Sepulang dari mall bersama Haechan tersebut, Chenle langsung segera menyembunyikan barang belanjaannya yang sangat mengharamkan tadi, barang itu tidak boleh Jisung mengetahuinya terlebih dahulu
Yaps Haechan dan Chenle sudah sepakat untuk memakai benda itu saat party sex mereka yang masih direncanakan, entah kapan tapi tidak akan lama pastinya
Chenle melihat-lihat sekitar, untung saja tidak ada Jisung saat ia menyembunyikan barang itu didaerah itu
Setelahnya Chenle pun keluar dari dalam sana
"Astaga" kaget Chenle yang mendapati Jisung dihadapannya dengan wajah bingung
"Kamu ngapain dari dalam gudang?" tanya Jisung yang heran
"Emh aku cuma meletakkan barang yang tidak terpakai lagi, iya" ucap Chenle dengan cepat supaya Jisung tidak meletakkan rasa curiga
Gawat kalau Jisung curiga dan mencari tau, bisa-bisa rencana bisnis para uke-uke itu bisa gagal hanya gegara dirinya, Chenle kan tidak ingin kena omel Renjun kalau semuanya gagal.
"Ohh begitu" ujar Jisung yang menganggukkan kepalanya
Tepat sasaran, Jisung tidak meletakkan rasa curiga apapun kepada dirinya
"Iya hehe" cengir Chenle yang kemudian langsung nangkring ke lengan Jisung
"Sayang" panggil Chenle dengan manja sambil menatap kearah Jisung
"Kenapa hm?" saut Jisung yang merasa gemas
"Pengen mangga muda" ujar Chenle yang entah kenapa tiba-tiba kepengen salah satu buah itu
Jisung mengernyitkan dahinya, apa Chenle sedang ngidam? Padahal setahunya, Chenle sangat tidak menyukai buah itu katanya bentuknya aneh melengkung-melengkung.
"Tumben" ujar Jisung
"Ayooo cariin" pinta Chenle dengan rengekkan
"Yaudah ayo kita beli" ajak Jisung kemudian
Tetapi Chenle langsung menggeleng, "Enggak mau" balas Chenle.
"Tadi katanya mau mangga muda?" ujar Jisung yang bingung dengan balasan Chenle
"Iya emang mau, cuma jangan beli tapi petik langsung dari pohonnya" ucap Chenle dengan senyum yang sangat manis kearah Jisung
"Hah"
Lagi-lagi sautan legen Jisung keluar, Chenle kira sautan itu sudah hilang.
"Ish iyaaa ayoo" balas Chenle yang tidak sabar
"Aku yang manjat?" tanya Jisung kemudian
"Iyalah" jawab Chenle
.
.
.
.
.
.
***
Disinilah mereka disalah satu tempat pohon mangga yang berbuah lebat itu milik tetangga kompleknya
Chenle lah yang menunjukkan bahwa disana ada pohon mangga, Jisung aja tidak tau entah sejak kapan Chenle memantau pohon mangga ini sampai hapal sekali tempat dimana letak buah mangga yang belum matang itu berada
"Yang itu, yang itu belum matang Ji" ujar Chenle sembari menunjuk kearah buah yang masih bergelantungan kokoh dipohonnya
"Tapi itu tinggi banget" ucap Jisung yang melihat arah tunjukkan Chenle
Sementara itu Chenle cemberut mendengar ucapan Jisung yang takut dengan ketinggian.
"Yasudah kalau kamu gak mau, aku aja yang panjat nya" ucap Chenle yang langsung mendekati pohon itu berada
Oh ya mereka sudah izin ke orang yang punya nya, dan juga sudah mendapat izin jadi mereka langsung saja untuk mengambil beberapa mangga yang ada disana
"Eh eh jangan, kamu lagi hamil nanti kalau jatuh gimana" cegah Jisung langsung
"Lagian kamu lelet bangett, kalau gak mau untuk ambilnya bilang aja, aku bisa kok manjat sendiri" ucap Chenle yang sedikit kesal itu
Benar saja, Jisung itu gak bisa manjat, waktu dulu sih pernah dirinya manjat pohon bersama Jeno didesa, itu pun Jisung berhasil untuk naiknya saja tapi turunnya kagak bisa sampai Jisung pernah nangis diatas pohon karena gak bisa turun, sampai-sampai Jeno mengejeknya habis-habisan pada saat itu. Setelahnya dari sana Jisung trauma buat manjat.
