STALKER - Beside Me [REVISI] āœ”

By smileracle

103K 13.7K 13.3K

Bagaimana jika setiap aktivitasmu diawasi oleh seseorang yang tak dikenal? Hidup Ruwi menjadi lebih tidak ten... More

Prolog
1 - Arti Nama
2 - New Friends
3 - Seseorang yang Peduli
4 - xxxx is Calling
5 - What I Feel (1)
6 - What I Feel (2)
7 - Preman dan Bunga
8 - Sebuah Surat
9 - The Incident
10 - It's okay, But...
11 - Kecurigaan
12 - Benang Merah
13 - Hidden Person
14. Chandra's Side Story
15 - Serpihan
16 - Serpihan 2
17 - Lindungi Ruwi!
18 - Save Me!
19 - Rumah Sakit
20 - Pengakuan
21 - Maaf...
22 - Happy Ending?
23 - 1004
24 - Siapa Mr. R?
CAST
25 - Pria itu...
26 - Belum Usai
27 - Sebuah Janji
28 - Ketemu
29 - Dua Perisai
30 - Memori Masa Lalu
31 - It's Okay not to be Okay
32 - Kembali pada Kenyataan
33 - H-1
34 - D-Day
35 - His Face
36 - Kepingan Rahasia
37 - Serious Talk
38 - Stalker Baru
39 - Laporan Terakhir
40 - Ayah Idaman
41 - Face to Face
42.a - Hari Yang Dinantikan
42.b - Hari Yang Dinantikan
43 - Black Memories
44 - Fakta Lain
45 - Untitled
46 - Sebuah Keputusan
47 - Kalimat yang Membunuh
48 - Kabar Buruk
49 - An Apology
50 - Lembaran Baru
51.a - (Stalker) Beside Me
51.b - (Stalker) Beside Me
52 - R, Si Baik
53 - Love You Goodbye
54 - Untitled
55 - Love to Love
56 - One Fine Day
EPILOG

Special Part - Mr. R's Side Story

709 68 6
By smileracle

Siapkan tisu 🤧
Sesuai subjudul, part ini berfokus pada masa lalu Mr. R
Kenapa Special Part harus Mr. R? Menurutku dia adalah tokoh penting juga karakter favoritku. Sesuai judul "STALKER - Beside Me" Dia adl stalker yang aku inginkan, yang bisa menjaga dan melindungi seseorang dengan baik. Dia-lah yang terbaik. Jjang!!!!

Semoga kamu sukakk ✨

.

👣👣👣

7 tahun lalu...

Ratih
Kakak gak bisa jemput?

Sore itu, R mendapat sebuah pesan teks dari adiknya. R yang sedang fokus mengerjakan soal matematika langsung menengok ke arah layar ponsel.

Maaf, aku masih belajar. Ujiannya seminggu lagi, jadi aku harus punya banyak persiapan. Gak pa-pa, kan, kalo kamu pulang sendiri?

Ratih
Oke, aku bisa pulang sendiri. Semangat belajarnya kakakku sayang ❤

R tersenyum membaca pesan terakhir itu. Kemudian, ia mengatur ponselnya menjadi mode senyap supaya tidak mengganggu waktu belajarnya. Seleksi masuk perguruan tinggi akan diselenggarakan seminggu lagi. R harus mempersiapkan diri sebaik mungkin supaya bisa diterima di universitas impiannya.

Selama satu jam lebih, fokus R hanya tertuju pada buku berisi soal-soal Saintek. Dirinya sampai tidak menyadari kalau hari sudah gelap semenjak kepergian matahari ke ufuk barat 10 menit lalu.

R memutuskan mengambil istirahat sebentar sembari mengecek ponsel yang sedari tadi tergeletak di atas kasur. Menyalakannya, R terkejut begitu mendapati ada notifikasi 9 panggilan tak terjawab dari Ratih. Ia langsung teringat dengan sang adik yang kunjung tiba di rumah.

Ada apa menelepon?

Kenapa belum pulang? Ada terjadi sesuatu?

R mengirim pesan dua kali. Namun, tak kunjung mendapat balasan setelah menunggu lebih dari 5 menit.

