My Agresion

By WattOff_07

756 316 65

Pada dasarnya manusia terlalu lemah ketika sudah menaruh kepercayaan terhadap manusia lainnya, terutama yang... More

Kesialan Buaya
Para lelaki jomblo
Dark Identity
Jeruji Rumahan
With Azkal
Game Over
Terbongkar
Sabella Or Carebella
Si Baygon
Trap Code
Successful
Perjodohan
Flashback
Gentalay
Dia Kembali!
Kematian Pertama
Kematian Kedua
Rencana Natasya
PHO?
Kematian Karakter
Keadilan Yang Sebenarnya
Carabella Point Of View

Semakin Rumit

27 12 3
By WattOff_07

Sesuai dengan namanya. "Dasar GenTayangan! Kenapa pintu ini nggak bisa dibuka?!"

Carebella masih berusaha untuk membuka pintu di hadapanya, menghiraukan rasa sakit yang menerpa kulitnya.

"Kan gue udah bilang jawab dulu pertanyaannya." Suara Genta kembali terdengar. Carrabella yang sudah kesal pun rasanya ingin membunuh orang tersebut saat ini juga. "Mimpi apa semalem bisa-bisanya gua ketemu lo. Agrrttt!" teriak Carrabella.

"Astagfirullah, lo jadi cewe ga bisa lembut dikit napa? Eh, entar deh lo beneran cewe atau jelmaan jin sih? Gue jadi ragu kalo lo beneran cewek." Carrabella yang mendengar ucapan Genta hanya bisa memejamkan mata menahan emosi.

"Mau liat lo hah! Kalo gue beneran cewek tulen!" Carebella sudah frustasi dibuatnya. Ia mengambil ancang-ancang untuk membuka bajunya. Dia sudah membuka jaket yang dia kenakkan.

"Heh! Sembarangan lo!" Genta dengan susah payah menelan ludahnya, yang terasa tersangkut di tenggorokan.

Gila saja gadis yang ada di hadapannya ini.

T-tapi lihat dikit bolehlah ya?

Ia menggeleng.

Sepertinya Genta sama gilanya dengan Carebella.

"Napa lo?! Leng-geleng kek burung hantu."

Genta masih bersandar di kursinya. Menanggapi Carebella dengan mulai serius kali ini.

"Kira-kira gimana kalo seandainya gue kasih ini ke kakak lo? Pemeriksaan macem apa ya yang bakalan lo lewati?"

Mendengar ancaman lain dari Genta, Carebella terpaku.

Jangan lagi. Ia muak melakukan pemeriksaan psikologis yang memakan waktu lama dan membosankan. Ia bahkan tidak mengerti apa kegunaan interview yang pernah dirinya jalani dulu sebelum pindah ke kota ini.

"Ck! Kalo gue tau, lo bakalan hapus buktinya, kan?" Carebella terpancing dengan yang Genta ucapkan.

Dirinya tidak bisa dikurung lagi jika sampai ketahuan secara langsung oleh Fajar.

Baiklah. Bisa jadi sekarang tebakannya akan ada yang benar.

"Jangan potong gue sampe nemu jawaban yang bener," katanya lalu berdiri sambil menunjuk pada Genta. "20!"

"Buk—"

"55!"

"1!"

"80!"

Bahkan Genta tidak diberikan kesempatan menyela. Jadi ia mendengarkan sampai gadis ini menyebut angka yang tepat.

"25! 31! 27! 76! 47! 48!"

Ia biarkan Carebella menjawab bak orang melakukan rap.

"74! 36! 93!"

"NAH!"

Lelaki itu berdiri seraya berseru.

"Apa?! Bener?" Carebella sumringah mendengarnya.

"Tadi, hampir. Yah. Lo kecepetan jadinya lupa yang keberapa yang disebutin tadi hampir bener." Genta jelas sedang menggodanya.

"Anji— ULANG-ULANG!" Carebella kesal setengah matang.

"24! 60! 90! 77! 22! 29! 81! 85!"

Begitulah. Sampai Carebella mengeluarkan hujan lokal pun, tidak ada satu pun angka yang terjawab benar.

Padahal, Genta akan berbaik hati memberikan rentang jawaban agar mudah gadis itu tebak. Misal dari rentang 70 hingga seratus, jawabannya adalah salah satu dari deret itu.

Sudahlah, biarkan gadis aneh yang ada di depannya ini mengoceh sesuka hati.

"70, 80, 85, 90, 95, 100, 105." Nampak deruan nafas Carebella yang ngos-ngosan.

Genta yang melihatnya hanya tertawa kecil. Lucu sekali gadis yang ada di depannya ini.

"Heh Baygon, berapa woi gue capek!"

"Boleh juga suara lo merdu." Genta tertawa kecil melihat wajah Carebella kesal.

Carebella menendang pintu di hadapannya, karena emosinya sudah mencapai ubun-ubun.

"Agggrrtt!" Bahkan sinar laser itu, bisa menembus kain yang ada di tubuh Carebella.

"Jangan nyiksa diri lo, pintu itu nggak akan kebuka." Genta kembali duduk lesehan di lantai.

"Sini duduk bareng gue," pinta Genta.

Carebella menghentak kakinya kasar, ia mendengus. "Tahan Carebella, jangan emosi," batin Carebella.

"Sini duduk!" Genta menarik tangan Carebella, sehingga tubuh gadis itu ikut duduk.

