Never Been Easy [Completed]

By scorbubb

2.1M 172K 2.1K

Kisah tentang seorang duda anak satu yang ditinggal pergi untuk selamanya oleh wanita kesayangannya saat mela... More

S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A S A T U
D U A D U A
D U A T I G A
D U A E M P A T
D U A L I M A
D U A E N A M
D U A T U J U H
D U A D E L A P A N
D U A S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A S A T U
T I G A D U A
T I G A T I G A
T I G A E M P A T
T I G A L I M A
T I G A E N A M
T I G A T U J U H
T I G A D E L A P A N
T I G A S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T S A T U
E M P A T D U A
E M P A T E M P A T
E M P A T L I M A
E M P A T E N A M
E M P A T T U J U H
E M P A T D E L A P A N
E M P A T S E M B I L A N
L I M A P U L U H
L I M A S A T U
L I M A D U A
L I M A T I G A
L I M A E M P A T
L I M A L I M A
L I M A E N A M
L I M A T U J U H
L I M A D E L A P A N
L I M A S E M B I L A N
E N A M P U L U H
E N A M S A T U
E N A M D U A
E N A M T I G A
[Author's Note]
[Ekstra Part] S A T U
[Extra Part] D U A
[Extra Part] T I G A
[Extra Part] E M P A T
[Extra Part] L I M A

E M P A T T I G A

24.1K 2.1K 11
By scorbubb

Double update. Enjoy

---

Perjalanan ke Bandung Renata dan Renjaka kali ini bisa dilaksanakan dengan berangkat cukup pagi dari Jakarta karena sekarang Rendra ikut bersama mereka. Awalnya Renata sempat menolak keinginan Renjaka untuk berangkat ke Bandung bersamanya, "Mas nanti nggak sempet main sama Rendra" ujar Renata kala itu yang malah membuat Renjaka mengajukan usul, "Yaudah, Rendra ikut juga aja ke Bandung. Sekalian kenalan sama calon neneknya" yang mendapat cubitan di pinggangnya dari Renata. 

Renata melirik ke belakang tempat Rendra duduk, di sebelahnya babysitter Rendra juga ikut. Karena Renata yang berencana menginap di Bandung nanti sehingga Renjaka harus pulang tanpa Renata. Jadi mereka mengajak babysitter Rendra untuk menjaganya saat perjalanan pulang nanti. 

Renjaka melihat Renata yang hanya duduk diam di bangkunya sambil menatap jalanan yang cukup ramai di weekend ini. Tangan laki-laki itu kemudian terulur dan mengusap pelan surai hitam Renata, "Kok diem aja? Ngantuk?"

Renata tersenyum kecil lalu menggeleng. Renjaka kembali berkata, "Tidur aja dulu, nanti kalau sudah dekat, saya bangunin"

"Nggak ngantuk kok"

"Terus kenapa diem aja daritadi hmm?" tanya Renjaka lagi, "Ngekhawatirin apa?"

Setelah merapihkan rambutnya yang agak acak-acakan karena terus dielus oleh Renjaka sepanjang jalan tadi, Renata berkata, "Mas pokoknya kalau ada omongan Abi yang gak enak, nggak usah dimasukin ke hati ya, Mas. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri aja ya"

Renjaka tertawa, kembali mengacak rambut Renata, "Jadi daritadi mikirin itu? Takut saya jiper ketemu kakak kamu?"

"Mas emang gak khawatir? Aku udah pernah ceritain sifat kakak aku kaya gimana kan, kalau ketemu sama laki-laki yang deket sama aku?"

"Iya, pernah. Tapi saya gak khawatir tuh"

"Aku yang khawatir" Renata mendesahkan nafasnya kasar. Membuat Renjaka kembali tertawa.

"Agak grogi aja dikit. Ibaratnya kalau ngegame nih, saya mau ketemu raja terakhir supaya bisa menang. Karena kalau kakak kamu sudah oke, saya bisa bawa keluarga saya untuk lamar kamu langsung kan?"

