Never Been Easy [Completed]

By scorbubb

2.1M 173K 2.1K

Kisah tentang seorang duda anak satu yang ditinggal pergi untuk selamanya oleh wanita kesayangannya saat mela... More

S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A S A T U
D U A D U A
D U A T I G A
D U A E M P A T
D U A L I M A
D U A E N A M
D U A T U J U H
D U A D E L A P A N
D U A S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A S A T U
T I G A D U A
T I G A T I G A
T I G A E M P A T
T I G A L I M A
T I G A E N A M
T I G A T U J U H
T I G A D E L A P A N
T I G A S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T S A T U
E M P A T D U A
E M P A T T I G A
E M P A T E M P A T
E M P A T L I M A
E M P A T E N A M
E M P A T T U J U H
E M P A T D E L A P A N
E M P A T S E M B I L A N
L I M A P U L U H
L I M A S A T U
L I M A D U A
L I M A T I G A
L I M A E M P A T
L I M A L I M A
L I M A E N A M
L I M A D E L A P A N
L I M A S E M B I L A N
E N A M P U L U H
E N A M S A T U
E N A M D U A
E N A M T I G A
[Author's Note]
[Ekstra Part] S A T U
[Extra Part] D U A
[Extra Part] T I G A
[Extra Part] E M P A T
[Extra Part] L I M A

L I M A T U J U H

24.9K 2K 23
By scorbubb

bisa baca part sebelumnya dulu ya, biar ga bingung

selamat hari senin

---

Renata yang tadinya tertunduk, kemudian menatap wajah Abi. Kakaknya itu menunjukkan keseriusan, tidak ada maksud bercanda atau menggoda. Renata terdiam kemudian menoleh pada Renjaka yang baru dilihatnya kalau lelaki itu juga sama terkejutnya dengan kata-kata Abi barusan. 

Renata kembali menatap Abi, kemudian menunduk sebentar untuk menahan diri agar tidak menangis saat ini. Renata sebenarnya sudah memprediksi kalau Abi mungkin saja masih tidak akan memberinya ijin, mungkin salah satunya karena status duda Renjaka. Ia sudah mempersiapkan dirinya dengan kemungkinan terburuk itu. Tapi saat benar-benar dihadapkan pada situasinya seperti saat ini, Renata tetap terkejut.

"Aa pasti punya alasan kenapa tidak bisa memberikan restu ke kami berdua kan?" ujar Renata dengan suara sedikit bergetar. 

"Semenjak ayah nggak ada, prioritas Aa tuh cuma Ibu dan Neng, kebahagiaan kalian berdua adalah yang paling penting. Aa pengen Neng dapat yang terbaik dalam setiap hal yang Neng jalanin. Sekolah, kerjaan, bahkan soal pasangan. Itulah kenapa Aa strict sekali sama semua pasangan Neng" Abi berkata sambil melihat adik perempuannya yang kembali tertunduk. 

"Terus sekarang Neng dateng, kenalin ke Aa calonnya Neng yang punya masa lalu, sudah punya anak juga yang harus dia prioritaskan. Mungkin lebih utama daripada Neng. Aa yang selama ini berusaha untuk menjadikan Neng selalu nomor satu, kemudian dihadapkan pada lelaki yang di masa depan akan menggantikan peran dan posisi Aa dalam hidup Neng, tapi ada kemungkinan Neng nggak akan jadi prioritas nomor satunya. Kalau ditanya, apakah Aa rela? Jawabannya akan selalu enggak, Neng"

Renata ingin membantah kakaknya itu, namun saat melihat wajah Abi yang kini terlihat berkaca-kaca, Renata kembali menundukkan kepalanya. Tak lama dapat Renata rasakan tangannya digenggam oleh Renjaka. Ia melihat wajah lelaki itu yang memasang senyum kepadanya. Membuat akhirnya satu air mata menetes di wajah Renata.

Abi kemudian mengalihkan pandangan pada Renjaka yang masih bisa menatapnya dengan tidak ada niatan sedikitpun untuk membantah perkataan laki-laki itu, "Saya merasa punya tanggung jawab yang besar sekali pada Bapak. Menyerahkan Renata kepada laki-laki yang ingin menjadikannya istri rasanya saya perlu mempertimbangkan dan memikirkan banyak hal, 'apakah kalau Bapak yang kamu temui sekarang ini, akan memberikan restunya buat kamu?'"

