The Unwanted Queen || COMPLET...

By aristaptr

980K 76.4K 2K

[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjad... More

Hello!
The Unwanted Queen || 1
The Unwanted Queen || 3
The Unwanted Queen || 4
The Unwanted Queen || 5
The Unwanted Queen || 6
The Unwanted Queen || 7
The Unwanted Queen || 8
The Unwanted Queen || 9
The Unwanted Queen || 10
The Unwanted Queen || 11
The Unwanted Queen || 12
The Unwanted Queen || 13
The Unwanted Queen || 14
The Unwanted Queen || 15
The Unwanted Queen || 16
The Unwanted Queen || 17
The Unwanted Queen || 18
The Unwanted Queen || 19
The Unwanted Queen || 20
The Unwanted Queen || 21
The Unwanted Queen || 22
The Unwanted Queen || 23
The Unwanted Queen || 24
The Unwanted Queen || 25
The Unwanted Queen || 26
The Unwanted Queen || 27
The Unwanted Queen || 28
The Unwanted Queen || 29
The Unwanted Queen || 30
The Unwanted Queen || 31
The Unwanted Queen || 32
The Unwanted Queen || 33
The Unwanted Queen || 34
The Unwanted Queen || 35
The Unwanted Queen || 36
The Unwanted Queen || 37
The Unwanted Queen || 38
The Unwanted Queen || 39
The Unwanted Queen || 40
The Unwanted Queen || 41
The Unwanted Queen || 42
The Unwanted Queen || 43
The Unwanted Queen || 44
The Unwanted Queen || 45
The Unwanted Queen || 46
The Unwanted Queen || 47
The Unwanted Queen || 48
The Unwanted Queen || 49
The Unwanted Queen || 50
The Unwanted Queen || 51
The Unwanted Queen || 52
The Unwanted Queen || End
The Unwanted Queen || Extra Part I
The Unwanted Queen || Extra Part II
New Story!
Warning!

The Unwanted Queen || 2

24.5K 1.9K 10
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

Evan berjalan menyusuri lorong istana yang begitu panjang menuju kamar ibunya. Beberapa pelayan dan penjaga menundukkan kepalanya saat Evan berjalan melewati mereka. Hingga akhirnya Evan telah sampai di depan pintu kamar berukiran emas.

"Ini aku mom, bolehkah aku masuk?" Tanya Evan raut datar.

"Masuklah nak." ujar Crystal dari dalam sana.

Evan pun membuka pintu kamar tersebut dan melangkah masuk untuk menemui ibunya. Di sana Evan melihat ibunya tengah duduk bersandar di kepala ranjang, sedangkan ayahnya duduk di sofa sambil membaca sebuah buku di tangannya.

Crystal tersenyum saat melihat kehadiran putranya. Walaupun sebelumnya ia sempat berdebat dengan putranya tetapi tidak ada seorang ibu yang tega mendiami anaknya.

"Ada perlu apa kau kemari nak?" tanya Crystal tersenyum menatap Evan.

"Aku hanya ingin berpamitan padamu untuk menghadiri penobatan Alpha Blackmoon Pack mom, mungkin aku akan pulang sedikit larut malam." ujar Evan.

"Baiklah, jaga dirimu dan sampaikan salam mommy untuk Luna Mischa." ujar Crystal dan dijawab anggukkan oleh Evan.

Evan melirik sekilas pada ayahnya sebelum keluar dari ruangan itu menuju pelataran istana. Di sana sudah ada sebuah mobil yang terparkir untuk mengantar Evan menuju Blackmoon Pack.

Setelah Evan masuk ke dalam mobil, Steve melajukan mobil yang ia kendarai. Selama di perjalanan, Evan memejamkan matanya untuk mengembalikan tenaganya yang sedikit terkuras hari ini.

"Apa kau sangat lelah?" Tanya Steve tanpa mengalihkan pandangannya dari arah depan.

"Tidak, aku hanya ingin memejamkan mataku saja." ujar Evan dengan mata yang masih tertutup.

"Apa kau sudah menemui paman Jack?" Tanya Evan yang perlahan mulai membuka matanya.

Steve menganggukkan kepalanya. "Besok dia akan datang ke istana. Mungkin dia akan bermalam bersama keluarganya."

Evan yang mendengar itu hanya memangut mengerti dengan wajah datarnya. Steve yang melihat jawaban Evan dari kaca yang ada di mobil itu hanya menggelengkan kepalanya heran. Sahabatnya itu memang sangat irit bicara.

Ya, Evan dan Steve bersahabat. Steve merupakan putra dari salah satu prajurit di istana dan Evan sering bermain dengannya. Akhirnya Evan memilih Steve untuk menjadi kaki tangannya dan meminta pria itu untuk berbicara seperti biasa dengannya jika tidak sedang menjalankan tugas kerajaan.