"Mau ngapain sih!"

Genta tidak menjawab pertanyaan Carebella, ia sibuk mengeluarkan selembar kertas putih dari balik jaketnya.

Genta menyerahkan kertas itu pada Carebella. "Nih!"

Carebella enggan mengambilnya. "Apa itu?"

"Surat nikah kita," canda Genta. Ia juga menyerahkan sebuah pena.

"Nggak lucu," dengus Carebella.

"Nih, ini buat lo nyari jawaban pertanyaan itu." Genta meraih tangan Carebella, dan menyerahkan benda-benda itu.

"Gue berbaik hati ngasih lo ini, karena gue tau otak lo nggak mampu mecahinnya." Genta terdengar begitu meremehkan. Carebella mencoba kebal dengan segala perilaku, tingkah, perkataan Genta yang menguji emosi.

Jika Carebella yang otaknya di atas rata-rata, mendapatkan nilai tertinggi di kampusnya saja, tidak bisa menjawab pertanyaan itu, apalagi yang di bawah Carebella.

"Cluenya, 'logika' jangan kejebak sama soal."

Carebella memutar bola matanya jengah. "Berasa lagi ulangan gue," gumamnya.

Tidak menolak, Carebella mulai menulis angka demi angka yang dikirim oleh Genta tadi.

Lama sudah Genta menunggu Carebella mencoret-coret, tapi tak ada hasil.

"Aiss, susah banget."

"Gimana?" Genta tersenyum smirk.

Carebella tidak putus asa, ia menuliskan dengan urut kembali.

'313=70
616=13
717=34
818=? '

"Maksdunya gimana, 313 kok bisa sama dengan 70? Pake rumus apa sih!" Carebella terlihat sangat tersiksa dengan angka-angka itu. Genta semakin melebarkan senyumnya.

Carebella mengusap dadanya. "Ayo lo pasti bisa, atau nggak lo akan kejebak di sini semalam ama arwah GenTayangan."

"Ini 313=70, ujung dikali ujung isinya berarti tiga dikali tiga hasilnya sembilan." Carebella mulai menyelesaikan satu persatu pertanyaannya. Gadis itu menuliskan, apa yang dia pikirkan pada lembar yang tadinya kosong, kini penuh coretan.

Genta mengamati setiap pergerakan Carebella. Pemuda itu tidak sengaja menangkap pemandangan, tangan lentik Carebella mengukir tinta. Genta bisa melihat tangan manis dan tengah Carebella tidak ada setengah.

'313 = 70
=3 × 3 = 9
=3 - 1 = 2 
= 9 - 2 = 7 -- 70'

Carebella tersenyum puas saat dia sudah menemukan jawaban, mengapa 313=70.

Ia memberikan Genta tatapan mematikan. Carebella jadi menghabiskan energinya hanya untuk menghitung. Padahal ia belum makan sama sekali hari ini.

"Kalo gitu, gue bisa keluar, kan? Cepet buka pintunya. Kalo nggak, gue pites juga lo!" Carebella berdiri lalu mengacungkan alat tulisnya pada wajah Genta.

Ia bisa saja menusuk bola mata lelaki ini kalau dipermainkan lagi

"Woah!" Tangannya berada di sisi kepala, tanda menyerah. Tapi bahkan wajahnya tidak memperlihatkan ia ketakutan.

Justru merasa lucu, Genta tertawa kecil. "Jangan dong. Ahahahaha."

Berada satu tempat dengan Carebella merasa perutnya tergelitik. Ia senang. Seperti hiburan untuknya.

"Lo lupa? Masih ada yang mesti lo beresin lagi."

Carebella yang semula tampak sangar kemudian mengingat lagi apa yang belum ia kerjakan.

Ia salah mengerjakan.

Carebella lemas seketika.

"Sumpah, gue pengen remes jantung lo lama-lama."

"Yang harus lo cari itu
818 sama dengan berapa?"

"Bacot!" amuk Carebella kembali duduk dan mengerjakan. Setidaknya ia mulai mengerti bagaimana cara kerja perhitungannya.

818 = ?
= 8 × 8 = 64
= 8 - 1 = 7
= 64 - 7 = 57 -- 75

"Kalo sampe salah, gue sobek otak tuh anak." Ia menggerutu selama mengerjakannya kemudian menyerahkan pada Genta hasil akhirnya.

•••
Hai!! Selamat datang di Part 11 with kelompok 3, jangan jadi silent reader's yaa^^.

-Roseana
-Artika
-Della
-Rizki Dian
-Nayla

Salam Sayang❤️.

Continue Reading

You'll Also Like

207K 18.8K 35
"Peperangan diantara para belalang adalah pesta bagi kelompok burung gagak." Kematian anggota klub renang bernama Danu yang dinyatakan polisi sebagai...
13.7K 1.1K 17
~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~ Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang...
ARGENZIOSZ [END] ✔ By Amd.L

Mystery / Thriller

144K 8.3K 29
[ Just Brothership! ] ‼️Tahap Revisi "Uzel sayang kalian," Celetuk pemuda manis dengan tangan yang memeluk tubuh sang daddy erat, namun matanya bergu...
24.3K 2.5K 6
{OCEAN SERIES 4} Stefano de Luciano Oćean, pria berkuasa yang memiliki segalanya. Darah seorang Oćean yang mengalir dalam tubuhnya, membuatnya tumbuh...