Renata memukul paha Renjaka karena di saat dirinya sedang benar-benar khawatir, laki-laki di sebelahnya ini malah menggodanya.

"Do not worry, Sayang. Sebenernya saya nggak mau sombong sih, cuma kamu harus ingat pacar kamu ini direktur yang sering lobi orang sana-sini loh, Ta. Ketemu sama orang yang sulit dilobi juga saya sering kok. Walaupun kakak kamu bukan masuk dalam hitungan klien kantor juga sih. Cuma ya, kalau saya gak yakin, saya bisa nembus pertahanan kakak kamu, gimana saya bisa yakinin dia untuk mau nerima saya jadi adik iparnya?"

Renata menatap Renjaka, menunggu laki-laki itu melanjutkan kalimatnya karena Ia tahu, Renjaka masih belum menyelesaikan perkataannya. 

"Kakak kamu protektif sama kamu karena dia sedang menjalankan perannya, bukan cuma sebagai kakak kamu, tapi juga ayah kamu, Ta. Saya sangat memaklumi sekali semua itu. Saya sudah cukup bersyukur, Ibu sudah sangat open sekali ke saya kemarin. Perjuangan saya baru dimulai sebentar lagi pas ketemu kakak kamu"

Mobil Renjaka sudah memasuki kawasan Bandung dan berhenti di salah satu lampu merah, Renjaka kemudian menarik satu tangan Renata dan dibawanya ke atas pangkuannya, "Saya cuma butuh support kamu, Ta. Saya butuh kamu sama yakinnya sama saya, kalau we belong to each other. Kalau nanti saya menemukan kesulitan, saya mau kamu yang menguatkan saya biar saya bisa terus maju buat lawan semua kesulitan itu. Kalau kamu anggap kakak kamu ini salah satu hal yang mesti saya hadapi dengan sulit, tolong kamu bantu saya untuk menguatkan saya. Saya nggak merasa kesulitan sebenarnya, cuma saya minta ke kamu untuk yakin sama saya. Bisa?"

Dengan mata yang sedikit berkaca, Renata mengangguk, merapatkan bibirnya. Karena mungkin apabila ada kata yang keluar dari mulutnya, air matanya akan ikut menetes. Renjaka tersenyum lalu membawa tangan Renata untuk dikecupnya. Kemudian Ia menjalankan mobilnya lagi ketika lampu sudah berubah menjadi hijau dan mempertahankan tangan Renata tetap berada dalam genggamannya. 

***

Renata turun dari mobil Renjaka ketika mobil sudah masuk di halaman rumah Ibunya. Terlihat sang Ibu sedang duduk di salah satu kursi yang ada di teras sambil memperhatikan cucunya, Shaka, yang sedang bermain di sana. 

Nirmala, Ibu Renata, berdiri menyambut kedatangan Renata dan Renjaka. Sebelumnya Renata memang sudah mengabari Ibunya bahwa Ia akan datang bersama dengan Renjaka dan Rendra. Renata berjalan mendekati rumahnya sambil menggandeng Rendra di tangan kanannya.

"Assalamualaikum" sapa Renata kepada Ibunya kemudian mencium tangan wanita itu. Renata kemudian berjongkok di sebelah Rendra, "Rendra, kenalin, ini Ibunya Tante Ata" 

Nirmala mendekat pada anak lelaki berusia yang sepertinya hampir sama dengan cucunya itu kemudian ikut berjongkok, "Aduh, kasep. Siapa namanya sih ini?" tanya Nirmala setelah Rendra mencium tangannya. Rendra hanya tersipu lalu mengkerutkan dirinya mendekat pada Renata yang membuat mereka tertawa. 

Setelahnya Renjaka menyalami Nirmala seperti yang dilakukan Renata sebelumnya. Nirmala mempersilahkan mereka untuk masuk, "Ayok atuh, masuk. Mau duduk di dalam atau di luar bebas, Renja"

Renjaka kemudian menempati salah satu kursi yang ada di teras yang tadi ditempati oleh Nirmala saat mereka datang tadi. Renata membawa Rendra untuk bergabung bermain bersama Shaka yang tampak asyik dengan legonya.

