Never Been Easy [Completed]

By scorbubb

2.1M 173K 2.1K

Kisah tentang seorang duda anak satu yang ditinggal pergi untuk selamanya oleh wanita kesayangannya saat mela... More

S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A S A T U
D U A D U A
D U A T I G A
D U A E M P A T
D U A L I M A
D U A E N A M
D U A T U J U H
D U A D E L A P A N
D U A S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A S A T U
T I G A D U A
T I G A T I G A
T I G A E M P A T
T I G A L I M A
T I G A E N A M
T I G A T U J U H
T I G A D E L A P A N
T I G A S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T S A T U
E M P A T D U A
E M P A T T I G A
E M P A T E M P A T
E M P A T L I M A
E M P A T E N A M
E M P A T T U J U H
E M P A T D E L A P A N
E M P A T S E M B I L A N
L I M A P U L U H
L I M A S A T U
L I M A D U A
L I M A T I G A
L I M A E M P A T
L I M A L I M A
L I M A E N A M
L I M A T U J U H
L I M A D E L A P A N
L I M A S E M B I L A N
E N A M P U L U H
E N A M S A T U
E N A M D U A
[Author's Note]
[Ekstra Part] S A T U
[Extra Part] D U A
[Extra Part] T I G A
[Extra Part] E M P A T
[Extra Part] L I M A

E N A M T I G A

41.6K 2.2K 54
By scorbubb

haloooo,

maafkan baru sempet update lagi

enjoy this part ;)

---

Renjaka menggengam tangan Abi yang duduk di depannya, dipisahkan sebuah meja berwarna putih, yang diatasnya terdapat sebuah bingkisan berisi mahar pernikahan Renjaka dan Renata. Disamping Abi, duduk seorang penghulu berkopiah hitam. Di kanan kirinya, ada seorang paman dari keluarganya dan juga dari keluarga Renata yang bertindak sebagai saksi. 

Renata masih disembunyikan di ruangan lain ditemani oleh kakak iparnya dan Adelia yang nantinya akan menemani dan mengantarnya masuk ke dalam ruang acara di salah satu ballroom yang mampu menampung tamu sampai 3000 orang. 

Abi menggenggam tangan Renjaka dengan cukup erat, kemudian Ia bersuara, "Saya nikahkan dan saya kawinkan Renjaka Putra Permana bin Adhitama Wira Permana dengan adik saya sendiri Renata Abigail binti Rahmat Hidayat dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan logam mulia seberat 50 gram, dibayar tunai"

Abi menggerakan sedikit tangannya sebagai tanda untuk Renjaka mengucapkan ijabnya, "Saya terima nikah dan kawinnya, Renata Abigail binti Rahmat Hidayat dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai" dalam satu tarikan nafas, Renjaka berhasil mengucapkan janji suci itu.

Janji yang tidak hanya akan Ia pertanggung jawabkan seumur hidup kepada Renata dan keluarganya, tapi juga kepada Tuhan. Sebuah janji beserta tanggung jawab terhadap kebutuhan lahir dan batin Renata seumur hidup selama menjadi istrinya, mulai hari ini sampai Tuhan menentukan bahwa waktunya berama Renata berakhir. Semoga Tuhan panjangkan umur jodoh mereka berdua. 

Abi lalu menengok ke arah penghulu, kemudian penghulu itu menengok ke arah para saksi, "Sah?" yang diangguki oleh kedua orang tersebut sambil saling menyahut, "Sah!"

Kumandang Alhamdulillah terdengar dari seluruh keluarga, tamu, dan undangan yang hadir pada acara akad nikah yang dilaksanakan pagi ini. Setelah itu dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh penghulu. 

Renata yang masih berada di ruangan ikut mengangkat tangannya mengaminkan semua doa yang dipanjatkan oleh penghulu. Disampingnya duduk Adelia dan Dewi yang ikut melakukan hal yang sama dengan Renata. Setelah doa selesai, Renata diminta untuk masuk ke ruangan. Diantar oleh Dewi dan Lia, Renata menggenggam tangan kakak dan adik iparnya itu kemudian berjalan untuk masuk ke ruang acara.

