Boy #01 - Jeongwoo โœ“

Von clauberryy

10.6K 1.6K 57

๐™๐™ง๐™š๐™–๐™จ๐™ช๐™ง๐™š & ๐™’๐™š๐™š๐™š๐™ ๐™ก๐™ฎ ๐™Ž๐™š๐™ง๐™ž๐™š๐™จ #1 "Pacar Jenanta?" "Eh? Bukan kak" "Temen pacarnya Harbi, Ba... Mehr

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20
Update!
Update!
Update!

13

290 61 0
Von clauberryy

"kalian duluan deh, ketua Osis mau ngajak gua ngobrol sebentar nanti gua nyusul" seru Davi tiba-tiba.

"yakin bentar?" curiga Juan.

"iyaa sebentar, hari ini tuu masih free time sebelum rapat akbar terakhir besok"

"yauda, kita duluan" Harbi menepuk bahu Davi tanda pamit.

"nggak Je, lu gua kabarin lewat chat nanti" ujar Davi setelah melihat ekspresi Jea yang seperti minta penjelasan, karena ia tidak tahu menahu tentang pertemuan antar anak Osis.

"daah Dav"

"dadah Daviiii"

Zia dan Jihan pamit dan menyusul para pria yang sudah jalan menuju parkiran. Disusul Jea terakhir "awas kalo gua sampe miss info"

"eh pas yaa? aku-Harbi, Jea-Jenanta, Zia-Juan" celetuk Jihan tiba-tiba saat mereka sedang menunggu pria mengeluarkan motor.

"sabeb deh gua sama siapa aja"

"lu udah pasti sama Nanta ga sih? bisa gelud mereka berdua kalo lu milih sama Juan wkwkw" sahut Zia

percakapan mereka terdengar di telinga Jenanta. "yuk Je!" Jenanta mengajak Jea bareng dengannya.

"eh? ohhh okay"

Jihan dan Zia hanya menahan tawa bermaksud meledek Jea.

"tinggal nunggu tanggal official nya aja" bisik Jihan ke Zia

"betul banget"

"kuy Zia" kini giliran Juan yang memanggil Zia.

"gua izin pegang bahu lu yak!"

"santui"

…..

"kenapa Je?"

"hah?"

"lu kenapa aneh gitu?"

"nggak kok, gua biasa aja efek panas deh ini, gua mau meleleh rasanya"

"kirain awkward setelah dua minggu ga bareng gua"

"hahaha nggak lah"

"kalo gua sih bukan awkward, tapi ngerasa ada yang ilang" seru Jenanta seraya melirik Jea melalui spion. Tatapan mereka bertemu, Jea diam mendengar kalimat frontal dari Jenanta.

"kok diem?"

"ohh wajar Nan kan kegiatannya tiba-tiba berubah, yang biasanya sibuk pergi sana-sini tiba-tiba gak kemana-mana dan cuma belajar"
"wajar kok ngerasa kehilangan rutinitasnya"

"bukan, tapi ngerasa kehilangan orang yang bareng hampir 24/7" balas Jenanta

"Nan.." lirih Jea bingung mau menjawab apalagi.

"serius Je! Hampir sebulan lebih kita bareng dan hampir setiap hari ketemu, terus tiba-tiba berubah dan gak ketemu lu, hampa banget!"

Jea dapat mendengar ketulusan dari Jenanta, terdengar frustasi dari nada bicaranya. Namun Jea tidak bisa menjawabnya, ia hanya memalingkan wajahnya agar tidak temu tatap lagi dengan Jenanta.

Jea tidak tahu bagaimana perasaannya ke Jenanta, ia merasa nyaman, namun tidak tahu apakah itu bisa ditafsirkan sebagai rasa suka dan cinta juga? Karena disisi lain, Jea menaruh harap kepada seseorang yang bahkan belum pernah berbincang banyak denganya, belum pernah mengantar-jemputnya, belum pernah ada disampingnya saat masa-masa sulit. Aksa, pria yang dikagumi Jea diam-diam sejak masuk Pelita Unggul. Hanya karena dua kejadian yang mungkin saja tidak berarti apa-apa bagi sang pria namun membuatnya menaruh harap dalam diam.

Jea sedang dalam posisi menunggu, menunggu hadirnya kejadian yang mampu membuat perasaannya kepada Aksa semakin kuat, hingga dia berani untuk memulai mendekati Aksa. Berani berkata bahwa rasa yang dimiliki kepada Aksa adalah rasa cinta sesungguhnya.

Hal tersebut lah yang membuat Jea seakan buta akan kehadiran Jenanta.

Jenanta, pria itu memang berharap lebih kepada Jea namun ia tidak mau memaksa perasaan Jea. Ia percaya bahwa Jea hanya butuh waktu, waktu untuk menerima kehadiran dan perasaannya.

Apakah rasa percaya Jenanta ke Jea akan tetap sama jika mengetahui Jea mengharapkan pria lain ?

“Nan, mampir ke mini market itu yaa?”

