Ex Boss! My Husband [ On Goin...

By anggihao

445K 22.4K 666

Teresha Putri Pradana & Aksara Putra Pranaja❤️ #1 in ex [18/6/2021] #1 in work [4/6/2021] #15 in chicklit [17... More

part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
Part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
Part 30
part 31
Part 33
Part 34
Part 35
part 36
part 37
part 38
part 39
part 40
part 41
info

Part 32

8.2K 423 8
By anggihao

Happy reading 📖

Happy Satnight All ❤️

Jangan lupa vote, coment and share cerita ini ke semua teman kalian❤️

°°°

Pagi ini perusahaan Pranaja Corp di hebohkan dengan berita kedekatan sang CEO perusahaan dengan seorang perempuan yang belum diketahui siapa namanya dan bagaimana parasnya. Disisi lain Tere masih didalam ruangannya sejak tadi pagi ia sampai ke kantor dengan taxi karena mobilnya masih berada di basemant perusahaan sejak jum'at lalu. Awalnya pagi ini ia akan berangkat bersama-sama dengan Aksa. Namun dengan adanya berita tersebut Tere tidak ingin menjadi sorotan. Meskipun begitu tetap saja ia mendapat imbas dari gosip tersebut. Handphone-nya sejak tadi sudah berdering, entah sudah berapa banyak pesan serta panggilan yang tidak terjawab dari berbagai departemen yang ingin tahu tentang kebenarannya. Karena sampai saat ini Aksa belum juga tiba di kantor. Laki-laki itu kebetulan sedang pergi meninjau proyek pembangunan villa di daerah Bogor bersama dengan Ana. Terlepas dari itu semua Tere takut jika ada seseorang yang menyadari bahwa perempuan yang gambarnya diambil dari arah belakang ketika bersama dengan Aksa itu adalah dirinya sendiri. Maka dari itu sejak tadi di grup lambe yang berisi anak divisi keuangan Tere hanya merespons-nya dengan biasa saja. Ia hanya menjawab tidak tahu menahu soal perempuan yang bersama Aksa saat di toko perhiasan kemarin meskipun dirinya adalah asisten pribadi laki-laki itu. Sejauh ini, Tere masih merasa aman karena di grup tidak ada menyebut nama dirinya yang ada di foto itu. Kebanyakan semua orang menduga kalau perempuan itu anak konglomerat atau paling tidak seorang model. Karena dilihat dari perawakan tubuhnya, perempuan itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan kelihatan sangat elegen dengan penampilannya yang sederhana.

Saat Tere masih meninjau sejauh mana gosip itu beredar dari grup lambe kantor yang entah siap pembuatnya tapi yang Tere tahu Nisa-lah orang yang sudah menambahkannya untuk menjadi anggota grup tersebut. Tak lama sebuah pesan dari Aksa masuk ke handphone Tere.

爱❤️

Are you oke?

Aku minta maaf. Belum bisa kembali ke kantor.

Tere membaca pesan tersebut. Meskipun tadi pagi Aksa sudah menelepon-nya dan ia sudah bilang sejauh ini masih aman. Tapi ternyata laki-laki itu masih khawatir dan mengirim pesan padanya.

Teresha

Sejauh ini masih aman, belum ada yang curiga. Jadi, aku baik-baik aja.

It's oke. Aku ngerti. Tapi inget, jangan ngelakuin hal aneh-aneh sama Ana.

爱❤️

Aku mau lakuin hal aneh-aneh-nya cuma sama kamu.

Mendapat balasan seperti itu Tere hanya mendengus kesal. Ia memilih untuk tidak membalas pesan dari Aksa.  Bisa-bisanya laki-laki itu menggodanya disaat seperti ini.

Ruangan Tere diketuk dari luar. Mendengar itu Tere mempersilahkan seseorang yang baru saja mengetuk pintunya untuk masuk. Pintu terbuka dan disana menampilkan sosok Satya.

"Bisa bicara sebentar," ucapnya pada Tere.

Tere menjawabnya dengan anggukan. Kemudian, keduanya berjalan keluar untuk bicara di coffe shop yang berada lobby kontor. Kebetulan ini pertengahan bulan, jadi pekerjaan di kantor tidak terlalu sibuk. Sehingga Satya berani keluar saat jam kerja setelah ia meminta izin pada Andi untuk berkerja di coffe shop. Padahal, kenyataannya ia ingin mengajak Tere untuk membicarakan hal penting. Ia tidak bisa menundanya sampai jam makan siang. Perasannya sejak pagi tadi sudah tidak karuan setelah melihat foto perempuan yang digadang-gadang adalah kekasih Aksa. Meskipun gambarnya diambil dari arah belakang, namun Satya mampu mengenali siapa perempuan itu. Maka dari itu disinilah ia berada, mengajak Tere untuk memastikan sesuatu. Ia berharap semoga dugaannya kali ini salah.