"Welcome to our family, Kakak Ipar" bisik Adelia di telingan Renata yang membuat wanita itu tertawa lebar.

"Terima kasih, adik ipar"senyum tidak pernah terlepas dari bibir Renata semenjak tadi.

"Seneng deh, selain dapet kakak ipar, aku juga dapet partner WO" lanjut Adelia membuat Renata kembali tertawa setelah menghapus setitik air mata yang terlihat di sudut matanya akibat mendengar ucapan ijab yang disebutkan oleh Renjaka tadi dengan lantang. 

Begitu masuk ke dalam ruangan, Renata melihat Renjaka yang berdiri di dekat meja akad, tersenyum lebar menyambut kedatangannya. Dengan kebaya akad berwarna putih senada antara mereka berdua, Renata berdiri di samping Renjaka. Mencium tangan laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya itu dengan takdzim, diikuti dengan Renjaka yang mencium keningnya, kemudian setelahnya berbisik pelan, "Istri saya cantik banget" sukses membuat Renata langsung tersipu. 

Setelah dilanjutkan dengan pemasangan cincin dan penyerahan mahar secara simbolis, penandatanganan beberapa berkas yang diangsurkan oleh penghulu, serta memasang beberapa pose untuk kepentingan dokumentasi, acara dilanjutkan dengan proses sungkeman. 

Abi yang bertugas menggantikan posisi ayahnya sebagai wali nikah, dan juga berdiri di samping Ibu Renata selama acara berlangsung, duduk di paling ujung kiri yang akan pertama Renata sambangi untuk proses sungkeman.

Ketika Renata duduk berlutut di depan Abi, air mata tidak dapat lagi ditahannya. Ia menangis tersedu ketika menundukkan kepalanya di atas lutut Abi, "A, terima kasih udah jaga Ata sampai hari ini. Terima kasih sudah kasih restu buat Ata dan Mas Renja, maafkan Ata buat semua salah Ata selama ini sama Aa. Masih sering repotin Aa, Ata minta izin dan restunya sekali lagi, doain Ata bisa bahagia jalanin pernikahan Ata" ujar Renata pelan di sela isak tangisnya.

Abi kemudian ikut menunduk di atas kepala adiknya itu, "Bahagia nya Aa adalah lihat Neng bisa jalanin apapun yang bikin neng bahagia. Insya Allah Aa akan selalu doain neng bisa jalanin pernikahan yang sakinah mawaddah warahmah. Bahagia ya, Neng sama Renja" 

Renata mengangkat wajahnya kemudian Abi mengecup pelan kening adik perempuannya itu. Dibantu oleh salah satu staff WO Adelia, Renata kemudian menggeser posisinya kini berlutut di depan Ibunya, kembali menangis lebih keras kali ini di atas lutut Ibunya, Renata tidak tahu harus mengatakan apa di atas lutut Ibu nya ini, terlalu banyak yang Renata ingin sampaikan kepada orang yang paling Ia sayangi ini. 

Kemudian, dengan suara bergetar karena menahan tangis, Nirmala berkata di atas kepala Renata, "Neng, bahagia ya. Ibu cuma bisa bantu doain, semoga Neng dan Renja berjodoh panjang, bisa saling membahagiakan satu sama lain"

Renata semakin menangis, "Terima kasih banyak, Bu. Doain Ata terus ya Bu. Jangan bosan bimbing dan nasihatin Ata supaya bisa jadi istri yang baik buat Mas Renja"

Nirmala memegang kedua pipi Renata kemudian mengecupnya dengan sayang. Renata kemudian masuk ke dalam pelukan Nirmala dengan tangis yang semakin keras. 