Hari itu Ratih memiliki jadwal ekstrakurikuler tari tradisional di sekolahnya. Kegiatan itu selesai pada pukul 17.00, dan harusnya Ratih sudah pulang ke rumah setengah jam lalu. R mulai mengkhawatirkan keadaan Ratih, takut apabila sesuatu yang buruk terjadi. Tanpa menunda, R langsung bangkit hendak menyusul Ratih ke sekolah.

Suara decitan pintu terdengar. R menghela napas lega setelah melihat Ratih masuk rumah. Namun, ada yang berbeda dari adiknya itu. Ratih melangkah dengan gontai sembar menunduk dalam.

"Kenapa pulang terlambat? Apa ada masalah di sekolah?"

R bersuara sembari menggunakan bahasa isyarat agar adiknya yang bisu dan tuli dapat memahami ucapannya.

Ratih terdiam. Air matanya tiba-tiba menetes deras. "Kenapa gak jawab telepon dariku?!" Ia terlihat sangat marah.

R mengatupkan kedua tangan sebagai tanda meminta maaf. "Maaf, kakak tadi sibuk belajar."

Melihat Ratih tak kunjung memberinya respon, R kembali bertanya alasan Ratih menangis setelah tiba di rumah. Namun, sang adik enggan memberikan jawaban. Ia langsung masuk ke kamar dan mengunci dirinya.

.
.
.

R tak menyangka kalau Ratih bakalan mengurung diri selama 5 hari berturut-turut. Setiap makanan yang R sediakan selalu ditolak mentah-mentah oleh Ratih. R menjadi semakin khawatir dengan keadaan adiknya yang memburuk.

R tidak tahu masalah apa yang sedang dihadapi adiknya selama hampir seminggu itu. Sekeras apapun ia membujuknya bicara, Ratih tetap bungkam.

Sampai pada suatu titik, kesabaran R sudah habis. Ia sudah tak tahan lagi, lalu memutuskan untuk mendobrak pintu kamar sang adik.

Berhasil masuk, R mendapati adiknya sedang meringkuk di sudut kamar. Wajahnya pucat, kedua matanya sembab, dan penampilannya sangat berantakan.

R mendekat perlahan. Namun, reaksi Ratih sungguh tak diduga. Ia melempar semua barang yang ada di dekatnya ke arah R.

"Ratih, ini Kakak!" R berusaha menyadarkan. Ia langsung merengkuh tubuh adiknya, memberikan sedikit ketenangan.

"Ayo bicara, Kakak akan berusaha membantu menyelesaikan masalah kamu."

Ratih masih belum mau membuka diri, meski di hadapannya itu adalah sang kakak yang selalu menyayanginya.

Setengah jam berlalu dengan cepat. Selama itu, R terus memberikan semangat untuk adiknya.

"Kalo kamu belum siap cerita, Kakak bisa menunggu lagi sampai kamu siap."

"Kakak ...." Ratih memanggil R menggunakan isyarat tangan.

"Hari jumat, pak Surya membawaku ke gudang sekolah ...."

"Dia membuka bajuku ... meremas payudaraku ...."

Tangan Ratih terlihat gemetar hebat saat mencoba menerjemahkan isi pikirannya.

"Dia memasukan ...."

Dengan cepat, R mencegah tangan Ratih untuk tidak meneruskan. Sudah cukup. Hal itu hanya akan memperparah luka di hati Ratih dan juga dirinya yang melihat isyarat itu.

Ratih menangis sejadi-jadinya. Kekurangannya yang bisu, membuatnya tak bisa berteriak sebagai bentuk pelampiasan amarah yang ada di hatinya.

R tak bisa membendung cairan bening yang membengkak di pelupuk matanya. Melihat bahasa isyarat yang baru saja dilakukan Ratih membuat darah dalam tubuhnya mendidih.

Rahang R mengeras, kedua tangannya mengepal kuat. R menghela napas kasar. Ia mencoba mengumpulkan tenaganya kembali, bersiap hendak melakukan sesuatu untuk membalas perbuatan bajingan yang telah melakukan kekerasan seksual terhadap adiknya.

Sebilah pisau yang tergeletak di meja dapur langsung diambil R sebelum dirinya keluar rumah. Dalam perjalanan menuju rumah pak Surya --guru yang mengajar di SLB, R bersumpah akan mencabik-cabik seluruh tubuh pria jahanam itu menggunakan pisau yang dia bawa.

