Game Of King||RusIndo||MafiaAU

נכתב על ידי CrowListener

14.2K 1.2K 411

Apa pendapatmu mengenai para Mafia? Jas mahal? Sepatu mengkilap? Uang tak terhitung jumlahnya? Blackcard? Pe... עוד

Family of Mafia
Aliance
Fight
That Night
Princesses Are Coming
Forgotten Idol
10 Little Soldier Boy
Royals
Far
Tired
Festival Disaster
A.G.O.T.I

Overslept

1K 93 53
נכתב על ידי CrowListener

Srak...

Srak...

Suara lidi beradu dengan tanah terdengar dari halaman belakang. Musim gugur sudah datang, daun-daun berguguran begitu saja. Ini jadwal menyapu halaman Indo, dia cukup terbiasa dengan pekerjaan macam ini. Peluh membasahi wajahnya, tangannya menggenggam erat gagang sapu. Suasana nampak sepi, banyak anak-anak ASEAN yang pergi berkencan. Hanya Indo yang tidak pergi, Malay pergi untuk menembak Nethia (yang merupakan mantan Indo), sementara Phil diajak jalan-jalan Spain. Sejauh ini yang jelas akan punya istri baru Indo, tapi dia sendiri tidak pernah berduaan dengan Russia.

Biasanya pasangan apalagi yang bertunangan akan menghabiskan waktu berdua lebih banyak daripada orang pacaran. Membicarakan pernikahan, keluarga macam apa yang akan mereka bentuk, bahkan nama anak mereka di masa depan. Indo dan Russia? Berduaan saja tidak pernah, apalagi kencan macam itu. Mereka berdua kelewat sibuk dengan tugas masing-masing, apalagi sejak ASEAN dan Soviet bekerjasama terjadi perubahan yang cukup signifikan di data saham ASEAN. Indo berulang kali jatuh tertidur didepan komputer yang menunjukkan grafik saham, tapi dia akan segera bangun dan lanjut membuat laporan, lalu bersiap menuju sekolah.

Kabar soal Ame ditemukan beredar dimana-mana, semua orang yang kehilangannya senyumnya gara-gara insiden itu mendapatkan kembali senyum mereka. Indo juga ikut senang, Canada meminta maaf padanya tadi pagi, nampaknya dia merayakan kebahagiaannya dengan berkencan, Indo melihat Ukraine yang duduk manis didalam mobil soalnya. Indo menyudahi bersih-bersih halamannya dan kembali kedalam untuk membersihkan tangannya yang kotor.

"Kami pulang!" Seruan terdengar dari dalam manor. Indo yang baru saja mencuci tangannya menoleh untuk melihat siapa yang datang.

Nampak Brunei dan Singa yang baru pergi membeli kebutuhan sehari-hari melepas sepatu mereka. Indo menatap pasangan mini itu, Singa adalah yang paling pendek diantara anak-anak cowok ASEAN, sementara Brunei yang paling kecil diantara semuanya. Mereka nampak imut.

"Ada daun tuh di kepalamu, sini." Singa mengambil sebuah daun maple yang tersangkut di jilbab Brunei.

"Makasih." Ujar Brunei yang mengecup pipi Singa sebagai hadiah.

"Itu tidak perlu tau." Singa tertawa kecil. Brunei mencubit pipinya gemas.

Indo cuma bisa mengerjapkan matanya. Dia iri. Rasanya aneh ketika melihat orang lain bisa akrab dengan pasangannya sementara dia tidak. Mungkin karena dia dan Russia saling suka secara sepihak ya? Russia bisa jadi memang menyukainya, dan dia sendiri pribadi punya perasaan pada gadis hati Siberia itu, tapi cara mereka saling menyukai yang berbeda. Russia mungkin melihat dari segi sikap Indo yang santai namun tegas disaat waktunya, dan Indo sendiri cuma sebatas cinta pandangan pertama pada kecantikan Russia yang paripurna. Pandangan mereka berdua saja berbeda, bagaimana kedepannya?

"Indo, woi, jangan ngelamun!" Singa menjentikkan jarinya didepan Indo. Dengan segera Indo buyar dari lamunannya. 

"Oh, maaf, apa kalian mau cemilan? Aku mau membuat telur gulung." Tawar Indo.

