NAHWU QULUB Mengungkap Makna...

Par MahmudAbdulhafidz

3.8K 287 24

Ilmu nahwu bukan saja memelihara lisan dalam mengucapkan bahasa arab, tetapi ilmu nahwu juga di bekali dengan... Plus

DAFTAR ISI
Kunci kesuksesan melalui filosofi tashrif istilah
Definisi Manusia di dalam ilmu nahwu
Mengenal Jati diri " Menurut syeikh Ibnu Malik
Pesan muallif umrithi untuk generasi muda
Perubahan karakteristik manusia
Pesan Kitab Alfiyah Ibnu Malik untuk Para Perusak Bumi
Pesan kehidupan dalam bab i'rab
Adabiyah seorang murid kepada guru-nya
Teori politik ala alfiyah ibnu malik
KIAT MENUNTUT ILMU MENURUT ALFIYAH IBNU MALIK
RESEP ANTI MALAS ALA ALFIYAH IBNU MALIK
Pesan Nadzom Imrithi untuk para pemimpin
Lima Kunci Sukses dalam Alfiyah Ibnu Malik
Menjadi orang sukses melalui marfuatul asma' dan mansubatul asma'
MERAIH KEBAHAGIAAN HIDUP
Menjadi seseorang yang bermanfaat
JIKA CINTA ITU...........
Bab cinta dalam kitab Alfiyah ibnu malik
Nahwu mengajariku apa itu cinta
SYI'IR CINTA IBNU MALIK
Model model jomblo
NAHWU ASMARA
Rayuan gombal ala nahwu
CEMBURU"
Cinta yang sejati menurut ilmu nahwu
Surat Cinta untuk sang kekasih
Humor Nikah Dalam Kaidah Ushul Fiqh dan Nahwu
Jawaban Buya Hamka Saat Ditanya Allah Dibahasakan Laki-Laki
Pertarungan Sengit كان vs ليس
Kenapa tahi bisa haram
Humor Nikah Dalam Kaidah Ushul Fiqh dan Nahwu
MENGAPA AMAR SELALU DI PUKUL ZAID
KISAH KYAI KAMPUNG vs AHLI NAHWU
Masuk Surga Karena Ilmu Nahwu
Zaid artis nahwu shorof
Cerita konyol dua orang santri
Waallohu a'LAM

Falsafah Syair Alfiyah Ibnu Malik

114 5 1
Par MahmudAbdulhafidz

 

          ALFIYAH IBNU MALIK, siapapun akan mengetahuinya, anak kecil, orang dewasa, dan bahkan mingkin orang yang sudah pikun pun akan ingat tatkala disebut namanya, tak terkecuali santri yang hanya mondok musiman, demikian ini karena kemasyhurannya. ParaUlama’ mengakui Alfiyah Ibnu Malik merupakan karya yang terbaik dan terringkas bahkan terunggul dibidang ilmu nahwu. Deretan bait ilmu nahwu yang beliau lantunkan, ternyata bila dicermati  didalamnya terkandung kalamkalam penuh hikmah, falsafah dan nasehat yang mampu menyentuh ruh, jiwa hingga mendasara kedalam kalbu.
    Imam Ghozali berpendapat bahwa Alfiyah Ibnu Malik bukan merupakan kitab yang berisi fan ilmu agama. Alfiyah akan menjadi kitab fan ilmu agama apabila digunakan sebagai alat untuk membaca kitab-kitab agama, apabila tidak, maka kitab Alfiyah Ibnu Malik berisi beberapa fan ke-ilmu-an.
      Tulisan ini mencoba mengupas makna yang tersirat dari bai-bait syair Alfiyah Ibnu Malik yang didalamnya terdapat arti kiasan berupa kalam hikmah, falsafah dan nasehat kehidupan.
مَنْ تَبَحرَ فِى عِلْمٍ   وَاحِدٍ تَبَحرَ جَمِيْعَ الْعُلُوْمِ

“Baran siapa yang tabahur (menguasai secara mendetail dan mendalam layaknya lautan) terhadapsuatu ilmu (nahwu shorof), maka orang itu akan (mampu) tabaur pada semua ilmu”.

             Konon, Mbah Kyai Kholil Bangkalan Madura bila ada pertanyaan, baik dalam ilmu fikih maupun permasalahan hidup lainnya, beliau sering menjawabnya dengan nadzhom Alfiyah. Suatu ketika, ada pertanyaan yang diajukan kepada Mbah Kholil mengenai bagaimana hukumnya satu desa terdapat dua sholat jumat? Maka beliau menjawabnya langsung dengan nadzhom Alfiyah :
وَفِى اخْتِيَارِ لَا يَجِيْئُ الْـمُنْفَصِلُ ۝ اذَا اَتَى انْ يَجِيْئَ الْـمُتصِلُ
“Dalam keadaan ikhtiar (tidak sulit berkumpul), tidak boleh terpisah dengan melakukan jum’atan lebih dari satu, ketika berkumpul menjadi satu itu masih memungkinkan”.

             Bahkan jawaban seperti ini sesuai dengan teks-teks kitab fikih, lalu ampukan generasi sekarang menyingkap kearifan dan luhurnya mutiara syair Alfiyah Ibnu Malik?

فَارْفَعْ بِضَم وَانْصِبَنْ فَتْحَا وَجُرّ  ۝ كسَرًا كذَكرالله عَبْدَهُ يَسُرْ
وَاجْزِمْ بِتَسْكِيْنٍ .......................................................

