He's Dangerous

By wanodyakirana

9.7K 2.1K 7.1K

[Mature Content] "Jung, kau memang berbahaya." Nyatanya, Jeon Jungkook memang sinting. Lebih dari apa pun, Le... More

1. Comfort
2. Treason
3. Risk
4. The Plans That Failed
5. Circulation Of Money
6. Jungkook is Back
7. The Quandary
8. Who is He?
9. Hiraeth
10. Craftiness
11. Tacenda
12. Bamboozle
13. Strange
14. Peace Agreement
15. Decero: Start From Zero
16. Bae Soora's Death
17. Hidden Facts
19. He's Dangerous
20. Traitor's Neighbor
21. The Right Hand
22. Feeling Relieved
23. The Last Wedding Gift
24. Now It's All Over
25. Wherever I May Go

18. Leira Becomes A Suspect

266 41 173
By wanodyakirana

Siders, coba sesekali muncul di sini dong. Biar aku tau kalian.

---

Pada akhirnya pasangan sinting ini duduk di ruang tamu untuk membahas kasus yang sedang terjadi. Demi apa pun, perasaan gelisah melanda Leira lagi. Kali ini detak jantungnya berdetak abnormal kala Jay terus menatapnya sangat tajam, begitu mengintimidasi. Seolah-olah tuduhan pembunuhan memang terbukti benar.

Di pagi buta ini bukannya mendapatkan ketentraman malah mendapatkan tuduhan. Bahkan mereka berdua belum sempat melelapkan mata menuju dunia imajinasi. Leira saja sampai menguap dan memejam sesekali. Selelah itu memang. Apalah daya, karena harus meladeni si Jay.

Jay menuntut penjelasan ketika beberapa hasil potret dia tunjukkan kepada Leira dan Jung. Mulut Leira ternganga lebar saat melihat foto-foto yang berisi kebenaran-bagian depan mobil berlekuk, ada darah di kursi penumpang, dan box biru di dasbor.

Leira benar-benar dijebak.

"T-tapi, s-saya tidak tahu apa-apa." Leira mengelak. Bahkan berani bersumpah atas hal yang tidak ia lakukan. Namun, bukti-bukti ini mampu menyeret Leira untuk mendekam di jeruji besi selama puluhan tahun.

Leira panik bukan main, ia hendak menuju garasi untuk mengecek keadaan mobilnya sendiri. Sebab, sebelum dan sesudah pulang dari daerah Susong-dong, mobil silver itu tampak baik-baik saja. Tidak lecet, berlekuk, apalagi sampai menabrak orang.

Dan pikiran Leira terpatahkan oleh kenyataan jika mobilnya rusak. Darah bercecer di bagian kursi penumpang. Yang paling membuatnya menggeleng tidak percaya, plat mobil itu sama dengan miliknya.

Ini melebihi batas. Sumpah.

Jung tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Mengenai pertemuannya dengan Bae Soora, serius, Jung tidak jadi melakukan saran dari Namjoon. Malah mereka bercanda tawa sekaligus membicarakan hal yang membuat kondisi hati Soora membaik.

Jung juga tidak jadi meminta izin untuk merenggut nyawa sonbaenimnya itu. Tidak tega, katanya. Soal permintaannya yang terakhir, Jung meminta; agar Soora berhenti bekerja sama dengannya, sudah cukup jasa yang dia lakukan untuk membantu rencana Jung. Ia juga akan mentransfer uang yang dijanjikan kepada Soora, namun wanita itu menolak mentah-mentah. Dia ikhlas dan rela membantu Jung apa pun itu.

Makanya Jung untung dua kali lipat. Selain rencananya berhasil, ia tidak kehilangan uang ratusan juta demi membayar jasa Soora.

Masih dengan keterkejutannya, Leira tidak menyadari jikalau tangannya sudah terbogol rapat. Sontak ia membelalakkan mata. "Jay-ssi! Sumpah demi Tuhan, saya tidak tahu apa-apa. Sumpah demi Tuhan, saya tidak melakukan apa pun. Sumpah demi Tuhan, mobilku tidak seperti ini tadi." Berapa pun bersumpah, keputusan para polisi tidak akan berubah. Mutlak.

"Maaf, kami akan tetap membawa anda ke kantor polisi. Anda bisa menunjuk pengacara untuk menangani kasus anda." Jay menerangkan.

