EPHEMERAL

Autorstwa its_cheon

3.7K 2.2K 5K

Hompimpa alaium gambreng! Setiap sekolah punya cerita, tak terkecuali Sekolah Are Woah. Sekolah yang berisi a... Więcej

1
2
3
5
REINKARNASI
SEKOLAH ARE WOAH
Jatuh
Hantu menjadi hantu
Lembar jawaban
Kekuatan Super
Menjadi Lebih Hebat
Kecebur
Berbagi
Lora(i)
Pink Sun
Hompimpa
Menawarkan Ancaman
Perayaan Festival
Salah korban
Ternyata Bukan
Pencarian Malam Hari
Ruang CCTV
Sandiwara
Hilang atau Dicuri
Gelang
Botol ramuan
Rendang beracun
Bulan
Kira-kira
Serius
Hyesun & Win
Masa lalu
Terjadi Lagi
Arwah mati
Truth or Dare
Affa iyach?
Komedi arwah
Study tour
Masih Study Tour
Keajaiban
Kepercayaan
Lawan
Detik detik terakhir
Malam kenangan
6
7
8
9
10

4

128 76 103
Autorstwa its_cheon

Maap telat updet:D

nambahin kodok keroppi ke sepatu Mingrui susah mana semalam jaringan lagi musuhan sama gua🤢

__________________


Ruangan penuh cahaya, warna, dan berbagai peralatan misterius membuat pria tua itu bahagia mengajarkan sulap pada putra tunggalnya.

"apa kau paham, nak?" tanya pria tua itu pada putranya yang sedang memegang erat topi terbalik di tangannya.

"iya ayah" jawab anak itu. Dia mengambil tongkat hitam kecil lalu mengetuk tongkat itu pada topi tadi. Dia memasukkan tangannya pada topi itu lalu mengangkat kelinci didalamnya dengan kurang cepat.

"Kau salah, nak. Kau harus membuat gerakan gerakan kecil agar permainan mu menarik, kau juga harus mengangkat kelinci itu secara cepat dan jangan lupakan ekspresi wajahmu! Seperti ini...."

Pria tua itu tampak sabar mengajarkan sulap pada anaknya yang hingga saat ini masih tidak bisa menguasai ilmu ayahnya.

"Kita sudahi dulu ya, besok kau ikut ke acara sirkus ayah, oke?" Pria tua itu membereskan barang barangnya sedangkan putranya pergi ke kamar untuk beristirahat.

"Mengapa aku tidak bisa seperti ayah? Ayah sudah mengajariku sejak usia 3 tahun tapi aku selalu gagal. Aku juga telah mengacaukan 12.570 kali atraksi sulap ayah. Aku takut mengacaukan acara sirkus ayah besok" pria manis ini tampak murung dikamarnya sendirian.

Gile 12.570

*****

Pria tua dengan tuxedo hitam sedang membaca jadwal pekerjaannya. Sedangkan putranya yang manis sedang bermain sulap sendirian menggunakan peralatan ayahnya.

"Gou Mingrui hati hati! Jangan sampai kelinci itu hilang" pesan ayahnya yang sesekali melirik Mingrui.

Putranya yang bernama Gou Mingrui itu mengangguk. Dia memasukkan kelinci tadi kekandang dan menyudahi permainannya.

Mingrui memasangkan kain hitam panjang pada punggung ayahnya. Sementara itu ayahnya menatap cermin kemudian memakai topi.

"5 menit lagi ayah tampil, apa kau siap?" Pria tua itu berbalik dan memegang kedua pundak putranya yang akan menjadi asistennya hari ini.

Gou Mingrui mengangguk kemudian membantu ayahnya membawa peralatan sulap ke atas panggung yang tertutup tirai berwarna merah gelap.

Permainan sulap pria tua itu dimulai. Beberapa kali Mingrui masuk hanya sekedar mengambilkan barang yang diperlukan seperti balon, kain, kartu, dll. Beberapa penonton juga terpesona melihat ketamvanan anak si pesulap terkenal.

Gou Mingrui sendiri menatap kagum ayahnya yang sedang menipu para penonton seolah-olah balon ditangan ayahnya transparan, permainan sulap yang dimainkan ayahnya sangatlah keren, ayahnya begitu lihai menggunakan alat-alat disana, tak ada rasa gugup yang terlihat dari tangan ayahnya, sangat berbeda seperti dirinya.

Pria tua itu menggerakkan tangannya yang berbalut kain putih ke arah Mingrui seakan memanggil Mingrui kembali naik ke panggung.

Mingrui tidak tahu mengapa ayahnya memanggilnya naik. Bukannya semua yang dibutuhkan sudah lengkap diatas sana? Tersisa 1 permainan yang belum dimainkan ayahnya sedangkan waktu mereka hampir berakhir.

Lalu untuk apa Mingrui naik ke atas panggung?

Mingrui tidak tahu alasannya tapi dia tetap naik mengikuti perintah ayahnya.

"Mingrui, kita sudah belajar menghilangkan dan mengembalikan kelinci kemarin, bukan? Ayah sudah melihatnya maka sekarang biarkan semua orang disini juga melihatnya" ucap sang ayah penuh keyakinan sambil memakaikan sarung tangannya pada kedua tangan Mingrui.

