My Agresion

By WattOff_07

756 316 65

Pada dasarnya manusia terlalu lemah ketika sudah menaruh kepercayaan terhadap manusia lainnya, terutama yang... More

Kesialan Buaya
Para lelaki jomblo
Dark Identity
Jeruji Rumahan
With Azkal
Game Over
Terbongkar
Sabella Or Carebella
Si Baygon
Trap Code
Semakin Rumit
Successful
Perjodohan
Flashback
Gentalay
Dia Kembali!
Kematian Pertama
Kematian Kedua
Rencana Natasya
Kematian Karakter
Keadilan Yang Sebenarnya
Carabella Point Of View

PHO?

10 6 0
By WattOff_07


Saat ini kepala Carebella sedang dipijat lembut Genta. 

Tadi....

Selesai makan Genta segera menghampiri Carebella yang masih menggusak rambut pendek basahnya. Ia sudah berpakaian dari kamar mandi. Beruntung.

Jangan sampai Genta melihat sesuatu yang tidak seharusnya. Maksudnya ketelanjangan.  Apalagi lelaki itu mesum.

"Kenapa?" tanya sewot Carebella ketika Genta sudah di hadapannya.

Handuk yang masih di kepala Genta pegang.  Ia agak menunduk untuk berbicara dengan gadis ini.

"Gemes dah. Gue keringin, ya?"

Sepertinya Carebella harus membeli suku cadang untuk tubuhnya. Jantungnya berdegup terlalu cepat.

Kembali pada saat ini. Tidak menggunakan pengering rambut, hanya mengandalkan handuk dan tangannya rambut Carebella sudah setengah kering.

Itu lebih baik.

"Kapan lo dibolehin lagi kuliah?"

Carebella menggedikan bahunya acuh, Genta menghela napasnya berat. "Gue harap secepetnya," tandas Genta.

"To the point deh Gen, lo kesini mau apa selain kasih gue makan." Papar Carebella kesal pasalnya apabila Genta tidak ada kepentingan ia akan melanjutkan tidur cantiknya.

Genta nampak berpikir sejenak, terlintas ide dibenaknya ia ingin mengajak gadisnya pergi jalan-jalan ke taman deket rumahnya.

Setelah perdebatan panjang antara Carebella dan Genta yang membujuk untuk mau diajak jalan akhirnya Carebella mengalah, katanya ini sebagai tanda terima kasih untuk Genta yang sudah memberikan makanan.

Sepi tapi adem, tempat yang bagus untuk melepas penat hari ini. Genta mengajak ketaman dengan tujuan untuk sharing-sharing agar Carebella terbuka dengannya, dari hati ke hati.

Genta melihat sebuah bangku panjang, ia langsung menarik tangan mungil itu kesana, ia mendudukan Carebella dan meninggalkannya sendirian.

"Eh eh lo mau kemana Tong," ujarnya.

Tak lama, Genta datang dengan dua buah es krim ditangannya, untuk diberikan kepada Carebella.

"Nih buat lo," ucap Genta dengan senyuman yang tidak pernah luntur, entah mengapa Carebella nyaman apabila didekat Genta seperti ah sudahlah lupakan.

"Gimana keadaan lo sekarang Bell?" tanya Genta dengan hati-hati.

Carebella menghentikan makan es krimnya, "Deg, mampus gue salah ngomong." batin Genta.

"Emm ya, fine." Jawabnya singkat.

Setelah perbincangan kecil, mereka memutuskan untuk pulang karena Genta ada urusan mendadak katanya.

***

Cahaya matahari menembus gorden putih, suara erangan muncul dari balik bungkusan selimut putih itu. Carebella sepertinya bangun kesiangan, jam sudah menunjukkan pukul 07.30, sedangkan ia masuk kuliah 08.00 masih ada waktu 30 menit.

"Weh gilaa telat gue mampus." Pekik Carebella turun dari kasur dan lari kekamar mandi.

Setelah menjalankan ritualnya ia langsung pergi kekampus tanpa makan terlebih dahulu sebab jarak dari rumah kekampusnya lumayan jauh.

Carebella membelah jalanan bagaikan gangster yang ditakuti, ia selalu mencari celah untuk berjalan terlebih dahulu.

Carebella sampai kekampus dengan selamat walaupun tadi terdengar pengendara lain mengabsen semua yang ada di kebun binatang.

Sialan, mengapa semua orang menatap rendah kearah dirinya? Carebella tidak suka.

Ia berjalan kearah kelasnya dengan santai dan juga tatapan yang tajam, sepanjang perjalanan terdengar bisik-bisik dari mahasiswi lain.

"Dih liat tuh, masih berani dateng kekampus ternyata."

"Sok cantik anjir."

"Bermuka dua gila."

Itulah cibiran yang mendominan ia dengar, sungguh ia ingin merobek mulut orang yang membicarakan dirinya.

Sampai ia dikelas dan langsung duduk di tempatnya, teman sebelahnya langsung datang menghampirinya dengan raut wajah bertanya-tanya.

