Aidan dan Aiden membawa sahabat-sahabatnya ke tempat ruang bermain lebih tepatnya ruang bermain baby Ola yang terdiri dari trampolin, billiard, bowling dan masih banyak lagi.
Ruang itu seperti timezone, Leon benar-benar mengistimewakan baby triplet agar bermainnya puas.
Baby Ola begitu lihai memainkan billiard dan bowling, gadis mungil itu sering mengalahkan kedua kembarannya dan tunangannya. Meskipun dirinya kurang dibidang pendidikan tapi baby Ola hebat dalam bidang yang lain.
Nuel, Samuel dan Liam menatap tidak percaya apa yang mereka lihat sekarang "Sumpah gue gak mimpi kan? Anjir." Teriak Nuel dengan mulut terbuka, didepannya sudah seperti timezone tetapi ini lebih besar dibanding timezone yang ia sering lihat dan bermain dimall.
"Gila sih, gak diragukan lagi kekayaan sugar daddy." Celetuk Samuel membuat mereka semua tertawa, sahabat-sahabat baby triplet sudah mengetahui jika perbedaan umur daddy dan mommynya berbeda 6 tahun.
Liam menoleh "Lu gak bosan? Dan, Den?" Tanyanya.
Aiden mengangguk "Bosan ya bosan sih cuma mau gimana lagi, kalau Al pergi sama Aidan gue harus jaga bocil sama mommy. Walaupun disini banyak bodyguard tapi gue gak tega buat ninggalin mommy sama dedek."
Mereka semua mengangguk mengerti, walaupun Aiden selalu ceplas-ceplos tetapi dibalik itu semua ia begitu menjaga dan menyayangi keluarganya.
"Fix! Kita tiap hari harus main kesini." Ujar Samuel yang langsung mendapat tonjokan pelan di bahu oleh Jeniffer.
"Dih, mau lo aja itu mau!" Cibir Jeniffer.
Samuel mengangkat jari tengahnya tepat didepan wajah jeniffer "Fuck you!"
"Ih, kalian berantem terus deh!"
"Teman lo ngeselin, Cha." Ujar Samuel.
"Alah, bacot!" jawab Jeniffer lalu menarik tangan Acha pelan untuk bermain trampolin disana.
Aiden, Liam, Samuel, Kevin dan Jeff memilih bermain billiard dan bowling sementara Aidan tengah duduk menyesep vapenya sembari memangku Jessica yang kini sepertinya mengantuk.
"Babe?" Panggil Jessica pada Aidan sambil mendongak menatap wajah Aidan.
"Hm?" Jawab Aidan dengan mengelus kepala belakang Jessica.
"Nanti ke apart ya? Aku udah selesai."
"Oke."
Jessica tersenyum senang lalu mengecup dada bidang Aidan beberapa kali kemudian memejamkan kedua matanya saat hawa kantuk menyerangnya.
🍄🍄🍄
Setelah puas bermain Aidan, Kevin, Jeff, Samuel, Liam, Nuel, Jeniffer dan Acha ikut bergabung duduk disofa luas yang tersedia disana bersama Aidan dan Jessica.
"Essa tidur, Dan?" Tanya Jeniffer.
Aidan mengangguk "Minum dulu sana, mau minuman dingin ada disana sekalian kalau lo lapar tinggal ambil aja." Ucap Aidan panjang Lebar kepada Jeniffer dan Acha.
Jeniffer menoleh bertatapan dengan mata tajam Aiden "Tuh!" Tunjuknya pada sebuah pantry.
"Oke, makasi." Ucap Jeniffer menahan senyumannya.
"Sekalian juga, Je!" Ujar Kevin yang diangguki Jennifer "Oke, gue ambil dulu."
Mereka mengalihkan pandangannya saat melihat baby Ola berada digendongan Albara yang masih sesegukan. Albara mendaratkan bokongnya disofa kosong sebelah Aidan dan Jessica. "Dedek kenapa?" Tanya Aidan pada Albara.
Albara tidak menjawab tapi baby Ola yang menjawab pertanyaan abangnya "G-gak, abang."
"Kalau orang lagi nangis jangan ditanya, bang!" Ucap Aiden saat tangisan baby Ola terdengar lagi.
Aidan menggaruk kepalanya sambil memasang wajah bersalah "Sttt, udah jangan nangis lagi sayang. Kan kamu sendiri yang udah gak mau diatur sama ak—" ucapan Albara terpotong kala mulutnya dibungkam oleh telapak tangan baby Ola yang mungil.
"K-kan Ola udah minta maaf sama Bala? Jangan diungkit-ungkit lagi hiks..."
"Ola gak akan kayak gitu lagi kok."
Albara tersenyum sambil menghadiahi kecupan di mata basah baby Ola kemudian membenarkan letak duduk baby Ola dipangkuannya. "Iya udah jangan nangis lagi hm? Bobok ya?"