"Bolehkah? Kebetulan aku lapar." Kata Brunei dengan mata berbinar.

"Baiklah, sepiring telur gulung akan datang untuk saudaraku!" Indo berbalik dan pergi menuju dapur.

Beberapa pelayan menawarkan diri untuk membantu, tapi dia menolak. Lagipula, dia sedang diawasi, bukan oleh manusia, melainkan seekor burung hantu seputih salju. Burung hantu berkedip, lantas merentangkan sayap lebarnya dan pergi membelah langit musim gugur. Burung perkasa itu pergi kesebuah kastil tua bergaya Eropa, jauh dari kota dan dikelilingi hutan yang nampak keemasan dari atas. Cakarnya mendarat pelan di balkon salah satu kamar, seorang gadis cantik yang tak lain adalah Russia nampak menghampirinya.

"Kerja bagus." Russia melepas kalung di leher burung hantu itu. Bukan kalung biasa, itu kamera mini yang merekam gerak gerik Indo.

Russia berjalan kearah meja komputer dan menyalakannya, lantas menancapkan memori card kamera itu. Layar menunjukkan Indo yang tengah membersihkan manor sementara saudara-saudaranya pergi kencan.

"Dia tipikal cowok rajin." Russia menopang dagunya dengan tangannya "Manis sekali, dia pangeran yang rajin."

"Dia rajin karena pernah merasakan rasanya jadi pembantu." Celetuk suara berat dari belakang Russia.

Gadis itu menoleh, rupanya yang berbicara adalah Ayahnya, USSR. Lelaki paruh baya itu tersenyum pada putrinya.

"Papa tumben ke kamarku, ada apa?" Tanya Russia.

"Hanya ingin memastikan, nampaknya kau mulai dapat banyak informasi mengenainya huh?" Ujar USSR.

"Yeah, cukup banyak. Dan tadi Papa bilang dia pernah merasakan jadi pembantu? Apa dia pernah pura-pura jadi pelayan ASEAN atau semacamnya?" Russia menatap USSR dengan berbinar.

"Bukan jadi pelayan palsu, dia benar-benar pernah menjadi budak andaikata ASEAN tidak menyelamatkannya." USSR duduk diatas meja, lalu mulai bercerita "Kau mungkin tidak ingat, tapi Kakak Indo merupakan muridku, dia yang terbaik diantara teman-teman seumurannya, dia benar-benar dilatih untuk bertempur, namanya PKI. Tiga hari sebelum insiden itu, dia bercerita kalau dia punya dua adik, Indo dan Nesia, mereka berdua diibaratkan sebagai hartanya yang paling berharga--"


Waktu itu sedang musim gugur juga, USSR yang masih dikatakan muda berdiri bersisian dengan seorang pemuda gagah 17 tahun. Mereka berdua tengah melihat petani yang memanen buah-buahan musim gugur di ladang. Pemuda itu adalah PKI, gurat wajah tampannya nampak indah dibawah sunset musim gugur yang lembut.

"Tuan USSR, aku tau waktuku dengan kedua saudaraku hanya singkat, jadi boleh aku meminta satu hal padamu?" Kata PKI sambil menatap ladang dihadapannya.

"Apa itu? Katakan saja." Jawab USSR.

"Kalau aku mati nanti, kumohon dengan sangat, jaga mereka untukku, dari jauh pun tidak masalah. Anda tau sendiri saya pewaris takhta Nusantara, jadi banyak musuh yang mengincarku, dan kalau aku mati Indo yang akan menggantikan, lalu dia juga akan dibunuh, lalu Nesia, aku tidak sanggup. Aku tidak ingin bertemu mereka di surga dalam waktu singkat, aku ingin mereka menjalani kehidupan normal, bermain dengan teman sebaya mereka, dan melanjutkan garis keturunan Nusantara. Aku minta tolong pada Anda, jangan sampai mereka menyusulku."

Perkataan itu benar-benar tulus. Tanpa pikir panjang USSR menyepakatinya. Tangan mereka tergenggam erat, dan itulah pertamakali USSR melihat senyum PKI yang begitu polos, dia tidak tega senyum itu hilang. Dia tau hubungan Nusantara dengan VOC tidak bagus, dia dapat bocoran VOC hendak melakukan perlawanan.