Renata kali ini mengangkat kepalanya, berusaha untuk bisa berbicara memanggapi Abi, "Aa adalah pengganti sosok Bapak buat Ata selama ini. Ata sadar sekali selama ini Aa selalu yang paling usaha memberikan apapun yang terbaik buat ATa, dan ATa sangat paham sekali keraguan Aa kepada Renjaka tentang niat baiknya. Ata sayang sama Renjaka, tapi Ata lebih menghormati Aa sebagai pengganti Bapak. Jadi, tentang pertanyaan Aa tadi, jawaban Ata adalah, Ata nggak akan menjalani apapun tanpa restu Aa. Karena buat Ata, restu Aa dan Ibu adalah yang nomor satu. Tanpa itu, ATa nggak akan bisa melangkah kemana-mana"

Renjaka kali ini ikut membuka suaranya, "Saya setuju dengan Renata. Maksud saya datang ke sini adalah ingin meminta restu kamu. Kalau memang tidak bisa saya dapatkan, saya tidak akan memaksa. Keberkahan langkah kami adalah apabila kami bisa berjalan bersama dengan restu yang kalian berikan. Saya tidak pernah mau memaksa kalaupun memang saya dirasa tidak mampu untuk mendampingi Renata" 

Renjaka masih memandang Abi, kemudian Ia melanjutkan, "Tapi, sebut saya keras kepala. Saya yang tidak pernah gampang menyerah dan mundur begitu saja ketika keinginan saya tertabrak restu. Maafkan atas keadaan saya yang memiliki masa lalu, saya punya Rendra. Dan saya tidak bisa merubah itu semua. Saya juga tidak menjanjikan akan memberikan kebahagiaan untuk Renata sepanjang hidupnya, karena pasti akan ada satu dua masalah yang akan kami hadapi. Mungkin di masa depan kami akan saling menyakiti, saya yang egois, atau kami yang lelah dengan satu sama lain. Tapi yang saya yakini adalah saya menyayangi Renata dengan sepenuh hati. Besar keinginan saya untuk selalu bisa membahagiakan Renata sepanjang kami hidup bersama nanti. Yang saya harap, Renata juga memiliki keyakinan yang sama. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini nanti sama-sama"

Renata kembali menatap Abi, "A', selama menjalani hubungan sama Renja, Ata seperti mendapatkan sosok Aa kedua di diri Renja. Ata bukan cuma dapet kasih sayang dari laki-laki, tapi juga dari seorang kakak yang bisa ngelindungin Ata, siap nemenin kapan aja, bahkan disela sibuk dan tanggung jawabnya Renja di kerjaan. Adanya Rendra juga nggak bikin Ata merasa dinomor duakan. Renja bisa bagi porsi yang pas buat Ata dan Rendra. Ata yakin, ke depannya pun akan terus seperti itu"

Abi kemudian tertawa setelah mendengar perkataan Renata tadi, "Itu yang Aa butuhkan dari Neng, setelah sekian kali kalian datang ke sini. Aa butuh Neng yang keras kepala seperti biasa mempertahankan apa yang Neng mau. Karena dari kemarin kalian cuma dateng untuk menanyakan apa saya mengijinkan, tapi kalian nggak meyakinkan saya dengan memberikan alasan kenapa saya harus memberikan kalian restu"

Renata menatap Abi dengan bingung, membuat Abi kembali tertawa, "Neng dari kemarin cuma nurut nurut aja sama Aa, terus pingsan, abis pingsan nangis. Kenapa Neng jadi lemah begini? Mana adik Aa yang hobinya ngebantah Aa kalau udah punya mau. Aa cuma pengen lihat Neng yakin seperti biasanya. Neng berkeras dengan alasan Neng untuk dapat yang Neng mau, dan Aa baru lihat ini hari ini. Kemarin kemana aja?"

"Maksud Aa apa sih?" Renata yang tadinya sedih kini mulai jengkel melihat kakaknya yang malah cengengesan di kondisi yang dirasa sangat genting oleh Renata.

"Neng inget perkataan Aa kemarin, kan? Aa nggak mungkin menghalangi apapun yang bisa bikin  Neng bahagia. Terus pas Aa tanya kalau Aa nggak kasih restu, Neng gimana? Muka Neng langsung redup. Udah kepengen banget dinikahin sama Renja, ya?"

Renata langsung meringis membuat Abi tertawa semakin keras, Abi kemudian menatap Renja yang masih sama bingungnya dengan Renata, "Semua yang saya katakan tadi adalah sungguh-sungguh, Ja. Berat sebenarnya memberikan restu ini, bukan karena kamu duda dan sudah punya anak. Tapi karena harus melepaskan tanggung jawab terhadap adik cengeng saya yang satu ini ke orang lain. Rasanya belum rela, tapi saya nggak mungkin menghalangi kebahagiaannya. Kalau kalian sudah yakin satu sama lain, kalau menikah adalah langkah terbaik selanjutnya yang bisa kalian jalani, then go. I'll give you my permission"

Renata menatap Abi dengan  wajah bersinar, "Aa beneran kan?"

"Maunya bohongan apa gimana?"

"Ya bener dong!"

"Ih, liat tuh, De, adik kamu udah nggak sabar banget mau nikah" Abi berkata pada istrinya yang sama bahagianya di sebelahnya.