“Bercita-citalah setinggi langit, dan berteriaklah yang mulia, serta rendahkanlah hatimu. Insya Alloh ﷻ dirimu akan mendapat kemudahan serta kebahagiaan dan mati dengan khusnul khotimah” Amin.
وَكلُ حَرْفٍ مُسْتَحِق لِلْبِنَا ۝ وَاْلاصْلُ فِى الْـمَبْنِى انْ يُسَكنَ
“Setiap individu hendaklah memilikijiwa yang kokoh, berpegang teguh pada kebenaran.dan pada hakekatnya keteguhan seseorang tergantung pada keistiqomahan hati, karena (banyak plin-plan merupakan ciri konyol)
” كاَلْيَاءِ وَالْكاَفِ مِنِ ابْنِى اكرْمَكَ ۝ وَالْيَاءِ وَالْهَا مِنْ سَلِيْهِ مَا مَلكَ
“Jadilah istri yang menerima adanya keadaan suami, mintalah yang ia miliki, dan didiklah anakmu sopan santun serta budi pekerti yang mulia, niscaya anakmu akan memuliakan dirimu)
وكل مضمر له البنا يجب ۝ ولفظ ما جر كلفظ ما نصب
“Setiap rahasia itu wajib disimpan. Apabila tidak dapat menyimpannya, maka akan diremehkan/tidak dipercaya. , ”
لِلرفْعِ وَالنصْبِ وَجَرنَا صَلحْ ۝كاعرف بنا فاننا نلنا المنح
“Santri intelektual yaitu santri yang mampu mengadaptasikan diri dengan keadaan sekitarnya, dengan reputasi fleksibel, bersama golongan elitokey, golongan menengah okey, golongan bawahpun okey, karena itulah santri busa hidup bahagia dimanapun ia berada”
وَقَدمِ اْلاخَص فِى اتصَالِ ۝ وَقَدمَنْ مَا شِئْتَ فىِ انْفِصَالِ
“Dahaulukanlah orang yang lebih mulia didalam pangkat, derajat, maupun umur dari pada dirimu. Setelah itu kamu boleh mendahulukan siapa saja yang kau kehendaki”
وَفِى اتحَادِ الرتْبَةِ اَلْزِمْ فَصْلًا ۝ وَقَدْ يُـــبِــيْحُ الْغَيْبُ فِيْهِ وَصْلًا
“di dalam mengadapi dilemacalon pendamping sebaiknya kau lepaskan salah satunya,
dan pilihlah yang sesuai dengan hatimu lewat jalan istikharah”

وَانْ يَكـُــوْنَا مُفْرَدَيْنِ فَاضِفْ ۝ حَــتْمًا وَالا اتْــبِعِ الذِىْ رَدِفْ
“Menurut para ulama’.... Bila sepasang suami dan istri hanya berdua saja, maka.... rengkuhlah, dan carilah pahala sebanyak-banyaknya (to the point)” “Dan bila mana dihadapanmu banyak orang, maka perlihatkanlah mawaddah
warrahmah (saling menyayangi)nya”
فَارْفَعْ بِضَم وَانْصِبَنّْ فَتْحًا وَجُر ۝ كسْرًا كذِكرُ اللّـهِ عَبْدَهُ يَسُرْ
وَاجْزِمْ بِتَسْكِــيْنٍ .............
“Rayulah dengan mesra, ajaklah untuk bergurau. Setelah keduanya takluk,baru
mulai dengan dzikir kepada Allah ﷻ supaya keduanya sama-sama merasa tenang dan nikmat dengan ridlo Allah ﷻ untuk mendapatkan anak shalih dan shalihah”
بِذَا لِـمُفْرَدٍ مُذَكرْ اشِرْ ۝ بِذِى وَذِهْ تِى تَا عَلىَ اْلانْـــــثٰى اقْتَصِرْ
“Seorang laki-laki itu diperbolehkan poligami sampai empat istri, bukan berarti mengizinkan pelampiasan sexual, akan tetapi hanya merupakan alternatif dari perzinahan dan pelacuran”.

وَمُفْرَدُا يَاتِى وَيَاتِى جُمْلةَ ۝ حَاوِيَــةً مَعْنَى الذِىْ سِيْقَتْ له

“seorang suami boleh mempunyai istri lebih dari satu, dengan syarat tidak untuk melampiaskan nafsu birahi, tetapi untuk memperbanyak keturunan yang baik jika memang mampu”.
وَاخْبَرُوْا بِاثْـــنَــيْنِ اوْ بِاكـْـثَرَا ۝ عَنْ وَاحِدٍ كهَمْ سَرَاةٌ شُعَرَاءُ
“Para alim ulama’ banyak yang mempunyai istri lebih dari satu karena mempunyai tujuan untuk memperbanyak waladun shalihah yang mampu untuk meneruskan perjuangan dakwahnya”.
وكلها يلزم بعده صله ۝  على ضمير  لائق مشتملة
“Semua wanita setelah menjalankan pernikahan pada lazimnya memiliki buah hati
(anak) yang mana anak tersebut menjadi tambahnya kasih sayang bagi suami istri, dan menjadikan kebahagiaan bagi mereka berdua”
. وَالْخَبَرُ الْجُزْءُ الْـمُتِم الْفَائِدَةْ ۝ كاالله بر وَالْايَادِى شَاهِدَةْ
“Istri itu sebagai motivator utama bagi kesuksesan suami dalam berjuang di jalan Allah ﷻ sebagaimana Allah ﷻ telah memberikan kenikmatan pada pasangan suami istri yang ideal”.
وَالْخَبَرُ الْجَامِدُ فَارِغٌ وَانْ ۝ يُشْتَقُ فَهْوَ ذُوْ ضَمِيْرٍ مُسْتَكِنْ
“Seorang yang keras kepala, tidak mau menerima pendapat orang lain, selalu mau menang sendiri itu tandanya orang bodoh (kosong akal pengetahuannya). Dan orang yang selalu lapang dada, tahu akan kondisi dan situasi, bisa tampil dengan fleksibel, itu pertanda orang yang pengetahuannya luas”.