Setelah segelas macchiato pesanan Tere dan segelas espresso pesanan Satya sudah berada dihadapan mereka. Barulah keduanya mulai mengobrol. Awalnya hanya obrolan biasa hingga akhirnya sampai-lah pada Satya yang menanyakan sesuatu yang sudah mengusiknya sejak pagi tadi.

"Let me know. Yang ada di foto itu bukan kamu kan, Ter?" Tanya Satya menatap Tere menunggu jawaban.

Mendengar itu Tere mengurungkan niatnya saat ingin menyesap macchiato miliknya. Tere balik menatap Satya yang tengah menatap kearahnya.

"Hahahaha. Nggak mungkin aku-lah Mas," Tere sengaja mengeluarkan tawanya agar Satya tidak curiga. Ia belum bisa memberi tahu Satya apa yang sebenarnya terjadi. Bukan! Bukan ia ingin memberi harapan pada laki-laki itu. Hanya saja masih terlalu awal untuk memberitahu semuanya.

"Yakin?" Tanya Satya lagi.

Sial. Kenapa Tere merasa seperti sudah maling sesuatu dan ia takut ketahuan.

"Iya.... Jadi ngajak aku kesini cuma mau nanya itu aja?" Tanya Tere. Ia sengaja mengalihkan pembicaraan. Jika diteruskan ia takut menambah dosa karena sudah terlalu banyak berbohong.

"Emm.... Sebenarnya ada satu hal penting lagi yang mau aku omongin-" Ucap Satya.

Tere masih menunggu kelanjutan dari ucapan Satya.

"Sebenarnya aku... Aku suka sam-"

"Teresha."

Panggilan itu membuat Satya menghentikan ucapannya. Mereka berdua menoleh dan mendapati Aksa bersama Ana disampingnya.

Melihat itu, Tere langsung izin kembali keruangan terlebih dahulu karena tidak enak ketahuan mengobrol saat jam kantor.

"Mas, sorry. Pak Aksa udah balik, jadi aku juga harus balik kerja." Katanya pamit pada Satya.

Satya hanya mengangguk mengerti. Tak urung ia merasa kecewa, padahal hanya tinggal dua kata terakhir dan ia akan mendapatkan jawaban dari perempuan yang ia sukai. Tapi tak apa, yang terpenting Tere sudah memberi tahunya bahwa perempuan di foto yang bersama Aksa bukanlah dirinya.

"Pak," sapa Tere saat sudah berada di hadapan Aksa.

Aksa masih menatap ke tempat dimana tadi Tere duduk dan disana masih ada Satya.

"Tere, harusnya kamu jadi contoh yang baik sebagai asisten pribadinya pak Aksa. Bukan malah leha-leha ngobrol di coffe shop saat pak Aksa pergi keluar." Tegur Ana. Yup! Perempuan itu berani menegur Tere meskipun dihadapan Aksa.

"Maaf pak! Saya benar-benar minta maaf." Ucap Tere menunduk pada Aksa.

"Ke ruangan saya sekarang." Ucap Aksa tanpa mau dibantah.

Kemudian ketiganya berjalan menuju lift. Dengan Aksa yang memasuki lift khusus petinggi. Sedangkan Tere dan Ana berada di lift karyawan.

"Itu lo kan," ucap Ana tiba-tiba saat mereka berdua sedang didalam lift.

"Maksud lo?" Tanya Tere tak mengerti.

"Nggak usah pura-pura bego. Perempuan di foto yang sama pak Aksa, itu lo kan?" Tanya Ana sinis.

"Nggak usah nuduh tanpa bukti." Ucap Tere tak kalah sinis.

Belum sempat Ana melayangkan jawaban. Lift terbuka dan Tere langsung keluar menuju ruangan Aksa.

"Bisa tolong jelaskan untuk yang tadi?" Tanya Aksa setelah Tere duduk di sofa tamu yang berada di ruangannya.

"Bukan apa-apa. Kami berdua hanya minum kopi dibawah." Ucap Tere menjelaskan.

"Harus di jam kantor?" Tanya Aksa lagi. Ia masih berdiri di depan meja kerjanya dan menghadap kearah Tere.

"What's wrong? Lagian nggak ada kerjaan yang mendesak. So, nggak masalah dong kalau cuma minum kopi di jam kantor." Jawab Tere ikutan kesal.

"Bukan itu masalahnya."

"Terus?"

"Saya nggak suka kamu berduaan sama laki-laki lain."

"Come on, Mas. Sama teman kantor aku kamu masih cemburu." Ucap Tere tak percaya.

Mendengar itu Aksa berjalan kearah Tere dan duduk tepat disamping perempuan itu. Ia menarik pinggang Tere posesif yang hanya dibiarkan perempuan itu karena percuma saja memberikan perlawanan tidak akan pernah berhasil.

"You are mine. Dan aku nggak suka berbagi," ucap Aksa menatap Tere.

"Posesif nih ceritanya." Ucap Tere menggoda Aksa.

"Aku hanya menjaga apa yang sudah tuhan titipkan pada ku."