"Baiklah, tangkap saja istri saya. Saya tidak keberatan sama sekali." Leira melemparkan tatapan horror pada Jung. Sial, Jung tidak membelanya. "Sebelum itu, beri waktu saya untuk berpelukan dengan Leira. Hanya lima menit, sebagai tanda perpisahan," sambungnya.

Jay dan beberapa polisi lainnya melangkah mundur, dan Jung mendekat pada Leira-memeluk tubuh ramping itu rapat-rapat sambil mengelus surai milik Leira. Jung berbisik, "Turuti saja keinginan mereka. Kalau dipaksa jujur, jangan pernah mau. Jawab kalau kau memang tidak pernah melakukan itu. Jam satu siang nanti, kau akan bebas. Aku janji."

"Apa aku bisa mempercayaimu, Jung?!" bisik Leira.

"Untung aku masih mau membantumu setelah kau menipuku selama empat tahun ini."

Setelah itu Leira dibawa masuk ke dalam mobil polisi, dan lenyap dari pandangan Jung. Sekaligus mobil Leira sudah diderek ke tempat yang sama sebagai barang bukti.

Jung mengusak rambutnya kasar. Keadaan menjadi serumit ini, ia saja tidak menduga hal ini akan terjadi. Satu tangan menumpu bahu Jung yang membuatnya berbalik badan.

Kim Taehyung dengan raut ibahnya.

"Jung, ada masalah apalagi ini?" tanya Taehyung. Dalmi mengeratkan pelukan di lengan suaminya. Bersikap manja, tidak mau lepas.

"Ada yang menjebak Leira. Dia dituduh membunuh Bae Soora dengan menabrak sampai meninggal, lalu mayatnya digeletakkan di tepi sungai daerah Susong-dong."

Taehyung menepuk lengan Jung sambil menyunggingkan senyum tipis. "Ada yang bisa kubantu? Temanku mungkin bisa menjadi pengacara istrimu, Jung."

"Tidak perlu, aku bisa menanganinya sendiri. Masuklah dulu, kita bicarakan di dalam, takut menganggu tetangga lainnya."

Setelah menempatkan posisi duduk yang nyaman, Jung hendak pergi ke dapur untuk membuatkan mereka minum. Namun, Dalmi lebih dulu menghentikan dan menggantikan Jung. "Aku saja yang membuatkan minum. Dapurnya sebelah mana?"

"Lurus saja, di bawah tangga."

Lagi-lagi Jung mengusak rambutnya kasar diiringi dengan dengkusan kesal. Ia tidak bisa menebak atau menyimpulkan siapa yang membalas dendam dengan cara menjebak Leira. Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Fokusnya juga teralihkan, menatap kosong ke depan.

"Stay calm, bro. Apa yang kau pikirkan, huh? Ceritalah padaku."

Jung tersentak, spontan menatap kaget Taehyung. Ia mengusap wajahnya kasar sambil hela napas. "Seperti ada yang janggal, Kim. Tadi saat berangkat menuju tempat Bae Soora, mobil Leira terlihat baik-baik saja-tidak berlekuk seperti itu. Aku juga percaya, tidak mungkin Leira segaja membunuh Bae Soora."

"Kau benar-benar yakin, jika mobil Leira tidak cacat sedikit pun?"

"Yakin, kok," jawab Jung.

"Cek cctv saja kalau ada." Dalmi menimpali sambil berjalan membawakan minuman untuk mereka, lalu bergabung pada pembicaraan.

Jung nampak memikirkan sesuatu, rumah ini sama sekali tidak dipasang cctv. Kalaupun ada, pasti akan dicopot duluan oleh Jung lantaran untuk melancarkan aksi penculikannya. Ah, setidaknya Jung mengingat sesuatu penting. "Tidak ada cctv di rumah ini. Tetapi, di tiang yang ada di seberang garasiku sudah kupasang cctv seminggu yang lalu."

"Kalau begitu, cek itu saja."

Dengan kecekatan Jung berlari ke kamar untuk mengambil laptop. Di balik kesenangan Jung yang menemukan petunjuk, agaknya Taehyung bergerak gelisah sedari tadi. Dia mulai berkeringat dingin, tangannya juga meremat ujung sofa.

Seperti ada ketakutan.

Entah apa yang ada dalam pikiran Taehyung, yang pasti saat ini dia menunjukkan gelagat aneh. Tidak seperti sebelumnya yang nampak kalem sekaligus merasa iba.