"Shaka, ih, kok Ante Ta dateng dicuekin sih? Liat nih, Ante Ta ajak temen nih buat Shaka main" Renata mengangkat Rendra ke atas pangkuannya lalu duduk di sebelah Shaka yang sedang asyik dengan mainan legonya. Rendra tampak tertarik dengan mainan Shaka karena lego juga adalah mainan favoritnya. 

Melihat salah satu orang favoritnya mendekat, Shaka meninggalkan mainannya lalu memeluk Renata, "Ante Ta...." teriaknya yang langsung mendapat balasan pelukan dari Renata. Ia kemudian melirik anak laki-laki yang duduk di pangkuan Tantenya itu.

"Namanya Rendra, Ka. Main bareng yah sama Rendra, Rendra juga suka sekali main lego. Ya kan?" tanya Renata sambil memindahkan Rendra untuk duduk di sebelah Shaka. Shaka yang sudah kembali bermain dengan legonya kemudian menatap Rendra dengan tatapan penasaran. 

Tidak berapa lama, Shaka memberikan salah satu legonya kepada Rendra, seolah menjadi ajakan untuk bermain bersamanya. Yang tentu saja diterima dengan senang hati oleh Rendra. Setelahnya, Rendra sudah tampak asyik bermain lego bersama Shaka. Renata berbicara pada babysitter yang menemani perjalanan mereka hari ini, "Mbak duduk sini juga aja, jagain mereka ya" ujar Renata pada wanita yang bernama Nining, yang dijawab dengan anggukan oleh Nining.

"Pinter cucu Nini, mainnya barengan ya. Jangan berantem" Nirmala berkata saat melihat cucunya bermain dengan anak Renjaka setelah keluar membawa baki berisi minuman dan piring cemilan yang kemudian diambil alih oleh Renata dan diletakan di meja di depan Renjaka duduk. 

Setelah mempersilahkan Renjaka untuk minum dan menyantap cemilannya, Nirmala ikut duduk di bangku teras bersama Renjaka dan Renata.

"A' Abi sama Teh Dewi kemana, Bu?" tanya Renata menanyakan keberadaan kakak dan kakak iparnya.

"Tadi teh pada ke pasar pagi-pagi, katanya nyari sarapan. Sampe jam segini belum balik" jawab Nirmala.

"Ah, modusnya si Aa itu mah, pasti mo pacaran berdua. Keenakan Shaka bisa dititip ke Ibu, jadi mereka bisa pacaran" ujar Renata penuh curiga.

Nirmala tertawa, "Ya, biarin atuh, Neng, mau pacaran juga. Kaya Neng nggak lagi pacaran aja" ledek sang Ibu yang langsung membuat Renata tersipu di bangkunya, sibuk meniup teh hangat di genggamannya. Renjaka dan Nirmala tertawa melihat tingkahnya.

"Jam berapa berangkat dari Jakarta tadi, Ja?" tanya Nirmala pada Renjaka.

"Jam 8 tadi sudah jalan dari kost Renata, Bu. Biar gak kesiangan sampe Bandung"

Kemudian pembicaraan mereka diisi dengan obrolan santai seputar perjalanan mereka ke Bandung, tentang Rendra yang kini tampak sudah sangat akrab dan asyik bercengkerama dengan Shaka, dan banyak hal lainnya. Sampai satu mobil lagi masuk ke halaman rumah Nirmala, kemudian wanita itu berdiri, "Nah, itu Abi sama Dewi akhirnya pulang"

Renata menegakkan tubuhnya di tempatnya, kemudian menatap Renjaka di sebelahnya yang juga sedang menatapnya dengan senyum terpasang di wajahnya. Renata ikut tersenyum setelahnya berusaha untuk memunculkan ketenangan yang sama dengan Renjaka. 

Dewi, kakak ipar Renata, yang lebih dulu menyapa mereka, "Neeengg..." panggilnya sambil menyerahkan plastik belanjaannya pada Abi yang berjalan di belakangnya. 

