebuah pisau di atas karakter untuk nafsu. Aku benar-benar dihancurkan oleh pisau Su Yu. Kalian tidak bisa menyalahkanku karenanya. Itu karena ia agak terlalu menarik saat merokok. Aku mengagumi caranya merokok.

Ada sebuah pisau di atas karakter untuk nafsu, kegiatan mesum yang dapat menyebabkan konsekuensi pahit.

Aku biasa terbangun tengah malam dan melihatnya merokok di jendela, memegang sebatang rokok dengan malas di antara kedua jarinya, menghembuskan cincin asap dengan mata menyipit. Dagunya yang tajam terlihat seksi dan menakjubkan dengan cahaya rokok.

Ia tahu aku tidak suka bau rokok dan jarang merokok di depanku. Jika aku melihatnya, ia pertama-tama akan bertanya bagaimana aku bangun. Aku tak pernah menjawabnya. Aku akan berjalan ke arahnya dan memeluknya, membenamkan wajahku di dadanya dan bersandar linglung sebentar. Saat aku berjalan mendekat, dia akan mematikan rokoknya, berbalik, dan menghembuskan asap terakhir ke luar jendela, lalu kembali dan mengecup puncak kepalaku, mengatakan dengan lembut masih ada bau rokok padaku. Ia akan mengangkat tangannya dan mengusap kepalaku sementara aku memeluknya erat. Ia bahkan akan membawaku kembali ke tempat tidur dan tertidur dengan tangannya yang melingkar padaku.

Su Yu tidak pernah membuat janji besar kepadaku, tapi ini sudah lebih cukup. Ini benar-benar cukup.

Pada titik ini, aku melihat siluetnya, membodohi diri sendiri untuk sekejap, dan berjalan ke arahnya seperti yang pernah aku lakukan sebelumnya.

Su Yu mematikan rokoknya dan tersenyum padaku.

Pagi yang cerah, kekasih yang tampan, dan pemandangan yang indah.

Aku mendekat dengan diliputi emosi, seperti yang telah aku lakukan berkali-kali dulu. Aku mengangkat tanganku, mencengkram pinggangnya, dan bersandar di dadanya, seperti di masa lalu, ketika...

Ada bunyi krak.

Hidung Su Yu langsung menabrak tengkorak bundarku.

Tiga detik kemudian, dua garis darah merah perlahan menetes.

Su Yu: ...

Aku: ...

Aku @#¥%#¥@%@!!!!!




Hai! Aku kembali dengan teman baru yang membantu menerjemahkan chapter ini. Sebenarnya, seluruh chapter ini diterjemahkan oleh earlciel-l dan aku hanya membantunya mengedit. Cheers! 

Continue Reading

You'll Also Like

324K 32.2K 30
Secuil kisah ajaib bin menarik dari keluarga mapia Papi Rion Kenzo dan Mami Caine Chana beserta tuyul-tuyulnya. YES THIS STORY CONTAIN BXB!
40.4K 4K 15
lah kok jadi manusia?-Lee Heeseung 2024
29.4M 1.3M 44
[Story 4] Di penghujung umur kepala tiga dan menjadi satu-satunya orang yang belum nikah di circle sudah tentu jadi beban pikiran. Mau tak mau perjod...
932K 53.4K 53
BELUM DIREVISI. "Suutttt Caa," bisik Caca. "Hem?" jawab Eca. "Sttt Caa," "Apwaa?" Eca yang masih mengunyah, menengok ke samping. "Ini namanya ikan ke...