Sama halnya ketika Renjaka bersimpuh di depan kedua orang tuanya, tangisnya mungkin tidak sekeras Renata, namun Ia tidak bisa menahan air matanya ketika tangan Saraswati, Ibunya, mengusap puncak kepalanya kemudian berkata, "Semoga kamu bahagia terus sama Renata dan Rendra ya, Ja. Umur panjang" ucap wanita itu diikuti suara tangisannya. 

Ketika acara sungkeman selesai, dilanjutkan dengan acara pemberian selamat dari tamu yang datang dan juga foto bersama. Setelahnya Renata dan Renjaka langsung digiring masuk ke dalam ruangan untuk mengganti pakaian akad mereka dengan pakaian resepsi. Renata sudah lebih dulu meninggalkan ruang acara karena persiapan pengantin wanita sedikit lebih membutuhkan waktu yang lebih panjang daripada pengantin pria. 

Renjaka masih menyempatkan menyapa teman-temannya yang sudah hadir semenjak acara akad dimulai tadi, Jaendra langsung menyapa dan mengucapkan selamat sekali lagi pada Renjaka, "Bro, akhirnya udah nggak jadi duda kesepian lagi ya"

Renjaka hanya tertawa mendengar sapaan Jaendra, "Nyusul lah. Jangan kelamaan main-main"

Jaendra mengedipkan sebelah matanya, "Tadi udah janjian sama Adelia, abis ini mau makan malem bareng. Minta restu ya calon kakak ipar"

Renjaka langsung melotot hendak memukul kepala Jaendra ketika adik perempuannya tiba-tiba datang menghampirinya, Renjaka menarik tangan Adelia, "Lo mau diajak dinner sama buaya satu ini? Gue nggak kasih izin" 

Mendengar bentakan Renjaka, Adelia hanya mengangguk sambil tertawa, "Iya, nanti aja ya kalau mau ngomel, sekarang mendingan lo masuk ruang ganti dan ganti baju" Adelia menarik tangan Renjaka, "Kenapa lo malah ngobrol sama Jaendra sih, bukannya ikutin Renata siap-siap buat resepsi"

"Kalau tadi nggak ngobrol, gue nggak tahu kalo lo mau diajak dinner sama Jaendra!" ujar Renjaka masih dengan nada tegas. 

"Cuma dinner, Mas. Lagian gue juga paham sifat playboy Jae" 

"Jangan sampe lo jadi korban dia yang kesekian"

"Iya, sana masuk dulu. Gue kasih tau staff gue buat bantuin lo ganti baju" Adelia melambaikan tangannya meninggalkan Renjaka yang kemudian masuk ke dalam ruangan di depannya untuk ganti baju. 

Ketika masuk ke dalam ruangan, tidak ada siapapun di dalamnya kecuali Renata yang sedang berdiri sambil menghadap ke arah cermin rias di depannya. Ketika melihat Renjaka yang masuk, Renata langsung kelabakan mencari pakaian, kain, atau apapun yang bisa menutup tubuh bagian atasnya yang hanya menggunakan kain dalam kebaya berbentuk kemben yang memperlihatkan dada bagian atas dan pundaknya. 

Renjaka tersenyum melihat kepanikan Renata, namun bukannya membantu mencari kain atau apapun yang Renata butuhkan, laki-laki itu berjalan mendekat kemudian menarik pinggang Renata mendekat dan menghadap ke arahnya, "Hai, istri" sapanya, membuat Renata semakin panik.

Renata berusaha melepaskan pelukan Renjaka, namun sulit, "Mas, lepas dulu ya. Nanti kalau ada yang masuk gimana?"

"Ya nggak apa-apa, kan saya meluk istri sendiri, bukan istri orang lain"

"Iya, nanti lagi dilanjut pelukannya. Sekarang kan mau siap-siap buat resepsi dulu, oke?"

"Cium dulu" pinta Renjaka memajukan bibirnya. 