Tak lama kemudian, mobil yang dikendarai Steve telah berhenti di pintu gerbang pack house blackmoon pack. Steve turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk Evan.

"Selamat datang Yang Mulia." ujar para penjaga sambil menundukkan kepalanya hormat.

Evan menganggukkan kepalanya lalu melangkah masuk ke dalam pack house dengan Steve dibelakangnya.

Semua orang menundukkan kepalanya saat melihat kedatangan Evan. Banyak wanita yang menatap memuja ketampanan raja mereka. Namun Evan hanya memasang wajah dinginnya dan berjalan menghampiri Alpha Blackmoon Pack yaitu Alpha Christian.

"Selamat atas penobatanmu Alpha Christian." ujar Evan sambil mengulurkan tangannya.

"Terima kasih Yang Mulia, suatu kehormatan untuk saya karena anda memenuhi undangan dari saya." ujar Alpha Chris.

"Tidak perlu seformal itu, bahkan kau lebih tua dariku." ujar Evan menepuk pundak Chris dan memintanya untuk menegakkan tubuhnya.

Chris tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Mereka akhirnya saling berbincang satu sama lain membuat semua orang yang ada di sana menatap kagum ketampanan mereka. Mereka seperti sedang melihat para malaikat berkumpul di hadapan mereka.

Matahari telah terbenam, dan hari semakin malam, namun Evan masih setia berada di tempat itu untuk berkumpul-kumpul dengan pemimpin klan lainnya. Walaupun dia merupakan seorang raja di atas raja, namun ia tetap berteman dengan mereka semua karena umur mereka yang tidak terpaut cukup jauh.

"Apa kau telah menemukan seseorang untuk memimpin Kerajaan Vampire?" tanya Hardwin yang merupakan Alpha dari Bluemoon Pack.

"Tentu saja, mungkin lusa aku akan membuat pertemuan." ujar Evan sambil meminum segelas minuman yang ada di tangannya.

"Baguslah, lebih cepat lebih baik. Aku sudah lelah mengurus vampire-vampire sialan itu." ujar Alex, Alpha Redmoon Pack.

Evan tersenyum miring mendengar ucapan dari mereka semua. Vampire liar itu memang semakin meresahkan semenjak tidak ada pemimpin di kerajaan itu yang memusnahkan mereka semua. Tak jarang vampire itu juga menyerang kerajaan demon membuat para prajurit miliknya sedikit kewalahan karena jumlah mereka yang tidak sedikit.

*****

Keesokan harinya, Evan melangkah menuju ruang pertemuan. Di mana seluruh petinggi istana dan beberapa pimpinan klan telah berkumpul atas perintah dari King Demon.

Pintu ruangan terbuka, semua orang yang ada di sana berdiri dan menunduk hormat melihat kedatangan raja mereka. Evan melangkah menuju kursi kebesarannya dan menatap dingin pada semua orang yang ada di sana.

"Sesuai dengan ucapanku beberapa hari yang lalu, jika aku akan menunjukkan pada kalian semua siapa yang akan menjadi raja di kerajaan vampire," ujar Evan tegas.

Evan pun meminta penjaga untuk memerintahkan orang yang telah berdiri di depan pintu ruangan tersebut untuk masuk ke dalam ruangan. Semua orang yang ada di sana menatap ke arah pintu yang mulai terbuka. Saat itu juga semua orang yang ada di sana membulatkan matanya saat melihat siapa yang dimaksud oleh Evan.

"Dialah yang aku tunjuk untuk menjadi raja di kerajaan vampire. Jackson Smith, seorang half vampire dan wizard yang telah lama membantu kerajaan demon untuk mengawasi setiap perkembangan di kerajaan vampire." lanjutnya.

Semua orang saling berbisik setelah mendengar ucapan dari Evan. Mereka masih tidak menyangka jika Evan akan memerintahkan seorang half vampire dan wizard menjadi raja di kerjaaan vampire.

"Yang Mulia, mohon maaf jika saya lancang. Mengapa anda memilih Mr. Smith yang bukan merupakan vampire berdarah murni menjadi Raja?" tanya salah satu seorang petinggi.

"Apakah hanya orang yang berdarah murni yang bisa menjadi seorang Raja?" tanya Evan sontak membuat semua orang yang ada di sana menundukkan kepalanya.

"Maaf atas kelancangan saya Yang mulia."