وَلَا يَجُوْزُ اْلابْــتِدَاءُ بِالنــكِرَةْ ۝ مَالمَ تُفْدْ كعَنْدَ زَيْدٍ نَمِرَةْ

“Kita tidak boleh memutuskan perkara yang belum begitu jelas, sebelum mengetahui asal permasalahannya selagi tidak dalam keadaan terdesak.
Seorang wanita janganlah menerima lamaran laki-laki yang belum jelas identitas atau nasibnya, selagi tidak dalam keadaan terdesak untuk menghindari maksiat”.
وَهَلْ فَتٰى فِيْكمُ فَمَا حِل لنَا ۝ وَرَجُلٌ مِنَ الْكِرَامِ عِنْدَنَا
“hai santriwati...! Adakah di hatimu seorang pemuda pujaan hati? Aku tidakpunya kekasih,padahal banyak lelaki yang pandai dan ganteng di sekeliling desaku, tapi apa daya seorang perempuan tak dapat mengutarakan isi hatinya, hanyalah gejolak yang ada didalam hati”.
وَاْلاصْلُ فِى اْلاخْبَارِ أنْ تُؤَخرَ ۝ وَجَوزُوْا التقْدِيْمَ إذْ لَا ضَرَرَ
“Pada dasarnya seorang adik itu menikah setelah kakaknya, dan adik itu boleh mendahului kakaknya bila tidak menjadikan sakit hati dan telah mendapatkan izin dari kakaknya”.
وَحَذْفُ مَا يُعْلمَ جَائِزٌ كمَا ۝ تَقُوْلُ زَيْدٌ بَعْدَمَا عِنْدَكمُا
“Bagi suami maupun istri itu boleh memutuskan hubungan bila telah jelas akan cacatnya yang telah disebutkan dalam hukum syara’, Dari pihak istri boleh mencerai istrinya, dan boleh memberi khulu
’”. وَفِى جَوَابِ كيَفَ زَيْدٌ قُلْ دَنِفْ ۝ فَزَيْدٌ اسْتُغْنِيَ عَنْهُ اذْ عُرِف
“Laela bertanya kepada temannya ”Bagaimana keadaan Zaed kekasihku?” temannya menjawab “Zaed sedang sakit malarindu, tidak ada yang mampu mengobati kecuali bertemu dengan Laela”.”.

وَغَيْرُ مَاضٍ مِثْلُهُ قَدْ عَمِلَا ۝ إنْ غَيْرُ مَاضٍ مِنْهُ اسْتُعْمِلَا
“Ilmu yang belum kau pelajari itu bisa dikaji sendiri bila ilmu yang pokok telah kau kuasai serta tekun untuk memperdalamnya (seperti ilmu nahwu, shorof, balaghoh dan manthiq
ووصل ما بذالْحُرُوْفِ مُبْطِلُ ۝ إعْمَالُهَا وَقَدْيُبْقَى الْعَمَل
“Suatu pekerjaan yang tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh, bahkan dicampur aduk dengan pekerjaan lain, pastilah hasilnya tidak begitu memuaskan, seperti dalam belajar, namun ingatan tertuju pada kekasihnya terus”.
وَاَعْطِ لَا مَعْ هَمْزَةٍ اسْتِفْهَامِ ۝ مَا تَسْتَحِق دُوْنَ اْلإسْتِفْهَامِ
“Berilah kasih sayang yang sama rata pada anak-anakmu. Baik yang pandai, bodoh, yang cantik, atau yang jelek, tampan atau buruk, toh semua itu amanat dari Allah ﷻ”.
وَجَردِ الْفِعْلَ إذَا مَا اُسْنِدَا ۝ لِاثْــنَــيْنِ اوْجَمْعٍ كفَازَ الشهَدَاءَ
“Pusatkanlah pikiranmu pada satu permasalahan, sehingga kau selesaikan dengan sebaik mungkin, jangan kau campur aduk dengan yang lain, walaupun berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus masalah atau problem yang kau hadapi”.

إنْ مُضْمَرِ اسْمٍ سَابِقٍ فِعْلًا شَغَلْ ۝ عَنْهُ بِنَصْبِ لفظه اوْ الْـمَحَلْ
فَالسابِقُ انْصِبْهُ بِفِعْلٍ اضْمِرَا ۝ حَتْمًا مُوَافِقٍ لِـمَا قَدْ اظْهِرَا
“Bilamana seorang wanita mencintai seorang pria, (begitu pula sebaliknya) sedangkan pria tersebut terlanjur mencintai wanita lain, maka bagi pria yang mempunyai dua kekasih itu hendaknya memperhatikan dan menyayangi yang pertama sebagaimana yang kedua”

. وَفَصْلُ مَشْغُوْلٍ بِحَرْفِ جَر ۝ اوْ بِــاضَافَةٍ كوَصْلِ يَجْرِىْ

"Perpisahan diantara kita itu tidak akan menggoyahkan bagi kesetiaan janji kita berdua, walaupun jauh di mata namun dekat di hati

وَعُلْقَةٌ حَاصِلةٌ بِتَابِعٍ ۝ كعُلْقَةِ بِنَفْسِ اْلاسْمِ الْوَاقِعِ
“Cinta kita yang disambung dengan surat menyurat, bagi diri ini samalah artinya" dengan kehadiranmu, karena kehadiran suratmu itu bagai bayangan wajahmu yang hadir di depanku ”.
إنْ عَامِلَانِ اقْتَضَيَا فِى اسْمِ عَمَلْ ۝ قَبْلُ فَالْوَاحِدُ مِنْـهُمَا الْعَمَل
وَالثانِى اوْلىَ عِنْدَ اهْلِ الْبَصْرَةِ ۝ وَاخْتَارَ عَكسًا غَيْرَهُمْ ذَا اسْرَةْ
“Bila ada dua orang pria mencintai seorang gadis, maka bagi gadis itu harus memilih salah satunya. Boleh memilih yang pertama, karena cinta pertama itu sungguh indah untuk dikenang”.
وَاعْمِلِ الْـمُهْمَلَ فىِ ضَمِيْرِمَا ۝ تَنَازَعَاهُ وَالْــتَــزِمْ مَا اْلتُـــزِمَا
“Berilah foto pada pria yang tidak kau pilih dengan secara baik, supaya kedua pria tersebut tidak terjadi persengketaan

”. لَا اقْعُدُ الْجُبْنُ عَنِ الْهَيْــجَاءِ ۝ وَلوَ تَوَالتْ زُمَرَ اْلاعْدَاءِ

“Aku takkan putus asa dalam meraih cita-cita sejati, walaupun cobaan datang silih berganti menghadangku. Aku tidakakan duduk bertopang dagu karena pertempuran, meski menghadapi gelombang musuh yang datang silih berganti”.