Gou Mingrui tampak gugup dan tidak menyangka hal ini. Dia pikir dia hanya menjadi badut asisten ayahnya saja dan tidak ikut bermain sulap.

"Ta-tapi ayah... Aku kan--"

"Lakukan saja, tidak usah kau ingat kegagalanmu yang dulu itu" ayah Mingrui mundur sedikit memberikan ruang untuk Mingrui melakukannya sulapnya.

Gou Mingrui, pria dengan kegugupan yang besar menutup matanya kemudian menarik nafas panjang yang dalam. Dia memulai sulapnya dengan mengayunkan tongkat hitam ditangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya dia ayunkan perlahan agar permainannya tampak menarik dan memancing rasa penasaran penonton.

Mingrui membalik topi diatas meja lalu memasukkan sebuah wortel ke dalam topi itu. Dia mengayunkan sebentar tongkatnya kemudian mengetuk 3 kali topi dihadapannya.

Saat yang menegangkan bagi seorang Gou Mingrui, dia harus membalik topi itu sambil diangkat. Wortel didalamnya tidak boleh sampai terjatuh.

Tangan Mingrui yang gemetar membalik topi dengan gerakkan yang salah membuat wortel didalam bukannya menghilang di mata penonton malah jatuh dan berguling di lantai.

Mingrui berusaha mengontrol ekspresinya. Dia memutar-mutarkan tongkat nya didalam topi namun kain sarung tangannya yang begitu halus dan licin membuat tangannya tanpa sengaja melepas tongkatnya.

Mingrui tampak panik dan mencari tongkatnya didalam topi dengan 1 tangan sementara itu matanya tetap terarah ke penonton. Namun sayang sekali Mingrui tidak dapat menemukan tongkatnya.

Dia mencoba mengangkat topi itu namun tiba tiba seekor kelinci melompat keluar.

"Kampret!" Mingrui melempar topi itu dan tanpa sengaja mengenai salah satu penonton.

"Anjim" umpat gadis yang terkena topi tapi.

"Topiquh!" teriak ayah Mingrui penuh drama

Para penonton tertawa dan bertepuk tangan merasa sangat terhibur. Para penonton berpikir bahwa ini bagian dari atraksi mereka, semuanya pun terjadi begitu cepat.

*****

Setelah acara sulap selesai, ayah dan anak itu duduk termenung dibalik panggung.

"Ayah maafkan aku" sesal pria lucu itu.

"Tidak apa apa nak, kau bisa mencobanya lagi besok" ucap ayah Mingrui sambil mengelap air matanya sendiri yang sudah kering.

"Ayah, aku tidak bisa menghilangkan wortel itu" sedaritadi Mingrui terus duduk murung sambil mengetuk tongkat sulap di kepalanya.

"Tidak apa apa, sepertinya lem nya kurang banyak" dan sedaritadi pula ayahnya berusaha menghiburnya.

"Ayah, aku juga tidak bisa mengembalikan tongkat yang hilang tadi"

"Tidak apa apa nak, sepertinya jin kita lagi ngambek"

"Ayah, kapan aku bisa menghilangkan benda?"

"Mungkin setelah kau belajar lebih banyak lagi"

"Ayah, kapan aku bisa mengembalikan barang yang hilang?"

"Ya di cari lah!" Jawab ayah Mingrui yang sudah mulai lelah dengan berbagai pertanyaan putranya.

*Syuung

*Taak!

Seorang gadis melempar topi sulap ke arah Mingrui membuat pria muda yang sedang galau mati-matian bersama ayahnya tersentak kaget.

"Noh topi lo!" ucap gadis itu sedikit teriak dari kejauhan.

"Ayah, lihat dia! Dia bisa mengembalikan barang tidak seperti aku" ucap Mingrui dan kembali menggalau setelah mengambil topi yang dilemparkan gadis tadi.

"Xiao Miya?" panggil pria tua disana kepada putrinya

"Iya ayah?" balas gadis yang tadi melempar topi

"Sudah mengembalikan topi pesulap tadi?" tanya ayahnya

"Sudah kok" jawab gadis ini

"Anak pintar, sekarang ayo kembali ke rumah sakit! Kau sudah siap untuk menjalani operasi ini, kan?" tanya sang ayah berharap jawaban putrinya tidak mengecewakan

"He'em, perasaanku membaik setelah menonton sulap secara langsung. Walaupun akhir dari sulap itu gagal tapi aku berharap akhir dari operasi ku tidak gagal juga." Sang ayah terkejut mendengar jawaban putrinya

"Tidak mungkin gagal, tenanglah. Percaya sama ayah. Ayo sekarang ke rumah sakit, ibu sudah menunggu disana!" Mereka pun pergi dari lokasi sirkus dan menuju Rumah Sakit yang tidak jauh dari sini.

*****

Siang ini di jalanan yang tidak terlalu ramai menjadi tempat langkah kaki ayah dan anak itu. Gou Mingrui, pria lucu dengan kostum badut yang masih setia di tubuhnya, masih saja larut dalam kesedihannya.

