Saturnus [Baru Menetas]

Galing kay terii_

2.1K 591 492

[Follow akun ini dulu bro! Karena sebagian cerita di private.] [Akan revisi setelah tamat nanti.] Usahakan me... Higit pa

-PERKENALAN-
🌻Satu🌻
🌻Dua🌻
🌻Tiga🌻
🌻Empat🌻
🌻Lima🌻
🌻Enam🌻
🌻Tujuh🌻
🌻Delapan🌻
🌻Sembilan🌻
🌻Sepuluh🌻
🌻Sebelas🌻
🌻BONUS BEB🌻
🌻Dua belas🌻
🌻Empat belas🌻
🌻Lima belas🌻
🌻Enam belas🌻
🌻Tujuh belas🌻
🌻Delapan belas🌻
🌻Sembilan belas🌻
🌻Dua puluh🌻
🌻Dua puluh satu🌻
🌻Dua puluh dua🌻

🌻Tiga belas🌻

53 12 11
Galing kay terii_

Rara kini tengah duduk di sebuah halte. Ia memandangi kendaraan yang melaju kesana-kemari. Gadis itu sedang menunggu jemputan dari ayahnya. Pagi tadi, ayah Rara sudah janji akan menjemputnya sepulang sekolah.

Beberapa menit kemudian, ada sebuah mobil yang berhenti di depan halte itu. Empat cowok pun turun dari mobil tersebut dan menghampiri Rara.

"Hay neng cantik." sapa salah satu dari mereka.

"Kalian siapa?" tanya Rara.

"Lo gak perlu tau kita siapa," ucap orang itu. "Bawa dia ke mobil." titahnya kepada anggotanya.

"Eh tunggu tunggu. Kalian mau nyulik gue!?"

"Menurut lo?"

"Ya udah ayok kalo kalian mau nyulik gue," sahut Rara yang tak merasa takut.

"Lo gak mau teriak tolong tolong tolong, gitu?" ujar salah satu anggotanya.

"Gak." balas Rara singkat.

Keempat orang itu pun saling memandang satu sama lain.

"Udah buruan bawa dia ke mobil." perintah bos nya.

"Siap bos!"

"Ayo masuk," titah salah satu anggotanya dengan memegang tangan gadis itu.

"Ish apaan sih! Gak usah pegang-pegang, Corona!" ketus Rara.

"Jadi cewek gak boleh galak galak. Nanti gak ada yang mau!" sahut orang itu.

"Kodok makan tomat, bodo amat!" jawab Rara.

Rara pun masuk kedalam mobil itu. Gadis itu duduk di antara dua cowok itu.

Mobil pun melaju dengan kecepatan rata-rata. Dalam mobil itu sangat hening, tidak ada yang membuka suara. Tiba-tiba suara kentut pun keluar.

Tut.

"Anjir, siapa ini yang kentut!?" tanya bosnya.

"Bau nya kaya telur busuk sialan!" sahut orang yang berada di kiri Rara.

"Woy sopir, lo kentut ya!?" duga orang yang berada di kanan Rara.

"Enak aja kalo ngomong!" sarkas si sopir.

"Terus siapa yang kentut!?"

"Gue," ucap Rara membuka suara.

Seketika mereka pun melirik kearah gadis itu. Rara hanya terdiam dan tak merasa bersalah.

"Anjrit bau banget kentut lo setan!" tutur orang yang berada di kiri gadis itu.

"Abis makan apa sih lo? Bau banget!" timpal bos nya.

"Beringsik banget sih kalian! Gue yang kentut kok kalian yang sewot." tutur Rara.

"Masalahnya kentut lo bau sialan!" sahut orang yang ada di kanan Rara.

"Copot aja hidung kalian, biar gak kecium bau kentut gue!" ujarnya.

"Sarap nih cewek." timpal si sopir.

"Bos, baru kali ini kita culik cewek yang gak ada rasa takut sama kita." ujar orang yang berada di kanan Rara.

"Iya, bar-bar banget."

"Mungkin dia belum tau siapa kita. Makanya dia gak ada rasa takut," jawab si bos.

"Sssstttt. Banyak bacot tau gak kalian nih!" ketus Rara.

"Cantik sih, tapi sayang. Kurang waras,"

🌺🌺🌺

"Rara!!!" teriak Saturnus yang sedang berjalan menelusuri koridor.

"Ra lo dimana sih!?"

"Rara sayang, lo dimana woy!"

Saturnus berhenti, ia membekap mulutnya sendiri.

"Kok ada kata sayang nya sih? Apaan sih Saturnus!" cowok itu berbicara sendiri.

"Woy BangSat!" teriak Alvian.

Saturnus menghela napas, dan kemudian menengok.

"Ada apa?"

"Lo dari tadi cuma nelusurin koridor, lo gak mau pulang apa?" tanya Alvian.

"Iya, lo cari apaan sih?" sahut Galang.