Setelah berada cukup dekat, mereka lalu berpelukan, "Teh, kita udah kayak gak ketemu berapaa tahun gitu, ya, pelukannya sampe segininya banget" ujar Renata yang langsung mendapat tepukan di pundaknya.

"Ih, neng tuh kalo pulang nggak pernah ngepasin sama jadwal kita nginep di tempat Ibu. Jadi aja nggak ketemu. Terakhir sebulan yang lalu kan?"

Renata tertawa mendengar keluhan kakak iparnya, kemudian Ia mendekati kakaknya dan mencium tangan kakaknya itu, "Abis pacaran ya, A'? Lama banget nyari sarapan doang" 

"Mumpung bisa, Neng, biasanya kan ada Shaka yang ngintil" balas Abi sambil mengacak pelan poni rambut Renata.

Kemudian terdengar Dewi yang berkata, "Eh, ada tamu?" tanya Dewi melihat Renjaka yang sedari tadi hanya berdiri di tempatnya dan melihat anaknya yang sedang asyik bermain dengan anak laki-laki seusianya. 

Dewi kemudian memandang Renata, menanyakan dengan tatapan mata, siapakah gerangan laki-laki yang datang ini, yang sepertinya adalah tamu Renata. Renata lalu menggandeng tangan Dewi mendekati Renjaka, "Kenalin, Teh, ini Renjaka" ujar Renata ketika mereka sudah ada di dekat Renjaka, dan melihat Abi berada dekat di belakang Dewi, "temen kantor Ata"

Renjaka menjulurkan tangannya kepada Dewi yang kemudian disambut wanita itu dengan senyum sumringah, "Dewi, kakak iparnya Renata" 

Dewi kemudian menarik tangan suaminya, "Ini Abi, kakaknya Renata" Renjaka mengulurkan lagi tangannya dan menjabat tangan Abi dengan erat, walaupun laki-laki itu tampak masih menatap penuh tanya Renata dan Renjaka. 

Melihat suasana yang agak sedikit canggung, Dewi kembali berkata, "Ini teh temen kantornya Ata doang, atau temen spesial?" tanya Dewi sambil menyenggol pundak Renata.

Renata tersipu malu sambil tersenyum, "Pacar Ata, Teh" namun segera menghilangkan senyumnya, saat menangkap tatapan tajam Abi. 

Tawa Dewi makin sumringah, "Masya Allah, pacar toh. Kang, pacarnya Ata nih. Kamu kenapa diem aja gitu sih?" Dewi mengulang perkataan Renata seolah Abi belum mendengarnya. 

Dewi kemudian mengalihkan tatapannya pada anaknya yang masih asyik bermain, "Neng, itu yang main sama Shaka siapa? Bukan anak tetangga kan ya, kayanya aku belum pernah liat"

Renata menarik nafasnya panjang, "Itu Rendra, Teh" belum selesai Renata menjelaskan siapa Rendra, Renjaka kali ini buka suara, "Rendra anak saya"

Renata terdiam dan hanya tersenyum canggung di tempatnya. Dewi pun ikut diam kemudian bergantian menatap Rendra dan Renjaka. Sedangkan Abi tampak berdiri tegak dengan tatapannya tajam terarah pada Renjaka.

---

jeng jeng

gimana ini Renjaka hadapin Abi, mulus apa ke-sleding nih?

wkwkwk

maafkan ketidak-updatean aku kemarin kemarin karena kok kayanya kerjaan di rl lagi hectic banget ini

makanya kukasih double update biar lunas ya :)

Continue Reading

You'll Also Like

4.6M 171K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
174K 21.3K 40
Lantaran belum juga menikah, Brianna dijodohkan oleh sang Oma dengan seorang pria yang sialnya adalah mantan pacarnya waktu SMA, bernama Edden. Lanta...
303K 24.3K 79
Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya a...
2.1M 85.2K 37
Semua terjadi karena ketidak sengajaan. Pertemuan antara RIFALDI ARYA ATMAJA dengan seorang gadis cantik bernama CELLYA THOMAS. membawa sebuah bencan...