Sementara itu ayahnya merasa bersalah karena mengajak Mingrui naik keatas panggung. Ayah Mingrui memutar otak mencari cara agar Mingrui tidak terus terusan galau.

Ayah Mingrui menghentikan langkahnya ketika mendapatkan ide yang sangat menarik begitu melihat sebuah toko hewan berkaki empat "Mingrui, ayah ingin memberi mu hadiah karena sudah membuat para penonton tertawa tadi!"

Pria berkostum badut menolehkan kepalanya menatap sang ayah. "itu bukan hal yang besar, ayah. Tidak perlu memberikanku hadiah."

"Dengar ya anakku tercintah! saat ayah tampil, wajah penonton terlihat tegang tapi begitu penonton melihatmu langsung ada lope lope di mata mereka! Kau juga berhasil menghibur penonton tadi! Jadi kau tunggulah disini, ayah mau memberikan mu hadiah!" girang sang ayah lalu pergi ke seberang jalan dengan hati-hati.

Mingrui menatap punggung ayahnya yang menjauh menuju sebuah toko hewan. Mingrui merasa bersalah melihat ayahnya yang terus-menerus berusaha menghiburnya. Seharusnya Mingrui menyadari hal itu dan mengontrol perasaannya sehingga ayahnya tidak perlu sampai memberikannya hadiah.

"Hufftt... Aku membuat suasana jadi buruk. Kalau ayah keluar dari toko itu, aku akan menyambutnya dengan ceria" Gou Mingrui menarik nafas kemudian mengembangkan senyumannya dan dengan sabar dia menunggu ayahnya.

Beberapa menit kemudian pria muda berkostum badut dapat melihat pintu toko hewan terbuka, menampilkan pria tua dengan tuxedo bersayap kain hitam di punggungnya berjalan sambil membawa tali merah yang terikat di leher anjing berwarna coklat.

"Ayah!" girang Mingrui begitu melihat ayahnya membawa seekor anjing dari toko tadi. Mingrui berjalan ke pinggir jalan lalu memperhatikan kiri dan kanan memastikan waktu yang tepat untuk menyebrang. Ya, Mingrui berniat menghampiri ayahnya diseberang jalan.

Gou Mingrui melangkahkan kakinya dengan mantap menyeberangi jalan raya. Sang ayah dapat melihat senyuman manis putranya yang datang menghampirinya. Ayah Mingrui diam ditempat menunggu putranya sampai ke tujuannya.

Melihat putranya yang menghampirinya dengan senyuman manis membuatnya mengenang masa dimana dia dengan sabar menuntun putranya belajar berjalan.

"putraku sudah dewasa. kau tidak perlu menjadi seperti ayah, nak" gumam ayah Mingrui dengan mata berkaca-kaca disertai senyuman hangatnya namun dalam sekejap senyuman itu luntur bersamaan suara keras dan pemandangan buruk yang ditangkap sepasang matanya.

*BRAAGHH

"GOU MINGRUI!!!" Teriakan sang ayah begitu melihat putranya terpental ditabrak motor berkecepatan tinggi.

"Gou Mingrui putrakuu! Naakk!" sang ayah dengan air mata yang mulai membasahi pipi berlari menghampiri pria muda berkostum badut yang kini berlumuran darah.

"Mingrui! Bangun nak! huhuu! Sudah ayah bilang tunggu ayah disana, anak nakal! Kenapa kau berani membuat ayahmu ini menangis?! Mingrui sadarlah!! buka matamuu!!" pria tua dengan tuxedonya yang tadinya bersih kini bercampur dengan darah putranya.

Sang ayah terus memeluk putranya diiringi tangisan dan teriakannya yang serak.

'Ayah... aku bisa mendengar suaramu tapi aku tidak bisa melihatmu. Maafkan badutmu yang nakal ini, ayah. Maafkan aku yang tidak pandai bermain sulap sepertimu.

Di kehidupan selanjutnya, aku berharap bisa menjadi putramu lagi, aku berjanji akan belajar sulap lebih giat lagi, saat kita bertemu nanti ayah akan terkejut melihatku yang bisa berubah transparan seperti permainan sulapmu, ayah.

Semua ini menyakitkan, aku tidak menahannya lagi. Sampai jumpa ayah, aku bahagia menjadi putramu.' -Gou Mingrui


______________________

GOU MINGRUI

Mingrui yang kiri, awas lu bilang Mingrui yang kanan(●´⌓'●)

XIAO MIYA


Czytaj Dalej

To Też Polubisz

39.3K 2.7K 23
Masihkah aku dianggap dalam keluarga ini? Masihkah aku terlihat dalam keluarga ini? Masih adakah aku dalam hati mereka? Atau mungkin aku hanya dian...
639 107 20
[Novel Romcom yang membuat perut anda terkocok setiap saat.] Aku, Akira Mirai adalah pemuda biasa yang dapat ditemukan dimana saja, hidup secara norm...
29.9K 1K 14
Kumpulan lirik lagu-lagu rohani yang menyejukkan hati
278K 6K 13
" Tersenyumlah sebelum senyum itu mahal harganya "