"Ishh lemot" gumam Chenle saat melihat Jisung yang melamun dengan menatap pohon dihadapannya itu
Chenle langsung saja menaiki kakinya untuk segera manjat keatas pohon, sampai dimana Jisung tersadar dari lamunannya setelah melihat Chenle yang sudah berdiri ditengah-tengah tangkai pohon mangga itu
"YAK PARK CHENLE! TURUN!" Teriak Jisung yang kaget
Teriakan itu tidak diindahkan oleh Chenle sama sekali, Chenle masih saja meneruskan panjatannya
Jisung yang dibawah sudah sangat-sangat cemas dan khawatir jika seandainya Chenle jatuh, ah jangan sampai. Pikirnya
"Lihatlah sebentar lagi aku akan mendapatkannya" ucap Chenle yang sudah berada diatas itu
Jisung menganga melihat Chenle disana, Jisung akui Chenle sangat lihai dalam memanjat, namun juga Jisung masih khawatir melihatnya
"Chenlee ayolah turun, biar aku yang memanjatkannya" ucap Jisung yang kepanikan sendiri
"Ck kau diam saja, ini sedikit lagi, tanggung" ujar Chenle yang masih berusaha meraih mangga incarannya itu
Oke Chenle melihat buah incarannya itu ada disebrang tempat pijakkan ia berada, ia hanya tinggal sedikit memanjangkan tangannya untuk meraih buah itu lalu memetiknya
"Lihatlah aku akan mendapatkan mu" gumam Chenle dengan tersenyum bangga karena sudah berada dihadapan buah yang diincar
Chenle pun mulai melambaikan tangannya kesebrang sana dengan satu tangan lagi yang memeluk badan tengah pohon disampingnya
"Ughh ayolah sedikit lagi" gumam Chenle yang masih berusaha meraih mangga diujung sana sebab diujung sana tidak ada tangkai yang bisa ia pijak, hanya tangkai-tangkai ranting kecil yang sangat tidak mungkin ia pijakki
Sementara itu Jisung yang berada dibawah hanya memutar-mutar tubuhnya kekanan dan berbalik lagi melihat Chenle yang masih berada diatas, sungguh Jisung sangat takut
"Chenle turunlah" ucap Jisung lagi dengan cemas
Sedari tadi juga Jisung tidak berhenti-henti terus berdoa supaya tidak terjadi sesuatu terhadap Chenle diatas sana
"S-sedikit lagi ugghhh kenapa tangan ku pendek sekali sih" rutuk Chenle yang kesal dengan tangannya diatas sana karena tidak sampai-sampai untuk meraih buah itu
"Aaahh yeahhh dapaaatt" seru Chenle yang berhasil meraih buah itu namun
Traak
"AAAAAAAKKK!!"
Teriak Chenle seketika saat dirinya tak sengaja memindahkan kakinya menuju ranting kecil yang ada disampingnya, sehingga kaki sebelahnya tak kuat untuk menahan tumpu berat badannya, sehingga
BRUKK!!
Mata Jisung membola melihat hal itu didepan matanya, Chenle nya terjatuh
"PARK CHENLEEEE..!!" Teriak Jisung yang langsung menghampiri tubuh Chenle yang sudah terlentang direrumputan bawah pohon mangga itu, Chenle merintih kesakitan disana.
"Chenle" gumam Jisung dengan panik khawatir dan sangat cemas
"A-akhh hiks Ji sakittt" rintih Chenle sembari memegang perutnya, bahkan selangkangan nya kini sudah mengeluarkan darah yang mengalir dikedua kakinya
Karena tidak tahan menahan rasa sakit itu, Chenle pun berakhir tak sadarkan diri
"Chenle bangun!, please bertahan lah" ujar Jisung yang dengan cepat langsung mengangkat tubuh Chenle untuk segera membawanya kerumah sakit.
.
.
.
.
BRAKK!!
Namja dominan yang berada didalam sana terkaget saat mendapati sang kekasih yang tiba-tiba datang dan membuka pintu dengan tidak pelan
"Sunshine ada apa?" ujar pemuda yang tak lain Mark kekasih dari Haechan ini
"AYO KITA KERUMAH SAKITT!!" seru Haechan dengan suara teriakannya
"Mau ngapain? Siapa yang sakit?" tanya Mark dengan mengernyitkan dahinya bingung, seolah bertanya-tanya.
"Bayiku!" ujar Haechan kembali
Mata Mark seketika membulat saat mendengar ujaran dari Haechan tersebut
"B-bayi? Kau hamil? Bagaimana mungkin? Ah terus kenapa? Kenapa dengan anak kita? Sakit? Ayo kita kerumah sakit sekarang sayang!" ucap Mark yang terkejut kemudian ikut panik
Puk!
"Aww!"
Rintih Mark saat Haechan memukul kepala nya dengan sedikit kuat
"Yak! Aku tidak hamil bodoh!" ucap Haechan dengan kesal
"Lah terus bayi yang kau maksud?" tanya Mark yang masih memegang kepalanya yang habis dipukul Haechan tadi
"Maksudku Chenle, tadi Jisung menelfon katanya Chenle jatuh terus dibawa kerumah sakit!!" kata Haechan yang menjelaskan
"Apa! Ck kenapa bertele-tele memberitahu, ayo cepat kita kerumah sakit!" seru Mark yang langsung menarik pergelangan tangan Haechan untuk segera mengikutinya menuju rumah sakit dengan kondisi Haechan yang terseret-seret dibawa oleh Mark
.