"Tapi Papa gagal." Russia nampak kaget mendengar perkataan Ayahnya barusan.

"Eh, apa maksudnya Papa gagal?" Tanya Russia nampak tidak percaya.

"Tiga hari kemudian, Papa dikabari kalau kediaman Nusantara diserang, saat Papa tiba fajar sudah datang, kediaman mereka yang indah hancur, semuanya terbakar, anak buah Papa mencari korban di reruntuhan, sementara Papa menuju PKI yang terlihat duduk. Tapi saat aku menyentuhnya, dia sudah dingin seperti es, sebuah potongan pedang menembus tubuhnya. Tapi Papa tau dia pergi dengan tenang karena dia tersenyum, tugasnya sebagai seorang Kakak sudah terpenuhi. Seminggu kemudian Papa mendapat kabar kalau Indo bekerja sebagai pembantu di rumah Japan Empire, dia diperlakukan dengan buruk, tubuhnya kurus dan ringkih, saat itu Papa sedang kesusahan karena kekuasaan Soviet makin tidak stabil, lalu ASEAN datang dan mengambilnya." Ujar USSR,

Russia terdiam. Jadi dibalik senyuman itu ada masalalu yang kelam ya. Dia tidak pernah tau, selama ini dia mengira kematian Ibunya sudah menyakitkan, tapi ada yang lebih menyakitkan lagi. Andai dia bisa menghibur Indo.

"Kakak! Papa!" Ukraine masuk sambil tersenyum lebar.

"Kau sudah pulang, bagaimana kencannya huh?" Tanya USSR sambil membelai Ukraine.

"Menakjubkan! Aku tidak pernah sebahagia ini! Canada membuatkanku flower crown, cantik bukan?" Ukraine menunjukkan flower crown barunya yang dihias pita biru.

Lalu sebuah ide melintas begitu saja di otak Russia "Ukraine, ajari aku cara berkencan."

Lengang. USSR nampak mengerjapkan matanya sementara Ukraine melongo tidak percaya ucapan Kakaknya barusan. Ini sebuah berkah atau justru malapetaka?

"Sepiring telur gulung spesial siap!" Indo menyodorkan piring berisi telur gulung yang mengepulkan asap tipis, itu nampak sangat lezat ditambah saos dan hiasan lainnya.

"Uwaah, terimakasih Indo, kumakan ya." Brunei mencoba sepotong telur "Enaak!! Lembut sekali!! Kau memang yang terbaik!"

"Makan saja, mau kuambilkan air juga?" Tawar Indo.

"Tidak usah, aku cuma makan setengahnya kok." Jawab Brunei.

"Eh, kenapa?" Tanya Indo.

"Setengahnya untuk Singa, dia sudah mengantarku ke super market, dia pantas mencicipi ini juga." Jawab Brunei polos.

"Ooh-" Indo ber-oh pelan, lalu duduk didepan Brunei.

Cewek satu itu menatapnya dengan mata besar warna ruby-nya "Kapan kau akan pergi kencan dengan Russia?"

Pertanyaan itu sontak membuat Indo tersedak. Wajahnya memerah lantaran malu dan salah tingkah juga. Dia tidak pernah berpikiran mengajak Russia kencan.

"Ayolah, kalian berdua sudah dijodohin, ini saatnya kalian berdua mendekati satu sama lain, saling mengerti sebagai pasangan di masa depan." Ujar Brunei.

"Bukan begitunya, aku saja tidak akrab dengannya, tidak mungkin aku menelponnya dan langsung mengatakan kalau aku akan mengajaknya kencan, dia pasti kaget." Sanggah Indo.

Memalukan kalau dia ditolak.

"Oh, dia menjawabnya, nih bicara." Brunei menyodorkan HP nya.

Indo awalnya tidak paham, begitu melihat nama kontak yang ditelpon Brunei, dia langsung salah tingkah dan panik disaat bersamaan. Bagaimana tidak, Brunei menelpon Russia dengan alasan Indo lupa password wifi jadi dia minta tolong padanya.

"привет, Indo kau disitu?" Suara merdu itu terdengar.

Jantung Indo berdegup, dia melirik kearah Brunei yang memberi kode lakukan saja. Baiklah, apa boleh buat?

