Chapter 11: Babi Kembang

143 35 1
                                    

Diterjemahkan oleh selirchu

134.

Pak tua Li berumur lebih dari sembilan puluh tahun. 

Ia mengembuskan napas terakhirnya di depan banyak keturunan dan istrinya. Jiwanya meninggalkan tubuh, dan ia melihat seorang pria paruh baya dengan tas kantor di lengannya dan seutas  denyum berdiri di pintu. Pak tua Li melihat kembali ke arah keluarganya untuk terakhir kali lalu pergi dengan pria paruh baya. 

Jalan menuju dunia bawah panjang dan berliku. Pak tua Li membungkuk, menarik napas di setiap langkahnya dan bergerak selambat siput. Pria paruh baya mengingatkannya: Paman, jiwa berada di luar tubuh. Kau bisa kembali ke umur yang kau inginkan. Tidak perlu tetap berada di usia saat kau mati. Pak tua Li tuli dan bingung. Ia menangkupkan telinganya dan bertanya: Nak, kau bilang apa? Bicara lebih keras! 

Pria paruh baya itu mengeraskan suaranya dan mengulangi: Beberapa jiwa yang kujemput kembali ke hari-hari saat mereka bersekolah. Katanya apa yang paling mereka sesalkan adalah melewatkan gadis dengan kuncir kuda panjang di meja depan yang melihat kembali ke arah mereka. Beberapa kembali pada waktu sebelum janji pernikahan, sebelum mengatakan "aku bersedia". Kata mereka lebih baik melajang. Beberapa kembali saat mereka mendapat surat penerimaan kampus, beberapa kembali untuk membunyikan bel di New York Stock Exchange ... Singkatnya, kebanyakan dari mereka kembali ke saat tertentu dalam hidup mereka.

Pak tua Li paham, dan langsung melambaikan tangannya: Tidak, tidak! Istriku akan hidup lebih lama dariku. Saat ia datang dan melihatku menjadi pria muda, ia akan memarahiku lagi! 

Pria paruh baya itu bertanya tak serius: Paman, kau tidak mau menunggu istirmu di sisi Jembatan Naihe, kan? 

Pria tua Li melotot: Tentu saja aku harus menunggu! Kalau tidak, ia tidak akan menemukanku di ujung Sungai Kuning saat ia tiba, dan akan marah lagi!

Pria paruh baya itu berpikir sejenak: Omong-omong soal menunggu seseorang di Jembatan Naihe, aku teringat seseorang. 

Pak tua Li mencoba keras untuk mendengarkan sambil menangkupkan telinganya. 

Pria paruh baya itu memberi tut lembut: Pria itu akan meminum sup Meng Po. Saat ia mendengar beberapa kabar, ia bergegas kembali ke dunia. Setelah beberapa hari menggila dan membuat keributan, ia kembali dan menyatakan dengan sopan bahwa ia berharap untuk bereinkarnasi dengan baik. Tidak ada yang menyangkanya akan menyebrangi Jembatan Naihe dan menyesalinya. Berandalan itu membuat ulah yang mengerikan sambil mencengkeram paha Meng Po, benar-benar tak nyaman. Ia sangat mengganggu Meng Po hingga ia sakit kepala. 

Pak tua Li penasaran: Dan lalu?

Pria paruh baya: Lalu? Saat seseorang bereinkarnasi, seluruh dokumen mereka dihapus. Takdir hidup mereka, orang yang mereka temui, dan dampak bagi semua orang yang pernah berinteraksi dengan mereka terhubung dengan efek kupu-kupu. Pria itu bersikeras soal tak bereinkarnasi dan seluruh dokumennya harus diubah. Meng Po tak punya pilihan selain memercayakan dokumennya ke hantu pembawa pesan yang bertugas di jembatan. Hasilnya, hantu pembawa pesan benci menyebutkannya. 

Pria paruh baya menjeda, lalu berkata: Intinya soal lelaki ini adalah ia dilepaskan dengan mudah, namun memamerkan kecerdasannya. Omong-omong, jangan berkeliaran jika kau tak mau bereinkarnasi. Bersikap sopan dan jujur. Jangan menjadi jiwa kesepian atau hantu liar. Jangan diam di Jembatan Naihe dan tertipu oleh penghuni liar yang sering mengganggu pekerjaan neraka. Beberapa tahun terakhir, saat Meng Po dibuat kesal olehnya, ia mengeluarkan dekrit ... Sekarang seharusnya sudah lebih dari sepuluh tahun, menurut perhitunganku. Aku takut Meng Po harus menambahkan yang lain. 

Pak tua Li bertanya penasaran: Kenapa ia melakukan ini?

Pria paruh baya terlihat bingung: Yah ...

Telling Ghost Stories At My Ex-boyfriend's Wedding [BL] - TerjemahanOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz