Saturnus [Baru Menetas]

By terii_

2.1K 591 492

[Follow akun ini dulu bro! Karena sebagian cerita di private.] [Akan revisi setelah tamat nanti.] Usahakan me... More

-PERKENALAN-
🌻Satu🌻
🌻Dua🌻
🌻Tiga🌻
🌻Empat🌻
🌻Lima🌻
🌻Enam🌻
🌻Tujuh🌻
🌻Delapan🌻
🌻Sembilan🌻
🌻Sepuluh🌻
🌻Sebelas🌻
🌻BONUS BEB🌻
🌻Tiga belas🌻
🌻Empat belas🌻
🌻Lima belas🌻
🌻Enam belas🌻
🌻Tujuh belas🌻
🌻Delapan belas🌻
🌻Sembilan belas🌻
🌻Dua puluh🌻
🌻Dua puluh satu🌻
🌻Dua puluh dua🌻

🌻Dua belas🌻

48 13 7
By terii_

Hari telah pagi. Matahari pun sudah bersinar, saat ini Rara sudah ada di sekolah. Ia memang sengaja berangkat agak pagi. Karena ini adalah jadwal piket nya, yang telah di tentukan oleh si ketua kelas XII IPS-2.

Rara menyapu lantai mulai dari yang paling belakang. Gadis itu adalah gadis yang rajin, sejak kecil Rara sudah terbiasa menyapu, ngepel, mencuci piring, mencuci baju dan lain sebagainya.

Saat Rara sedang menyapu, tiba-tiba ada seorang yang melemparkan kulit kacang di lantai yang baru ia sapu. Rara melihat kearah orang yang melemparkan kulit kacang itu.

"Astagfirullah Saturnus. Kan itu ada kotak sampah, ngapain lo buang kulit kacang ini di lantai yang baru gue sapu sih!?" ujar Rara.

"Kan sekalian biar lo sapu dua kali." jawab Saturnus santai.

"Tapi kelakuan lo buat pekerjaan gue gak cepat selesai tau!" ketus gadis itu.

"Biarin."

Cowok itu terus melempar kulit kacang.

Rara menghela napas kesal.

"Berhenti buang kulit kacang di lantai yang udah gue sapu bangsat!" ujar Rara mulai emosi.

"Kalo gue gak mau, lo mau apa?"

"Gue akan pukul lo!" sahut Rara.

"Gui ikin pikil li." jawab Saturnus mengikuti kata-kata Rara.

"Pergi dari sini gak!?"

"Gak." jawab cowok itu.

"Saturnus!"

"Apa Rara?"

"Pergi dari sini!" usir gadis itu.

"Gak mau sih gak mau." tolak Saturnus.

"Cepat pergi lo dari sini setan!" lagi-lagi Rara mengusir.

"Gue akan pergi dari sini. Tapi ada syaratnya." ucap Saturnus.

"Syarat apa sih."

Cowok itu mulai mendekat ke Rara.

"Lo harus nurutin apa yang gue mau." tutur Saturnus.

"Gak bakalan gue mau!" tolak gadis itu.

"Ya udah. Gue akan terus buang kulit kacang di lantai yang udah lo sapu. Biarin lo gak selesai selesai piket nya. Terus lo di marahin sama guru, nanti di hukum lagi." cerocos Saturnus menakut nakuti Rara.

"Ya udah iya iya!" ucap Rara yang harus terpaksa mengikuti kemauan cowok menyebalkan itu.

"Oke. Dan sekarang, sini gue bantu lo piket. Kasian gak selesai-selesai dari tadi." ujar Saturnus yang ingin membantu gadis itu.

Ada apa dengan Saturnus? Dulu dia tidak mau membantu kaum hawa manapun. Dan sekarang? Cowok itu ingin membantu Rara menyapu? Apakah Saturnus ada rasa dengan Rara?

"Ehem," ucap Galang berdehem di depan pintu kelas.

Rara dan Saturnus pun melihat kearah pintu. Ternyata sudah ada Raka, Galang, dan Alvian.

"Acieeee, ada yang lagi berduaan nih." sahut Alvian.

"Gak baik berduaan di kelas yang sepi. Nanti ada orang ketiga, yaitu setan." sambung Raka.

"Iya setannya kalian bertiga!" jawab Saturnus.

"Raden mana?" tanya Rara.

"Ada di kantor, tadi dia di panggil sama Bu Dian." balas Alvian.

Kini pandangan Raka tertuju pada Saturnus yang tangannya memegang sapu.

"Sat, lo piket?" ucap Raka.

"Wih si BangSat udah mau piket." sahut Galang.

"Sejak kapan lo berubah?" tanya Alvian.

"Ya elah Al, lo gak tau aja. Sejak Rara masuk di SMA ini si BangSat jadi banyak perubahannya tau." ujar Galang.