"Bell, lo tau gak berita yang masih hangat dikampus kita?" tanya Winda teman sekelasnya itu.

"Apa?" tanya balik Carebella.

"Itu lo dituduh sebagai PHO antara Genta dan Natasya," papar gadis itu dengan hati-hati.

'Sialan,' batinnya.

Lagipula siapa Natasya. Ia tidak pernah ingat nama temannya kecuali yang membuat masalah terhadap Carebella. Kalau begitu, Natasya salah satu yang akan dirinya ingat.

Sampai gadis itu belum sengsara, ia tidak akan melepasnya.

Mata kuliah hari ini hingga siang hari. Jadi Carebella tidak dapat pulang untuk mengisi perutnya. Hanya kantin jawabannya.

Yah... diberi sedikit bumbu tambahan sorotan dari sekitar yang menggunjingnya.

Makan sendirian dan menjadi pusat perhatian tidak begitu buruk.

Hanya memesan bakso dan air mineral, ia makan dengan tenang. Sayang sekali tidak bertahan lama dengan duduknya seseorang yang menjadi salah satu objek yang dinyatakan orang-orang menjadi korban.

Gadis ini...  Natasya, bukan?

Tak dilihat terlalu lama, ia melirik buku yang ditaruh di meja.

Intuisinya tepat. Tertera di luar binder itu, Natasya Felipora.

Biarlah. Carebella hanya ingin kenyang dan melanjutkan kuliahnya. Ia juga tahu terlalu lama absen membuat namanya yang diprioritaskan untuk beasiswa selanjutnya menjadi tergeser.

Ia tidak peduli. Fajar lebih dari mampu untuk membayar pendidikannya. 

Duduknya Natasya di sana bukan hanya untuk pamer bahwa ia kini tengah menguasai permainan. Ia lupa bahkan sang calon tunangannya berpihak pada siapa.

Genta datang, duduk di sebelah Carebella yang kebetulan sudah selesai. 

"Menjauh dari Bella, Sya. Gue nggak bisa lagi mentolerir sikap lo lagi. Sya."

Natasya memang tidak terlihat melakukan suatu hal yang membuat Carebella terintimidasi, tapi ketika duduk dan tidak diacuhkan Carebella membuat kabar yang merebak seakan membenarkan Carebella bukan gadis yang baik. 

Memang pada dasarnya bukan, kan?

Carebella bangkit, enggan terlibat lebih jauh dengan dua orang kasmaran ini. Tapi Genta tidak membiarkannya.

"Pulang sama gue." Itu bukan ajakan, ini paksaan.

Baiklah. Tinggal satu mata kuliah lagi ia baru bisa pulang. 

Genta bilang akan menungguinya di luar kelas.

Ya...  silakan saja. Dua jam semoga ia tidak bosan.

Sementara Genta menghela napas. 

Tangannya mengambil ponsel, mengetikkan beberapa kalimat dan mengirimnya. Ia tahu, yang bersangkutan tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Meskipun kelihatannya lelaki ini tidak masalah dengan ulah sang ayah yang seenaknya menjodohkan Genta dengan gadis atasannya, ia tetap marah ketika yang diusik adalah orang yang dirinya sayangi.

Tidak dapat dipungkiri Carebella cukup bermakna di hidupnya.

Ia hanya belum ingin mengungkap semuanya. Setidaknya sampai Genta yakin bahwa informasi tersebut sudah valid.

***

Aku bener-bener nggak masalah, Pa. Tapi kalau begini, aku minta dengan sangat, bisa batalkan saja kerja sama Papa sama keluarga Natasya. Aku udah dapat pengganti yang lebih kuat untuk kelangsungan perusahaan Papa.

Itu yang Genta tuliskan dalam pesan singkatnya.

Jangan pikir Genta anak dungu yang tidak mengetahui bagaimana sanga ayah bisa terlibat dengan Natasya.

Saham.

Maka dengan inisiatif, ia mencari kolega lain yang mau menguntungkan dua pihak, tanpa mesti ada campur tangan sebuah pernikahan.

•••
Hai!! Selamat datang di Part 20 with kelompok 3, jangan jadi silent reader's yaa^^.

-Roseana
-Artika
-Della
-Rizki Dian
-Nayla

Salam Sayang❤️.

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 480K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
KANAGARA [END] By isma_rh

Mystery / Thriller

7.2M 534K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
don't hurt Lia (end) By el

Mystery / Thriller

1.3M 96.1K 73
"lo itu cuma milik gue Lia, cuma gue, gak ada yang boleh ambil lo dari gue" tekan Farel "sakit kak" lirih Lia dengan mata berkaca kaca "bilang kalo...
86.4K 7.4K 51
【 On Going 】 GIRLS Series #1 - - - Blurb: Dia Alexiore, seorang gadis dengan kedinginan melebihi rata-rata tiba-tiba menghembuskan nafas terakhirnya...