"Russia, malam ini kau kosong?" Tanya Indo berusaha terdengar tenang.

"да, kenapa memangnya?" Jawab Russia.

"Mau pergi bareng? Kudengar ada pasar malam jadi bagaimana kalau kita kesana bareng? Aku akan menunggumu disana, pulangnya aku akan mengantarmu." Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Indo bagaikan air.

"Tentu saja, aku akan kesana, terimakasih sudah mengajakku, bye."

Panggilan berakhir, Indo bergetar ditempatnya berdiri, wajahnya bisa disandingkan dengan tomat. Sangat kontras.

"Semangat!" Seru Brunei.

"Kenapa nih?" Malay tiba-tiba muncul sambil membawa sekardus Milo.

"Indo mau kencan sama Russia!" Jawab Brunei cepat sebelum Indo bisa menjawab.

"HAH!? APA!!?" Seru Malay tidak percaya.

Alhasil, satu ASEAN heboh. Malay men-chat semua anak-anak ASEAN via WA dan kabar itu langsung tersebar dimana-mana. Indo cuma biasa saja, mereka yang sibuk.

"Nih, bajumu sudah di setrika!"

"Mau ku sewain aja tempatnya?"

"Nih list wahana romantis."

"Kalau mau ajak dia makan ajak ke cafe yang ini aja, romantis banget dijamin."

"Sini-sini, biar ku tata rambutmu!"

Indo cuma bisa pasrah. Ini merupakan momen spesial bagi anak-anak ASEAN, mereka mendadani Indo setampan mungkin, dan siapa sangka hasilnya benar-benar wah. Rambut Indo disisir ke samping dan agak berombak, T Shirt putih dan jaket kulit hitam, jam tangan silver, celana jeans dan sepatu boot hitam, jangan lupa kalung emas dengan bandul garuda. Mereka menghidupkan pangeran Indo dari Nusantara.

"Andai kau tidak di jodohkan, sudah ku kencani kau." Ujar Phil.

"Ahaha, aku nampak aneh, ini seperti orang lain." Ujar Indo sambil menatap dirinya di cermin.

"Ganteng amat sih, sana pergi, kau pasti ditungguin sama Russia, semoga lancar ya!" Viet menyemangati.

Indo tersnyum dan mengangguk. Dia pasti bisa melakukannya, bayangan menyenangkan terlintas diotaknya. Ini akan jadi sangat menyenangkan, kota pada malam hari benar-benar indah, tapi keindahan itu akan segera berakhir. Tidak ada kebahagiaan yang berlangsung selamanya, tidak ada keindahan yang bertahan selamanya, semua ada batas waktunya, dan nampaknya takdir ingin agar Indo pulang lalu tertidur.

Lampu jalanan nampak berpendar, Indo tengah berdiri di sebrang jalan dan sesekali melirik jam tangannya. Apa Russia lupa? Atau dia tiba-tiba ganti jadwal? Orang-orang berlalu didepannya, beberapa membawa pasangannya, juga keluarganya, Indo tersenyum ketika melihat pasangan dengan anak mereka yang masih kecil.

"Indo!" Seseorang memanggilnya dari sebrang jalan.

Indo menoleh, rupanya itu Russia, dia nampak cantik dengan sweater baby blue, rambut panjangnya dikuncir, senyum mengembang diwajahnya. Indo melambai, lalu tanda berjalan menyala. Indo menunggu di sisi jalan lainnya, Russia berlari kecil kearahnya.

Tapi kalian tau sendiri kan permainan ini tidak peduli pada kebahagiaan? Persetan dengan kebahagiaan, itu akan hilang.

Yang selamanya itu kekuasaan.

Apa itu kebahagiaan? Kau akan bahagia setelah berkuasa.

Maka oleh itu singkirkan semua pion lainnya, dan jadilah Raja satu-satunya.

Senyuman Indo sirna malam itu, sebuah mobil hitam melaju kencang kearah Russia dan menabraknya. Senyuman Indo berganti dengan ketakutan luar biasa. Ketakutan untuk kehilangan.