Tere hanya terdiam mendengar itu. Ia dapat melihat keseriusan dari balik bola mata milik laki-laki dihadapannya ini.

"Hmmm... Bisa lepas ini." Ucap Tere menunjuk tangan Aksa yang masih betah melingkar pada pinggangnya.

"Aku serius Teresha. Tidak akan pernah membiarkan kamu bersama laki-laki lain." Ucap Aksa tanpa peduli dengan ucapan Tere.

"Mas, jangan terlalu posesif dong. Aku jadi takut." Ucap Tere mendramatisir.

"Apa yang kamu takutkan?" Tanya Aksa lembut.

"Takut nggak bisa lepas dari pesona kamu." Ucap Tere tertawa puas karena sudah berhasil menggoda Aksa.

"Hmm... Udah mulai nakal ya?"

"Mana ada nakal. Udah ya, ini lepas dulu, aku mau ngomong serius." Ucap Tere meminta Aksa untuk melepaskan rengkuhan-nya.

Dengan terpaksa Aksa mengikuti apa kata Tere. Sekarang mereka sudah duduk saling berhadapan.

"Soal berita hari ini, aku mau kamu segera memberikan penjelasan supaya mereka nggak curiga." Pinta Tere serius.

"Kamu mau aku jelasin ke mereka kalau perempuan yang ada di foto itu kamu." Sekarang gantian, giliran Aksa yang menggoda Tere.

"Ihh bukan begitu. Ya masa tiba-tiba, kan nggak lucu kalau aku diserang sama fans-fans kamu."

"Justru mereka nggak akan berani nyerang kamu jika tahu kamu itu tunangan aku."

Tere menggeleng tidak setuju, "Tetap aja aku belum siap."

Kemudian Tere teringat sesuatu untuk ia tanyakan pada Aksa. "Soal siapa yang nyebarin foto kita kamu udah tahu siapa pelakunya?" Tanya Tere penasaran.

Aksa mengangguk, "Gita, anak operasional." Jelas Aksa.

Tere berpikir sejenak. Mengingat wajah Gita anak operasional itu yang mana. Setelah beberapa saat ia mengingatnya. Gita anak operasional adalah perempuan Gebetan Arya. Kalian ingat kan, saat Arya tidak bisa ikut makan siang. Nah saat itu dia sedang bertemu dengan Gita. Sungguh dunia yang sempit.

"Lalu, apa kamu akan memecat Gita?" Tanya Tere.

Aksa hanya terkekeh mendengar pertanyaan yang menurutnya cukup konyol itu. Ia tidak sepicik itu untuk memecat karyawan hanya karena menyebarkan gosip tentangnya. Kecuali karyawan itu melakukan hal fatal yang merugikan perusahaan, baru ia akan memecatnya tanpa ragu.

"Nggak akan aku pecat. Sepertinya memberikan Gita teguran sudah cukup."

"Keputusan yang bijak." Puji Tere tulus. Kemudian ia berdiri untuk kembali keruangannya. "Aku balik ke ruangan dulu."

"Hari ini jatah aku makan siang sama kamu." Ucap Aksa mengingatkan.

"Iya. Iya. Bawel banget sih," Ucap Tere gemash. Karena Aksa sudah mengatakan-nya tadi pagi dan sekarang, laki-laki itu mengatakan-nya lagi.

Setelah itu Tere benar-benar keluar dari ruangan Aksa. Laki-laki itu masih menatap kearah pintu dimana Tere menghilang dari pandangannya. Sekali lagi ia merasa bersyukur karena sudah diberikan kesempatan untuk bersama dengan Tere.

Perempuan itu adalah satu-satunya perempuan yang tidak pernah menuntut apapun selain untuk tidak berbuat macam-macam dibelakangnya. Perempuan itu tidak pernah menuntutnya untuk selalu berada disampingnya. Perempuan itu tidak merasa tertekan saat badai menerjangnya justru ia menghadapi-nya dengan santai. Karena hal itulah seorang Teresha Putri Pradana berbeda di mata Aksa. Menurutnya perempuan cantik itu banyak. Tapi perempuan yang seperti Tere itu langka.

T.B.C

Thank you yang udah mampir ❤️

Ditulis dengan 1658 kata

Sabtu, 10 Oktober 2021

With love you AR ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

319K 33.7K 50
Update setiap: Selasa, Kamis, dan Sabtu Beleaguered : Terkepung Meisya seorang jomlo menaun yang sedang dilanda kebingungan dengan perubahan hidupnya...
1.2M 95K 54
Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ke...
624K 62.4K 31
Pernikahan Rhea dan Starky hanya berlangsung selama tiga tahun. Meskipun mereka telah dikaruniai seorang putra, ternyata Starky belum juga bisa usai...
435K 30.3K 41
Lyla tidak berminat menikah. Namun, siapa sangka ia harus terjebak dalam pernikahan dengan sahabatnya sendiri? "You're a jerk, Hanan." "And you're tr...