"I-iya, sayang." Cicitnya membuat jantung Albara berdetak tidak karuan, jarang sekali baby Ola mau berkata seperti itu.
"Si bocil kenapa tuh?" Tanya Jeniffer yang diangguki Acha, mereka menata beberapa minuman dan cemilan yang diambil dipantry ke meja.
"Rewel." Jawab Albara seadanya.
"Emang lagi manja lagi pengen dimanja, pengen berduaan dengan dirimu Bala." nyanyi Nuel membuat mereka langsung melempar kacang kearahnya membuat sang empu menggeram kesal.
Sambil memakan cemilan dan minumannya, mereka terus mengobrol dengan topik yang bermacam-macam membuat Jeniffer dan Acha dibuat ngakak.
Baby Ola dan Jessica sudah ditidurkan didalam kamar masing-masing agar tidurnya tidak diganggu oleh kebisingan mereka saat ini.
Beberapa jam kemudian Jeniffer dan Acha tertidur dengan saling menyender satu sama lain membuat yang lain tidak tega.
"Jeff, lo bawa Acha ke kamar! Kasian tidurnya kalau kayak gitu." Ujar Aidan.
"Oke." Jawab Jeff lalu mengangkat tubuh Acha pelan-pelan.
"Sam, lo bawa Jeje sanah!" Titah Nuel.
"Ogah!"
"Biar gue aja." Semangat Aiden lalu mengangkat Jennifer untuk ia gendong didepan, mereka menatap Aiden bingung.
Sepeninggalan Jeff dan Aiden yang menggendong Acha dan Jeniffer, Albara menghela nafas sambil memijat pelipisnya "Mau sampai kapan Jeff kayak gitu?" Tanyanya pelan.
Mereka semua ikut menghela nafas juga "Apa Acha bakal mau ikut Jeff?" Tanya Nuel yang digelengkan mereka semua.
"Gak, lah gila lo!" Sewot Liam.
"Kita kan gak akan pernah tau isi manusia, nyet!" Jawab Nuel.
"2 Korintus 6 : 14-15, kamu boleh mencintainya tapi jangan ambil dia dari Tuhannya." jawab Kevin.
"Kalau Jeff yang ngalah gimana?" Ujar Aidan.
Albara dan Kevin menggeleng.
🍄🍄🍄
Jeff membaringkan tubuh Acha dengan hati-hati lalu mencium dahi Acha cukup lama. Jeff menatap wajah Acha lekat-lekat "Lo cantik banget, gue makin suka."
"Gue sayang lo, Cha."
Merasa sudah cukup menatap wajah Acha dengan segera Jeff beranjak "Acha juga sayang Jeff, tapi sayang kita berbeda."
Jeff yang masih bersandar pada tembok mendengar ucapan Acha, ia menghapus air matanya kasar ternyata Acha sudah mengetahui fakta jika dirinya diam-diam menyukainya.
Dilain tempat seorang lelaki tengah asik mengecup bibir gadisnya yang sedikit terbuka sesekali dengan jahil memasukkan lidahnya kedalam sana.
"Enghh! Baby, gue ngantuk ish." Rengek seorang gadis sambil menjauhkan kepala laki-laki itu yang sekarang tengah menyender pada dadanya.
"Nenen."
"Gak ada nenen-nenen! Awas! Gue ngantuk."
"Ck! Awas aja lo, gue tinggal."
Mata gadis itu terbuka lebar kemudian memeluk erat tubuh kekasihnya "Maaf, ayo nenen!"
"Basi!"
Gadis itu membuka bajunya menyisakan bra yang langsung ia naikkan keatas "Sini, nenen!"
"Don't touch me!" Sentak lelaki itu saat gadisnya akan membawa wajahnya kedadanya.
"Baby, maaf! Janji gak akan kayak gitu." Lirih gadis itu.
🍄🍄🍄
Albara menyesap satu batang rokoknya dengan nikmat karena tidak ada gangguan dari bocil kesayangannya "Ketauan si bocil mampus." Ujar Kevin sambil terkekeh.
"Jangan lah, bego!" Panik Albara membuat yang lain tertawa karena melihat wajah panik Albara.
"Santai, bro!"
"Btw, malam ini gas ke markas?" Ajak Liam.
"GAS ABIS!" Ucap Nuel.
"Semangat banget lo!" Ujar Aidan membuat Nuel senyum-senyum malu.
"Dih jijik." Cibir Samuel.
Albara menggeleng "Gue gak tau, takut bocil rewel gak mau ditinggal."
"Kan deket bos! Gimana sih?! Jarak dari mansion si sugar daddy ke belakang dekat banget."
"Gue gak mau tunangan gue jadi pusat perhatian."
"Ugh! Posesif."
"Nuel lagi bobok cantik gais."
-KEVIN, SAMUEL, LIAM-