Renata melotot kemudian memukul pundak Renjaka, "Mas, nggak usah macem-macem. Ini aja aku masih harus touch up lagi. Lepas dong, Mas" Renata masih terus meronta ketika akhirnya pergerakannya berhenti ketika Renjaka mencuri kecupan singkat di bibirnya. 

Renjaka tertawa melihat mata Renata yang membulat besar seolah ingin menelannya hidup-hidup, "Kenapa begitu sih mukanya? Ini aku cium kamu lama juga nggak bakal ilang kayanya lipstiknya. Tebel banget"

"Ya kan biar awet dan bagus kalo difoto"

"Yaudah, makanya cium sekali, abis itu saya lepas"

Renata mendecih pelan, namun kemudian meletakkan tangannya di pundak Renjaka, "Jangan lama-lama loh ya, nanti keburu ada perias yang masuk"

"Makanya nggak usah banyak omong, sini" Renjaka memegang pipi Renata kemudian mengelusnya pelan sebelum Ia menempelkan bibirnya di bibir Renata. Awalnya hanya kecupan ringan, semakin lama kecupan itu berubah jadi lumatan yang membuat Renata mendesah pelan. Justru semakin menambah semangat Renjaka untuk memperdalam ciumannya di bibir manis Renata.

Ciuman itu terpotong ketika Renata mendengar pintu terbuka dan suara Adelia yang memotong kegiatan mereka, "Bener-bener nggak bisa dikasih kesempatan berdua doang nih ya kalian. Sabar nunggu sampe kelar resepsi bisa kan, Pak Renjaka dan Bu Renata?" Adelia berkacak pinggang melihat Renata yang langsung menempelkan wajahnya di pundak Renjaka, dan laki-laki itu yang cengengesan di tempatnya berdiri. 

Renjaka kemudian mengecup singkat pundak Renata yang terbuka kemudian melepas pelukannya pada pinggang Renata, kemudian Ia langsung dibawa ke sisi lain ruangan untuk berganti baju dan mempersiapkan diri untuk acara resepsi. 

Adelia hanya menggeleng ketika kakaknya itu berjalan melewatinya sambil cengengesan. Adelia berkata, "Cari kesempatan dalam kesempitan banget ya lo, Mas"

"Mayan, Li, sekecup dua kecup" balasan Renjaka. Membuat Adelia ingin melempar kakaknya itu dengan heels 5cm yang digunakannya namun Ia urungkan untuk menghindari tampilan penganting pria yang memar di wajahnya saat acara resepsi nanti. 

***

Acara resepsi berlangsung dengan meriah, dihadiri banyaknya tamu undangan baik itu dari keluarga, kolega, dan yang lainnya. Berlangsung selama kurang lebih 2 jam, dan hampir 2 jam juga untuk melepaskan semua pakaian, make up, dan segala perintilan yang digunakan selama acara resepsi. 

Kini mereka sedang dalam perjalanan ke rumah Renjaka, dengan mobil yang disetiri oleh Renjaka sendiri. Malam ini mereka akan menginap di sana sebelum besok siang berangkat ke Raja Ampat untuk honeymoon.

Renata memang sudah mencicil sedikit-sedikit barang-barang pokok yang dibutuhkannya dari kost ke rumah Renjaka. Sisanya bisa dilakukan nanti setelah mereka pulang honeymoon dan langsung memindahkannya ke rumah yang akan ditempati oleh mereka nanti. 

Renjaka menoleh ke wanita yang duduk di sampingnya yang sedang memandang ke jalanan melalui jendela di sampingnya. Melepaskan satu tangannya dari stir, Ia menggenggam tangan istrinya itu, "Capek, ya?" tanya Renjaka ketika perhatian Renata sudah beralih kepadanya.

Renata hanya mengangguk sekilas, lalu tawa lebar terpasang di wajah cantiknya, "Capek, tapi happy"

"Happy nikah sama saya?"

"Mas happy nggak, nikah sama aku?"