"Cari nyamuk ya lo?" timpal Raka.

"Gue cari Rara. Ada yang liat Rara?" balas Saturnus.

"Widiw, Rara sekarang udah jadi prioritas nya si BangSat nih." ucap Alvian.

"Hati si BangSat udah meleleh gara-gara si Rara." ujar Raka.

"Dulu mah hati si BangSat beku kaya es batu." timpal Galang.

"Terserah lo pada. Ada yang liat Rara gak?!"

"Rara? Tadi gue liat dia di halte depan." jawab Raden yang baru menghampiri mereka.

Tak menjawab apapun, Saturnus langsung berlari menuju halte depan.

"Si BangSat ternyata bisa bucin juga ya." ujar Galang.

"Mungkin Rara udah masuk kedalam hati nya." timpal Raka.

"Ikuti Saturnus aja yuk." ajak Alvian.

Mereka berempat pun langsung mengikuti Saturnus.

Sesampainya di depan halte Saturnus melihat kearah kanan kiri. Ia pun tak menemukan keberadaan gadis yang ia cari.

"Mana Rara, katanya lo liat Rara di sini!" tanya Saturnus kepada Raden.

"Ya emang tadi gue liat dia di sini." balas Raden.

"Tapi gak ada Raden! Dimana dia sekarang?" tanyanya lagi.

"Ya kalo sekarang gue gak tau Sat. Mungkin dia udah pulang,"

Tiba-tiba suara ponsel milik Saturnus berbunyi. Cowok itu merogoh kantong nya untuk mengambil ponselnya.

"Ini nomor siapa lagi?" guman cowok itu.

"Emang gak ada namanya Sat?" tanya Alvian.

"Kalo ada gue gak bakalan tanya bego!"

"Terima aja, siapa tau itu penting." saran Raden.

Saturnus pun langsung menerima panggilan dari nomor yang tak dikenalnya.

"Halo, ini siapa?"

"Halo BangSat, ini gue Arga. Ketua geng Malvori,"

"Lo? Mau apa lo nelpon gue!?"

"Gue cuma mau ngasih tau, kalo orang yang lo sayang ada di tangan gue."

"Siapa?"

"Lo denger sendiri aja suaranya."

"Sat tolongin gue, gue di culik."

"Rara! Ra lo dimana Ra!?"

"Gue ada di-"

Tut... Tut...

Panggilan itu pun terputus.

"Ra! Halo!"

"Kenapa Sat?" tanya Raka.

"Itu tadi siapa?" tanya Raden.

"Arga ternyata udah berani nyulik Rara." jawab Saturnus dengan mengepalkan tangannya.

"Apa!? Arga!?"

"Dimana sekarang Rara!?" tanya Raden.

"Gue yakin pasti Rara ada di markas geng mereka. Kita ke sana." tutur Saturnus.

"Ayo!"

Mereka berlima pun langsung segera menuju ke markas geng Malvori. Tak membutuhkan waktu lama, mereka pun akhirnya sampai di markas geng Malvori. Saturnus langsung menendang pintu markas mereka. Dan benar saja, Rara ada di sana bersama Arga dan anggotanya.

Brak.

Sontak, mereka pun kaget.

"Dasar pengecut! Beraninya kalian gunain orang lain cuma mau buat gue lemah!" ucap Saturnus penuh amarah.

"Halo Saturnus Aldebaran, akhirnya lo sampai juga." kata Arga si ketua geng Malvori.

"Lo udah apa-in dia!? Jawab!?" ucap Saturnus sembari memegang kerah baju Arga.

"Santai bro santai,"

"Banyak bacot!"

Saturnus pun langsung menghajar cowok itu.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Arga pun jatuh tersungkur dan tak berdaya.

"Jangan pernah lo nyentuh milik gue sialan! Atau lo akan gue buat menderita!" ujar Saturnus.

"Wiw, sejak kapan Rara jadi milik Saturnus?" cicit Galang pelan.

"Sejak tadi pagi bego." jawab Raka.

Saturnus pun segera membebaskan Rara dari ikatan tali, yang mengikat tangan dan kakinya.

"Lo gak papa kan?" tanya cowok itu.

"Gak papa, lo gak perlu khawatir." jawab Rara enteng.

"Gak khawatir mata lo! Gue tadi nyariin lo kemana-mana. Makanya lo itu kalo mau pergi harus izin dulu sama gue." ujar Saturnus.

"Izin sama lo? Emang lo siapa gue!?" sahut Rara.

"Gue pacar lo Rara!"

"Dih sejak kapan lo jadi pacar gue!?"

"Sejak kita pertama kali ketemu." balas Saturnus.

"Dih,"

"Woy ayo pergi dari sini! Malah debat di situ." seru Raden.

"Iya iya,"

🌺🌺🌺

Jangan pelit buat vote+komen ya:)

See you...

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

3.3M 273K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
2.5M 133K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
310K 23.1K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
6.6M 278K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...