Dalmi menyadari jikalau suaminya itu mulai merasa tidak nyaman di sini. Dalmi juga merasa kalau Taehyung sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Apa pun itu, Dalmi enggan bertanya. Meskipun rasa penasarannya kian membesar, namun, Dalmi bisa menahannya. Tunggu sampai Taehyung mau menceritakan kepadanya.

Dalmi hanya mampu menenangkan Taehyung dengan mengusap lengannya. "Sayang, aku tahu kau gelisah. Tetap tenang, ya? Jangan sampai membuat Jung mencurigaimu."

"Apa maksudmu?"

Dalmi mendekat ke Taehyung. "Bukan apa-apa, saat ini situasi sedang genting, kalau kau bertindak aneh, otomatis siapa pun akan mencurigaimu."

Taehyung mengambil napas dalam, memejamkan mata sejenak sekaligus menangkan tubuhnya. Dia membuka mata pelan, hampir saja kaget saat mendapati presensi Jung berada di sampingnya.

Pria itu tengah membuka laptopnya, mengecek tayangan yang terekam selama beberapa jam lalu, dimulai dari pukul setengah sebelas. Benar saja, Leira pulang pada jam itu juga. Keadaan mobil yang Jung lihat masih membaik sampai masuk ke dalam garasi. Selama setengah jam ia mengintai, tidak ada hal-hal yang mencurigakan. Kemudian disusul masuknya mobil Jung ke dalam garasi.

Nah, di saat garasi sudah tertutup rapat, di situlah ada sosok berpakaian hitam yang tengah mondar-mandir mengawasi rumahnya. Jung spontan menghentikan videonya, lalu mengamati secara teliti. Pun, menoleh kepada Taehyung. "Menurutmu, ini pria atau wanita?" tanyanya, masih memincingkan sebelah mata, menebak sosok ini siapa.

Taehyung menggigit bibir bawahnya samar. "Kalau menurutku, mungkin pria. Sebab postur orang ini lebih merujuk pada sosok pria ketimbang wanita."

"Kalau menurutmu?" tanya Jung kepada Dalmi.

Dalmi mengangguk. "Aku sependapat dengan Taehyung."

Setelah meminta pendapat dari mereka, Jung juga menyetujui jikalau sosok ini adalah pria. Ia kembali mengamati layar laptop seksama. Di sinilah muncul hal yang membuat Jung ternganga selama beberapa detik. Kaget sekaligus tidak percaya.

Saat Jung dan Leira berangkat ke tempat Soora menggunakan mobil milik Jung, beberapa menit kemudian sosok pria tersebut membawa mobil yang sama persis dengan mobil silver milik Leira. Pria itu berhenti di depan garasi, lalu membobol garasi secara pelan agar tidak menimbulkan kerusakan. Pria itu mengeluarkan mobil Leira dan mengganti dengan mobil yang dia bawa dalam keadaan berlekuk. Dalam waktu cepat dia berhasil mengganti kedua plat mobil Leira ke mobil yang sudah dia tukar.

Jung menggelengkan kepala. Takjub dengan musuhnya satu ini.

Jung menduga bahwa musuhnya pasti salah satu orang yang dekat dengannya.

Kim Taehyung dan Seo Dalmi tiba-tiba berdiri, dan berpamitan kepada Jung. Ada urusan mendadak katanya, hingga mereka harus pergi secepat mungkin. Tanpa bertanya apa pun, Jung mengiyakan kepergian mereka. Sebelum benar-benar pergi, Taehyung memeluk Jung. "Semoga orang yang menjebakmu cepat ketemu, Jeon Jungkook."

Jung hanya menanggapi dengan senyuman manis. Ia menetapkan kecurigaannya kepada orang yang sering berkunjung ke rumahnya ini atau orang yang sudah mengetahui seluk-beluk rumahnya.

Serasa ia sudah sendirian di rumah, Jung memastikan suasana menjadi hening sejenak, lalu memperhatikan sekeliling untuk mencari tatakan tempat yang terasa berbeda. Jung mengambil detektor radiasi dari dalam nakas meja untuk melacak adanya penyadap suara atau tidak yang ditaruh pria itu.

Entah, tiba-tiba saja Jung kepikiran tentang penyadap suara. Soalnya semua penyadap yang dulu ia pasang, sudah dicabut semuanya tanpa menyisahkan satu pun.