وَكلُ وَقْتٍ قَابِلٌ ذَاكَ مَا ۝ يَقْبَلُهُ الـمَكاَنُ الا مُبْــهَمًا

“Setiap waktu bila digunakan seefesien mungkin, maka kita akan sadar apa arti hidup ini yang sesungguhnya, dan waktu tidak akan berarti bila digunakan seenaknya saja,kecuali hanya berlalu dengan tanpa arti”.
كرُب رَجِيْنًا عَظِيْمِ اْلاولِ ۝ مُرَوعِ الْقَلْبِ قَلِيْلِ الْحِيَلِ

“Sebagai kreativitas santri yang menjunjung tinggi integritas, agung cita-citanya, tenang hatinya, sedikit sifat dengki serta congkaknya hendaklah selalu mengharapkan Ridlo dan Rahmat Allah ﷻ dan selalu menerima apa adanya dari Allahﷻ,”

. وَوَصْلُ الْ بِذَا الْـمُضَافِ مُغْتَفِرْ ۝ انْ وَصَلتْ بِالثـــانِى كاَلْجُعْدِ الشعَرْ
اوْ بِالذِىْ لهُ اضِيْفُ الثـــانِى ۝ كـَــزَيْدٍ نِالضارِبُ رَاسِ الْجَانِى

“Pertemuan seorang lelaki (yang akan melamar) dengan perempuan itu diperbolehkan, bilamana perempuan tersebut bersama dengan seorang atau dua orang muhrim”.
وَرُبـــمَا اكسَبَ ثَانِ اولًا ۝ تَـــانِـــيْــثًـــا كاَنَ لِحَذْفٍ مُوْهَلًا
“Terkadang watak serta tabiat seseorang itu cepat sekali menular pada temannya, demikian itu bila temannya tersebut tidak kokoh dalam pendirian dan kurang akan keistiqomahan hatinya”.
وَلَا يُضَافُ اسْمٍ بِهِ اتـــحَدْ ۝ مَعْنَى وَاولْ مُوْهِمًا اذَا وَرَدْ
“Seorang santri janganlah berteman dengan hanya seorang saja untuk mengutarakan segala sesuatu permasalahan, sehingga tak menghiraukan teman yang lain. Bila memang mempunyai teman akrab, hendaknya saling menjaga antara satu sama lain”.

وَلَا تُضِفْ لِـمُفْرَدٍ مُعَرفِ ۝ ايـــا وَانْ كـَــررْتَـــهَا فَاضِفِ

“Janganlah kau mencintai seseorang dengan sepenuh hati sebelum mengetahui persis akan sifatnya, dan apabila kau telah memahami akan isi hatinya, barulah kau
mencintainya dengan kasih sayang sejati berdasarkan norma-norma hukum Islam”.
وَمَا يَلِـــىْ الْـمُضَافَ يَــاتِى خَلفَا ۝ عَنْهُ فِى اْلاعْرَابِ اذَا مَا حُذِفَا

“Santri itu menjadi generasi penerus bagi perjuangan para ulama’ di muka bumi ini, di kala ulama’ dipanggil untuk menghadap ke haribaan Allah ﷻ”.
وَالفًا سَلمْ وَفِى الْـمَقْصُوْرِ عَنْ ۝ هُذَيْلِ نِانْـــقَــلَابُـــهَا يَاءً حَسَنْ
“Orang yang lurus perilakunya sesuai dengan kriteria hukum syari’at, pastilah akan selamat dunia akhirat. Dan orang yang selalu berfikir pendek serta kurang hati-hati dalam bersikap, tentu akan terombang-ambing dengan keadaan sekitarnya”.
وَجُر مَا يَــتْبَعُ مَا جُر وَمَنْ ۝ رَاعِى فِى اْلإتْــبَاعِ الْـمَحَل فَحَسَنْ

“Orang yang selalu mengikuti jejak sifat temannya yang tidak baik, pasti akan terbawa sifat temannya tersebut bila tidak benar-benarpandai dalam menjaganya. Dan bila pandai membawa diri, bahkan bisa meluruskan sifat temannya, maka itu lebih terpuji”

واجرر اوانصب تابع الذى انخفض ۝  كمبتغى  جاه ومالامن نهض
“Rendahkanlah atau sadarkanlah orang yang selalu mengikuti hawa nafsu yang rendah seperti orang yang selalu mencari derajat dan pangkat serta haus untuk mereguk harta benda”.

وَكـُل مَا قُررَ لِاسْمٍ فَاعِلٍ ۝ يُعْطَى اَسْمَ مَفْعُوْلٍ بِلَا تَفَاضُلٍ

“Setiap orang yang melakukan suatu perbuatan, maka akan mendapat hasil yang
dikerjakannya”.

وَزَكــِـهِ تزْكِـِــيَـــةً وَاجِمَلَا ۝ اجْمَالَ مَنِ تَجَملًا تَجَملًا
وَاسْتَعذ اسْتعَاذَةً ثُم اقمْ ۝ إقَامَةً وَغَالـبًا ذَا الـــتـا لزِم

“Sucikanlah hatimu, hiasilah dirimu seperti orang yang pandai menghias dirinya dengan budi pekerti yang luhur.dan mintalah pertolongan serta lindungan pada Yang Maha Bijaksana, apabila mampu mengerjakannya Insya Alloh ﷻ akan tetap
mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat”.
صِفَةُ  اسْتُــحِسِنَ جُرِ فَاعِلٍ ۝ مَعْنَى بِـهَا الـمُشْبِـِهَةِ اسْمِ الْفَاعِلِ
وَصَوْغُهَا منْ لَازِم لحَاضرٍ ۝ كظَاهَرَ الْقَلْبِ جَميْــلِ الْظاهر
“Karakteristik santri yang selalu merendahkan diri, mampu menjadi figur bagi orang lain, memegang teguh loyalitas, stabil suci hatinya dan baik lahiriyahnya”.
وَعَمَلُ اسْمٍ فَاعِلِ الْـمُعَدى ۝ لهَا عَلىَ الْحَد الذِى قَدْ حُدا