***

"Udah lega kan, sekarang?" tanya Renjaka di dekat pintu mobilnya, kepada Renata yang berdiri di depannya. 

"Bener-bener Aa bisa bikin aku semaput tadi, segala pake ngetes kita yakin apa nggak" Renata mendecih sebal melihat ke dalam rumah kakaknya itu.

Renjaka tertawa lalu mengusap pelan kepala Renata dengan sayang, "Bisa jadi ide buat saya nanti kalau misalnya ada yang ngelamar Adelia"

"Ih, jangan dong. Lagian kan pacarnya Adelia nanti ngelamar dan minta restunya pasti ke Mama Papa Mas, bukan ke Mas"

"Ya kan tetep perlu juga restu dari saya"

"Tapi Mas kenapa gak briefing aku dulu kalau hari ini Mas mau bawa soal nikah? Rasanya aku mau pukul kepala Mas tadi"

Renjaka tertawa, "Spontan aja sih, Ta. Maksud saya daripada nunggu besok-besok lagi, ya sekalian aja. Lagian emang saya pengen secepatnya lamar kamu, biar kamu nggak lepas lagi"

Renata mencubit pelan perut Renjaka, "Makanya, jangan main rahasia-rahasiaan lagi. Nggak enak kan main petak umpet sama aku"

"Jago banget kamu tuh ya, ngumpet dari saya. Awas nanti kalau udah nikah main kaya begitu lagi. Saya pasang GPS di badan kamu biar saya bisa nangkep kamu kalau kamu ngumpet"

Renata tertawa, "Mas yakin nggak mau nginep di sini aja malem ini?"

"Nggak dulu deh, Ta. Kok jadi kaya ngelunjak, baru dikasih restu terus saya udah berani nginep"

"Kan Abi sendiri yang nawarin tadi"

"Iya, tapi saya masih sungkan. Next time aja kalau kita udah resmi ya?"

"Ih, kamu lamar aku aja belum loh. Malah udah minta restu duluan aja. Emang yakin aku mau nikah sama kamu?"

"Kayaknya tadi saya denger ada yang udah yakin banget sama saya. Kamu apa bukan?"

Renata kembali mencubit perut Renjaka yang membuat laki-laki itu tertawa sambil menghindar. Setelah menangkap tangan Renata, Ia menariknya untuk membawa Renata ke dalam pelukannya, "Saya senang sekali hari ini, Ta. Akhirnya satu lagi hal yang bisa semakin melancarkan niat baik saya untuk kamu"

"Makasih ya, Mas, sudah mau berjuang sejauh ini buat kita"

"My pleasure, Sayang" 

Setelah memeluk beberapa saat, Renjaka melepaskan pelukannya, "Saya pulang dulu ya"

Renata mengangguk tidak rela, "Mas jangan ngebut, ya. Kalau capek, istirahat. Jangan dipaksa nyetir terus."

"Iya, Sayang" Renjaka mengangguk patuh yang membuat Renata tersipu karena panggilannya. 

"Atau aku ikut Mas pulang aja deh ya? Takutnya Mas tepar kan aku bisa gantian nyetir"

Renjaka mencubit pipi kekasihnya itu, "Keras kepala banget emang adiknya Abi ini. I'm okay, Ta. Lihat muka saya yang segar bugar begini. Saya kabarin kamu kalau ada apa-apa ya"

"Yaudah, hati-hati ya. Salam buat semua yang di rumah"

Renjaka mengangguk lalu mendekatkan wajahnya untuk mencium kening Renata. Lembut dan dalam, "Mau cium yang lain tapi takut restunya langsung ditarik sama Abi"

"Genit" balas Renata.

Kemudian laki-laki itu masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan meninggalkan pekarangan rumah Abi diiringi dengan lambaian tangan dari Renata di belakangnya. Renata baru masuk ke dalam rumah Abi setelah mobil Renjaka sudah tidak terlihat lagi. 



Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 59.3K 32
I LOVE YOU! Abinaya Satrio Prasetia Laki-laki berusia 30 tahun. Seorang arsitek yang bekerja diperusahaan kontraktor milik keluarganya. Senang memban...
5.1K 1K 13
Semuanya sudah sesuai tempat dan porsinya. Tidak ada yang aneh. Hanya saja mungkin Aily yang gila karena menganggap semuanya tidak seharusnya ada di...
42.9K 3.6K 33
Banyak cara yang digunakan manusia untuk memenuhi hasratnya menemukan cinta sejati. Mungkin cara Raka sedikit aneh, namun ia meyakini itu akan berhas...
546K 30.4K 86
Kisah tentang seorang dokter muda bernama Reinayya yang dihadapkan pada satu kenyataan tragis. Gadis itu harus mengganti segala kerusakan, sekaligus...