.
.
.
.
Dilain sisi lagi, pasangan satu ini yang tak lain Nomin juga sama hal nya dengan pasangan Markhyuck namun Jeno yang mendapat kabar lebih dahulu dibanding Jaemin
"Jangan lupa kembali lagi lain waktu, semoga harimu menyenangkan" ucap Jaemin dengan sangat ramah kepada pelanggannya yang usai memesan kopi dicafe nya
"Na, gawat Na" seru Jeno yang tampak ngos-ngossan itu
"Gawat kenapa? Apa dapur terbakar lagi?" tanya Jaemin yang masih santai dengan tamgan yang bertengger di meja kasir
Jeno dengan cepat menggeleng, ya kali dia bakar dapur untuk kedua kalinya, cukup kemarin saja.
"Lalu?"
"Ayo kita kerumah sakit sekarang!" ujar Jeno kemudian
Jaemin tidak mengeluarkan ekspresi kaget atau apapun, ia terlihat santai saja
"Jangan mencoba mengelabui ku Jeno, sudah dibilang kemarin itu aku muntah-muntah karena masuk angin dan asam lambung ku naik bukan karena bunting" ucap Jaemin
Yaps kemarin emang Jaemin tak berhenti-hentinya mengalami mual dan juga muntah seharian, Jeno berpikir kalau kekasihnya itu hamil, dan dari kemarin juga ia memaksa Jaemin untuk kerumah sakit tapi Jaemin selalu menolak, karena dia tau penyebabnya, tapi Jeno selalu memaksa hingga sekarang Jaemin mengira Jeno tetap menyuruhnya untuk periksa kandungan kerumah sakit.
"Bukan itu haduhh, itu Chenle masuk rumah sakit!" ucap Jeno dengan cepat memberitahu
"APA!! KENAPA BISA?" kaget Jaemin seketika dengan berteriak sampai Jeno tak sadar menutup telinganya menggunakan tangan nya
"Kata Jisung dia terjatuh, dan kakinya berdarah" balas Jeno lagi
"ASTAGA CUCU KU DALAM BAHAYAAAA!" panik Jaemin seketika
"AYO CEPAT KITA KERUMAH SAKIT SEKARANG!!!!" lanjut Jaemin yang langsung buru-buru menutup cafe miliknya dan dibantu oleh Jeno.
.
.
.
.
.
***
Sesampainya dirumah sakit, Jaemin bertemu dengan Haechan ditempat parkir
"Kau disini juga" ujar Haechan dengan muka paniknya begitu pun dengan Jaemin
"Iya, kata Jeno tadi Chenle jatuh. Ayo kita kesana, astaga semoga saja cucu kita tidak kenapa-napa" balas Jaemin dengan menyeloteh
Haechan mengangguk, kemudian mereka berdua sedikit berlari masuk kedalam rumah sakit meninggalkan para kekasihnya yang melihat mereka dengan kebingungan disana namun juga tetap menyusul
Sesampainya didalam, Jaemin serta Haechan melihat Jisung diujung sana dengan kondisi seperti setrikaan yang bolak balik sedari tadi
"Jisung bagaimana keadaan mereka?" ujar Haechan langsung bertanya
"Mereka tidak apa kan?" tanya Jaemin melanjutkan
Jisung menggeleng pelan tanda tidak tahu, "Dokter masih memeriksa nya Hyung, sedari tadi belum juga keluar" ucap Jisung dengan lesu
Namun tak berapa lama dokter pun keluar dari dalam ruangan, dan mereka semua langsung menghampiri dokter itu
"Bagaimana keadaan mereka dok?" tanya Jisung langsung
Sedangkan yang lain berharap kalau sang dokter itu menjawab kalau Chenle beserta kandungannya baik-baik saja didalam sana
"Tuan muda Chenle baik-baik saja" ucap Dokter itu membuka suara
Ada perasaan lega dibenak semuanya saat mendengar hal itu
"T-terus bayinya gimana dok?" tanya Jisung lagi
"Pendarahan yang dialami tuan muda Chenle sedari tadi tidak kunjung berhenti dan syukur saat ini pendarahan nya sudah dapat dihentikan karena disebabkan benturan yang keras mengenai perutnya, hal itu membuat kandungan nya..
To be continue..
Hehe digantung🙈 hayolohh gimana tuh dengan kandungan nya Chenle?😭 Baik baik aja atau..🙈😅 wkwk Oke see you next chap 😘😘🥰💚