“Usahanya orang kreatif dan selalu optimis akan keberhasilannya, pasti akan mendapatkan hasil yang gemilang dengan apa yang diusahakannya”

كـَــلنْ تَرَى فِى الناسِ مِنْ رَفِـــيْــقٍ ۝ اوْلىَ بِهِ الْفَضْلُ مِنَ الصديق

“Orang yang selalu melihat temannya dengan rasa kasih sayang, maka lebih utama dari Pada orang yang jujur.

فَالنعْتُ تَابِعٌ مُــتِم مَا سَبَـقَ ۝ بِوَسْمِهِ اوْ وَسْمِ مَا بِهِ اعْتَلقْ

“Sifat seorang anak itu tergantung pada orang tua yang mendidiknya, baik melihat
tingkah laku orang tua sendiri maupun orang disekelilingnya”.

وَلَا تَعُدْ لفْظُ ضَمِيْرٍ مُــتصِلْ ۝ إلا مَعَ اللفْظِ الذِى بِهِ وُصِلْ

“Dalam membuat karya tulis, risalah maupun surat, janganlah mengulang kata-kata yang telah disebutkan, supaya tidak terkesan kurang sistematik, kecuali untuk
menjelaskan yang sulit di mengerti”

فَاعْطِفْ بِوَاوٍ سَابِقَا وَ لَاحِقًا ۝ فِى اْلحُكمِ اوْمُصَاحِبًا مُوَافِقًا
“Pupuklah jiwa kesetiaan kawanan dengan saling mengerti satu sama lain, seia sekata dalam keadaan suka maupun duka”

وَابْنِ الْـمُعَرفَ الْـمُنَادَى الْـمُفْرَدَا ۝ عَلىَ الذِى فِى رَفْعِهِ قَدْ عُـهِدَا

“Pupuklah rasa kepercayaan diri dalam menghadapi ujian ataupun testing berdasarkan keluhuran jiwa tanpa rasa grogi dan tak terpengaruh dengan contekan”

وَاْلاكـْــثَرُ اللهُم بِالتعْوِيْضِ ۝ وَشَذ يَا اللهُم فِى قَرِيْضِ

“Hendaklah kita selalu memperbanyak doa kepada Allah ﷻ dalam menggantungkan usaha yang telah kita lakukan (era et labora), dan tidak menggunakan doa tersebut
untuk perkara yang tidak semestinya”

وَالفَا زد قَبْـلهَا مُؤَكــدَا ۝ فَعْلًا الىَ نُوْنِ اْلانَــاثِ اسْنِدَا

“Bilamana kau mencari seorang perempuan, sebelum kau utarakan isi hatimu, tumbuhkanlah rasa kepercayaan pada perempuan tersebut dengan perilaku yang terpuji”.

وَارْدُدْ حَذَفْــتَــهَا فِى الْوَقْفِ مَا  ۝ مِنْ أجْلِهَا فِى الْوَصْلِ كـَانَ عُدِمَا

“Ambillah kembali anak perempuanmu ketika dicerai oleh suaminya dalam posisi yang benar, karena betapa sakitnya hati seorang istri ketika mengenang kebersamaannya
dengan suami yang semuanya itu hanya tinggal kenangan belaka”.
فَالِفُ التـــانِـــيْثُ مُطْلقًا مَنَعْ ۝ صَرْفَ الذِى حَوَاُه كيْفَمَا وَقَعْ

“Dalam kriteria hukum syariat Islam, seorang istri tidak boleh menasarufkan (membelanjakan) harta suaminya, baik harta itu berasal dari miliknya sendiri atau milik bersama”
وَمَنْعُ عَدْلٍ مَعَ وَصْفٍ مُعْتَبَرْ۝ فىِ لفْظِ مَثْنَى وَثُـــلَاثَ وَاخَرْ
“Pada umumnya orang yang mempunyai istri lebih dari satu tidak dapat berbuat adil seratus persen kecuali orang yang benar-benar menjalankan syariat agama”.
وَاْلامْرُ إنْ كاَنَ بِغَيْرِ افْعَلْ فَلَا ۝ تَــنْصِبْ جَوَابَهُ وَجَزْمَهُ اقْبَلَا

“Seorang pemimpin bila tidak melakukan apa yang diperintahkannya, pasti tidak akan dipatuhi, bahkan sering diremehkan oleh anak buahnya, karena segala sesuatu dilihat dari realitasnya, tidak dengan pangkat, derajat maupun perkataan”.

وَالْفِعْلُ بَعْدَ الْفَاءِ فِى الرجَا نُصَبْ ۝ كـَــنَصْبِ مَا الىَ التــمَنى يَـــنْـــتَصِبْ

“Pekerjaan yang dilakukan semaksimal mungkin haruslah disertai dengan roja’ (mengharapkan pertolongan Alloh ﷻ) supaya tidak putus asa ditengah-tengah usahanya, sebagaimana orang yang selalu mengharapkan anak cucunya menjadi baik
dengan mendoakan dan memasrahkan diri pada Allah ﷻ”.
وَقَدْ يَلِــيْــهَا اسْمٌ بِفِعْلٍ مُضْمَرٍ ۝ عُلقَ أوْبِظَاهِرٍ مُؤَخرِ

“Menurut kriteria hukum Islam, seorang wanita itu kadang-kadang boleh kawin sirri (kawin gantung) asal memenuhi syarat. Akan tetapi, untuk menghilangkan asumsiasusmsi dari masyarakat yang tidak di inginkan,makalebih baik dengan cara nikah jahr (mengadakn resepsi) supaya jelas bahwa keduanya telah terjalin ikatan yang sah”.
كـَــذَا الْغِنَى عَنْهُ بِاجْنَـــبِـى اوْ ۝ بِمُضْمَرٍ شَرْطٌ فَرَاعِ مَا رَعَوْا