“Ohh oke Je”

Setelah percakapan serius tadi, mereka kembali seperti tidak terjadi apa-apa. Jea selalu bersyukur dengan sifat Jenanta yang tidak mengungkit atau memaksakan jawaban darinya. Dan Jenanta selalu bersyukur karena Jea akan selalu kembali seperti biasa meskipun ia telah terlalu frontal tentang perasaannya.

Entahlah disebut apa hubungan mereka ini.

….

“Selamat datang di rumah papah - mamah Jeaaaa” seru Jea saat membukakan pagar mempersilahkan teman-temannya masuk.

Teman-temannya tertawa, biasanya orang akan pede bilang rumah sendiri ini Jea sangat jujur.
Bi Amy sudah dipesan oleh Jea untuk menyiapkan makanan karena teman-temannya akan main ke rumah. Bahkan Jea sudah bilang sejak hari rabu kemarin.

“Ini lu ga bilang ‘masuk aja anggap rumah sendiri’?” celetuk Juan yang sedang membuka sepatu di depan teras rumah Jea, sama dengan yang lainnya.

“Harus gitu emang?” sahut Jea

“Jangan dengerin Juan, sesat” seru Harbi

“Hahaha”
“Tunggu di ruang tamu dulu yaa, kalo mau ke toilet belok ke kanan aja, kalo mau ganti baju bisa  di kamar tamu ada toiletnya juga” ujar Jea sambil menyalakan TV dan AC

“Oiya Nanta! Cemilannya masih di motor lu”

“Gua yang ambil”

“Thank you Nan!” Jea pun berlalu menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

….

“Lu pada awalnya niat main bertiga aja kan?” tanya Juan saat mereka sudah di ruang makan Jea.

“Iya” sahut Zia

“Ah tapi nyiapin makanannya ga kaya buat tiga orang, buat se RT ini mah! Atau emang udah niat mau ajak kita-kita yaaa?”

“Iya Juan terserah kamu aja” sahut Jihan yang mulai cape mendengar celotehan Juan yang tidak ada habisnya.

“Wan, pacar gua aja udah nyerah sama bacotan lu” kata Harbi sambil merangkul Jihan.

“Tetotttt!! Inget Har”

“Eh ya ampun berasa diawasin satpol pp” balas Harbi melepas rangkulan dibahu Jihan.

“Dari pada ngelarang pacaran, mending lu juga pacaran deh Je, biar seru” ujar Harbi bermaksud menggoda Jea.

“Gak ada pacar-pacaran, mending fokus sama makanan di depan lu”

“Eh Bi, biar saya aja yang bakar” Jea memang menyediakan BBQ-an dan meminta tolong  Bi Amy yang membantu bakarin.

“Ehhh gak papa, makan aja”

“Nggak Bi, malu masa cowok tinggal makan aja” jawab Jenanta
“Juan, Harbi sini lu”

Jea terpukau dengan inisiatif Jenanta, dan hanya tersenyum melihatnya.

Bel rumah Jea berbunyi. “Davi tuuh!” seru Juan yang berniat melangkah untuk membukakan pagar.

“Lu ikut Jenanta aja sana, gua yang bukain” ucap Jea

“Gak usah ngeles Wan, sini lu” tegas Harbi

Davi sampai diwaktu yang tepat, belum mulai makan. Awalnya mereka akan makan di ruang makan, namun berakhir  makan di bagian outdoor dapur Jea, yang jatuhnya seperti piknik karena sekalian menemani yang membakar sekaligus bisa bergantian atau sesekali saling menyuapi.

Setelah makan, mereka menonton film bersama di ruang tamu sambil memainkan beberapa permainan, seperti monopoli, ular tangga hingga menyusun lego.

Mereka tampak seperti anak SD daripada SMA. Namun karena hal itu membuat Jenanta dan Jea semakin memiliki momen bersama, saling bercanda dan membantu satu sama lain.

Bahkan tanpa sadar sesekali mereka saling bersandar, merangkul dan berpegangan bersama. Untungnya yang lain ikut terhanyut dalam permainan, jadi tidak ada yang menggoda mereka. Entah kalau permainan sudah selesai. 

….

Hi! Jika kalian suka cerita ini, tolong bantu vote dan beri feedback dengan bahasa yang baik di comment yaa.. ✨

—flawersun🌻

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

12.3K 1.9K 14
[ ๐’๐„๐๐”๐„๐‹ ๐…๐‹๐€๐•๐Ž๐‘ ] ( a.n ) : ini cerita tentang yoshi dan keluarga kecilnya. ๐‡ฏ credits : lleuiver. ๐–คฃ panjang kata : ยฑ 1000 ๐–ฆฅ . iv : k.y...
1.4M 81.7K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž Homophobic? Nagajusey...
85.1K 17.1K 27
[Treasure series Book 2] Gimana jadinya, kalau jiwa Park Jihoon si pentolan sekolah tertukar dengan jiwa Selli si gadis feminim yang tertindas di sek...
Axelio Von reren_882

Jugendliteratur

456K 35.8K 67
Althareza Willson atau kerap di sapa Al yang sedang bersembunyi di pohon belakang sekolahnya dari teman temannya karna ulahnya sendiri yang tidak sen...