.
.

.

.

.

.

.

.

👣👣👣

Selama 7 tahun mendekam di penjara, Mr. R tidak pernah sekalipun merasa menyesal atas pembunuhan yang dia lakukan terhadap SN. Baginya, bajingan yang telah menyakiti Ratih itu pantas mati.

Mr. R hanya menyesali satu hal. Jika saja hari itu dia tidak mengabaikan Ratih, jika saja hari itu dia meninggalkan buku sialan itu dan memilih menjemput Ratih pulang dari sekolah, kejadian menyakitkan itu pasti tidak akan pernah menimpa adiknya. Mr. R sangat menyesal karena telah menjadi seorang kakak yang egois.

Apa yang harus dilakukan Mr. R untuk mengurangi rasa bersalahnya?

Selama ini jawaban atas pertanyaan itu masih abu-abu, hingga akhirnya Mr. R mulai menyadari bahwa pertanyaan itu sudah memiliki jawaban.

Kehadiran Ruwi adalah jawabannya. Secara tidak langsung, Tuhan memberi Mr. R satu kesempatan untuk menebus kesalahannya di masa lalu. Jika kemarin ia gagal menjadi kakak yang baik untuk Ratih, maka ia harus berusaha lebih keras agar menjadi kakak yang baik untuk Ruwi.

Jika memang benar Ruwi jawabannya, maka tolong izinkan aku untuk menjaga dan melindunginya.

Aku berjanji tidak akan mengabaikan dia.

Aku berjanji akan selalu melindunginya dari siapapun atau apapun yang bisa menyakitinya.

Aku berjanji akan menghapus air matanya.

Aku berjanji akan membuatnya bahagia.

Dengan begitu, rasa bersalahku terhadap Ratih akan sedikit berkurang.

👣👣👣

"Siapa nama asli kak R?"

Suatu hari, Ruwi pernah mengajukan pertanyaan demikian.

"Percuma lo tanya, R juga gak bakal ngasih tau." David justru yang merespons. "Gue yang udah kenal dia selama 5 tahun aja gak dikasih tau, gimana lo, Ruwi."

Ruwi terkejut mendengarnya. Rupanya bukan hanya dirinya saja yang tidak tahu. Mr. R benar-benar menyimpan semua kehidupan pribadinya tanpa memberitahu orang lain, tak terkecuali kepada Ruwi atau David yang notabene-nya sudah seperti keluarga baginya.

"Biar aku tebak. Rizki? Ricky? Rey? Roy? Roni? Reno? Reyhan? Rama? Rico?" Ruwi mengajukan beberapa nama yang berawalan dengan huruf R.

Mr. R menggeleng. "Semua nama yang kamu sebutin itu, gak ada nama asli ku. "

"Terus siapa nama asli kak R? Tolong kasih tau, aku janji gak akan bilang siapa-siapa." Ruwi berusaha memohon.

"Aku lebih suka dipanggil Mr. R, jadi panggil saja itu."

"Mr. R."

.
.
.
.
.

Meng Ara gak berencana bikin special part lagi. Udah itu aja karena fokus cerita ini bukan percintaan tokoh utama, tapi hubungan antara Ruwi dan stalkernya. Jadi, sekian.

Meng Ara pengen bgt nulis project selanjutnya, tapi skrg ini lagi sibukkkk cooleeyah :( sama males juga sihh, aku kalo nulis butuh mood yg gede kalo gak ya tulisannya jelek. Atau apa aku emang gak ada bakat nulis? Hueee

Dahlah capek ngomong sendiri, kayak simulasi jadi orang gila

Love,
Arama 🐾

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 74.7K 33
Anak baru yang menarik perhatian semua cewek di sekolahnya ternyata mempunyai rahasia yang selama ini tidak pernah dibayangkan Elena. Malam itu, dia...
120K 11.5K 61
ā Sekalipun tentangmu adalah luka, aku tetap tak ingin lupa. āž --- Atilla Solana, Sang Cephalotus. Cewek tak berhati dengan segala aksi gilanya yan...
680K 11.6K 21
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
186K 18.2K 22
[HIATUS] [Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar m...