“Jadilah orang yang teguh dalam menentukan sikap, tidak tergoyah oleh keadaan dan rayuan, serta mantap dengan kemampuan dan milik sendiri tanpa mengharapkan
sesuatu dari orang lain dan selalu menjaga norma-norma susila”

عَـلَامَةُ التــانِــيْثِ تَاءٌ اوْالِفٌ ۝ وَفِى اَسَامِ قَدرُوا التا كـَـالْكـَــــتْفِ

“Sifat perempuan itu pada umumnya lemah lembut dan keras dalam memperoleh suatu keinginan (ambisi). Dan para ahli psikologi telah melakukan diagnosis untuk mengetahui rahasia sifat kelembutan tersebut”

وَيُعْرَفُ التــقْـدِيْرُ بِالضمِــيْرِ ۝ وَنَــحْوِهِ كـَـالرد فِى التصْغِــيْرِ

“Dan ternyata dalam diagnosis tersebut ditemukan suatu versi bahwa kelembutan seorang perempuan bisa diraba melalui hati, pandangan dan tingkah lakunya, karena pada kelembutan seorang perempuan hanyalah hiasan”.

وَالِفُ التــانِــيْثِ ذَاتَ قَصْرٍ۝ وَذَاتَ مَد نَحْوُ انْــثَى الْغَر

“Langkah wanita dalam mencapai karirnya sangatlah terbatas dibanding dengan langkah pria, dan wanita bila sudah berhasil mencapai karir di dalam usahanya, itulah wanita yang menjadi sinar  dunia”

.وَسَكنِ التــالِى غَيْرَ الْفَتْحِ اوْ ۝ خَفِيْفَهُ فَكـُــــلا قَدْ رَوَوْا

“Karena wanita di ibaratkan pohon yang bengkok, maka ajaklah istrimu untuk hidup dalam ketenteraman dengan cara meluruskan segala perilaku yang salah dan selalu memaafkan segala kesalahan serta menuntunnya ke jalan yang benar”.

وَفُعـــلٌ لِفَاعِلٍ وَفَاعِلهُ  ۝ وَصْفَـــيْنِ نَحْوُ عَاذِلٌ وَعَاذِلةْ
“Putra putri saleh salihah tidak lain hanyalah milik pasangan suami istri yang saleh dan salihah pula serta memiliki sifat yang terpuji”.
وَمِثْــلهُ الْفُعالُ فِيْـمَا ذُكِرَ ۝

“Begitu juga anak-anaknya semua bisa berhasil dan mampu memperjuangkan agama, itu pun pasti dari jerih payah pasangan saleh salihah”.

وَذَانِ فِى الْـمُعَل لَا مًا نَــذَرَا

“Dan jarang sekali anak salih salihah yang mampu menjadi penegak agama itu dihasilkan dari pasangan yang tidak baik perilakunya”.

وَقَل فِيْمَا عَيْــنُهُ الْيَا مِنْـهُمَا ۝

“Dan di zaman globalisasi ini jarang sekali pasangan yang melakukan Sunah Nabi dengan memperbanyak anak, karena pada umumnya mengikuti program KB”.
وَالِفُ التـــانِــيْثِ ذُو الْقَصْرِ مَتَى ۝ زَادَ عَلىَ اَرْبَعَةٍ لنْ يَــثْــبُــتَا

“Akal pikiran wanita itu sangatlah sempit, 1 %  dibandingkan dengan akal pikiran pria yang sampai 99 % di ibaratkan luasnya laki-laki boleh memiliki istri empat, sedangkan wanita hanya boleh memiliki satu suami saja

وَحَذْفُ يَا الْـمَنْقُوْصُ ذِى التـــنْوِيْنِ
مَا ۝ لمْ يُــنْصَبْ اوْلىَ مِنْ ثُبُوْتِ فَاعْلمَا
“Istri yang kurang ajar dan tak memenuhi haknya sebagai istri karena mempunyai simpanan laki-laki lain, sedangkan sang suami tidak mampu mengatasi dan tidak bisa di nasehati oleh siapa saja.bagi sang suami lebih baik mencerai dari pada tetap bersama dalam kancah kegundahan, keributan, kesusahan dan kekhawatiran. Dan perceraian itu merupakan alternatif terakhir

وَاي فِعْلٍ اخِرٍ مِنْهُ اَلِفْ ۝ اوْ وَاوٍ اوْيَاءٍ فَمُعْـــتَــل عُرِفْ

“Perilaku seorang hamba akan baik. Tapi ada perilaku yang cacat bila itu disebabkan karena 3 (tiga) hal penyakit hati yaitu riya', sombong dan ujub’.

وَغَيْرُ ذِى التــنْوِيْنِ بِالْعَكسِ وَفِى ۝ نَحْوِ مُرٍ لُزُوْمُ رَد الْيَا اقْـــتُــفِى

“Dan bilamana kekurangan sang istri bisa ditangani oleh suaminya sendiri dengan nasehat dan tidak mempunyai simpanan, maka selesaikan dengan cara baik-baik dan hindarilah yang merugikan pihak keduanya serta anak-anaknya”.
وَاسْمًا اَتَى وَكـُــنْيَهُ وَلقَبَا ۝ وَاخرَنْ ذَا انْ سِوَاهُ

“Memanggil nama seseorang hendaklah dengan menyebut nama asalnya, ataupun nama samaran yang pantas (kun-yah). Dan janganlah memanggil dengan nama samaran yang tidak pantas (laqob), bila memang masih ada nama asal”.