Saat Jung mendekat ke arah pilar dapur, alat itu berbunyi. Menandakan adanya penyadap suara di dalam stop kontak. Jung berjongkok-membuka stop kontak itu dengan obeng, lalu menemukan alat kecil yang menyala. Kan, itu memang penyadap suara. Dugaan Jung tidak meleset.

Jung menyunggingkan sudut bibirnya. Pun, membawa penyadap suara itu ke dapur. Menaruhnya di samping blender, dengan sengaja Jung membuat jus agar dapat menganggu pendengaran pria itu akibat suara blender yang begitu keras.

Detik berikutnya Jung mendekatkan penyadap suara ke bibirnya, meminum jus yang ia buat ala asmr dan bersendawa cukup keras. Dengan suara yang terasa sudah segar, Jung berkata, "Terima kasih telah masuk ke dalam permainanku. Aku tahu siapa kau, bro."

***

Ini nih yang membuat Leira malas menanggapi mereka, terasa buang-buang waktu saja. Polisi di sini tidak profesional. Di ruang interogasi yang seharusnya berisi antara penyidik dan tersangka, malah Leira dikelilingi oleh para polisi sekaligus detektif. Sumpah. Leira muak.

Sama halnya dengan Namjoon dulu, Leira tetap membisu kala pertanyaan yang terus terulang selama beberapa jam. Leira benci situasi saat ini. Heol, jam 1 kenapa terasa lama sekali, sih? Padahal tinggal beberapa menit lagi.

Begini, kalaupun sudah jam 1 siang nanti, jadi atau tidak-Jung belum tentu menepati janjinya untuk membebaskan Leira. Pasalnya, Leira belum bisa percaya sepenuhnya pada Jung setelah perdebatannya dini hari tadi.

Belum tentu juga Jung mau membantunya setelah dibohongi selama 4 tahun ini. Kalau dibilang terlalu kejam, itu tidak-sebab mereka sama-sama melakukan hal tidak bisa diterima oleh nalar. Jung dengan kelicikannya. Leira dengan kebohongannya. Pasangan sinting.

Alih-alih Leira merespons pertanyaan mereka, wanita itu mengalihkan pembicaraan. "Bisa pesankan saya makanan? Sedari tadi saya belum makan dan minum."

Han memutar bola mata jengah. "Anda belum menjawab pertanyaan yang kami lontarkan. Kalau salah satu dari pertanyaan kami terjawab, nanti akan kami pesankan."

"Saya mau hamburger dan air mineral saja. Saosnya sedikit, mayonaise-nya yang banyak. Ah, tomatnya satu biji saja."

Semua orang yang ada di dalam ruang interogasi berhasil dibuat kesal dan hilang kesabaran oleh Leira. Sedari tadi diam ataupun hanya sesekali menganggukkan kepala. Sekarang wanita itu meminta makanan yang jauh dari topik pembicaraan.

"Leira-ssi, bisa kembali ke pertanyaan kami?" tanya Han, sabar.

"Saya lapar, dari kemarin malam belum makan. Saya kira polisi di sini mengayomi rakyat, tapi ternyata tidak. Buktinya saya tidak diberi makanan," jawab Leira meremehkan.

Han yang sudah muak, pun menimpali ucapan Leira dengan nada sedikit meninggi. "Anda tersangka pembunuhan, bukan rakyat yang berkelakuan baik!"

"Sudah berapa kali saya bilang, kalau saya tidak tahu apa pun. Percuma jika kalian semua memaksa saya untuk mengaku, karena saya tidak akan melakukan itu. Jadi, alangkah baiknya belikan saya makanan."

Jay menengahi perdebatan mereka. "Cukup! Jangan berdebat! Han, pesankan makanan untuknya."

"Leira-ssi, tolong profesional sebagai tersangka. Jangan membuat kami pusing tujuh keliling. Cukup menjawab ya atau tidak jika kami bertanya." Jay menegaskan.

Leira mengacungkan ibu jarinya. "Baiklah. Sebagai timbal balik karena kalian sudah membelikan saya makanan, maka saya akan menjawab pertanyaan kalian."

Jay menghela napas pelan. "Bagaimana bisa kecela-" ucapan Jay terpotong saat ada yang mengetuk pintu ruangan interogasi dengan cara digedor-gedor, tidak sabaran. Tanpa menunggu perintah dari Jay, salah satu dari mereka membukakan pintu.