"Masa masih perlu ditanya, sini buktiin pake cium aja"

Renata mencubit pipi suaminya itu, "Nakal banget sih daritadi, cium-cium terus"

Renjaka tertawa mendengar tanggapan Renata. Tidak berapa lama, Renjaka sampai di rumah orang tuanya yang langsung disambut oleh Rendra di depan rumah yang berada di gendongan Adelia. Renata langsung mengambil alih Rendra kemudian menggendong bocah laki-laki itu dan berjalan ke dalam rumah.

Di dalam, Ia kembali disambut oleh orang tua Renjaka, "Welcome to our home, Renata" ucap Saraswati. Renata tersenyum lebar mendengar sambutan tersebut. 

Renata menurunkan Rendra yang kemudian langsung digandeng Adelia, "Rendra biar gue yang kelonin malem ini. Sana kalian bersih-bersih dan istirahat deh"

Renjaka langsung menanggapi, "Thank you, adik gue yang paling cantik"

Adelia mendelik, "Nggak gratis sih ini, jajanan singapur ntar tambahin. Udah ngurusin kawinan kalian, bantu momong Rendra juga. Ini kalo flightnya gak dapet business class, gue ajuin banding sih"

Perkataan Adelia sukses membuat semuanya tertawa, setelah berbincang sebentar, mereka lalu masuk ke kamar masing-masing. Untungnya juga Rendra tidak terlalu rewel, dan dengan sukarela berjalan bersama tante kesayangannya itu menuju kamarnya. 

Renata sedang duduk di depan meja rias yang ada di kamar Renjaka, ketika laki-laki itu keluar dari kamar mandi yang ada di kamar tersebut dengan rambut yang masih basah dan handuk yang ada di kepalanya. Dengan bagian atas badannya yang masih telanjang, hanya celana piama yang untungnya sudah menempel di bagian bawah tubuhnya, membuat Renata yang tadi menatapnya langsung mengalihkan pandangannya kembali ke cermin di depannya. 

Renjaka yang menangkap ekspresi malu dan salah tingkah Renata, berjalan ke arah Renata kemudian mengecup singkat pipi Renata, "Liat badan suami sendiri tuh nggak dosa loh, Ta"

Renata hanya diam sambil berusaha meredakan wajahnya yang sudah pasti memerah karena tersipu. 

Setelah memakai kaus putih dan naik ke tempat tidurnya, Renjaka melihat Renata yang masih sibuk di depan meja rias entah melakukan apa, laki-laki itu kemudian memanggil, "Ta, sini istirahat kalau udah beres. Emang nggak pegel kamu seharian duduk terus?"

Renata yang masih salah tingkah kemudian berdiri dan berjalan menuju tempat tidur yang sudah lebih dulu diisi oleh Renjaka. Duduk di salah satu sisi yang kosong, Renata kemudian mengangkat kakinya untuk menaiki sisi tempat tidur tersebut, membuat Renjaka kembali tertawa. 

"Tenang aja, nggak usah gugup gitu. Saya nggak apa-apain kamu malam ini, karena saya tahu kita sama-sama capek. Saya simpen malam pertama kita di Raja Ampat aja nanti" Renjaka menarik badan Renata untuk masuk ke dalam pelukannya, "Tapi saya mau tidur sambil peluk kamu, boleh ya?"

Renata hanya mengangguk pelan, membuat Renjaka kembali tertawa. Renjaka kemudian menatap Renata yang sudah berada dalam pelukannya, menyandarkan kepalanya di lengan kanannya, "How do you feel, Ta?"

Renata tersenyum, "Beyond happy, Mas. Thank you"

"I thank you, too. Sudah mau jadi istri saya dan Ibu buat Rendra. Beli 1 gratis 1, nggak apa-apa ya?"