وَفُـــكَ افْعِلْ فِى التــعَجُبِ الْــــتُــزِمْ ۝ وَالْـــــتُـــزِمَ اْلادْغَامَ ايْضًا فىِ هَلُمّْ

“Hilangkanlah rasa kesombongan hatimu setelah kau merasa menguasai ilmu nahwu shorof (sintak mortologi) yang ada dalam Alfiyah Ibnu Malik. Namun satukanlah hatimu dengan Alfiyah tersebut untuk merealisasikan dalam kitab-kitab fikih, karena tiada lain tujuannya untuk mengontekstualisasikan hukum-hukum fikih di bumi tercinta yang sesuai dengan pancasila”

وَلَا تُــمِلْ مَا لمْ يَنَــلْ تَمَكــنَا ۝ دُوْنَ سِمَاعِ غَيْرَهَا وَغَيْرَنَا

Janganlah kau mencintai seseorang disebabkan seringnya bertemu (tresno jalaran soko kulino), karena pada umumnya cinta yang berdasarkan nafsu birahi seringnya berjumpa menjadikan hal-hal yang tidak diinginkan, dan lebih sakit hati bila kasihnya tak sampai hingga harus berpisah

وَانْ يُفَرعْ سَابِقٌ الا لِـمَا ۝ بَعْدُ يَكنْ كمَا لوْالا  عُدِمَا

“Dalam diagnosis ahli psikologi dalam persoalan ingatan memberikan sebuah konkuler/bukti bahwasanya satu hafalan bila tidak diulang-ulang, bahkan menambah hafalan yang baru, maka akan hilang 5% dalam tempo waktu satu jam bahkan lama-kelamaan akan hilang bagai belum dihafalkan”.

وَوَصْلُ ذِى الْهَاءِ اجِزْ بِكـُــل مَا ۝ حَركَ تَحْرِيْكَ بِنَاءٍ لزِمَا

“Sang suami itu mempunyai hak dan wewenang pada sang istri dalam mengatur aktifitas harta dan segala yang dimiliki istri,tentunya dengan didasari kasih sayang”.

وَوَصْلُهَا بِغَيْرِ تَــحْرِيْكِ بِــنَا ۝ ادِيْمَ شَذ فِى الْـمُدَامِ اسْتُحْسِنَا

“Dan bagi sang istri tidak mempunyai hak dan wewenang dalam mengatur aktifitas, harta dan lainnya kepada sang suami karena merupakan dosa besar”

وَحَرْفُ اْلاسْتِعْلَاءِ يَكـُــف مُظْــهَرًا ۝ مِنْ كسْرٍ اوْ يَا وَكـَـذَا تَـــكـُـف رَا

“Orang yang mempunyai sifat sombong dan angkuh itu akan tercegah kebebasan bergaul, baik dengan sanak kerabat maupun dengan masyarakat sekelilingnya”.

وَلَا تُــمِلْ لِسَبَبٍ لمْ يَــتــصِلْ ۝ وَالْــكـَـف قَدْ يُوْجِبُهُ مَا يَنْفَصِلْ

“Dan janganlah kau mencintai seseorang yang sekiranya orang tersebut tak mungkin dapat kau miliki, baik dalam pernyataan orang tersebut atau dari temannya, karena
akan menjadikan sakit hatimu saja”.

وَفِعْلُ امْرٍ وَمٍضِي بُـــنِــِـيَا ۝ وَاعْرَبُواٍ مُضَارِعًا إنْ عَرِيَاِ
منْ نُوْنِ تَوكيْد مُبَ اشرِ وَمنْ ۝ نُوْنِ انَاث كـَــيَرُعْنَ مَنْ فُتنْ

“Sosok muslim sejati yaitu yang mampu mempertahankan iman dan takwanya dalam pergolakan dunia modern, konsisten dengan ilmu yang telah dipelajari, mampu menggunakan ilmunya sesuai dengan situasi dan kondisi tanpa melanggar kriteria hukum juga mampu menepis gejolak jiwa”

وَفِى اخْـــتِـــيَارِ لَا يَجِـــيْئُ الْـمُتصِلْ ۝ اذَا اتَى اَنْ يَـــجِــــيْئَ الْـمُــتصِلْ

“Janganlah mencari suatu perkara yang sukar, kalau memang yang mudah sudah mencukupi sesuai dengan hadits Nabi “yassiru wala tu’assiru”.

وَاَلْعِ الا ذَاتَ تَوْكِــيْدٍ كـَــلَا ۝ تَمْرُرْ بِــهِمْ الا الْفَــتَى الا الْعُلَا

“Dan bila mana bahan yang telah dipelajari diulang-ulang terus, sehingga ingatannya
kuat/tajam, Insya Allah akan selalu membekas didalam ingatan”.
وَجُمْلةٌ اوْ شِبْــهُــهَـا الــذِىْ وُصِلْ ۝ بِهِ كمَنْ عِنْدِى الــذِى ابْـــنُهُ كـُــفِلْ
“Anak laki-laki satu atau banyak, kalau memang benar-benar anaknya sendiri (bukan hasil adopsi atau hasil zina),itu tetap mendapat warisan”.

وَكـَــذَاكَ حَذْفُ مَا بِوَصْفٍ خُفِضَا ۝ كـَــانْتَ قَاضٍ بَعْدَ امْرٍ مِنْ قَضَى

“Sebagai seorang hakim hendaklah menolak pemberian orang lain (suap) yang menjadikan rendahnya derajat dan tujuan apabila menghukum suatu perkara, hatinya tidak berat sebelah”

وَلَا يَكـُـوْنُ اسْمُ زَمَانٍ خَـــبَرًا ۝ عَنْ جُــثــةٍ وَانْ يُفِدْ فَاخْبِرَا
“Seorang suami tidak boleh menikah dengan saudara kandungnya sang istri secara bersamaan, kecuali bila sang istri telah meninggal dunia

وَنَحْنُ عِنْدِى دِرْهَمٌ وَلِـــى وَطَرْ ۝ مُلْتَـــزَمٌ فِيْهِ تَقَدمُ الْخَبَرْ