"Aku tahu kekhawatiran kalian, menjadi seorang Raja bukanlah hal yang mudah. Maka dari itu aku telah mengumpulkan berbagai informasi mengenai dirinya dan aku telah memutuskan jika dia layak menjadi seorang raja." jelas Evan berusaha meyakinkan mereka semua.

"Ampun Yang Mulia, maaf jika saya menyela ucapan anda. Jika memang semua petinggi dan pimpinan klan lain tidak menerima saya untuk menjadi raja di kerajaan vampire, itu tidak menjadi masalah untuk saya." ujar Jack membuat Evan menghela nafas berat.

"Baiklah.." belum selesai Evan berbicara namun seseorang lebih dulu memotongnya.

"Mohon maaf karena saya menyela anda Yang Mulia. Tetapi saya sangat setuju jika Tuan Jack akan menjadi raja di kerajaan vampire." ujar Alpha Demian.

"Ya, kami juga sangat setuju Yang Mulia." sahut Alpha lainnya dan langsung disetujui oleh semua orang yang ada di ruangan tersebut

"Baiklah, aku putuskan tuan Jackson Smith akan menjadi raja di kerajaan vampire. Kalian bisa mengatur tanggal penobatan untuknya." ujar Evan sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Terima kasih Yang Mulia." ujar Jack menunduk hormat.

Semua orang pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Jack untuk memberikan selamat atas pengangkatan dirinya menjadi raja kerajaan vampire.

"Selamat uncle, kau akan menjadi seorang raja." ujar Alpha Chris sambil mengulurkan tangannya pada Jack. Jack tersenyum dan menerima uluran tangan dari Chris.

"Terima kasih Alpha Chris."

"Jangan memanggilku dengan terlalu formal uncle, kau jauh lebih tua dariku." ujar Alpha Chris membuat mereka tertawa bersama.

Jack merupakan salah satu sahabat yang sangat di percaya oleh Xavier. Evan memutuskan untuk mengangkat Jack menjadi raja juga karena permintaan dari ayahnya. Evan hanya bisa mematuhi perintah ayahnya, lagipula ia juga sangat dekat dengan Jack sehingga ia sudah tahu bagaimana karakter pria itu.

*****

Alissya melangkah menyusuri hutan sambil bersenandung ria. Di tangan gadis itu terdapat sepotong apple pie yang telah diberikan oleh Anne. Selama di perjalanan, gadis itu tidak henti-hentinya tersenyum. Tentu saja karena ia telah membawa beberapa uang untuk ia berikan pada ibunya.

"Mommy, aku pulang." teriak gadis itu saat melangkah masuk ke dalam rumah.

"Akhirnya kau datang juga Alissya, mommy sangat khawatir karena kau ke kota sangat lama dari biasanya." ujar Charlotte menghampiri putrinya.

Alissya tersenyum melihat kekhawatiran ibunya. Ia pun melepas jubah yang ia kenakan dan memberikan bungkusan apple pie yang ada di tangannya.

"Anty Anne membuat ini mom, cobalah rasanya sangat lezat." ujar Alissya.

"Benarkah?" Tanya Charlotte dan dijawab anggukkan oleh Alissya.

Charlotte pun mengambil sepotong apple pie dari dalam bungkusan tersebut dan mulai memakannya.

"Hhmm ini sangat lezat sayang, dia sangat pandai memasak. Mommy harus belajar darinya." ujar Charlotte membuat Alissya terkekeh pelan.

"Kalau begitu aku membersihkan diriku terlebih dahulu mom, setelah itu aku akan membantumu menyiapkan makan malam."

"Tidak perlu sayang, lebih baik kau beristirahat. Mommy akan memanggilmu nanti."

Alissya yang mendengar itu hanya mampu menganggukkan kepalanya mengikuti ucapan dari ibunya. Saat itu juga Alissya berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya.

Beberapa menit kemudian, Alissya telah selesai menyelesaikan ritual mandinya dan berjalan menuju meja rias yang ada di kamarnya. Alissya menatap dirinya di cermin sambil menyisir surai panjang miliknya.

Tok tok...

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Alissya. Gadis itu meletakan sisirnya di atas meja dan menatap ke arah pintu kamarnya.

"Alissya, apa kau sudah selesai sayang?" Tanya Charlotte yang berada di luar pintu kamar milik putrinya.

"Sebentar lagi mom." sahut Alissya dari dalam.

Alissya pun dengan cepat menyelesaikan aktivitasnya sebelum akhirnya memutuskan untuk menyusul ibunya yang telah menunggunya untuk makan malam bersama.

"Mommy membuat semua ini sendiri?" Tanya Alissya dengan membulatkan matanya saat melihat banyak makanan yang telah tersaji di atas meja.