Renata tertawa, salah tingkahnya sudah hilang, kini Ia melingkarkan tangannya di pinggang Renjaka, "Semoga aku bisa jadi istri dan ibu yang baik buat kamu sama Rendra ya, Mas"

"Amin, kita belajar dan jalanin semuanya sama-sama ya, bertiga sama Rendra. Kita mulai semuanya dari awal, dengan niat yang baik untuk saling membahagiakan satu sama lain. Saling terbuka dan jujur sama perasaan masing-masing, nggak ada yang ditutupi. Karena keberhasilan suatu hubungan, kunci utamanya adalah komunikasi. Kita jalanin sama-sama ya"

Renata mengangguk, "Ingetin aku kalau aku ada salah ya, Mas. Semoga kita bisa jadi pasangan yang kompak dan orang tua yang baik buat Rendra"

"Dan buat adik-adiknya Rendra juga ya?" Renjaka kembali menggoda, dan Renata kembali tersipu, "Gemes banget saya kalau liat kamu malu-malu begini. Pengen saya makan"

Renata memukul pelan dada Renjaka mendengar perkataannya, membuat mereka berdua tertawa, Renata kemudian menyerukkan wajahhnya ke dada Renjaka, semakin masuk ke dalam pelukan hangat Renjaka, "I love you, Mas" ujar Renata pelan.

"I love you more, Sayang. Good night"

"Good night" balas Renata membuat Renjaka tertawa, "Kenapa ketawa?"

"Biasanya saya bilang good night kalau abis anterin kamu ke kost atau via telepon. Sekarang bisa ngucapin langsung di tempat tidur," Renjaka menatap Renata, kemudian mendekatkan wajahnya, "Sambil begini"

Renjaka melumat bibir Renata dalam, merubah posisi mereka menjadi terlentang dengan Renata yang berada di bawahnya. Tidak lagi sok jual mahal untuk menolak ciuman Renjaka, Renata mengalungkan tangannya di leher Renjaka dan membalas semua kecupan yang diberikan suaminya itu. Ketika sudah sama-sama hampir kehabisan nafas, Renjaka melepas pagutannya, "Saya mau minta lebih tapi kita sama-sama capek. Jadi mendingan kita istirahat, simpen tenaga dulu buat di Raja Ampat"

Renata tertawa dengan masih sambil terengah, "Emang mau ngapain sampai harus simpen tenaga segala?"

Renjaka tertawa kecil lalu mengecup pelan kening Renata, "Kita bakal banyak olahraga, saya nggak akan biarin kamu tidur lama-lama selama honeymoon"

Renata hanya tertawa lalu kembali masuk ke dalam pelukan Renjaka yang langsung melingkarkan kedua tangannya membawa Renata erat ke dalam dekapannya. 

*END*

-----

wow!

it's really the end :')

terima kasih semua temen-temen yang sudah mau baca dari awal sampai akhir

mengikuti alur cerita renjaka dan renata sampai sekarang

i thank you all so much

buat semua vote dan komen yang diberikan, bikin aku semangat untuk menyelesaikan cerita ini

so, what's next? masih butuh extra part?

coba kasih tahu aku, kalian mau cerita extra part tentang apa?

siapa tahu bisa aku tulis nanti hihi

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 102K 53
📍SEQUEL OF SO I MARRIED A FAMOUS ACTOR?📍 Punya suami pengertian, mertua yang baik, keluarga suportif serta sahabat yang selalu ada jelas adalah imp...
1.2M 57.4K 42
Ketika ego yang begitu tinggi menjadi penghalang sebuah kebahagiaan. Ketika cinta yang suci dan tulus membuahkan hasil yang begitu indah. Tidak ada h...
546K 30.4K 86
Kisah tentang seorang dokter muda bernama Reinayya yang dihadapkan pada satu kenyataan tragis. Gadis itu harus mengganti segala kerusakan, sekaligus...
775K 45.2K 34
[C O M P L E T E] [SEQUEL OF BECAUSE OUR BABY] "Apa kabar, Ed?" Mungkinkah sapaan dari masa lalu bisa menghancurkan kehidupan rumah tangga Ednan? [...