“Seorang muslim yang sudah mampu dalam harta dan perjalanannya ke Makkah, serta tidak terhalang oleh sesuatu, maka wajib baginya untuk mendahulukan hajinya”.
وَافْـــتَحْ مَعَ الْـمَعْطُوْفِ إنْ كرَرْتَ يَا ۝ وَفِى سِوَى ذَلِكَ بِالْــكسْرِ ائْـــتِــنَا

“Kajilah terus ilmu yang telah kau ketahui dengan cara musyawarah, Insya Allah akan terbuka cakrawala ilmu yang luas. Dan bila ilmu yang kau ketahui tidak digali terus, maka akan terpendam dalam -dalam”

وَيُــنْــدَبُ الْـمَوْصُوْلُ بِالذِى اشْتَـــهَرْ ۝ كبِئْرَ زَمْزَمَ يَـــلِـــى وَمَنْ حَفَرْ

“Disunahkan bersilaturrahim kepada sanak saudara, baik saudara dari arah nasab ataupun kerabat, sebagaimana disunahkannya meminum air zam-zam dan ziarah ke hijir Ismail.

وَانْ تُرِدْ بَعْضَ الذِى مِنْهُ بُـــنِى ۝ تُـضِفْ اليْهِ مِثْلَ بَعْضٍ بَـــينْ

“Bila kau menginginkan sebagian ilmu melekat dalam sanubari, maka pusatkanlah pikiranmu dalam satu tujuan (pelajaran) dan sandarkanlah hatimu selalu pada Allah, sebagaimana para Kyai yang telah mampu mengantongi berbagai ilmu dengan ketekunannya”.

وَقَائِلٌ وَاعَبْدِيَا وَاعَبْدَا ۝ مَنْ فِى النـــدَا الْيَا ذَا سُكـُـوْنٍ ابْدَى

“Bagi orang yang ditinggal mati oleh orang tua atau saudaranya,hendaklah mengucapkan istirja’ dan mendoakannya, jangan sekali-kali mengucapkan seperti orang jahiliyah dengan memanggil-manggil si maut”

وَالْفَتْــحُ نَزْرٌ وَصْلُ التــا وَاْلالِفْ ۝ بِمَنْ بِـــاثْرِ ذَابِنِسْوَةٍ كـَــلِفْ

“Sedikit sekali orang yang ter buka hatinya untuk mendalami ilmu agama dan umum, sementara hatinya selalu tertuju pada cowok/cewek, kecuali hanya sebagian kecil (ilmu) yang diperolehnya”

فَذُو الْبَــيَـانِ تَابِعٌ شِــبْهُ الصفَةْ ۝ حَقِيْقِيةُ الْقَصْدِ بِهِ مُنْكشِفَةْ

“Orang wawasan ilmunya luas, pada umumnya mampu menerapkan ilmunya sesuai dengan kondisi serta mudah memahami pendapat orang lain dan selalu berusaha menguak cakrawala ilmunya yang masih terselip tabir kebodohan”.

وَاقْرُنْ بِفَا حَتْمًا جَوَابًا لوْ جُعِلْ ۝ شَرْطًا لِانْ اوْ غَيْرِهَا لم  ينْـجَعِلْ

“Menjawab salam itu hukumnya wajib (fardlu ‘ain) bila yang ada hanya satu orang, namun bila yang diberi salam itu orang banyak,maka hukumnya fardlu kifayah”.

وَالْعِلْمَ احْكِيَـــنهُ مِنْ بَعْدِ مَنْ ۝ انْ عَرِيَتْ  مِنْ عَاطِفٍ بِـهَا اقْـــتَرَنْ

“Ceritakanlah riwayat para Nabi, Ulama’ atau pemuka masyarakat setelah mereka meninggal dunia, agar supaya menjadi suri tauladan bagi generasi penerusnya”.

وَاْلاسْمُ قَدْ خُصصَ بِالْجَر كمَا ۝ قَدْ خُصصَ اْلفِعْلُ بِانْ يَنْجَزِمَا

“Janganlah kau seperti kalimat isim yang mau mengerjakan sesuatu yang rendah menurut kacamata isim, namun berpegang teguhlah seperti kalimat fiil yang bisa hidup
istiqomah dan tak mau mengerjakan sesuatu yang tidak semestinya”.
فَقَدْ يَـــــكـُــوْنَانِ مُــنَـــكــرَيْنِ ۝ كمَا يَـــكـُـوْنَانِ مُعَرفَــــــــيْــن
“Terkadang pasangan suami istri itu dipertemukan secara kebetulan sama-sama tidak mengenalnya, dan terkadang keduanya sudah mengenal sejak kecilnya”.
فَمَنْعُهُ حِيْنَ يَسْتَوِى الْجُرْآنِ ۝ عُرْفًا وَنُـــكرًا عَادِمَــيْى بَـــيَانِ

“Seorang laki-laki tidak diperbolehkan memperistri dua perempuan kakak beradik sekaligus, baik sudah diketahui bahwa itu kakak beradik ataupun belum”.
وَخُففَتْ انْ فَقَل الْعَمَلِ ۝ وَتَـــلْزَمُ اللامُ اذَا مَا تُــهْمَلُ
“Orang yang terkena vonis penjara, bila tak banyak tingkah dalam meja hijau ataupun dalam tahanan, maka hukumannya kan diringankan”.
************************************

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

6.9K 654 17
Raja Fandricko yang meninggal akibat diracuni oleh ratunya sendiri, tiba-tiba saja jiwanya terlempar ke zaman modern, dan terbangun dalam tubuh seora...
499K 36.2K 24
[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mungkin didalam novel itu wajar. Tapi bagai...
650K 66.8K 64
KARYA ASLI BUKAN NOVEL TERJEMAHAN CERITA INI DIBUAT UNTUK DINIKMATI BUKAN UNTUK DI PLAGIAT, HARAP DIBACA DAN JANGAN DI JIPLAK.? I was kidnapped by...
62K 4.1K 32
diceritakan seorang gadis yang bernama flora, dia sedikit tomboy dan manja kepada orang" terdekatnya dan juga posesif dan freya dia Cool,posesif dia...