Kakinya berlari cepat kearah Russia yang tergeletak bersimbah darah, waktu menunjukkan 9 malam. Orang-orang dijalan nampak panik, beberapa memanggil polisi dan ambulans. Dengan tangan gemetar Indo menggenggam tangan Russia, manik safir itu nampak suram, seolah dia melihat kematian yang kian dekat.

"K-kumohon jangan tinggalkan aku... Ini s-salahku, harusnya aku tidak m-mengajakmu... Aku benar-benar minta maaf..." Air mata meluncur begitu saja dari manik ruby itu.

Russia tersenyum lemah dan menyentuh pipi Indo "Setelah ini mungkin aku akan tertidur, entah kapan aku bangun lagi... Tapi kumohon padamu jangan menangis... Kau satu-satunya yang boleh menduduki singgasananya Indo, tidak ada yang boleh selain dirimu... Maaf kau harus menikmati musim gugur tanpaku, aku mencintaimu... Benar-benar mencintaimu..." Lalu manik safir itu menghilang, sentuhan itu hilang dari pipi Indo yang basah oleh air mata.

Tangisan pilu itu pecah dan memenuhi atmosfer. Rasanya menyakitkan, bahkan beberapa orang ikut meneteskan air mata. 

Kenapa harus orang-orang yang kusayangi?

Kenapa harus mereka?

Kenapa bukan aku saja?

Apa ini mimpi?

Kalau iya aku ingin bangun sekarang juga

Pikiran buruk terus menghantui Indo, bahkan setelah Russia dilarikan kerumah sakit dia tetap menangis. USSR berusaha menenagkannya, dia juga sedih karena putrinya harus tertidur cukup lama dikarenakan hantaman yang cukup keras pada kepalanya, bahkan berpotensi amnesia. Tapi Indo jauh lebih sedih, dia merasa gagal. 

Gagal melindungi mereka yang menyayanginya dengan tulus. Majapahit, Zamrud, PKI, dan sekarang Russia. Semua seolah meninggalkannya, dia dan Nesia tidak terlalu akrab walau mereka saudara. Nesia terpisah dengannya sejak kejadian malam itu, Indo menyerahkan adiknya pada keluarga mantan kepala pelayan keraton, sementara dia bekerja sebagai pembantu Japan Empire. Setelah dia diambil ASEAN, Nesia rupanya sudah diasuh UNICEF, dia tidak bisa bertemu dengannya karena mereka di kota yang berbeda dan saling berjauhan. Ketika Nesia kembali dia merasa canggung, tapi dia paham kalau dia Kakaknya, dengan kata lain dia harus melindungi Nesia.

Siapapun pencipta permainan ini benar-benar tidak punya hati.

Ukraine yang baru saja turut senang dengan pacarnya juga kehilangan senyumannya. USSR juga nampak frustasi.

Sementara Indo? Dia menyiksa dirinya sendiri.

Bukan dengan cara menyayat pergelangannya.











Bahkan dengan sesuatu yang lebih menyakitkan.












Dimana dia menghancurkan dirinya sendiri dari dalam.


















Author notes_

Anj- omagad, apa yang telah kuciptakan ini? Benar-benar melenceng dari ekspetasi awalku.

Maafkan author yang kurang aqua ini, udah g ada inspirasi gara2 mental breakdown (salahku sendiri g bisa move on dr kematian Kyoujuro-)

Y intinya gt, janlup vote yak!

Next chapter: Tired








המשך קריאה

You'll Also Like

231K 17.1K 52
[ 1 ] { Terdapat beberapa Part yang ditambahkan di Chapter awal } Teman masa kecil Boboiboy sebelum pindah ke Pulau Rintis Agatsuma (Name). ⚠️ Warnin...
112K 7.3K 53
semua hal yang aku dapatkan tidak pernah baik,aku memiliki seorang appa terkadang bisa berubah kejam dan suka sekali menyiksaku,dan menjadi bahan bul...
183K 13.4K 24
"GILA! LEPAS!" Anessa memberontak namun cengkeraman itu semakin kencang dan membuat kesadaran Anessa kepada jalanan yang sekarang dia lewati hilang...
11.8K 1.3K 10
Zane Rudyard Mavendra Laki-laki berusia 19 tahun memiliki sifat bunglon atau sifat yang sering berubah-ubah kadang dingin, cuek, dan kadang pecicilan...