"Iya ya, wah Ra lo the best deh. Udah bisa ngeluluh-in hati beku si Saturnus." sambung Alvian.

"Apa jangan-jangan kalian pacaran ya!?" tebak Raka.

"Apaan sih. Gak usah ngada ngada ya Raka! Kita gak paca-"

"Iya kita pacaran." sahut Saturnus yang memotong ucapan Rara.

"What!? Beneran!?" seru Alvian.

Saturnus hanya menganggukkan kepalanya. Dan Rara, gadis itu merasa geram. Ingin sekali ia mencakar cakar mulut Saturnus yang mengada ngada.

"Kapan jadian? Kok kita gak tau." tanya Galang.  .

"Barusan tadi, iya kan Ra?"

"Nggak! Itu bohong kok, gue sama Saturnus gak paca-"

Lagi-lagi ucapan Rara di potong.

"Halah Ra, udah sih gak usah malu-malu. Kita dukung kok kalo kalian pacaran." timpal Raka.

"Tapi gue sama dia gak paca-"

"Rara nih malu-malu ya." sahut Alvian.

"Ra jangan malu lah." ujar Raka.

"Gue gak malu. Tapi emang gue sama si BangSat gak pacaran anying."

"Ya udah, karena kalian sudah jadian. Maka Saturnus harus traktir kita makan okey?" kata Galang.

"Beres itu mah, iya gak sayang?" jawab Saturnus sambil merangkul pundak gadis itu.

"Hehe, iya." ucap Rara sambil melirik tajam kearah cowok itu. 

🌺🌺🌺

Saat ini adalah jam istirahat, tentunya jam istirahat adalah jam yang paling menyenangkan bagi siswa-siswi. Rara sedang berjalan menelusuri koridor sekolah, harap harap dirinya tak bertemu dengan cowok itu. Siapa lagi kalau bukan si BangSat?

"NENG RARA TUNGGU ABANG DONG!" teriak seorang cowok dari arah belakang.

Rara berhenti. Ia mengenali suara itu.

"Haduh, itu kaya suaranya si BangSat." guman nya.

"WOY RARA! ABANG DATANG," teriaknya lagi.

Rara pun langsung berlari, ia tak mau ketemu dengan Saturnus. Cowok paling menyenangkan baginya.

"Lah, kok lari? Di kira setan apa gue?" ujar Saturnus. "Rara tunggu!!!!!!!" lanjutnya berteriak.

Gadis itu terus berlari, tak peduli dengan siswa-siswi yang melihatnya. Saat berlari, salah satu kaki siswi itu sengaja menghalangi jalan Rara. Sehingga ia pun harus terjatuh.

Brugh.

"Aw...."

"Ups, jatuh ya? Kasian." ucap Aletta.

"Makanya udah gede jangan main lari lari-an." timpal Febry.

"Astaga Rara!" ucap Saturnus yang melihat Rara terjatuh. Cowok itu langsung menghampiri Rara.

"Ra lo gak papa kan? Ada yang luka gak?" tanya Saturnus. "Sini gue bantu lo berdiri." lanjutnya yang menarik tangan Rara untuk membantunya berdiri.

"Sat, lo ngapain sih bantuin dia?" ujar Aletta.

"Suka hati gue dong!" jawab Saturnus ketus.

"Lo aneh Sat. Dulu lo gak pernah kaya gini? Dan sekarang kenapa lo bisa baik sama cewek!?"

"Iya, sejak Rara datang lo jadi beda." sahut Febry.

"Emang kenapa!? Gak boleh?"

"Ya bukannya gak boleh. Tapi lo aneh," ujar gadis itu.

"Lo kali yang aneh!" ketus Saturnus. "Ra, kita pergi dari sini." ajak Saturnus kepada Rara.


"Sat tunggu dulu." tahan Aletta.

"Apa lagi sih!?"

"Lo suka sama dia?" tanya nya.

"Bukan urusan lo Aletta! Dan lo jangan pernah lagi mencoba untuk melukai Rara!" tegas Saturnus.

"Hati lo tuh terbuat dari apa sih Sat? Kenapa lo sama gue cuek, tapi sama dia? Lo peduli banget?" ucap Aletta.

"Terserah!" ucap cowok itu. Saturnus pun membawa Rara pergi dari situ.

"Arghhhhh. Gue benar-benar gak abis pikir sama Saturnus. Apa sih kelebihan cewek itu, sampek sampek dia peduli banget sama Rara!? Cantik aja masih cantikan gue." ujar Aletta.

"Lo kasih pelajaran aja sama Rara. Siapa tau Rara bisa menjauhi Saturnus." tutur Febry.

"Kita liat aja nanti."

🌺🌺🌺

Coba sih kalian pencet tombol bintangnya:v

Gak susah kan? Tapi kenapa kalian pelit hm. Author nangis nih hiks:v

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 175K 64
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
2.3M 125K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
676K 78.8K 10
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
964K 93.6K 51
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...