"Tentu saja, siapa lagi yang memasak selain mommy. Bukankah kita hanya berdua di rumah ini?" sahut Charlotte.

"Benar juga." ujar Alissya terkekeh pelan.

Akhirnya mereka pun mulai menikmati makan malam bersama dengan penuh keheningan. Tak lama kemudian, Alissya telah menyelesaikan makannya dan mengambil gelas yang telah berisi cairan merah. Apalagi kalau bukan darah. Tetapi, Alissya dan juga ibunya hanya mengonsumsi darah hewan, dan itupun mereka tidak mengonsumsi setiap hari.

"Alissya, boleh mommy bertanya satu hal?" Tanya Charlotte dengan sedikit ragu.

Alissya mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan ibunya. Tidak biasanya ia melihat ibunya yang sedikit ragu untuk bertanya kepadanya.

"Bertanya apa mom?" Tanya Alissya.

"Kapan kau akan mencari matemu sayang?" Ucapan Charlotte sontak membuat Alissya terdiam dan meletakkan gelas yang ada di tangannya.

Alissya menatap lekat manik mata ibunya dengan raut wajah yang sulit diartikan. Charlotte yang melihat Alissya terdiam langsung menarik tangan putrinya ke dalam genggamannya.

"Sudah waktunya untuk dirimu mencari belahan jiwamu sayang." ujar Charlotte membuat Alissya menghela nafas berat.

"Tidak mom, aku tidak ingin meninggalkan mommy sendiri di tempat ini. Tidak untuk saat ini." ujar Alissya dengan nada pelan.

Charlotte tersenyum mendengar jawaban dari putrinya. Tentu ia tahu jika selama ini putrinya selalu menahan untuk mencari keberadaan matenya karena harus menjaga dirinya. Tapi kali ini ia tidak bisa membiarkan putrinya berdiam diri di pondok kecil ini bersama dirinya. Alissya pantas bahagia bersama dengan matenya.

"Jangan pikirkan mommy sayang. Bukankah kau bisa mengunjungi mommy kapanpun kau mau?"

"Aku tahu mom. Tapi biarkan Moon Goddess yang membuat rencana untuk pertemuan kami." ujar Alissya membuat Charlotte tersenyum senang.

"Baiklah, semoga kau segera bertemu dengan matemu sayang." ujar Charlotte dan dijawab anggukkan oleh Alissya.

Setelah membereskan semua piring kotor yang ada di atas meja. Alissya memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Gadis itu berjalan menuju jendela kamarnya dan menatap sekitar. Saat itu juga Alissya melompat ke luar jendela dan melesat menuju sebuah danau yang ada di dekat tempat tinggalnya.

Alissya menatap bulan yang kini tengah bersinar terang. Bintang-bintang bertebaran menambah keindahan langit malam. Namun pikiran gadis itu kembali teringat mengenai ucapan ibunya.

"Mate?" Gumam Alissya.

Arti kata itu benar-benar membuat hatinya merasa sangat gelisah. Gelisah karena memikirkan apa yang akan ia terima saat bertemu dengan matenya nanti. Ia takut, sangat takut jika hatinya akan terluka karena matenya tidak akan menerima dirinya. Tentu itu akan membuat ibunya juga akan merasa sangat sedih.

"Kenapa kami harus memiliki mate Moon Goddess? Apakah kami tidak bisa hidup seorang diri tanpa seorang mate?" Gumam Alissya dengan nada sedih.

Perlahan air mata mulai jatuh dari sudut mata gadis itu. Memikirkan hal ini benar-benar menguras tenaganya. Alissya mengusap air mata yang membasahi pipinya dan memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Ia tidak ingin ibunya khawatir karena tidak menemukan dirinya di kamar.

******

Continue Reading

You'll Also Like

76.8K 8.9K 52
Fantasy - Romance - thriller • • • • • • • • • • • • • • • • • • • Sebastian Logan Tyler. Cowok misterius yang berhasil mengusik hidup Caroline Loren...
20.7K 2K 77
Novel Terjemahan!! Dari Ch. 143 .g dari awal ya.. ini ada Manhwanya sekarang dah sampe chapter 27( Jan 2023 ) aku cuma mau berbagi cerita yg aku b...
134K 6.1K 39
Tamat!! Sebelum baca wajib vote, comen, share, dan fallow Seorang wanita yang lelah akan hidupnya didunia yang kejam pada dirinya, tapi malah dipe...
Mr. Jeon By jieekim

Teen Fiction

333K 23.5K 66
{MAAF! PART ACAK!} Jeon Jungkook namanya, dia CEO Jeon Crop. Dia udah punya anak, tapi belum menikah dan juga dia bukan duda. "nghhh~ shit!" umpat ta...