Leira melirik jam tangannya. Tepat pukul 1 siang-Jung datang dengan pengacara sekaligus sebuah map coklat di tangannya. Suaminya itu menepati janji. Jung benar-benar membuat Leira hampir kehilangan akal sehatnya. Sudah ditipu, kok masih mau membantu.

Usai meletakkan map di meja, Jung menyugar rambutnya sambil tersenyum ramah. "Silahkan dilihat, itu bukti cctv yang ada di luar rumah kami."

Jay mengangkat satu alis, mengambil laptop, dan mengambil flashdisk di dalam map coklat itu. Mereka semua mengamati rekaman yang dimulai pada pukul setengah sebelas, terkecuali Jung dan Leira yang tetap diam di tempat. Sesekali Han melirik Leira, masih tidak percaya dengan mobil utuh Leira saat memasuki garasi.

Baru di tengah-tengah video, kedatangan sebuah paket sukses mengejutkan semua orang di dalam ruangan sunyi ini. Box berwarna coklat dan berukuran besar mampu membuat tangan Jay tergerak untuk membukanya.

Kue berlumuran coklat plus topping buah stroberi memenuhi permukaan si kue itu. Begitu menggiurkan. Tetapi, Jay tidak minat-lebih minat pada sebuah surat yang tertempel pada boxnya. Selembar kertas yang berisi tulisan pendek.

Halo, Jay-ssi. Ini surat terakhirku yang ingin memberitahukan bahwa aku sengaja menabrak Bae Soora sampai tewas mengenaskan. Tidak perlu repot-repot untuk mencariku lagi, karena setelah surat ini sampai padamu, aku akan bunuh diri. Melompat dari salah satu gedung di Myeongdong.

D01

Jung menyeringai tipis. Leira menyadari hal itu. Namun, Leira tidak bisa menebak isi kepala Jung. Ia hanya bisa menyimpulkan, bahwa surat itu yang membuat adalah Jung sendiri. Soal bunuh diri, bisa ia tanya saat di rumah nanti.

"Saya sudah bisa dibebaskan? Bukti dan pengakuan sudah kalian dapatkan, lebih dari itu bisa kalian urus dengan pengacara yang dibawa oleh suami saya." Leira berdiri, membungkuk sesopan mungkin kepada mereka. "Kalau begitu, kami pergi dulu, Jay-ssi." Dan detik itu juga, Leira serta Jung pergi meninggalkan ruang interogasi.

Han menarik rambut frustrasi. D01 ini berhasil membuat para polisi menyerah. Terlalu rumit dipecahkan. Banyak rencana yang menjebak. Terlalu cerdik otak si D01. Begitu suka mempermainkan.

"Sonbae, haruskah kasus ini ditutup saja? Terlalu rumit untuk kita pecahkan. Lagi pula si penculik akan bunuh diri."

Jay berdiri. "Sebelum si penculik bunuh diri, kita harus mencegahnya."

[TBC]

Aduhhh, makin ribet aja nih cerita. Kira-kira siapa ya yang bunuh diri di Myeongdong?

Terus Leira dijebak sama siapa?
Ada cluenya kok di situ.

Continue Reading

You'll Also Like

4.9K 578 10
[Revision-Published] Setelah mengetahui dirinya adalah manusia yang diberi kelebihan oleh semesta, Dyona mulai mencari jati dirinya dan maksud dari s...
44.6K 2.3K 20
[π™°πš—πšπšŠπš›πšŠ πšŒπš’πš—πšπšŠ, πš”πšŽπšπšžπš•πšžπšœπšŠπš— πšπšŠπš— πš™πšŽπš—πšπš‘πš’πšŠπš—πšŠπšπšŠπš—] [DIBUKUKAN]βœ” COMPLETEβœ” Nb: Beberapa part tidak lengkap, dan hanya bisa...
1.7K 164 5
"Bisakah Shin Soyoung terus memendam perasaannya demi alasan klise yang disebut persahabatan?" Β©chiminamon2021
9.3K 648 32
|| Fanfiction || TYPOS WARNING!! MASIH DALAM RENCANA UNTUK DIREVISI. Cast : Jeon Jungkook (BTS) , Yoo Heera (oc) , Lee Jieun (IU) , etc...